Anda di halaman 1dari 2

NAMA : PUTRI APRILLIA

NIM : A1A320030
PRODI : PPKN-FKIP (R002)

MATA KULIAH : HUKUM DAN KONSTITUSI


DOSEN PENGAMPU : - Drs. M Salam, M.Si.
- Priazki Hajri, M.Pd.

FAKTOR PENYEBAB TRAGEDI KANJURUHAN 1 OKTOBER 2022

Pada tanggal 1 oktober 2022, sebuah insiden penghimpitan kerumunan yang fatal terjadi
pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ada 2 faktor
utama yang diduga menjadi penyebab banyaknya korban jiwa pada bencana memilukan ini,
antara lain:

1. PT LIB Tolak Perubahan Jadwal

Penyebab yang pertama adalah PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersikeras laga Arema FC
versus Persebaya digelar pada malam hari. Sementara itu, pihak kepolisian sebelumnya telah
menyarankan agar laga kedua tim tersebut digelar sore hari. Pihak kepolisian meminta agar
jadwal pertandingan dimajukan menjadi pukul 15.30 WIB demi keamanan. Akan tetapi, PT LIB
menolak saran tersebut dan tetap melaksanakan pertandingan pada pukul 20.00 WIB.

2. Aparat Keamanan Tembak Gas Air Mata

Faktor ke 2 yang diduga kuat mengakibatkan banyaknya korban tidak lain artinya
keputusan aparat keamanan buat menembakkan gas air mata. Polisi menembakkan gas air mata
sebab para suporter anarkis. Aremania menyerang petugas kepolisian sampai menghambat
sejumlah fasilitas stadion. Lalu mereka pulang keluar pada satu titik pada pintu, kemudian terjadi
penumpukan. Pada pada proses penumpukan itulah terjadi kurang oksigen yang sang tim medis
dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada pada pada stadion kemudian juga
dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit.

Akibat insiden itu, sebanyak 134 orang dilaporkan meninggal dunia dampak patah tulang,
syok di kepala serta leher dan asfiksia atau kadar oksigen pada tubuh berkurang. Selain itu,
dilaporkan juga ada ratusan orang yg mengalami luka ringan termasuk luka berat. Jumlah
ambulans juga terbatas untuk membawa korban secepatnya ke tempat tinggal sakit. Sebagian
korban harus dibawa ke tempat tinggal sakit menggunakan truk Polisi. Tidak sedikit juga
Aremania yang ditemukan tidak bernyawa pada tribune waktu penyisiran dilakukan. Korban yg
tidak dapat penanganan medis itu dikumpulkan pada pinggir lapangan sebelum dibawa ke rumah
sakit.
TANGGAPAN SAYA DALAM TRAGEDI KANJURUHAN:

Insiden Kanjuruhan dikatakan peristiwa pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Karena
pemakaian gas air mata secara berlebihan menjadi satu dari tujuh pelanggaran HAM yang terjadi
dan tata kelola yang diselenggarakan dengan cara tidak menjalankan, menghormati dan
memastikan prinsip dan norma keselamatan dan keamanan. Terdapat tiga tersangka, Akhmad
Hadian Lukita, Abdul Haris, Suko Sutrisno dijerat dengan Pasal 359 dan/atau Pasal 360 KUHP
dan/atau Pasal 103 ayat 1 Jo Pasal 52 UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang keolahragaan. Menurut
hasil survei Indikator Politik Indonesia, Kepolisian RI (Polri) disebut yang paling bertanggung
jawab dalam tragedi tersebut, sebagaimana disampaikan oleh 39,1% responden

Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti penggunaan gas air mata ketika upaya
pengendalian massa dalam peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga
derby antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Pasalnya, penggunaan gas air mata pada
dalam stadion dilarang sang federasi sepak bola global atau FIFA.

Pada bencana Kanjuruhan itu berawal dari kekecewaan suporter tim tuan rumah yaitu
Arema, yang turun ke lapangan tanpa bisa dikendalikan oleh pihak keamanan. Bahkan, aparat
kepolisian yang tak sebanding menggunakan jumlah penonton, secara membabi buta
menembakkan gas air mata sebagai akibatnya menyebabkan kepanikan terhadap penonton yang
jumlahnya ribuan. polisi harus menyidik tuntas tragedi jatuhnya ratusan korban meninggal dunia
pada ajang sepak bola nasional. Jangan sampai proses pidana menguap begitu saja.

Lebih krusial dari tewasnya 127 suporter tersebut, Presiden Joko Widodo harus
memberikan perhatian terhadap dunia sepakbola di Indonesia yg selalu ricuh serta menelan
korban jiwa.

Ada 3 poin dalam penyelenggaraan pertandingan

 Poin yang kesatu merupakan kecenderungan persepsi pengamanan pada antara


semua stakeholder.
 Yang kedua adalah kondisi infrastruktur, ini wajib dilakukan assessment.
 Yang ketiga artinya supporter behaviour itu sendiri yg harus kita engineering

Pada konteks tragedi Kanjuruhan, 3 poin tadi belum tercapai. Letak disparitas persepsi yg
terlihat dalam peristiwa Kanjuruhan seperti stakeholder pengamanan (aparat keamanan.

Anda mungkin juga menyukai