Anda di halaman 1dari 1

Nama : I Gusti Ngurah Putu Astrawan

NIM : 2205551071

Kelas : B

Quiz KWN

Analisa Tragedi Kanjuruhan dari kacamata Pancasila dan Hukum di Indonesia

Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Malang saat pertandingan Liga 1 antara kesebelasan
Arema FC menghadapi Persebaya Surabaya menjadi salah satu tragedi mencekam dalam dunia
sepak bola Indonesia dan juga Dunia. Bagaimana tidak? Dalam tragedi tersebut banyak orang
yang meregang nyawa yaitu hingga 150 orang dan luka-luka yang korbannya bahkan lebih dan
sampai saat ini akan terus diupdate jumlah orang yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Kita turut berbela sungkawa atas kejadian yang sangat buruk itu. Dalam kacamata Pancasila dan
Hukum Indonesia tragedi tersebut sangat tidak sesuai dengan Sila ke-2 karena dalam peristiwa
tersebut sudah sampai merenggang banyak nyawa yang tentunya sudah melanggar Sila ke-2 yang
berbunyi Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Serta dalam Hukum di Indonesia peristiwa
tersebut juga sudah sangat melanggar aturan mulai dari aturan FIFA (Federasi sepak bola
Internasional) dalam hal penggunaan gas air mata yang tentunya akan memberikan Hukuman
yang berat bagi PSSI di Indonesia. Dalam kacamata Hukum Indonesia tragedi Kanjuruhan ini
adalah hal yang sudah jelas melanggar hukum, berawal dari huru-hara karena ketidakpuasan
terhadap hasil pertandingan yang sempat lepas kendali.Kemauan dan keterampilan
penyelenggara pertandingan, serta respon aparat keamanan, tentu menjadi hal pertama yang
harus diperhatikan. Yang mengejutkan dari kejadian ini adalah sebagian besar korban adalah
fans musuh, hanya fans tuan rumah (Arema FC), saat pertandingan berlangsung gersang. Penting
untuk mempertimbangkan jumlah penonton, kapasitas stadion, manajemen krisis jika terjadi
kerusuhan, waktu keadaan darurat, sistem keamanan, dll. Itu tidak bisa diabaikan sedikit pun.
Dengan begitu banyak korban, penegakan hukum adalah suatu keharusan. Namun, sangat
penting untuk menemukan akar penyebab kejadian tersebut secara ilmiah dan praktis agar tidak
terulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai