PENYUSUN:
NURUL ARRUM
MIRALE ENGKA
MICHELLE SINGAL
RIDEL SUMUAL
ZATRIA LENDO
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB 1 PEDAHULUAN..............................................................................................................
A.LATAR BELAKANG...............................................................................................................
B.RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................................................
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................
A.KESIMPULAN.......................................................................................................................
B.DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB 1
A.Latar Belakang
1. Pada tanggal 1 Oktober 2022 terjadi kerusuhan dan insiden pasca berakhimya
pertandingan sepak bola profesional Liga 1 Indonesia antara Tim Arema FC
berhadapan dengan Tim Persebaya pada pekan ke - 11 Liga 1 Periode Musim
2022 2023 di Stadion Kanjuruhan , Kabupaten Malang , Jawa Timur . Traged yang
mengakibatkan jatuh korban sebanyak 712 orang , terdiri dari 132 orang
meninggal dunia ( sampai disusunnya laporan ini ) , 96 luka berat , dan 484 luka
ringan sedang telah menimbulkan duka cita mendalam bagi korban, keluarganya,
maupun masyarakat Indonesia.
2. Jumlah korban meninggal dalam peristiwa Stadion Kanjuruhan Malang
menempati urutan kedua peristiwa tragis dalam sejarah sepak bola dunia .
Tragedi di Estadio Nacional Peru ( 328 korban jiwa ) berada pada urutan pertama
dan tragedi di Accra Sports Ghana ( 126 korban jiwa ) pada urutan ketiga ,
namun peristiwa Stadion Kanjuruhan Malang menempati rekor pertama
(kematian terbanyak ) dalam tragedi sepak bola di Indonesia dan Asia.
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, ada beberapa rumusan masalah yang bisa
dielaskan pada makalah ini, antara lain:
BAB 2: PEMBAHASAN
A.TRAGEDI KANJURUHAN
Jakarta - Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi pasca-pertandingan Arema FC vs Persebaya
pada hari Sabtu (1/10/2022). Diketahui, insiden tersebut menyebabkan seratusan korban meninggal
dunia.
Berikut ini beberapa hal yang diketahui terkait tragedi Stadion Kanjuruhan Malang sejauh ini.
Kronologi Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang meletus usai pertandingan antara Arema FC kalah 2-3
melawan Persebaya. Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menjelaskan kronologi tragedi Stadion
Kanjuruhan Malang yang terjadi pada Sabtu (1/10).
"Terkait dengan proses pertandingan tidak ada permasalahan, semuanya selesai. Permasalahan
terjadi pada saat setelah selesai, terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat tim
kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri," kata Nico dalam
konferensi pers di Polres Malang, seperti dilansir detikJatim, Minggu (2/10/2022).
Nico mengatakan karena suporter kecewa timnya kalah, mereka lalu turun ke tengah lapangan dan
berusaha mencari para pemain dan ofisial untuk melampiaskan kekecewaannya. "Oleh karena
pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak
masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain," ujarnya.
Polisi lalu menembakkan gas air mata karena para suporter anarkis. Aremania, kata Nico, menyerang
petugas kepolisian hingga merusak sejumlah fasilitas stadion.
"(Lalu) Mereka pergi keluar di satu titik, di pintu keluar yaitu kalau nggak salah pintu 10..
kemudian terjadi penumpukan. Di dalam proses penumpukan itulah terjadi.. kurang oksigen yang oleh
tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion kemudian
juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit," terang Nico.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memaparkan, tim DVI langsung melakukan proses identifikasi
terhadap seluruh masyarakat yang menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan. Untuk saat ini, kata
Sigit, berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan kab/kota, jumlah korban meninggal dunia
akibat peristiwa tersebut sekarang berjumlah 125 orang.
"Saat ini data terakhir hasil pengecekan verifikasi Dinkes jumlahnya 125, tadi 129, karena ada
tercatat ganda. Kemudian tentunya kami lakukan langkah-langkah lanjutan dengan tim DVI kemudian
tim penyidik melakukan pendalaman lebih lanjut untuk menginvestigasi secara tuntas dan nanti
hasilnya kita sampikan ke seluruh masyarakat," kata Sigit saat jumpa pers di Malang, Jawa Timur,
Minggu (10/2) malam.
Sigit menyebut, kepolisian akan melakukan pengumpulan data, fakta dan rekaman CCTV di
tempat kejadian perkara atau stadion Kanjuruhan. Hal itu merupakan gerak cepat aparat dalam
mengusut tuntas peristiwa tersebut. "Yang jelas kami serius dan usut tuntas tentunya. Ke depan terkait
proses penyelenggaraan dan pengamanan yang akan didiskusikan, akan menjadi acuan dalam proses
pengamanan," imbuhnya.
Penyebab Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Nico Afinta
mengungkap penyebab tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan para korban
meninggal dunia adalah karena penumpukan massa. "Terjadi penumpukan di dalam proses
penumpukan itulah terjadi sesak nafas kekurangan oksigen," kata Nico saat memberikan keterangan di
Mapolres Malang, seperti dilansir detikJatim, Minggu (2/10).
Kadinkes Kabupaten Malang Wiyanto Widodo menyebut penyebab korban tragedi Stadion
Kanjuruhan Malang meninggal dunia adalah karena mayoritas mengalami sesak nafas dan terinjak-
injak karena panik. Sementara Menko Polhukam Mahfud Md menegaskan tragedi Stadion Kanjuruhan
Malang bukan disebabkan bentrok antarsuporter. Melainkan korban meninggal dunia karena desak-
desakan dan terinjak. "Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter
Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut
menonton," kata Mahfud dalam akun Instagram-nya seperti dilihat detikcom, Minggu (2/10/2022).
Ejaan di tulisan Mahfud sudah disesuaikan. Pernyataan Jokowi Terkait Tragedi Kanjuruhan. Presiden
Jokowi buka suara terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Jokowi
menyampaikan dukacita dan berharap peristiwa tersebut tidak terulang kembali.
"Jngan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yg akan datang," kata Jokowi
dalam YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (2/10). Jokowi memberikan arahan khusus kepada
Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa. Jokowi ingin
korban yang dirawat mendapatkan pelayanan terbaik. "Saya telah meminta Menteri Kesehatan dan
Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di
rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik," ujar Jokowi.
Arahan khusus juga disampaikan Jokowi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Jokowi
ingin tragedi Kanjuruhan diusut tuntas. "Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan
mengusut tuntas kasus ini," kata Jokowi. Jokowi juga meminta Menpora, Kapolri dan Ketum PSSI
untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola. Selain itu, Jokowi
memerintahkan agar Liga 1 disetop sementara. "Untuk itu saya juga memerintahkan PSSI untuk
menghentikan sementara liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,"
imbuh dia.
Setidaknya sudah 135 korban Tragedi Kanjuruhan dinyatakan tewas. Masih ada sejumlah orang
dirawat intensif di rumah sakit. Belum lagi, para korban yang mengalami luka dan membekas hingga
kini. Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo
telah menerbitkan laporan. Namun itu seperti tak berarti. Kasus yang menyebabkan ratusan nyawa
melayang itu hingga kini seperti mandek jalan di tempat.
Komnas HAM menyebut peristiwa dimulai sekitar pukul 22.08.59 WIB atau kira-kira 20 menit
setelah peluit pertandingan selesai dibunyikan. Pada menit itulah gas air mata pertama ditembakkan
aparat untuk menghalau suporter di lapangan. Namun, bukan hanya di lapangan, dari rekaman yang
beredar terlihat pula gas air mata itu ditembakkan ke arah tribun penonton. Para suporter di tribun
panik, mereka berhamburan berdesak-desakan ke arah pintu keluar yang terbatas sambil menahan rasa
perih di mata. Aparat --termasuk Kapolda Jatim kala itu Irjen Pol Nico Afinta-- mengklaim gas air
mata itu ditembakkan untuk mengamankan situasi atas kericuhan suporter yang turun ke lapangan.
Nico, Minggu (2/10), bahkan mengklaim penembakan gas air mata oleh aparat sudah sesuai prosedur.
Namun, klaim itu terbantahkan baik dari temuan Komnas HAM maupun TGIPF yang laporannya
telah diserahkan ke Jokowi. Berdasarkan temuan Komnas HAM, suporter turun ke lapangan untuk
memberi semangat kepada para pemain klub sepakbola yang kalah.
Terlebih, aparat tak hanya menembak pada satu titik, mereka juga menembak ke berbagai arah,
termasuk tribun. Ada 11 tembakan gas air mata yang dilepaskan. Satu per satu gas air mata
ditembakkan, membuat stadion mengepul. Semakin banyak pula suporter yang panik. Mereka
berlarian ke arah pintu, berharap bisa menghindari gas air mata dan menyelamatkan diri. Namun,
keluar dari stadion saat itu tak mudah.
Jumlah penonton pertandingan pada malam itu melampaui kapasitas seharusnya. Komnas HAM
mencatat ada sekitar 43 ribu tiket yang terjual. Padahal, kapasitas Stadion Kanjuruhan maksimal
menampung 38 ribu orang. Ditambah, pintu stadion yang terbuka ukurannya kecil. Ada dua helai pintu
kecil yang terbuka. Masing masing mempunyai ukuran dimensi 75 cm dan tinggi 180 cm. Puluhan
ribu suporter pun harus melewati tangga yang curam dan berhimpitan untuk bisa lolos keluar dari
pintu.
Tragedi Kanjuruhan tidak hanya geger di Indonesia saja, tapi menjadi sorotan di mata dunia.
Tragedi Kanjuruhan Malang sejauh ini menjadi 'tiga besar bencana sepak bola', setelah mimpi buruk
yang terjadi di Lima, Peru pada 1964 silam dan Ghana pada 2001 lalu. Mahfud MD mengumpulkan
para pemimpin lembaga terkait di kantornya pada Senin (3/10) untuk melanjutkan arahan Jokowi atas
Tragedi Kanjuruhan. Kala itu yang terlihat ikut rapat di sana adalah Mendagri Jenderal Pol (Purn.)
Tito Karnavian), Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy
Pramono, dan Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramowardhani.Mahfud pun mengumumkan
TGIPF dengan anggota lintas sektor. TGIPF itu kemudian dipatenkan lewat Keppres 19/2022 yang
diteken Jokowi pada 4 Oktober 2022.
Tim itu pun telah menyelesaikan tugasnya, dan menyerahkan laporan setebal 124 halaman ke
Jokowi pada 14 Oktober 2022. Salah satu temuannya, TGIPF meyakini bahwa penyebab ratusan orang
berjatuhan adalah gas air mata yang ditembakkan aparat di dalam stadion. Selain itu, TGIPF juga
menyoroti peran PSSI, sebagai sebagai federasi sepakbola profesional di Indonesia. Menurut TGIPF,
PSSI tidak melakukan sosialisasi/ pelatihan yang memadai tentang regulasi FIFA dan PSSI kepada
penyelenggara pertandingan, baik kepada panitia pelaksana, aparat keamanan dan suporter.
Selain itu, PSSI juga tidak mempertimbangkan faktor risiko saat menyusun jadwal kolektif
penyelenggaraan Liga-1. Adapun beberapa rekomendasinya adalah Ketua Umum PSSI dan seluruh
jajaran Komite Eksekutif harus mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral. Selain
itu, TGIPF merekomendasikan agar proses hukum pidana bagi pihak pihak yang terbukti bersalah dan
menyebabkan ratusan korban berjatuhan terus dilakukan sampai tuntas.
Namun, tak semua rekomendasi TGIPF itu dilaksanakan sejauh ini. Padahal, TGIPF dibentuk
langsung oleh presiden dengan landasan yang jelas, yakni Keppres Nomor 19 Tahun 2022. Pakar
Hukum Tata Negara dari Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera Bivitri Susanti menilai setelah
keluarnya rekomendasi dari TGIPF, seharusnya semua pihak terkait menerima dan menjalankannya.
"Itu (rekomendasi) sebenarnya bersifat memaksa, perintah presiden sebagai kepala negara kepada
aparaturnya," kata Bivitri kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/10).
Sementara itu, investigasi Komnas HAM masih berlanjut. Lembaga itu tengah menyandingkan
hasil laboratorium dari sisa gas air mata yang ditemukan pada pakaian korban.
Akan tetapi, tragedi penuh pilu yang menewaskan 135 Aremania masih membekas bagi masyarakat
Malang, terutama keluarga korban. Terlebih, mereka hingga kini juga masih berjuang dan menuntut
keadilan kepada kepolisian atas peristiwa yang berpangkal dari tembakan gas air mata itu. Tragedi
Kanjuruhan terjadi usai berakhirnya laga antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di Stadion
Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 malam. Hasilnya, Singo Edan, julukan Arema FC tumbang atas tim
tamu Persebaya dengan skor 2-3. Kekalahan ini membuat sejumlah Aremania menumpahkan
kekecewaannya dengan berhamburan masuk ke lapangan. Aparat keamanan pun kewalahan
menghalau suporter yang masuk ke area lapangan. Situasi semakin tak terkendali ketika aparat
keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton. Tembakan gas air mata membuat
banyak Aremania berjatuhan karena panik. Ada pula yang terinjak-injak hingga sesak napas saat
hendak menyelamatkan diri. Awalnya, jumlah korban tercatat sekitar puluhan. Namun, jumlah korban
berlahan semakin banyak seiring bergantinya hari.
Dari awalnya puluhan, hingga terakhir tercatat 135 korban jiwa. Dalam penanganan hukumnya, dua
polisi ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya ialah Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang
Sidik Achmadi dan eks Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto. Namun, Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Surabaya memvonis keduanya bebas. Putusan ini dibacakan pada Kamis
(16/3/2023). Akan tetapi, vonis bebas itu dibatalkan. Oleh MA, Bambang dihukum dua tahun penjara.
Sedangkan Wahyu dihukum 2,5 tahun penjara. Selain Bambang dan Wahyu, MA juga memperberat
hukuman Ketua Panitia Pelaksana Arema FC Abdul Haris.
BAB 3: PENUTUP
A.KESIMPULAN
Tragedi stadion Kanjuruhan 2022 menunjukkan pentingnya keselamatan penonton
yang hadir harus menjadi prioritas utama untuk mencegah terjadinya insiden serupa di
masa depan. Selain itu, peningkatan sistem evakuasi dan perencanaan keadaan darurat
juga perlu ditingkatkan untuk memastikan keselamatan semua orang yang hadir di
stadion atau arena olahraga lainnya. Hal ini juga menekankan pentingnya peran
pemerintah, pengelola stadion, dan pihak terkait dalam memastikan keamanan dan
keselamatan bagi penonton dan atlet.
B.DAFTAR PUSTAKA
Laporan tentang Studi Kasus Tentang Tragedi Studion Kajuruhan 2022
Disusun oleh Nurul Arrum, Miracle Engka, Michelle Singal, Ridel Sumual, dan Zatria
Lendo.