DAFFA RAZAK
ADINDA MARDHOTILLAH FITRIADI
AULIA OKTAVIANI
DIANA AFIFAH
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
BAB 1..................................................................................................................................... iv
2.2 Tujuan................................................................................................................ vi
BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................................ x
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... xi
BAB 1
1.1 Latar Belakang
2.2 Tujuan
Akibat kerusuhan dan insiden saling injak pada tragedi ini, 125 orang
tewas dan 2 diantaranya merupakan anggota polisi. Angka itu akan naik
karena sebagian kondisi korban "semakin buruk". 17 anak mati dan 7 anak
terluka, sebagian besar berumur 12–17 tahun. Pemerintah Malang membayar
perawatan medis korban. Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta,
34 orang tewas di stadion sementara sisanya tewas di rumah sakit. Selain itu,
sekitar 180 orang juga mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit
seperti RS Wava Husada, RSK Teja Husada, RSUD dr. Saiful Anwar, dan RSUD
Kanjuruhan.
Tragedi ini menjadi tragedi dengan jumlah korban jiwa terbesar kedua
dalam sejarah sepak bola, setelah tragedi Estadio National di Peru yang
menewaskan 328 orang. Tragedi ini juga menjadi tragedi sepak bola dengan
jumah korban jiwa terbesar di Asia, bahkan di Indonesia.
Dan ada juga sila ke-5 atau sila terakhir dalam pancasila yaitu
”KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA”, nilai yang
terkandung dalam sila ini adalah Nilai Keadilan.
Kaitan sila ke-5 ini dengan kejadian kanjuruhan adalah semua korban
harus mendapat keadilannya, seperti mencari tau apa latar belakang dari
kejadian itu sehingga membuat banyak korban, menyediakan fasilitas bagi
korban seperti tenaga kesehatan dan lain-lain.
Tetapi kejadian yang tidak mereka inginkan malah terjadi, begitu penuh
sesak dan teriakan dari mereka yang ingin keluar dari stadion itu dan
lemparan gas air mata terus berdatangan membuat mata mereka tertutup dan
tidak tau arah.
Sila kedua ini kita sebagai warga negara diminta untuk memahami
bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama, sehingga kita harus saling
menyayangi satu sama lain. Kita juga harus saling menjaga dan membantu
sesama, membelakan kebenaran dan keadilan, dan bekerjasama untuk
kedamaian negara kita.
3. Persatuan Indonesia
Semoga tragedi Kanjuruhan ini tidak terjadi lagi, dan menjadi yang
terakhir khususnya dalam sepak bola untuk menata kembali masyarakat dan
pelaku lebih berbudaya dan berkeadaban.
DAFTAR PUSTAKA
https://makassar.antaranews.com/berita/431277/tragedi-kanjuruhan-dan-
penghayatan-nilai-nilai-pancasila
https://tirto.id/bunyi-isi-pancasila-makna-lambang-butir-pengamalan-sila-1-
5-f7zd
https://sultra.antaranews.com/berita/429697/tragedi-kanjuruhan-malang-
dan-gas-air-mata