Anda di halaman 1dari 11

TRAGEDI KANJURUHAN DENGAN PANCASILA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila

Dosen pengajar : M.Thaib Zakaria Dr.SH.M.H.

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
TAHUN 2021

 DAFFA RAZAK
 ADINDA MARDHOTILLAH FITRIADI
 AULIA OKTAVIANI
 DIANA AFIFAH
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas


segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Pembuatan makalah ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu


mengumpulkan dan mengkaji materi dari berbagai referensi. Kami gunakan
metode pengumpulan data ini, agar makalah yang kami susun dapat
memberikan informasi yang akurat.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan.


Begitu pula dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena
itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya.

Banda Aceh,11 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii


..................................................................................................................................................

BAB 1..................................................................................................................................... iv

1.1 Latar Belakang............................................................................................... v

2.2 Tujuan................................................................................................................ vi

BAB 2..................................................................................................................................... vii

2.1 Pembahasan.................................................................................................... viii

2.2 Makna Pancasila dan Pengamalannya.................................................ix

BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................................ x

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... xi
BAB 1
1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah landasan idiil dalam menjalankan kehidupan nasional.


Panca artinya lima dan Sila artinya dasar. Pancasila yang merupakan dasar
negara Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam segala pelaksanaan dan
penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan
perundang-undangan.

Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang
terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia
dalam penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa
penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

2.2 Tujuan

Maka tujuan penyusunannyan adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui hubungan antara pancasila di kehidupan sehari-hari

2. Mengetahui arti dari pancasila dalam kejadian di Kanjuruhan, Malang

3. Memahami arti dari sila-sila pancasila


BAB 2
2.1 Pembahasan

Tragedi Stadion Kanjuruhan 2022 adalah tragedi kerusuhan dan


insiden saling injak yg terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada
tanggal 1 Oktober 2022 yang bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila.

Tragedi kerusuhan ini dianggap sebagai musibah sepak bola terbesar


dalam sejarah sepak bola Indonesia dan Asia, serta terbesar kedua dalam
sejarah sepak bola dunia setelah tragedi Estadio National di Peru.

Putaran pertama Liga 1 musim 2022-2023 dimulai pada 23Juli 2022.


Pada pekan ke-11 berlangsung Derbi Super Jawa Timur mempertemukan dua
tim yang dianggap bersaing keras yaitu Arema dan Persebaya. Laga ini digelar
pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Diperkirakan sekitar 40.000 penonton dating dan menyaksikan laga ini. Skor
2-3 untuk kemenangan Persebaya ini bertahan hingga peluit panjang ditiup
menandai selesainya pertandingan.

Menurut versi polisi, kejadian diawali dengan Aremania turun ke


lapangan dan menyerang pemain Arema yang berjalan masuk menuju kamar
ganti pemain usai pertandingan. Polisi menyebut Aremania juga menyerang
aparat keamanan dan tak menghiraukan peringatan polisi.

Berbeda dengan versi polisi, hasil temuan Komnas HAM


mengungkapkan tidak ada penyerangan yang dilakukan oleh suporter ke
pemain Arema. Pada awalnya, Aremania yang turun ke lapangan hanya
menyapa pemain seusai laga serta menyampaikan kritik dan semangat untuk
pemain Arema. Karena massa yang semakin banyak menerobos masuk ke
lapangan, polisi akhirnya menembakkan gas air mata ke tribun penonton.
Karena aksi tersebut kepanikan penonton pun semakin bertambah. Karena
penonton berlarian menyelamatkan diri. Banyak dari mereka yang terinjak-
injak dan berdesak-desakan.
Menurut Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, penonton yang
terpusat arah larinya ke satu pintu keluar menyebabkan kekurangan oksigen.
Setelah kerusuhan tersebut, lobi pemain dan ruang ganti digunakan sebagai
pos evakuasi sementara. Pemain Arema dan pihak keamanan membantu
evakuasi korban yang masih di stadion, kemudian dibawa ke rumah sakit
menggunakan ambulans dan truk TNI.

Akibat kerusuhan dan insiden saling injak pada tragedi ini, 125 orang
tewas dan 2 diantaranya merupakan anggota polisi. Angka itu akan naik
karena sebagian kondisi korban "semakin buruk". 17 anak mati dan 7 anak
terluka, sebagian besar berumur 12–17 tahun. Pemerintah Malang membayar
perawatan medis korban. Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta,
34 orang tewas di stadion sementara sisanya tewas di rumah sakit. Selain itu,
sekitar 180 orang juga mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit
seperti RS Wava Husada, RSK Teja Husada, RSUD dr. Saiful Anwar, dan RSUD
Kanjuruhan.

Tragedi ini menjadi tragedi dengan jumlah korban jiwa terbesar kedua
dalam sejarah sepak bola, setelah tragedi Estadio National di Peru yang
menewaskan 328 orang. Tragedi ini juga menjadi tragedi sepak bola dengan
jumah korban jiwa terbesar di Asia, bahkan di Indonesia.

Mengapa kejadian di Stadion Kanjuruhan terjadi? Itu karena kita tidak


menghayati atau mengamalkan nilai-nilai pancasila. Salah satunya sila ke-2
yakni “KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB” nilai yang terkandung
dalam sila ini adalah Nilai Kemanusiaan, yang meliputi:

1. Kesadaran perilaku setiap rakyat Indonesia yang disesuaikan dengan


nilai-nilai moral yang berlaku.

2. Hak Asasi Manusia [HAM], sejatinya dimiliki seseorang ketika ia baru


dilahirkan dari rahim ibunya.

3.  Mengembangkan atau menumbuhkan sikap saling mencintai


antarsesama makhluk, atas dasar kemanusiaan.

4.  Bisa menerapkan kehidupan yang adil dan beradab.


5. Mengembangkan sikap tenggang rasa atau saling hormat
menghormati dalam hubungan sosial, baik antarinvidu maupun kelompok
masyarakat.

Begitupula dengan kejadian ini, sebagai sesama manusia yang hidup di


Negara yang merdeka kita tidak boleh saling merendahkan atau saling
menghancurkan, seharusnya saling mendukung dan saling melindungi.

Kemudian ada sila ke-3 yaitu “PERSATUAN INDONESIA”, dengan adanya


kejadian di Kanjuruhan ini, bisa menyebabkan perpecahan antara sesama
bangsa Indonesia.

Sila ke-3 ini mengandung Nilai Persatuan Bangsa yaitu pengakuan


terhadap persatuan bangsa wilayah Indonesia, wajib membela dan
menjunjung persatuan atau patriotisme, serta cinta dan bangga akan bangsa
dan negara Indonesia. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh warga
negara Indonesia yaitu melindungi bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia.

Dan ada juga sila ke-5 atau sila terakhir dalam pancasila yaitu
”KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA”, nilai yang
terkandung dalam sila ini adalah Nilai Keadilan.

Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang mengakui dan


menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dengan mengutamakan prinsip
permusyawaratan dalam lembaga perwakilan rakyat. Negara wajib menjamin
setiap warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan
penghidupan yang layak, bermartabat, dan berkeadilan.

Kaitan sila ke-5 ini dengan kejadian kanjuruhan adalah semua korban
harus mendapat keadilannya, seperti mencari tau apa latar belakang dari
kejadian itu sehingga membuat banyak korban, menyediakan fasilitas bagi
korban seperti tenaga kesehatan dan lain-lain.

Itulah beberapa sila yang berkaitan dengan Tragedi Stadion


Kanjuruhan, Malang.
Pancasila merupakan hukum dari segala hukum yang ada di Indonesia.
Oleh karena itu, kita harus mengamalkan sila-sila dari Pancasila di kehidupan
sehari-hari kita agar kejadian seperti Tragedi Stadion Kanjuruhan tidak
terulang kembali.

Bayangkan saja bagaimana keaadan di dalam stadion pada saat itu,


begitu banyak orang dari yang tua, dewasa, remaja, bahkan balita laki-laki
maupun perempuan yang menonton pada saat itu. Berkumpul untuk melihat,
mendukung dan menyemangati pertandingan antara grup sepak bola
kesayangan mereka.

Tetapi kejadian yang tidak mereka inginkan malah terjadi, begitu penuh
sesak dan teriakan dari mereka yang ingin keluar dari stadion itu dan
lemparan gas air mata terus berdatangan membuat mata mereka tertutup dan
tidak tau arah.

Banyak orangtua yang kehilangan anaknya setelah kejadian ini, trauma


untuk melihat sepak bola lagi, trauma untuk bermimpi menjadi pemain sepak
bola, trauma untuk berjaga di pertandingan sepak bola dan menjadi wasit
sepak bola apa lagi untuk menonton pertandingan sepak bola.

Karena itulah kita harus menerapkan sila-sila pancasila di kehidupan


kita. Untuk saling menghormati, melindungi, dan mendukung satu sama lain,
agar tidak terjadi perpecahan sesama bangsa Indonesia.
2.2 MAKNA PANCASILA DAN PENGAMALANNYA

1. Ketuhanan yang Maha Esa

Sila pertama ini mengartikan bahwa kita sebagai warga negara


Indonesia mempercayai dan bertakwa pada Tuhan. Tentunya ini disesuaikan
dengan agama dan kepercayaan yang dimiliki oleh masing-masing orang.
Karena itu makna dari sila ini juga berarti kita perlu saling menghormati
antar umat beragama sehingga tercipta kehidupan yang rukun.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua ini kita sebagai warga negara diminta untuk memahami
bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama, sehingga kita harus saling
menyayangi satu sama lain. Kita juga harus saling menjaga dan membantu
sesama, membelakan kebenaran dan keadilan, dan bekerjasama untuk
kedamaian negara kita.

3. Persatuan Indonesia

Sila ketiga berarti kita harus menempatkan kesatuan, persatuan, dan


kepentingan negara dari kepentingan masing-masing. Mencintai bangsa
Indonesia dan tanah air, serta bangga pada Negara. 

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Khidmat dan Kebijaksanaan

Dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sila keempat ini mengajak kita untuk tidak memaksa-kan kehendaknya


pada orang lain dan mengutamakan kepentingan negara dan orang lain.
Terkadang kita akan menemukan perbedaan pendapat.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Makna dari sila ini berarti mengembangkan perbuatan luhur dengan


cara kekeluargaan dan gotong royong, selalu bersikap adil. Selain itu kita
harus seimbang antara hak dan kewajiban dengan juga menghormati hak-hak
orang lain.
BAB 3
KESIMPULAN
Pertama, kita belum dewasa dan belum professional. Kedewasaan butuh
proses dan waktu yang cukup. Kejujuran siapapun yang terlibat penting
dijadikan penyadaran diri. Apa, bagaimana, dan mengapa kita mesti
menyelengarakan, menikmati , bermain, dan mengawal sebuah pertandingan
sepak bola.

Kedua, ternyata sepak bola berkaitan dengan kematangan psikologi


pribadi, massa, dan aparat. Karena masih ada budaya saling menyalahkan,
kurang saling terbuka, keinginan selalu menangguk keuntungan, dan jiwa
yang tidak mau bertanggung jawab dalam diri sendiri.

Ketiga, jangan sampai kepentingan ekonomi mengalahkan kepentingan


manusia. Panitia pelaksana menjual tiket dengan kapasitas berlebihan, tidak
menghiraukan pesan keamanan dan standar pengelolaan penyelenggara. Mari
belajar untuk perbaikan dan perubahan yang lebih professional.

Keempat, bahasa bisa mempengaruhi massa. Pesan-pesan bahasa yang


muncul dari mulut supporter, aparat, dan panitia pelaksana di balik pengeras
suara. Bahasa yang positif penting di pilih sebelum dikomunikasikan.
Kerusuhan bermula dari bahasa yang emosional yang tak beretika, buruk, dan
tak mencermikan bahasa cinta. Cinta sepak bola tidak boleh mengalahkan
cinta sesama manusia.

Kelima sekaligus yang terakhir, ternyata nilai-nilai Pancasila belum


menjadi nafas dalam sepak bola tanah air. Jika sudah mengamalkan nilai-nilai
pancasila maka kerusuhan di Kanjuruhan tidak akan terjadi. Akhlak mulia
adalah akar cinta sesame, pintu kesadaran masyarakat, jembatan jiwa yang
berbudi, dan kesadaran yang akan terus mengendalikan kebaikan baik dalam
pikiran maupun perbuatan.

Semoga tragedi Kanjuruhan ini tidak terjadi lagi, dan menjadi yang
terakhir khususnya dalam sepak bola untuk menata kembali masyarakat dan
pelaku lebih berbudaya dan berkeadaban.
DAFTAR PUSTAKA
https://makassar.antaranews.com/berita/431277/tragedi-kanjuruhan-dan-
penghayatan-nilai-nilai-pancasila

https://tirto.id/bunyi-isi-pancasila-makna-lambang-butir-pengamalan-sila-1-
5-f7zd

https://sultra.antaranews.com/berita/429697/tragedi-kanjuruhan-malang-
dan-gas-air-mata

Anda mungkin juga menyukai