Anda di halaman 1dari 2

Kapolri Listyo Sigit sebut tersangka tragedi Kanjuruhan Malang bisa bertambah

Kamis, 6 Oktober 2022 21:20 WIB

Kapolri Listyo Sigit sebut tersangka tragedi Kanjuruhan Malang bisa bertambah

Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa jumlah
tersangka masih dimungkinkan untuk bertambah setelah pihaknya menetapkan enam tersangka dalam
tragedi yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan.

"Kemungkinan penambahan pelaku apakah itu pelaku pelanggar etik, maupun pelaku akan kita tetapkan
terkait pelanggaran pidana kemungkinan masih bisa bertambah dan tim masih terus bekerja," kata
Listyo Sigit di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis malam.

Kapolri menjelaskan, enam orang tersangka tersebut adalah Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB)
AHL, Ketua Panitia Pelaksana AH, security officer SS, Kabagops Polres Malang WSS, Danki 3 Brimob Polda
Jawa Timur H dan Kasat Samapta Polres Malang BSA.

Menurutnya, AHL merupakan orang yang bertanggung jawab untuk memastikan setiap stadion memiliki
sertifikasi yang layak fungsi. Namun, pada saat menunjuk stadion LIB, persyaratan layak fungsinya belum
dicukupi dan menggunakan hasil verifikasi tahun 2020.

Sementara AH, yang merupakan pelaksana dan koordinator penyelenggara pertandingan yang
bertanggung jawab pada LIB, ditemukan tidak membuat dokumen keselamatan dan keamanan bagi
penonton di stadion.

"SS selaku security officer, tidak membuat dokumen penilaian risiko. Bertanggung jawab untuk dokumen
penilaian risiko untuk semua pertandingan. Dan juga, memerintahkan steward untuk meninggalkan
pintu gerbang pada saat terjadi insiden," tuturnya.

Kabagops Polres Malang WSS, lanjutnya, yang bersangkutan mengetahui terkait adanya aturan FIFA
tentang pelarangan penggunaan gas air mata. Namun, ia tidak mencegah atau melarang pemakaian gas
air mata pada saat pengamanan.
Sementara Danki 3 Brimob Polda Jatim, H dan Kasat Samapta Polres Malang BSA adalah orang yang
memberi perintah kepada anggotanya di lapangan untuk melakukan penembakan gas air mata pada
saat terjadi kericuhan pasca-pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya.

Para tersangka tersebut, disangka Pasal 359 dan Pasal 360 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),
dan juga Pasal 103 Juncto Pasal 52 UU Nomor 11/2022 Tentang Keolahragaan.

Baca juga: Enam orang jadi tersangka tragedi Kanjuruhan

Pada Sabtu (1/10) malam, terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya
Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan
sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda
lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter
tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion
Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka
ringan dan 29 orang luka berat.

Anda mungkin juga menyukai