Anda di halaman 1dari 4

KRISTUS RAJA SEMESTA

Narator: Kristus adalah Raja Semesta Alam. Ia memerintah dan merajai hati umat manusia.
Namun jauh sebelum perayaan ini ditetapkan sebagai hari raya, ada peristiwa kelam
yang melatar belakanginya. Berikut kisahnya.

Situasi medan pertempuran. Ada perang, kekacauan yang tak terkendali. Tentara mengejar
orang Kristen, menahan para imam, dan biarawan-biarawati serta umat awam. Ada
penolakan dan anti klerus.

Adegan 1: Umat merayakan Ekaristi dan dipimpin oleh seorang imam.

Imam : “Dalam Nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus”

Umat : Amin.

Imam : Saudara terkasih, dalam hidup ini kita sungguh berarti bila kita hidup dalam Kristus.
Tidak ada yang dapat menggantinya dengan kasih ……. (tiba-tiba)

Pintu didobrak oleh para tentara

Tentara 1 : Hai kalian orang-orang bodoh, angkat tangan…..!!!

Tentara 2 : Buat apa percaya kepada Dia. Bodoh sekali kalian…!!!

Tentara 1: Merunduk, letakkan tangan di atas kepala (sambil menodongkan senjata ke arah
umat)

Tentara 2: (menjatuhkan salib, membongkar tempat ibadah, dan melemparkan barang-


barang yang ada di dalam ruangan)
Tentara 3: Ayo keluar segera. (sambil menuntun dengan senjata umat-umat keluar dari
dalam ruangan)

Narator: Sungguh penderitaan demi penderitaan dialami oleh segenap pengikut Kristus.
Hidup benar tidak menjamin adanya kedamaian dan kebahagiaan. Mestikah kita menderita
setiap waktu?

Adegan 2 : Para Biarawati Sedang bercengkerama di dalam ruangan (biara) bersama para
suster lain. Mereka diusir dan ditangkap.

Suster 1 : Sampai kapan ya situasi ini terjadi?

Suster 2: Aku juga tak tahu. Andai saja ada damai di dunia ini pastilah tidak akan begini……
(tampak lesuh)

Suster 3: Aku juga berharap bisa segera usai situasi ini

Tiba-tiba ada suara dentuman senjata yang keras. Lalu segerombolan tentara memasuki
biara para suster dan kemudian mengusir dan menangkap mereka semua.

Tentara 1: Ayo keluar kalian semua

Suster 1 : Apa salah kami?

Tentara 2: Masih bertanya lagi? Bukankah kau tidak tau, karena kau itu pengikut
Kristus…………

Suster-suster yang lain menangis dan terisak sedih……..


Para tentara menodongkan senjata mereka dan kemudian menyuruh mereka keluar dari
dalam ruangan.

Adegan 3: Raja yang duduk di atas taktha berpidato dan memberikan arahan

Raja: Hai kalian semua, dengar baik-baik kataku ini. Hanya aku raja yang berkuasa. Siapa
yang mengaku raja dan menyembahnya harus dihukum mati. Tidak satupun akan
kubiarkan hidup. Bahkan kalau perlu semua yang mereka miliki akan kulenyapkan. Jadi
jangan sekali-kali menyembah raja lain selain aku seorang.

Sekumpulan orang berlutut di hadapannya dan menyembah sang raja.

Adegan 4: Situasi dalam tahanan. Para imam, biarawan-biarawati, dan umat bersama-sama
berkumpul dan berdoa. Kemudian seorang imam mengangkat salib Kristus dan terjadi
mukjizat yang tak terbayangkan oleh mereka.

Imam : Kita tak perlu takut dan khawatir. Kristus yang kita puji dan sembah adalah Raja
yang berkuasa atas langit dan bumi. Ia telah ada sejak dunia ini diciptakan. Dia adalah
awal dan akhir. Mari kita sembah dan puji Dia.

Sang imam kemudian mengangkat Salib Kristus dan umat menyembah Dia. Seketika ada
sinar yang memancar dari balik salib itu……..

Umat: Christus Vincit, Christus Regnat, Christus Imperat! Amen. (kalau ada nyanyian dari
youtube bisa dimasukkan pada bagian ini)

Narator : “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-
hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi,
akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” Begitulah kata Yesus sewaku Pilatus
bertanya. Raja kita memang beda. Raja duniawi memerintah rakyat dengan tangan
besi. Sarat kekerasan. Rakyat kecil mudah ditumbalkan untuk mengamankan kuasa.
Hidup sarat pencitraan. Menarik hati rakyat untuk mendukung secara kuantitatif.
Sekadar suara terbanyak. Tanpa nilai kebenaran dan hidup. Mereka suka dilayani,
duduk di takhta yang megah, dihormati dan disanjung sekotor langit.  Terasing dari
keseharian jelata. Kekuasan duniawi dijalankan tanpa nilai Kristiani menghadirkan
kegelisahan, kecemasan dan ketakutan. Kekuasaan yang diraih dengan cara kotor
akan menuai ketakutan karena hidup selalu dikejar tanpa ujung. Raja kita mengasihi
tanpa batas. Ia rela mati untuk kita. Raja kita adalah hamba. Ia datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani (Mrk 10:45).

Adegan 5 : Paus Pius XII menetapkan perayaan Kristus Raja Semesta Alam

Situasi basilika Santo Petrus Vatikan. Paus berada di atas takhtanya dan berkata demikian:

Paus : Manusia harus mencari damai sejahtera Kristus di dalam Kerajaan Kristus; dan
bahwa Kami berjanji untuk melakukan sejauh yang ada dalam kekuasaan Kami.
Dalam Kerajaan Kristus, yaitu, bagi Kami tampaknya perdamaian tidak dapat
dipulihkan secara lebih efektif atau ditetapkan di atas dasar yang lebih kokoh daripada
melalui pemulihan Kerajaan Tuhan Kita. Inilah waktu berharga bagi kita semua. Atas
nama gereja aku menetapkan ensiklik Quas Primas sebagai penyataan akan Perayaan
Kristus Raja Semesta Alam.

Adegan 6: Umat mendirikan Monumen Kristus Raja

Imam : Kristus mesti menjadi Raja Kita, marilah kita dirikan monumen-Nya supaya kita
tetap ingat bahwa Dialah Raja Kita yang berkuasa selama-lamanya. Dialah Alfa dan
Omega untuk kita semua.

Situasi dilanjutkan dengan pujian akan keagungan Allah yang hadir dalam monumen
tersebut. Boleh diisi dengan lagu-lagu pujian kepada Kristus Raja.

Anda mungkin juga menyukai