Kelas: 9c
Absen: 12
berkurang-akibat-pandemi-covid-19
PENEMUAN TELEVISI PERTAMA KALI
Kam, 01/26/2017 - 15:22
Sampai usia 35 tahun, Baird hidup dalam kondisi miskin. Selama itu Baird
bekerja sebagai penjual sepatu dan seorang marketing silet, ia hanya
cukup untuk membayar makanan, tempat tinggal, dan perlengkapan
mekanik. Banyak temuan prototipenya digunakan untuk barang keperluan
rumah tangga seperti kue kaleng, jarum rajut, lampu sepeda, dan string.
Selanjutnya tahun 1923, bird mulai kembali mencoba mempelajari mesin
untuk mentransmisi gambar, sekaligus suara, lewat radio. Lalu ia berhasil
mengirim citra kasar melewati transmiter tanpa-kabel ke receiver yang
berjarak beberapa meter. Karena penemuanya berhasil, dia berlari ke
lantai bawah toko dan menyuruh seorang anak muda untuk menjadi orang
pertama yang gambarnya bisa ditangkap oleh televisi.
Lalu Baird menjadi orang terkenal dalam waktu semalam, dan segera
investor memberinya cukup modal uang untuk merealisaasikan tujuan
yang lebih kompleks. Pada 1927, ia berhasil mengirim sinyal televisi dari
London ke Glasgow. Setelah itu dari London ke New York. Saat itulah
John Logie Baird tercatat sebagai penemu televisi pertama.
Jakarta - Tawuran maut di DKI Jakarta terjadi lagi. Tawuran terjadi pagi tadi di
kawasan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur (Jaktim), menewaskan
seorang pemuda.
"Iya, betul," kata Kapolsek Cakung Kompol Satria Darma saat dimintai
konfirmasi detikcom, Minggu (14/11) siang.
Korban tewas berinisial MD (24). Menurut polisi, korban tidak tewas di tempat.
"MD (tewas) dalam perjalanan ke RS Resti (RS Resti Mulya)," terang Kompol
Satria.
Polisi masih menyelidiki tawuran maut ini. Polisi juga masih berupaya mencari
pelaku yang menyebabkan MD tewas.
Ada 3 pelaku yang berhasil ditangkap polisi. Para pelaku mengeroyok remaja
16 tahun hingga tewas.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-5811027/tawuran-maut-di-dki-terjadi-
lagi-kini-di-penggilingan-jaktim
Pertemuan perwakilan Bonek dengan Pengurus Asprov PSSI Jawa Timur di Kantor PSSI Jatim,
Jalan Ketampon, Surabaya, Selasa (9/11/2021) malam. Foto: Istimewa
Pertemuan yang berjalan sekitar hampir tiga jam itu menghasilkan titik temu
setelah Bonek berkomitmen untuk membatalkan aksi demonstrasi yang
direncanakan akan berlangsung hari ini, Rabu (10/11/2021).
“Pertimbangan kami, pertama aksi demonstrasi ini tentu tidak kita kehendaki
karena faktor pandemi. Walau masih level 1 lalu aksi besar kita khawatir juga.
Namun, kita harus mendapat kepastian. Tadi ada lima poin yang sudah
disepakati dan dibacakan bersama,” ujar Andi Kristiantono salah satu
perwakilan Bonek.
Lima poin yang disepakati itu adalah revolusi total sistem sepak bola nasional.
Lalu yang kedua yaitu Bonek Mania meminta semua wasit sepak bola
Indonesia yang tidak menjunjung semangat fair play, respect, dan sportivitas
untuk ditindak tegas.
Bonek juga meminta supaya PSSI segera melakukan penguatan sistem untuk
membantu kepemimpinan wasit di Liga 1 dengan penambahan teknologi VAR
(Video Asisten Wasit), atau penambahan jumlah hakim garis terutama garis
gawang di setiap gawang tim yang bertanding.
“Bila aspirasi kami ini tidak didengar dan terjadi kembali kesalahan-kesalahan
serupa, kami akan melakukan aksi serentak secara nasional dengan jumlah
massa aksi lebih besar, terhitung 14 hari setelah surat ini diserahkan,” isi poin
kelima.
“Kita baru selesai jam 22.30 WIB diskusi dengan teman-teman Bonek,
aspirasi yang masuk akan kita sampaikan ke PSSI Pusat. Ini bukan sekadar
event belaka tapi pengingat kecintaan terhadap sepak bola harus kita jaga.
Dengan ini harapan jadi awal lebih baik bagi sepak bola Indonesia,” ujar
wanita yang akrab disapa Ririn.(dfn/iph)
Sumber: https://www.suarasurabaya.net/olahraga/2021/menuntut-revolusi-
sepak-bola-indonesia-bonek-mania-gelar-pertemuan-dengan-pssi/
Lihat Foto Kabut asap pekat menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau, akibat karhutla pada
bulan September 2019.(KOMPAS.COM/IDON)
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210816220046-118-681330/perang-
afghanistan-dan-sejarah-taliban-yang-kembali-berkuasa.
"Itu penyakit Indonesia," kata Jean saat berbincang dengan CNN Indonesia di Ubud, Bali,
beberapa waktu lalu. Tulisan-tulisan yang terlalu berkiblat ke Barat, menurutnya bagus tapi
belum tentu dibaca orang Indonesia sendiri. Sebab, konteks lokasi dan sejarahnya saja
berbeda.
Elite Indonesia yang terlalu Barat, kata Jean, akan terasing dari negerinya sendiri, terutama
dari lapisan bawah. "Itu tidak sehat," ujarnya menegaskan. Jean mencontohkan, orang
Indonesia yang berbicara sesamanya dengan bahasa asing, bukan bahasa Ibu alias bahasa
Indonesia.
Ia mengaku sering menemuinya pada kelompok anak muda di Jakarta.
"Jangan lupa apa yang dulu terjadi di Rusia. Elite-elite Rusia 100 tahun lalu bicara satu
sama lain dengan bahasa Perancis. Mereka jadi terasing di negerinya sendiri," ujar Jean
lagi. Biasanya, tujuan awalnya hanya karena tidak mau dianggap "kampung." Mereka
akhirnya sibuk membangun eksklusivitas diri. Jarak sosial yang lebar pun tercipta.
Berkebalikan dengan para elitis itu, Jean justru termasuk orang asing yang mencintai
budaya Indonesia. Ia menulis beberapa buku tentang budaya Bali. Bahasa Indonesianya
pun lancar. "Belajar budaya asing itu normal, tapi harus tetap seimbang," tuturnya memberi
saran.
Ia sendiri kelamaan merasa terasing pula dari negerinya. "Karena saya jarang ke sana,"
katanya. Jean telah berpuluh tahun hidup di Indonesia.
Terlepas dari itu, Jean menyarankan jika ingin budaya Indonesia tetap lestari, hendaknya
dihargai dari level atau skala terkecil seperti penggunaan bahasa. Selama ini, menurutnya
kebudayaan Indonesia cuma dijadikan alat nasionalisme.
"Langkah konkret untuk melindunginya tidak ada. Kecuali untuk mengangkat nama
Indonesia di forum internasional. Kalau begitu, ya untuk kebanggaan saja," kata Jean.
(rsa/chs)
https://images.app.goo.gl/HenU8RRffZwNaa7n6