Anda di halaman 1dari 4

PROSES TERJADINYA KONFLIK DAN WAKTU BERLANGSUNGNYA

KASUS TEWASNYA MAHASISWA UNS SAAT MENGIKUTI DIKLAT MENWA

Kasus bermula atas tewasnya korban Gilang Endi Saputra saat mengikuti Diklatsar Menwa UNS
pada Minggu, 24/10/2021 lalu. Jasad korban diterima oleh dokter jaga RSUD dr Moewardi dalam
keadaan telah meninggal dunia pukul 22.05 WIB saat diantarkan ke rumah sakit. Lantaran diketahui
sudah meninggal, korban lalu dikirimkan kerumahya di Dusun Keti RT 002/RW 005, Desa Dayu,
Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
Dilaporkan kesurupan, bedasarkan kesaksian keluarga korban, pada Minggu 24/10/2021
malam ada perwakilan Menwa yang berkisah jika Gilang mengalami kesurupan sehingga akhirnya
tewas. Paman korban Sutarno, mengungkapkan kejadian tersebut diawali ketika gilang mengikuti
panjat tebing dalam rangkaian diklat Menwa. Pengurus Menwa UNS sempat menyampaikan
kronologi kepada keluarga, “saat dirumah sakit diceritakan, awalnya ketika Gilang turun dari tebing
menggunaka tali, kemudian lemas” ketika sampai dibawah, Gilang disebut mengalami kesurupan.
“Dilokasi sempat diruqyah, habis itu ceritanya seperti apa tidak tahu, tahu-tahu sudah dirumah
sakit”. Terangnya, ia juga menduga korban meniggal lebih dari dua jam setelah dikabari pada pukul
02.00 WIB. “Kalau melihat lukanya seperti itu, ngga satu atau dua jam, kemungkinana sudah lama,
karena cairan yang keluar dari kepalanya sudah bau”. Berdasarkan informasi terbaru dari pihak
keluarga, diduga korban meninggal pada hari Minggu, 24/10/2021 sekitar pukul 10.00 WIB.
Melihat adanya keganjilan dari jenazah, pihak keluarga akhirnya memutuskan melakukan outopsi
dan melaporkan kasus tersebut ke Polresta Solo.
Juru biacara Polda Jawa Tengah Iqbal Alqudusy mengatakan penyebab meninggalnya Gilang
Endi Saputra mahasiswa semester tiga itu diduga akibat tindak pidana kekerasan berupa pemukulan
dikepala merujuk pada hasil autopsi sementara. “korban meninggal dunia akibat penyumbatan
dibagian otak,” jelas Iqbal
Seiring laporan itu, dilakukan tindak lanjut pemeriksaan terhadap 26 saksi baik dari peserta,
panitia, keluarga korban hingga dosen UNS. Dari hasil keterangan tersebut akhirnya mengerucut
pada dua tersangka. Penyidik Polresta Solo mengatakan kedua tersangka tersebut berinisial NFM
(22) warga Pati dan FPJ (22) warga Wonogiri bertindak sebagai panitia Diklatsar Menwa, lalu kedua
tersangka dijemput paksa pada jum’at, 5/11/2021. Kapolresta Solo Kombes Adi Safri Simanjutak
menyebut kedua tersangka dijerat dengan Undang-Undang (UU) Pasal 351 tentang penganiayaan.
“Ancaman hukum penjara 7 tahun.” ungkapnya
Dari hasil penyidikan termasuk reka ulang yang dilaksanakan di kawasan Stadion Manahan pada 18
November 2021 lalu, kedua tersangka melaksanakan 69 adegan. Dari adegan yang dilakukan,
terbukti bahwa NFM selaku komandan latian Menwa Jagal Abilawa UNS melakukan pemoporan
terhadap korban menggunakan senjata replika. Tak hanya itu, NFM juga menampar korban saat
mengikuti Diklatsar Menwa. Sedangkan, tersangka FPJ melakukan pemukulan terhadap korban
dengan menggunakan matras. “Waktu itu, korban yang menggunakan helm baja dipukul dibagian
kepala menggunakan matras.”
Adapun Wakil Rektor UNS Bidang Akademik Kemahasiswaan, Ahmad Yunus mengatakan
pada kasus meninggalnya Gilang Endi Saputra, panitia Diklatsar Menwa UNS telah mengirim surat
pemberitahuan yang memuat rangkaian kegiatan pelatihan yang dilakukan diarea kampus.
Hanya saja ada kegiatan repling atau menuruni ketinggian dengan tali dilakukan diluar kampus yakni
dijembatan jurug. “kemarin kan perhitungan kita dilakukan didalam kampus dengan jumlah peserta
terbatas dan dengan prokes ketat. Nah untuk repling katanya perlu yang lebih panjang sehingga
kalau didalam kampus tidak ada, lalu dilakukan di jurug” Kata Ahmad Yunus.
Namun kegiatan repling yang ia ketahui tidak masuk dalam laporan yang disampaikan kepada
pimpinan universitas, “kita juga tidak dikasih tau panitia kalo dilakukan dijurug, pikiran kita masih
dekat dengan kampus tidak masalah itu.”
Peristiawa meninggalnya mahasiswa ini berbuntut desakan kepada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Nadiem Makarim untuk membubarkan Menwa dari seluruh Universitas di Indonesia.
Pengamat Pendidikan, Doni Koesoema, menilai unit kegiatan mahasiswa berbau militer itu sudah
tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini yang mengutamakan inovasi.
Sementara pihak UNS telah membentuk tim evaluasi untuk mengumpulkan data serta kronologi
meninggalnya Gilang, yang nantinya akan memberikan rekomendasi kepada pimpinan untuk
kemudian menjatuhkan sanki apa yang pantas untuk ormawa yang melanggar aturan yang sudah
ditetapkan oleh universitas dan apakah akan dibubarkannya Menwa atau tidak. Tim itu terdiri dari
sejumlah perwakilan fakultas hukum, pembina organisasi mahasiswa, dan administrasi.

Sejumlah Mahasiswa UNS menyalakan 100 lilin diarea kampus sebagai bentuk solidaritas, doa
bersama untuk Gilang dan mereka mendesak kampus segera membubarkan Korp Mahasiswa Siaga
Batlayon 905 Jagal Abilawa (nama resmi Menwa UNS). Saat ini kegiatan tim Menwa sudah
dihentikan sementara, kantor unit kegiatan mahasiswa itupun sudah ditutup untuk “mengamankan
barang bukti”. Wakil Rektor berkata bahwa pihak kampus juga membatalkan Diklatsar Mapala UNS
menyusul peristiwa tewasnya Gilang Endi Saputra.
Atas apa yang terjadi BEM UNS menyatakan sikap:
1. Mendesak pihak kampus UNS untuk bersikap tegas, transparan, tidak manipulatif dan
menghadirkan keadilan untuk korban serta keluarga dalam kasus meninggalnya mahasiswa
UNS pasca mengikuti Diklat Menwa`
2. Meminta dan menuntut pihak Menwa yakni UKM Korps Mahasiswa Siaga Batlayon 905 Jagal
Abimawa UNS Periode 2021 agar terbuka memberikan keterangan yang jujur dan bisa
dipertanggungjawabkan atas apa yang sebenarnya terjadi.
3. Mengajak seluruh elemen civitas akademika UNS mengawal kasus meninggalnya GE hingga
kasusnya terbuka jelas dan terwujud keadilan.
4. Mendesak Polresta Surakarta dan pihak terkait yang menangani kasus tersebut segera
memberikan hasil outopsi yang jelas, jujur dan bsa dipertanggungjawabkan kepada pihk
keluarga GE.
5. Mendukung penuh proses dan penegakan hukum dalam kasus almahrum GE hingga
tercapainya titik terang dan keadilan.
6. Mendesak pihak kampus UNS membekukan semesntara kegiatan Menwa hingga kepastian
hukum dan kejelasan kasus meninggalnya GE menemukan titik terang.
Demikian sikap BEM UNS atas kasus meninggalnya GE pasca mengikuti Diklatsar UKM Korps
Mahasiswa Siaga Batlayon 905 Jagal Abilawa UNS. Semoga almahrum Gilang Endi Saputra bisa
tenang dan ditempatkan di surganya.

Source :
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-59072945
https://m.liputan6.com/regional/read/4851129/kelanjutan-kasus-penganiayaan-mahasiswa-uns
https://solo.tribunnews.com/amp/2021/11/05/nasib-2-mahasiswa-uns-yang-ditetapkan-
tersangka-dalam-kasus-menwa-rektor-ini-cobaan-begitu-berat?page=4

Anda mungkin juga menyukai