Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN SIG DI

BERBAGAI BIDANG

Disusun oleh :

NAMA : TINO AZRIL SUNIFTAH

KELAS : XG

ABSEN : 35

SMA NEGERI I LASEM TAHUN AJARAN 2022/2023


1. Kemenkes: Lima daerah dengan kasus DBD tertinggi

Jakarta (ANTARA) - Sebanyak lima kota/kabupaten di Indonesia mendominasi angka kasus penyakit
demam berdarah dengue (DBD) tertinggi pada pekan ke-25 Juni 2021, versi Kementerian Kesehatan
(Kemenkes).

"Yang jelas memang ada peningkatan DBD atau juga ada penurunan di daerah lain. Tapi biasanya
siklusnya itu turun, kemudian nanti naik lagi pada November, Desember, dan puncaknya biasanya pada
bulan Maret atau April," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonosis Kemenkes Didik Budijanto saat dikonfirmasi ANTARA melalui sambungan telepon, di Jakarta,
Kamis.

Ia mengemukakan Kota Bekasi, Jawa Barat, menduduki peringkat pertama kasus DBD sebanyak 796
kasus berdasarkan laporan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
Kemenkes pada pembaruan data terakhir di laman resmi Facebook P2PTVZ Kemenkes.

Kemudian, Kabupaten Buleleng (Bali) menempati posisi kedua sebanyak 770 kasus, di posisi ketiga Kota
Kupang, Nusa Tenggara Timur sebanyak 511 kasus, Karawang, Jawa Barat di posisi empat sebanyak
494 kasus, dan Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta di posisi lima sebanyak 464 kasus.

Menurut Didik Budijanto kasus DBD hingga pekan ke-25 mencapai 19.156 kasus yang dilaporkan 405
dari total 477 kabupaten/kota di Indonesia. Sebanyak 160 pasien di antaranya dilaporkan meninggal
dunia.Ia menambahkan terdapat penambahan kasus sebanyak 1.406 pasien dengan penambahan jumlah
kematian DBD sebanyak empat kematian dari Kabupaten Timor Tengah Utara satu kasus, Kabupaten
Ende satu kasus, Kabupaten Rote Ndao satu kasus dan Kabupaten Sumba Barat Daya satu kasus.

"Jumlah kabupaten/ kota terjangkit 405 di 33 provinsi," katanya.

Proporsi pasien didominasi kelompok usia 15-44 tahun sebanyak 38 persen dan 5-14 tahun mencapai
37,39 persen.
Sementara pada periode yang sama 2020, angka kasus yang dilaporkan mencapai 108.303 kasus.
Sebanyak 747 di antaranya meninggal.

Data statistik Dirjen P2PTVZ Kemenkes menyebutkan lonjakan DBD pada 2021 berlangsung pada
pekan ke-21 mencapai 3.469 kasus dan melandai di pekan ke-23.Ia mengatakan Kemenkes sudah
menyelesaikan finalisasi dua dokumen penting Strategi Nasional Pengendalian Dengue yang akan
diluncurkan pada Jumat (30/7)."Dalam Strategi Nasional itu ada enam strategi, salah satunya
adalah penguatan komitmen untuk pemerintah pusat, daerah dan juga para pemangku kepentingan,
para mitra dalam upaya pengendalian vektor, peningkatan kapasitas surveilens dan tata kelola
deteksi dini," katanya.Pihaknya terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan
sebagai juru pemantau jentik (Jumantik)."Masyarakat bisa menuntut implementasi gerakan 1 rumah 1
jumantik atau kebersihan daerah. Strategi ini diharapakan ada semacam aturan-aturan. Apakah itu
peraturan gubernur atau peraturan desa," demikian Didik Budijanto.

https://makassar.antaranews.com/amp/berita/282608/kemenkes-lima-daerah-dengan-kasus-dbd-
tertinggi

2. Grup Perampok Pengusaha Kudus Dibekuk, Polisi Sita Rp2,2 M

Jakarta, CNN Indonesia -- Tujuh orang tersangka perampokan rumah mewah, salah satunya
rumah pengusaha asal Kudus, Jawa Tengah, dibekuk. Dari tangan para pelaku, polisi menyita
miliaran rupiah.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Pol Wihastono Yoga Pranoto mengungkapkan
kasus ini terungkap setelah para pelaku tertangkap kamera CCTV saat merampok di rumah milik
Liem Cahyo Wijaya, seorang pengusaha di Jalan Ahmad Yani Kabupaten, Kudus, pada 9
Juli.Menurutnya, komplotan ini selalu menyasar rumah mewah yang kerap ditinggalkan
penghuninya."Setiap kali aksi, mereka sepakat bagi hasil. Untuk yang di Kudus, rencananya per
orang mendapat Rp6 juta", ujar Wihastono, saat gelar ungkap kasus di Mapolda Jateng,
Semarang, Rabu (22/7).Dalam aksi perampokan di rumah pengusaha Kudus, lanjutnya, ada
delapan orang yang berpartisipasi dengan perannya masing-masing. Modus yang digunakan pelaku
dengan
mematikan listrik saat korban tak di rumah.

"Saat korban keluar rumah untuk mengecek penyebab listrik mati, pelaku langsung masuk,"
katanya.Direskrimum Polda Jateng Kombes Pol Wihastono Yoga Pranoto (baju putih) menyebut
tujuh dari delapan pelaku perampokan pengusaha Kudus dibekuk. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)

Empat pelaku kemudian masuk ke dalam rumah korban, sementara empat lainnya berjaga di luar.
Para pelaku pun menyekap para penghuni rumah sebelum kemudian menguras harta korban yang
terdiri atas uang tunai Rp1,6 miliar, uang tunai mata uang asing, perhiasan 970 gram, puluhan
sertifikat rumah, serta sebuah mobil.

"Total kerugian ditaksir mencapai Rp2,2 miliar," katanya.Berbekal rekaman CCTV, Subdirektorat
Kejahatan dan Kekerasan Polda Jateng kemudian melakukan pengejaran.Tujuh orang anggota
komplotan itu, Anton, Suherman, Dian, Tatang, Dudin, Dudin, dan Ganja Haru, ditangkap secara
terpsah saat mencoba kabur ke daerah Jawa Barat."Mereka para pelaku kita tangkap saat
akan kabur ke arah Jawa Barat dimana barang-barang hasil kejahatan di Kudus belum sempat
dibagi", ungkap Wihastono."Satu pelaku masih buron," imbuh dia.

Dari komplotan ini, Polisi berhasil menyita barang bukti berupa uang tunai senilai Rp1,6 miliar,
2850 lembar uang asing, 71 lembar sertifikat, 973 gram perhiasan emas dan 2 unit mobil, yang
keseluruhan bernilai Rp 2,2 miliar.Atas perbuatannya, para tersangka dikenakan pasal 365 KUHP
tentang Pencurian dan pemberatan (curat) dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200722171202-12-527759/grup-perampok-
pengusaha-kudus-dibekuk-polisi-sita-rp22-m

3. Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP)


Peningkatan mutu pendidikan merupakan sebuah komitmen Pemerintah Republik Indonesia yang
diterapkan melalui berbagai peraturan perundangan terkait sistem pendidikan nasional. Salah satu
kebijakan yang telah diambil adalah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan, Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Lingkup Standar
Nasional Pendidikan meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Untuk penjaminan dan pengendalian mutu
pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan
sertifikasi. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Dalam implementasi program pemetaan mutu LPMP berperan sebagai pelaksana teknis di provinsi
untuk mengkoordinasikan kegiatan pemetaan mutu dengan Dinas Pendidikan, sosialisasi program
pemetaan mutu ke pengawas sekolah dan seluruh satuan pendidikan pada jenjang SD, SMP, SMA
dan SMK, sehingga bisa memastikan seluruh sekolah melaksanakan program pemetaan mutu yang
pengumpulan datanya menggunakan aplikasi Penjaminan Mutu Pendidikan. Dalam rangka sosialisasi
program pemetaan mutu 2016 ke seluruh satuan pendidikan jenjang SD, SMA, SMA dan SMK,
maka LPMP DKI Jakarta bekerjasama denga pengawas sekolah dan operator dapodik melakukan
sosialisasi dan pendampingan program pemetaan mutu pendidikan di seluruh sekolah binaan
masing- masing pengawas sekolah.

https://www.silabus.web.id/pemetaan-mutu-pendidikan-pmp/amp/

4. Persebaran Flora dan Fauna Di Indonesia Lengkap Serta Peta Pembagiannya

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA – Indonesia memiliki karakteristik alam yang
unik. Kondisi alam yang demikian turut memengaruhi karakteristik flora dan fauna
Indonesia.Seorang Zoologist berkebangsaan Inggris, Alfred Wallace, melihat adanya keterkaitan
antara tipe-tipe hewan dengan satu wilayah. Pendekatan yang dilakukan Alfred Wallace ini dikenal
dengan pendekatan biogeografi.

Sesuai dengan ilmu biogeografi, Indonesia memiliki kekayaan hayati yang terbagi atas dua kelompok,
yakni Indo Malayan dan Indo Australian. Semntara daerah peralihan dipisahkan dengan batas yang
disebut garis wallace dan garis weber.

Kelompok Indo Malayan meliputi tanaman yang ada di kawasan Indonesia Barat, Kawasan ini
meliputi Sumatera, Kalimantan, dan Bali.Kelompok Indo Australian meliputi tanaman yang ada di
kawasan Indonesia Timur. Kawasan ini meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku da Papua.

https://satujam.com/flora/persebaran-flora-dan-fauna-di-indonesia/

5. Perkembangan Terkini Data Sebaran Pasien Covid-19 di Prov. Kalteng

MMCKalteng – Palangka Raya – Dalam penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di
wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (Prov. Kalteng), Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-
19 Prov. Kalteng menetapkan kebijakan untuk percepatan penanganan Covid-19 melalui sinergi antar
instansi pemerintah, badan usaha, akademisi, masyarakat dan media, menetapkan rencana
operasional percepatan penanganan Covid-19, mengkoordinasikan dan mengendalikan percepatan
penanganan Covid-19 melalui Vicon dengan Bupati/Walikota se-Kalteng, melakukan pengawasan
percepatan penanganan Covid-19 dan menggerakkan sumber daya untuk percepatan penanganan
Covid-19. Ketua Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prov. Kalteng Erlin Hardi
mengatakan, ”Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan jumlah
akumulasi data sampai dengan Minggu, 6 Juni 2021 kemarin, pasien konfirmasi positif Covid-19 di
Kalimantan Tengah bertambah sebanyak 45 orang dengan total kasus mencapai 23.032 orang.
Penambahan pasien dinyatakan sembuh sebanyak 73 orang dengan total kasus mencapai
21.213 orang dan pasien dinyatakan meninggal dunia ada penambahan sebanyak 2 orang
sehingga total menjadi 616 orang atau dengan tingkat kematian Case Fatality Rate (CFR) 2,7
persen,“ ucapnya, Senin (7/6/2021).

https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/34622/perkembangan-terkini-data-sebaran-pasien-covid-19
-di-prov-kalteng

6. Kasus Positif Covid-19 Menurun, Jumlah Pasien Sembuh Terus Melesat Jadi 747 Orang
JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 kembali
mengungkapkan bahwa jumlah pasien sembuh COVID-19 kembali meningkat menjadi 747 setelah ada
penambahan sebanyak 61 orang. Jumlah tersebut semakin melampaui angka kematian pasien per
hari ini Senin (20/4) sebanyak 590 setelah ada penambahan sembilan orang.

Adanya peningkatan kasus sembuh yang siginifikan tersebut sekaligus menjadi gambaran bahwa
COVID-19 bisa dilawan dan dicegah. Untuk itu Pemerintah mendorong masyarakat agar upaya
pemutusan rantai penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dapat terus dilakukan dengan
baik.

“Mari kita berpartisipasi secara aktif. Dengan memutuskan penularan COVID-19. Pastikan kita
tidak tertular dan tidak menulari. Oleh karena itu tetap tinggal di rumah. Mari kita sebarluaskan
dan laksanakan penggunaan masker. Maskerku melindungi kamu, maskermu melindungi aku” ungkap
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto melalui keterangan resmi di Media
Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), Jakarta, Senin (20/4).

Adapun Provinsi DKI Jakarta masih menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak
yakni 230, disusul Jawa Timur sebanyak 98, Sulawesi Selatan 63, Jawa Barat 56, Jawa Tengah 51,
Bali 42 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 747 pasien.

https://www.kominfo.go.id/content/detail/25952/kasus-positif-covid-19-menurun-jumlah-pasien-
sembuh-terus-melesat-jadi-747-orang/0/virus_corona

7. Kejadian banjir atau longsor periode tahun 2000-2016


Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya
mengatakan, banjir dan longsor erat kaitannya dengan curah hujan tinggi akibat kondisi cuaca
ekstrem sebagai konsekuensi dari perubahan iklim. Akan tetapi, curah hujan yang tinggi bukan
merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya banjir di suatu wilayah. Faktor lingkungan,
seperti infrastruktur sungai atau drainase yang buruk, penggundulan hutan, dan faktor lainnya
sangat berpengaruh.

Berdasarkan data BMKG, dari peta frekuensi hujan lebat sepanjang tahun 2009-2016, wilayah
Papua merupakan wilayah dengan frekuensi tertinggi kejadian hujan lebatnya. Namun, jika dilihat
dari peta frekuensi kejadian banjir atau longsor dalam kurun ini, kejadian banjir di Papua yang
terendah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Pulau Jawa sebagai wilayah dengan tingkat
pembangunan yang tinggi, frekuensi kejadian banjir dan longsornya juga sangat tinggi.

Frekuensi curah hujan tinggi tidak selalu dapat menimbulkan kejadian banjir dan longsor di
suatu wilayah, tetapi lebih bergantung pada kondisi lingkungan setempat. Kepala BNPB Willem
Rampangilei mengatakan, intensitas bencana alam yang terus meningkat adalah akibat daya
dukung lingkungan yang dari tahun ke tahun semakin lemah. Kerusakan ekologi terjadi secara masif
karena didorong oleh penyalahgunaan lahan.

Kawasan hulu yang seharusnya menjadi zona lindung, resapan air, dan penyangga sistem hidrologi
telah berubah menjadi pertanian, perkebunan, pertambangan, dan permukiman. Perubahan tersebut
telah berlangsung sejak lama sehingga dampak yang ditimbulkan saat ini merupakan akumulasi
dan memunculkan lahan kritis yang tersebar di wilayah-wilayah dengan kepadatan penduduk yang
tinggi seperti di Pulau Jawa. Baca “Bencana Lingkungan yang Tiada Akhir”.

https://konservasidas.fkt.ugm.ac.id/2017/03/23/bencana-hidrometeorologi-apa-itu/

8. Tingkat kemiskinan 10 provinsi penghasil kelapa sawit terbesar

Kendati demikian, posisi Bengkulu dari sisi tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan yang
terendah dibandingkan sembilan provinsi penghasil sawit terbesar lainnya. Dengan TPT 3,4% pada
Februari 2022, posisinya jauh lebih baik dibandingkan nasional yang mencapai 5,8%.
Sumatera Barat dan Kalimantan Timur menjadi dua provinsi penghasil sawit dengan tingkat
pengangguran terbuka tertinggi. TPT di dua wilayah itu masing-masing mencapai 6,2% dan 6,8%.

https://datanesia.id/beragam-ironi-penghasil-sawit/

9. Hasil sensus penduduk 2020

Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan rilis data Sensus
Penduduk 2020 (SP2020) dan data Administrasi Kependudukan (Adminduk) 2020, Kamis (21/01/2021)
yang disiarkan secara langsung pada kanal YouTube BPS.

Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan, berdasarkan hasil SP2020, jumlah penduduk di Indonesia pada bulan
September 2020 adalah sebesar 270,2 juta jiwa atau bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan SP2010.

Hasil SP2020 menunjukkan, dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,9 juta kilometer persegi,
maka kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2020 adalah sebanyak 141 jiwa per kilometer persegi.

Berdasarkan data BPS, selama 2010-2020 rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,25
persen per tahun, yang dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan juga migrasi.

“Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari periode ke periode memiliki kecenderungan menurun, salah satu
penyebabnya adalah kebijakan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk lewat
program Keluarga Berencana yang diluncurkan sejak tahun 1980,” ujar Suhariyanto.

Berdasarkan sebaran per pulau, hasil SP2020 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia masih terkonsentrasi
di Pulau Jawa.

Dengan luas sekitar 7 persen dari total wilayah Indonesia, Pulau Jawa dihuni oleh 151,6 juta jiwa atau 56,10
persen penduduk Indonesia, diikuti Sumatra (21,68 persen), Sulawesi (7,36 persen), Kalimantan (6,15
persen), Bali-Nusa Tenggara (5,54 persen), dan Maluku-Papua (3,17 persen).
Lebih jauh diungkapkan Kepala BPS, meskipun berjalan sangat lambat, hasil SP2020 menunjukkan adanya
pergeseran penduduk antarpulau.

“Misalnya, di tahun 2000, persentase penduduk yang tinggal di Jawa adalah 59,1 persen, kemudian turun di
tahun 2010 menjadi 57,5 persen, dan di tahun 2020 menjadi 56,10 persen. Sebaliknya, penduduk di
Kalimantan persentasenya mengalami peningkatan dari 5,5 persen di tahun 2000 menjadi 6,15 persen di
tahun 2020,” ungkapnya.

Read more: https://setkab.go.id/hasil-sensus-penduduk-2020-bps-meski-lambat-ada-pergeseran-penduduk-


antarpulau/

10. Profil pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) penyandang disabilitas

banyak orangtua ABK tidak memiliki rasa percaya diri ketika ada anaknya adalah ABK. Bahkan,
beberapa orangtua mengurung anaknya karena merasa malu dan perasaan lainnya. Namun, ketika
orangtua ABK sudah dikuatkan, pengasuhan terhadap anaknya akan berjalan optimal.

Situasi pandemi Covid-19, menurut Nur, menjadi tantangan bagi orang ABK karena ada banyak
perubahan perilaku dari ABK. ”Yang banyak dikeluhkan perubahan perilaku anak yang tadinya
tidak suka emosi sekarang muncul, mungkin karena ada rasa bosan di rumah terus.
Sementara dari kesehatan ABK juga rentan pada masa pandemi. Maka, peran orangtua
sangat besar dalam mengasuh anak-anaknya,” ujar Nur.Bangun kelekatan dan keterikatanTata
Sudrajat, Deputy Chief of Program Impact and Polucy, Save the Children Indonesia (SCI),
mengungkapkan, pengasuhan ABK yang berbasis keluarga menjadi faktor yang sangat penting,
terutama di masa pandemi Covid-19, karena pengasuhan adalah basis tumbuh kembang anak.
Sebab, otak anak ABK berkembang karena basis interaksi dengan orangtua. Jadi, semakin dekat
interaksi orangtua dan anak, itu semakin rimbun otaknya dan berkembang.

Namun, setiap keluarga menghadapi tantangan tersendiri untuk menunjukkan perannya


dalam pengasuhan anak. Ada yang berhasil dengan berusaha keras melalui keterikatan dan
kelekatan.
Kuncinya, adalah setiap keluarga mau dan mampu menghadapi tantangan itu. Apa pun keadaannya
kalau kemauannya besar, pasti tertangani. Namun, kalau kemauannya rendah, meski kemampuan
tinggi, bisa jadi masalah.

Masalah utama ABK ada di penerimaan. Sepanjang orangtua tidak menerima keadaan anaknya
penyandang disabilitas, sepanjang itu pula terjadi penelantaran.

”Masalah utama ABK ada di penerimaan. Sepanjang orangtua tidak menerima keadaan anaknya
penyandang disabilitas, sepanjang itu pula terjadi penelantaran, pengabaian, pengurungan, isolasi,
dan sebagainya. Namun. sekali orangtua bisa menerima, hal itu bisa membantu anak untuk
mengalami tumbuh kembang yang baik,” ujar Tata.

Terkait upaya pemeratan hak terhadap ABK, menurut Tata, persoalannya berlapis. Misalnya
terapi untuk ABK yang membutuhkan waktu bertahun-tahun dan hal itu tidak mudah bagi
keluarga yang kondisi ekonominya tidak begitu baik, apalagi di masa pandemi.

Untuk sekali terapi minimal mengeluarkan biaya Rp 75.000, belum ongkos transportasi dan biaya
lain. Jika dilakukan berkali-kali apalagi bertahun-tahun, itu bukan hal yang mudah.

https://www.kompas.id/baca/dikbud/2020/09/15/orangtua-kunci-utama-pengasuhan-abk-di-
masa-pandemi

Anda mungkin juga menyukai