Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG HIV/AIDS DI PALU

Sejak 2012 jumlah penderita HIV/AIDS terus mengalami peningkatan. Pada 2016, jumlah AIDS
110 orang, HIV sebanyak 164 orang.

Secara keseluruhan untuk tahun 2017 penderita HIV/AIDS di Sulteng mengalami peningkatan
dari Januari hingga Mei. Data dari KPAP Sulteng untuk 2017 ini (Januari hingga Mei), penderita
AIDS sudah mencapai 36 orang, sedangkan HIV 107 orang. Sementara yang meninggal dunia
ada 3 orang.

http://radarsultengonline.com/2017/08/03/2017-tiga-penderita-hiv-aisd-di-sulteng-meninggal/

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulteng mencatat temuan kasus HIV/AIDS terbanyak masih
di Kota Palu. Berdasarkan data tahun 2002 sampai 2017, temuan HIV/AIDS di Sulteng 1.776
kasus. Dari angka tersebut kasus AIDS terbanyak berada di Kota Palu berjumlah 256 kasus.
Bahkan sampai Mei 2018, penemuan HIV/AIDS terbanyak masih di Kota Palu,

Dan untuk kabupaten kasus AIDS terbanyak berada di Poso sebanyak 77 kasus, disusul Banggai
76 kasus, Parigi Moutong 65 kasus, Sigi 59 kasus, Donggala 41 kasus, Morowali 22 kasus, Tojo
Unauna 15 kasus, Tolitoli 13 kasus, Buol 8 kasus, Morowali Utara 7 kasus, Banggai Kepulauan
4 kasus dan Banggai Laut 2 kasus.

Dinkes Sulteng kata Andi telah melakukan berbagai upaya untuk pengobatan dan memerangi
penularan HIV/AIDS di daerah ini. Upaya tersebut telah dilakukan dari tahun 2002, sejak kasus
HIV/AIDS pertama kali ditemukan di Kota Palu.

Sejumlah rumah sakit saat ini di Sulteng telah ditunjuk sebagai Pemberi Dukungan Pengobatan
(PDP). Rumah sakit yang ditunjuk tersebut di antarannya RS Undata, RS Anutapura dan
beberapa rumah sakit di kabupaten seperti RSUD Morowali.

Dinkes Sulteng juga terus gencar melakukan penemuan kasus HIV/AIDS sebab berdasarkan
estimasi kasus HIV/AIDS tahun 2012, yang ditetapkan pemerintah pusat di Sulteng sejumlah
3.555 kasus. Upaya yang dilakukan Dinkes Sulteng dengan melatih petugas Puskesmas agar bisa
melakukan konseling bagi masyarakat yang berpotensi terinfeksi HIV/AIDS.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur H Longki Djanggola selaku Ketua Komisi


Penanggulangan AIDS Provinsi Sulawesi Tengah mengungkapkan penemuan kasus HIV-AIDS
sampai dengan Mei 2018, berjumlah 1.903 kasus. Dari jumlah itu 1.231 kasus HIV dan 672
kasus AIDS dengan kematian 283 orang.

“Baru terungkap 34,6 persen dari estimasi kasus HIV/AIDS tahun 2012 di Sulteng sejumlah
3.555 kasus,” ungkap Longki saat Rapat Koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS
Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tengah di Ruang Nagana Kantor Bappeda Sulteng, Rabu, 18 Juli
2018.

Gubernur mengatakan saat ini kasus HIV-AIDS yang sudah ditemukan belum semua terobati dan
yang diobati masih banyak yang drop out. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan sumber daya
yang semuanya membutuhkan biaya operasional.

“Kita ketahui bahwa program HIV-AIDS masuk dalam salah satu target SDGs yang mana mulai
tahun 2017, telah masuk dalam standar pelayanan minimal kesehatan. Sementara untuk tahun
2019 tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019,” kata gubernur.

http://www.metrosulawesi.com/article/penderita-hivaids-di-sulteng-terbanyak-irt

Dari data kasus itu, gubernur mengatakan, penderita cukup banyak ditemukan pada usia
produktif yaitu 20 hingga 24 tahun dan 25 hingga 49 tahun. Sehingga penduduk usia 15 hingga
24 tahun yang masih duduk di bangku sekolah menengah dan mahasiswa, perlu mendapat
informasi yang benar dan jelas tentang informasi dasar HIV.

Selain itu, HIV/AIDS mendominasi pada usia produktif 25 hingga 49 tahun, yang akan
berdampak pada aspek sosial dan ekonomi. Dampak itu berupa penurunan produktivitas, yang
gilirannya memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/06/26/paxpkk384-terdapat-1785-kasus-
hivaids-di-sulteng

Gubernur menekankan agar adanya partisipasi dari organisasi perangkat daerah (OPD) dan
anggota KPA Sulteng untuk meningkatkan sosialisasi, terutama pada jajaran sesuai tupoksinya.
Kemudian kepada perguruan tinggi yang melakukan MoU dengan KPA tentang peningkatan
pengetahuan komprehensip HIV-AIDS pada remaja usia 15 hingga 24 tahun, agar
menindaklanjuti MoU itu, terutama pada saat kegiatan orientasi mahasiswa baru.

https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/06/26/paxpkk384-terdapat-1785-kasus-
hivaids-di-sulteng

Anda mungkin juga menyukai