Anda di halaman 1dari 5

PUSKESMAS CORNER

Golek lAn ndaMpingi iBu ingkAng meteNG, puSkEsMas LAmpeR Tengah bebAs stuntiNG

GAMBANG SEMARANG (Inovasi golek lan ndappingi ibu ingkang meteng, puskesmas Lamper
Tengah bebas stunting) merupakan gagasan inovasi Puskesmas Lamper Tengah dalam upaya
penanganan stunting dengan memfokuskan pada peningkatan status gizi ibu hamil dan stimulasi
tumbuh kembang balita dimasa pandemi. Stunting merupakan permasalahan nasional yang
terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Berdasarkan data Balita stunting tahun 2020
Puskesmas Lamper Tengah mencapai 17,7%.  Ibu hamil KEK Puskesmas Lamper Tengah
2020 8.9% dan anemia 38.5%. Selama masa pandemi, jumlah balita yang mendapatkan
monitoring pengukuran antropometri hanya 30,78% (354 balita). Aktivitas stimulasi dan
deteksi dini tumbuh kembang turun menjadi 7%. Serta terjadi peningkatan kasus stunting
pada tahun 2020, dari 4,8% tahun 2019 menjadi 17,7%  disebabkan terhentinya kegiatan
posyandu selama pandemi yang membuat pertumbuhan dan perkembangan balita kurang
terpantau.

Berbagai permasalahan tersebut memerlukan adanya solusi dan strategi intervensi dini untuk
ibu hamil dan balita. Masa pandemi telah mempengaruhi kondisi perekonomian dan
menurunkan daya beli masyarakat menyebabkan berkurangnya asupan gizi masyarakat,
penurunan status gizi serta penurunan status kesehatan terutama pada ibu hamil dan balita.
GAMBANG SEMARANG memberikan jawaban dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan balita
melalui kegiatan pemberian PMT setiap hari Jumat. Di masa pandemi kegiatan-kegiatan
penanganan stunting seperti seperti posyandu, kelas ibu hamil dan balita, serta SDIDTK
(Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) terhenti. Melalui GAMBANG
SEMARANG Puskesmas Lamper Tengah melakukan pemantauan pertumbuhan balita
stunting melalui kunjungan rumah, transfer pengetahuan Kesehatan ibu dan balita melalui
WA grup ibu dan balita, serta SDIDTK melalui googleform.

Upaya penanganan stunting di masa pandemi diawali dengan pendataan ibu hamil KEK dan
anemia oleh petugas KIA serta pendataan balita stunting oleh petugas Gizi. Ibu hamil KEK
dan anemia serta balita stunting kemudian diberi edukasi kesehatan tentang pemenuhan gizi
melalui kegiatan Kelas Ibu Hamil dan Ibu Balita, yang sebelumnya hanya melalui pertemuan
tatap muka, pada masa pandemi diaktifkan edukasi kesehatan ibu hamil dan balita melalui
WA grup ibu dan balita. Penanganan stunting yang semula hanya berfokus pada pemantauan
pertumbuhan balita, dalam inovasi ini dilakukan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang dengan googleform pada tahun 2021 dan diperkuat dengan intervensi di Rumah
Bintang pada tahun 2022, hal ini sejalan dengan pengertian bahwa stunting bukan hanya
gangguan pertumbuhan saja namun juga perkembangan.

Intervensi di Rumah Bintang ditutup dengan kegiatan demontrasi pengolahan PMT oleh
petugas gizi. Pemberian PMT yang semula hanya dengan pemberian biskuit balita dan
edukasi, diperkuat dengan pemberian makanan tambahan setiap hari Jumat pagi melalui dana
swadaya. Berbekal PMT dan edukasi yang diberikan di Rumah Bintang, ibu hamil KEK dan
anemia serta balita stunting kemudian dilakukan evaluasi status gizi melalui kunjungan
rumah dan janji temu dengan petugas KIA maupun petugas gizi secara kolaboratif.
GAMBANG SEMARANG terbukti dapat menurunkan presentase kasus stunting Puskesmas Lamper
Tengah tahun 2021 dari 17.7% ke 4.8%. 

GEMPOL PRIMADONA
(Gerakan Puskesmas Poncol Perangi HIV AIDS Dan IMS Dengan Koordinasi Lintas Sektor
Dan Swasta)

Kasus HIV di Indonesia telah menyebar hampir ke seluruh wilayah dengan cepat
melalui pola penyebaran yang beragam. Jika pada awalnya hanya provinsi tertentu yang
rawan terhadap penyebaran HIV, sekarang tidak ada lagi provinsi yang kebal terhadap
penyebaran virus tersebut. Demikian halnya dengan pola penyebaran, tidak hanya pada
kelompok populasi berisiko tinggi tetapi penyebaran sudah menjalar pada populasi non risiko
tinggi. Karakteristik orang yang terinfeksi HIV juga telah menyebar di seluruh kelompok
umur. Prevalensi kasus HIV tertinggi pada umur 20-29 tahun, hal ini berarti penularan HIV
sudah terjadi di umur kurang dari 20 tahun atau remaja.

Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS mulai tahun 1995 sampai 2018 di Kota Semarang
mencapai 5.044 (38,8%), sedangkan estimasi kasus HIV/AIDS sebanyak 13 ribu. Artinya,
terdapat 7.956 (61,2%) kasus HIV/AIDS di masyarakat tidak terdeteksi. Hal ini merupakan
fenomena gunung es, karena laporan jumlah kasus HIV/AIDS tidak mencerminkan kondisi
sebenarnya. Jumlah kasus yang tidak terdeteksi ini menjadi mata rantai penyebaran
HIV/AIDS di masyarakat, sehingga diperlukan upaya masif untuk menemukan kasus baru,
tidak hanya pada populasi kunci dan berisiko tetapi juga pada kelompok non populasi kunci
dengan pendekatan yang lebih inovatif.

Inovasi GEMPOL PRIMADONA (Gerakan Puskesmas Poncol perangi HIV/AIDS dan IMS
dengan koordinasi lintas sektor dan swasta) hadir sebagai salah satu solusi untuk
meningkatkan pengendalian HIV/AIDS dan IMS terutama di wilayah kerja Puskesmas
Poncol secara menyeluruh, terencana, terpadu dan terkoordinasi bersama Lintas Sektor, Pihak
Swasta, LSM dan masyarakat untuk bersama memerangi HIV/AIDS dengan cara
meningkatkan angka cakupan pemeriksaaan HIV, dimana tujuan umumnya yaitu
menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru, menurunkan hingga meniadakan kematian
berkaitan dengan HIV/AIDS, meniadakan diskriminasi terhadap ODHA.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam Inovasi ini yaitu (1) Pemeriksaan HIV dan IMS
melalui VCT Extra Time, tersedianya layanan dan penambahan jam pelayanan untuk
pemeriksaan dan konseling HIV dan IMS diluar jam kerja Puskesmas (2) Pemeriksaan HIV
dan IMS melalui VCT Mobile, tersedianya layanan pemeriksaan HIV dan IMS diluar
Puskesmas, kegiatan VCT dilaksanakan secara Mobile ke lokasi dunia usaha dan pihak
swasta seperti Hotel, Tempat Karaoke dan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan sesuai
jadwal dan kesepakatan yang telah ditentukan (3) Penggalangan Komitmen, Sosialisasi,
Koordinasi dan Kolaborasi Lintas Sektor, Pihak Swasta,
LSM dan masyarakat (4) Penyuluhan  Kelompok Remaja di
Sekolah.

Inovasi GEMPOL PRIMADONA sangat berdampak positif


dalam penemuan kasus HIV/AIDS di lingkungan Puskesmas
Poncol Kota Semarang, terbukti dengan (1) meningkatnya
Capaian tes HIV (dari 1103 menjadi 1547 orang pertahun, meningkat 40,2 %); (2)
meningkatnya Penemuan kasus HIV  (dari 28 menjadi 70 orang pertahun, meningkat 150 %);
(3) meningkatnya kunjungan pasien akses ARV (dari 267 menjadi 786 kunjungan, meningkat
194 %); (4) meningkatnya cakupan Pemeriksaan Sipilis dan pengobatannya (dari 636 menjadi
1053 orang pertahun, meningkat 65 %).  
Inovasi GEMPOL PRIMADONA memiliki beberapa kebaruan dibandingkan dengan cara
lama yang telah dilakukan Puskesmas Poncol untuk mencapai target dalam pengendalian
kasus HIV/AIDS, yaitu : Inovasi ini mampu memunculkan pemberdayaan, kolaborasi dan
keterlibatan lintas sektor, pihak swasta, LSM dan masyarakat dalam upaya pengendalian
kasus HIV/AIDS secara optimal, Sasaran target penemuan kasus HIV/AIDS lebih luas, tidak
hanya terbatas pada populasi kunci atau kelompok berisiko, waktu pelaksanaan kegiatan
Inovasi ini lebih fleksibel dengan adanya penambahan jam pelayanan diluar jam kerja
Puskesmas, sehingga pengunjung yang ingin melakukan pemeriksaan tidak terkendala waktu
saat bekerja atau beraktifitas dipagi hari serta kegiatan dalam inovasi ini tetap bisa
berlangsung dimasa Pandemi Covid 19.

Anda mungkin juga menyukai