Anda di halaman 1dari 2

Penyakit demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk

Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit yang lebih dikenal dengan sebutan DBD ini telah
menjadi suatu penyakit yang cukup serius di Indonesia. Hal dibuktikan dengan tingginya tingkat
kematian yang disebabkan karna penyakit DBD ini. Berdasarkan data dari Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, tecatat saat ini penyakit DBD telah menyebar ke 472 kota
maupun kabupaten di Indonesia dengan tingkat kematian yang cukup tinggi di 219 kota maupun
kabupaten.

Berdasarkan grafik data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, diatas dapat diperoleh
bukti bahwa tingkat kematian akibat DBD terus mengalami peningkatan sejak tahun 1968
dengan kasus kematian tertinggi mencapai total 1.598 kasus kematian yakni di tahun 2016-2017.
Dari data yang sama dapat kita lihat pula bahwa kasus DBD di Indonesia juga terus mengalami
peningkatan hingga puncaknya yang mencapai total 204.171 kasus. Berdasarkan data dari
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga tercatat bahwa kasus DBD lebih cenderung
menjangkit masyarakat dengan usia-usia produktif yakni usia 15-44 tahun.
Bahaya yang ditimbulkan dari penyakit DBD ini juga masih menghantui Kota Semarang hingga
saat ini. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya kasus DBD yang terjadi dan tingginya
tingkat kematian yang diakibatkan oleh DBD di Semarang.

Berdasarkan data grafik dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, dapat diperoleh fakta bahwa
tingkat kasus DBD dan tingkat kematian akibat DBD di Kota Semarang masih sangat tinggi.
Tercatat pada tahun 2020 tercatat 320 kasus DBD dengan total 4 kasus kematian. Salah satu
penyebab masih tinggi kasus DBD di Kota Semarang adalah kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan sekitar serta minimnya pengetahuan
masyarakat akan gejala dan cara pengobatan untuk penyakit DBD. Jajaran pemerintah Kota
Semarang khusunya Dinas Kesehatan memegang peranan penting akan minimnya kesadaran
masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar serta minimnya pengetahuan
masyarakat akan gejala dan cara pengobatan untuk penyakit DBD. Kurangnya Tindakan
sosialisasi maupun banyaknya tindakan sosialisasi yang tidak sesuai target menjadi faktor utama
yang menyebabkan minimnya pengetahuan masyarakat akan penyakit dan gejala DBD. Kegiatan
sosialisasi yang tidak menarik serta terbatas oleh tempat dan waktu juga menjadi faktor
pendukung dari minimnya pengetahuan masyarakat akan DBD.

Anda mungkin juga menyukai