Anda di halaman 1dari 1

PERTEMUAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS PENYAKIT MALARIA

DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Pangkalpinang_ Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Mulyono


Susanto menjelaskan bahwa malaria menjadi program prioritas dalam RPJMN tahun 2015-2019 dan
rencana strategis Kementerian Kesehatan. “Tujuan akhir dari pengendalian penyakit malaria adalah suatu
saat penyakit malaria tidak menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat,” ujarnya. “Hingga saat ini,
malaria menjadi salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit ini merupakan salah satu penyumbang cukup besar terhadap angka kesakitan dan angka
kematian terhadap penduduk berisiko dan dapat menurunkan produktivitas kerja,” jelasnya.

Hasil penyelidikan epidemiologi malaria dan pemetaan fokus merupakan salah satu langkah
utama dalam memutuskan mata rantai penularan malaria. Hal ini diungkapkan oleh Mulyono, saat
membuka kegiatan Sosialisasi Penyelidikan Epidemiologi Kasus Malaria dan Pemetaan Fokus bagi
Kabupaten Tahap Eliminasi di Hotel Sun-Pangkalpinang. (10/09/2017)

Menurut Mulyono, masih ada dua kabupaten yang belum menerima sertifikat eliminasi malaria,
tetapi sudah mencapai tahap eliminasi. “Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Tengah memiliki API
kurang dari satu per seribu penduduk. Masing-masing 0,12 per seribu penduduk dan 0,02 per seribu
penduduk,”katanya.
M.Henri ,kepala bidang P2P yang membawahi program malaria mengatakan bahwa penyelidikan
epidemiologi merupakan rangkaian kegiatan investigasi dan pengamatan untuk memperoleh informasi
yang cepat dan akurat tentang sumber penularan. “Klasifikasi kasus, luasnya penularan, kebiasaan,
perilaku masyarakat berkaitan dengan proses penularan malaria dan situasi vektor,” jelasnya.
“Oleh karena itu, kami menggandeng Lembaga Eijkman (Eijkman-Oxford Clinical Research Unit), untuk
memberikan bimbingan kepada para peserta sosialisasi yang  merupakan petugas puskesmas,  mengenai
riset pemetaan fokus dalam program pengendalian malaria ini,” lanjutnya.

“Saat ini, prioritas kita adalah mengeliminasi setiap wilayah Provini Kepulauan Bangka Belitung.
Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Tengah harus dapat menyusul kabupaten/kota lainnya untuk
mendapat sertifikat eliminasi malaria sehingga tujuan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat kita
capai,” harapnya. Beliau menjekaskan bahwa selain melalui paparan dan diskusi serta tanya jawab,
pemberian materi dilakukan juga dengan praktik lapangan untuk mengimplementasikan penggunaan
aplikasi QGIS untuk membuat peta fokus. Adapun praktik tersebut dilakukan di daerah Desa Tanjung
Gunung Kabupaten Bangka Tengah.Dalam kegiatan yang berlangsung selama empat hari (10-15
September 2017), beliau berharap peserta sosialisasi yang berasal dari puskesmas ini nantinya dapat
menjadi tim pelaksana penyelidikan epidemiologi di puskesmasnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai