Anda di halaman 1dari 53

RENCANA KERJA

PENGURUS CABANG IKATAN BIDAN INDONESIA PC IBI

KOTA PANGKALPINANG

2018-2023

Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia


Kota Pangkalpinang
Sekretariat : Jl.Pahlawan 12 Kelurahan Air Kepala 7 Nomor, email:pkp.pcibi@gmail.com

KATA PENGANTAR
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) merupakan organisasi profesi bidan di
Indonesia. Wadah Para bidan dalam mencapai tujuan melalui kebijakan
peningkatan profesionalisme anggota guna menjamin masyarakat
mendapatkan pelayanan berkualitas. IBI didirikan pada tanggal 24 Juni 1951,
menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951 dan
bergabung menjadi anggota ICM (International Confederation of Midwives)
pada tahun 1956. Kantor pusat berkedudukan di Jakarta, IBI memiliki
perwakilan di 34 Provinsi, 509 kota/kabupaten dan 3728 ranting diseluruh
indonesia.
Visi IBI adalah mewujudkan bidan profesional berstandar global. Misi IBI
adalah meningkatkan kekuatan organisasi, meningkatkan peran IBI dalam
meningkatkan mutu pendidikan bidan serta pelayanan, meningkatkan
kesejahteraan anggota dan mewujudkan kerjasama dengan jejaring kerja.
Nilai – nilai yang mendasari IBI adalah mengutamakan kebersamaan,
mempersatukan diri dalam satu wadah, pengayoman terhadap anggota,
pengembangan diri, peran serta dalam komunitas, mempertahankan citra
Bidan dan pelayanan berkualitas kepada Ibu dan Anak.
Visi IBI Kota Pangkalpinang

Jumlah anggota IBI dan anggota yang telah memiliki Kartu Tanda
Anggota (KTA)........., sedangkan jumlah bidan yang terdaftar di Majelis
Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) ada ........ (MTKP, September 2020)

Sebagai organisasi profesi satu-satunya wadah Bidan Indonesia IBI memiliki


mekanisme lima tahunan yaitu Kongres ditingkat pusat, musyawarah daerah
ditingkat provinsi, musyawarah cabang di tingkat kabupaten/kota serta
musyawarah ranting di tingkat kecamatan.Salah satu hasil Kongres XV IBI
2018 adalah Rencana Strategis yang merupakan acuan bagi PC IBI Kota
pangkalpinang untuk merumuskan rencana kegiatan kedalam maupun keluar
yang dilaksanakan oleh tiap jenjang kepengurusan di tingkat kota dalam
mewujudkan tujuan organisasi.
Rencana Kerja Organisasi Ikatan Bidan Indonesia ini akan dievaluasi
dan disempurnakan pada Muscab XVIII IBI 5 (lima) tahun mendatang, untuk
itu kami mengharapkan masukan dan perbaikan yang mungkin dilaksanakan
guna meningkatkan mutu dalam mengelola Organisasi Ikatan Bidan
Indonesia Kota Pangkalpinang yang kita cintai. Dengan rahmat Tuhan Yang
Maha Esa, Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia Kota Pangkalpinang
menyusun, menetapkan dan melaksanakan Rencana Kegiatannya yang
diperbaharui sesuai dengan tuntutan perubahan dan perundangan.

Terima kasih dan selamat bekerja.

Pangkalpinang, Agustus 2020


Pengurus Cabang Ikatan Bidan
Indonesia
Surat Keputusan Muscab No 001/SKEP/PDIBI/VIII/2020

sk
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia adalah untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah tumpah darah
Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan perjuangan Ikatan Bidan Indonesia sesungguhnya
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pergerakan bangsa
Indonesia. Bahwa Ikatan Bidan Indonesia sebagai salah satu kekuatan
sosial, mempunyai hak, tanggung jawab dan kewajiban yang sama
dengan kekuatan sosial lainnya dalam rangka mengisi kemerdekaan
bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 demi masa depan yang lebih baik bagi keluarga, masyarakat
dan bangsa yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Maka, seluruh
anggota Ikatan Bidan Indonesia dalam pelaksanaan fungsinya sebagai
salah satu kekuatan sosial, mempersatukan diri dalam satu wadah yang
menghimpun semua potensi bidan di Indonesia yaitu “IKATAN BIDAN
INDONESIA” (IBI) yang didirikan secara nasional pada tanggal 24 Juni
1951 di Jakarta.
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang ada dalam sistem
kesehatan dan memiliki posisi strategis dalam penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan pelayanan
Keluarga Berencana (KB) dalam upaya pengendalian pertumbuhan
penduduk, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya
perempuan dan anak. Bidan dalam memberikan pelayanan harus
mampu menghadapi tuntutan yang terus berubah seiring perkembangan
masyarakat dan dinamika kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) adalah satu-satunya wadah
untuk menghimpun seluruh anggota IBI dalam pelaksanaan fungsinya
sebagai salah satu kekuatan sosial dalam mempersatukan diri setiap
anggotanya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga IBI 2018-2023 BAB II pasal 6, bahwa Ikatan Bidan Indonesia
bertujuan:
1) Menggalang dan mempererat persatuan dan persaudaraan sesama
bidan, organisasi perempuan dan pihak terkait untuk mencapai visi
dan misi.
2) (Membina dan mengayomi anggota serta mengembangkan dan
meningkatkan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan
terutama dalam lingkup kebidanan.
3) Berperan serta dalam pembangunan, terutama dalam pemeliharaan
dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya
kesehatan ibu dan anak.
4) Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan serta
memberdayakan perempuan dalam masyarakat.
Untuk mencapai tujuan sebagaimana tercantum, PC IBI Kota
Pangkalpinang melakukan kegiatan baik dalam maupun luar
organisasi sesuai rencana kerja. Oleh sebab itu Rencana Kerja PC IBI
Kota pangkalpinang juga berbasis masyarakat, inklusif dan partisipatif
yang memungkinkan keterlibatan stakeholder dalam memberikan
masukan.
Sebagai organisasi profesi bidan di tingkat kota, PC IBI Kota
Pangkalpinang akan menghadapi tantangan baik lokal dan global.
Sebagai pengurus organisasi bidan pastinya mengharapkan dapat
mencapai keberhasilan pada saat ini dan yang akan datang.Disamping
untuk menghadapi lingkungan ekternal maupun internal yang kompetitif
dan turbulen, organisasi memerlukan sistem yang mampu
menerjemahkan hasil envisioning ke dalam action plan yang
komprehensif, koheren, terukur dan seimbang.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Penyusunan Rencana Kerja PC IBI tahun 2018-2023 adalah untuk
memberikan arah dan kendali program PC IBI dalam kurun waktu 5
(lima) tahun

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam penyusunan rencana kegiatan yang
berkaitan dengan program Organisasi Profesi (OP) IBI baik
dilingkungan OP IBI maupun dengan mitra program
b. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi
program OP IBI
c. Sebagai alat komunikasi antara Pengurus Cabang dan Pengurus
Ranting dengan para anggota IBI maupun dengan mitra program
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. Profil Ikatan Bidan Indonesia Kota Pangkalpinang


a. Organisasi Profesi Ikatan Bidan Indonesia
i. Kedudukan Organisasi
Organisasi Profesi Ikatan Bidan Indonesia (OP IBI) berdiri
pada tanggal 24 Juni 1951 di Jakarta dan disyahkan oleh Menteri
Kehakiman No. 60/954 pada tanggal 15 Oktober 1954.
Pengesahan IBI sebagai organisasi profesi diperbaharui dengan
akte notaris No. 52 tgl.19 Agustus 2008 Notaris Krismorini Asmawel
SH.
Pada tahun yang sama yaitu tahun 1951 IBI terdaftar sebagai
anggota organisasi Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), dan
menjadi anggota yang aktif sampai dengan saat ini. Pada tahun
1956 IBI menjadi anggota dari International Confederation of
Midwives (ICM) dan menjadi anggota yang aktif sampai dengan
saat ini. IBI selalu mengikuti pertemuan Regional Asia Pasifik, juga
mengikuti Kongres ICM. Sebagai anggota ICM IBI selalu
menyesuaikan diri dengan kebijakan organisasi bidan dunia
tersebut baik pada sistem pelayanan maupun sistem pendidikan.
Pada tahun 1985 IBI juga terdaftar di Departemen Dalam Negeri
sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dengan status IBI
sebagai LSM akan mendekatkan langsung kepada masyarakat,
khususnya untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak.
PC IBI Kota pangkalpinang terpilih melalui musyawarah
daerah (musda) pada tanggal 08 Agustus 2020 dan berdasarkan
Surat Keputusan Muscab No 001/SKEP/PDIBI/VIII/2020,
ii. Kepengurusan
Gerak dan langkah Ikatan Bidan Indonesia di semua
tingkatan dapat dikatakan semakin maju dan berkembang dengan
baik. Sampai dengan tahun 2018, IBI telah memiliki 34 Pengurus
Daerah, 509 Pengurus Cabang (di tingkat Kabupaten/Kota) dan
3.728 Pengurus Ranting IBI (di tingkat Kecamatan/unit
Pendidikan/Unit Pelayanan). Jumlah anggota yang telah memiliki
Kartu Tanda Anggota (KTA) 338.864 (Desember 2019), sedangkan
jumlah bidan yang terdaftar di Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
(MTKI) ada 658.510 (MTKI, Agustus 2018).
Pangalpinang....
Dalam kepengurusan IBI memakai azas desentralisasi,
sentralisasi dan dekonsentrasi. Dari tahun ke tahun IBI berupaya
untuk meningkatkan mutu dan melengkapi atribut-atribut organisasi,
sebagai syarat sebuah organisasi profesi, dan sebagai organisasi
masyarakat LSM yaitu :
1) AD-ART, yang ditinjau, disempurnakan dan disesuaikan dengan
perkembangan.
2) Kode Etik Bidan, yang ditinjau, disempurnakan dan disesuaikan
dengan perkembangan.
3) Satuan Kredit Perolehan: alat ukur memantau peningkatan
pengetahuan dan keterampilan.
4) Buku Prosedur Tetap pelaksanaan tugas-tugas Bidan.
5) Buku Pedoman Organisasi.
6) Buku Pedoman Bagi Bidan di desa.
7) Buku Pedoman Klinik IBI.
8) Buku 50 tahun IBI, yang mencatat tentang sejarah dan kiprah
IBI, diterbitkan dalam rangka menyambut HUT ke 50 IBI pada
tahun 2001.
9) Khusus melalui kepengurusan tahun 2013-2018 atribut-
atribut/kelengkapan tersebut bertambah lagi dengan
disusunnya:
a) Majalah Bidan
b) Majalah 1 Bundel
c) Jurnal Ilmiah Bidan
d) Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
e) Buku Petunjuk Pelaksana (Juklak)
f) Buku Rencana Strategis (Renstra)
g) Buku Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga
h) Buku WHO Wheel
i) Buku ABPK
j) PIN
k) Bunga Rampai
l) Proceeding Kongres - 2008
m) Proceeding Kongres - 2013
n) Proceeding Rakernas - 2011
o) Proceeding PIT Bidan 2014
p) Patograph
q) 60 Langkah APN
r) Vandel
s) KTA
t) Medali
u) Draft Revisi Standar Kompetensi Bidan
v) Draft Revisi Standar Pendidikan Bidan
w) Draft Revisi Standar Pelayanan Bidan
x) Buku Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(CPD) Bidan
y) Buku Log Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(CPD) Bidan
z) Buku Acuan Peserta Pelatihan Midwifery Update (MU)
aa) Modul Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan
Reproduksi
bb) Jurnal Ilmiah Bidan (terakreditasi Dikti)
cc) Modul E-Learning Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
dengan PEB
dd) Modul Pelatihan Tim Penilai Kompetensi Kerja Bidan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
iii. Keuangan
Keuangan IBI diperoleh dari :
a) Uang Pangkal.
b) Iuran Anggota.
c) Sumbangan dalam bentuk apapun yang sah dan tidak
mengikat.
d) Penerimaan-penerimaan lain yang sah.
e) Usaha lain yang sah
Ketentuan lebih lanjut tentang keuangan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Kepatuhan anggota membayar iuran ± 70%.
b. Pelayanan Kebidanan
Bidan adalah tenaga profesional yang bertanggung-jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan
dan masa nifas, memfasilitasi dan memimpin persalinan atas tanggung
jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, bayi dan
anak balita. Asuhan ini mencakup upaya promotif dan preventif,
mengoptimalkan proses persalinan fisiologis dengan pendekatan bio
psiko sosial kultural, spritual dan emosional, melakukan deteksi dini
risiko dan komplikasi pada ibu, bayi, dan anak balita serta
melaksanakan pertolongan pertama pada kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada
keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan
antenatal dan persiapan menjadi orang tua, termasuk kesehatan
perempuan, kesehatan seksual, dan kesehatan reproduksi serta
kesehatan bayi dan anak balita.
Bidan dapat praktik diberbagai fasilitas pelayanan kesehatan:
Rumah Sakit, Puskesmas, klinik, Praktik Mandiri, atau unit kesehatan
lainnya. Bidan memberikan pelayanan disetiap tatanan pelayanan
mulai didesa, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Rumah Sakit,
Rumah Bersalin dan bidan praktek perorangan/mandiri/swasta. Dalam
memberikan pelayanan kebidanan bidan berpedoman pada standar
praktek bidan, pedoman berdasarkan pada keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 27 tahun 20118 tentang Izin Penyelengaraan
Praktek Bidan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan PC
IBI bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam rangka supervisi
fasilitatif bagi bidan koordinator terhadap bidan di Puskesmas dan
bidan di desa.
Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan
panduan dalam mem-berikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi:
1) Hamil dan bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan
penyakit.
2) Perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak,
kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan
harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang diterimanya.
3) Fungsi utama profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan
ibu dan bayinya, proses fisiologis harus dihargai, didukung dan
dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat menggunakan
teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk memastikan
kesejahteraan perempuan dan janin/bayinya
4) Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan
tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan
merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan,
keluarga dan pemberi asuhan.
5) Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu, bayi,
balita, kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga (mengurangi
kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada: promosi
kesehatan yang bersifat holistik dan pencegahan, diberikan dengan
cara yang kreatif, fleksibel, suportif, dan peduli. Bimbingan,
monitoring dan pendidikan juga diberikan berpusat pada
perempuan. Asuhan diberikan berkesinambungan, sesuai dengan
kebutuhan perempuan, tidak otoriter, serta menghormati keputusan
dan pilihan perempuan.
6) Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan
perempuan sebagai partner. Bidan memiliki otonomi penuh dalam
praktiknya yang menempatkan perempuan sebagai pusat
pelayanan.
7) Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila dalam
memberikan pelayanan kebidanan. yang memandang semua
manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio- kultural dan spiritual yang
unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan
tidak ada individu yang sama.
8) Setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan
kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan
mendapatkan informasi yang cukup untuk berperan disegala aspek
pemeliharaan kesehatan.
9) Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu
maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan
bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
10)Setiap individu berhak untuk mendapatkan pelayanan yang
berkualitas. Untuk itu setiap ibu berhak melahirkan bayinya secara
fisiologis dan bayi berhak dilahirkan secara fisiologis dan sehat.
Pengalaman melahirkan merupakan pengalaman yang
membahagiakan dan tak terlupakan. Tugas keluarga,
mempersiapkan pemenuhan kebutuhan anak sampai menginjak
masa remaja.
11)Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk
kumpulan masyarakat dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam
satu kesatuan bangsa Indonesia. Masyarakat terbentuk karena
adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungan
yang bersifat dinamis, mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang
terorganisir.
Khusus untuk bidan praktek mandiri IBI telah menstandarisasi
pelayanan dengan merek/branded Bidan Delima. Pada saat ini Bidan
Delima sudah mencakup 21 propinsi dengan jumlah Bidan Delima
9.255, calon Bidan Delima 1.411 dan jumlah fasilitator 1.793.
Program Bidan Delima telah dikelola secara Manajemen Bidan Delima
tingkat kabupaten/kota oleh PC IBI.
c. Pendidikan Formal dan Non Formal

i. Pendidikan Formal
Pendidikan dan pelatihan bidan akan menentukan kualitas
personal dan profesional bidan yang pada akhirnya akan
menentukan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya
kesehatan ibu dan anak.
Di Pangkalpinang, berdasarkan data Dinas kesehatan
Prpvinsi tahun 2019 jumlah tenaga bidan adalah 175.124 orang
yang tersebar di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dan
pendidikan (Rumah sakit, Puskesmas, RSAB, bidan Desa, BPS,
institusi pendidikan dan institusi lain). Hasil Riskesdas 2010
menunjukkan terdapat 82,2% persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan. diantaranya sebanyak 62,1% (75% persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan dilakukan oleh bidan). Dalam
pelayanan KB diketahui bahwa pencapaian peserta KB baru
sebanyak 687.715 peserta, 32,2% diantaranya dilakukan di Bidan
Praktik Mandiri. Dari profil ini tampak bahwa bidan berperan
penting sebagai mitra perempuan dan tenaga kesehatan
professional strategis dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak
di Indonesia.
Realita yang ada bidan sebagai mitra perempuan merupakan
profesi yang memiliki pekerjaan dengan kompleksitas dan tanggung
jawab yang besar. Untuk menyiapkan bidan yang tanggap terhadap
situasi terkini dan dapat mengatasi berbagai situasi kompleks yang
dihadapi perempuan sepanjang siklus reproduksinya serta bayi dan
balita sehat, dibutuhkan bidan yang mampu berpikir kritis, analisis-
sintesis, advokasi dan kepemimpinan yang hanya dapat dihasilkan
oleh sistem pendidikan tinggi kebidanan yang berkualitas dan
mampu berkembang sesuai kebutuhan kemajuan zaman.
Dengan demikian bidan tidak hanya dituntut memiliki
kemampuan klinis saja tetapi juga harus memiliki kemampuan
menganalisa permasalahan non klinis dan sosial budaya yang
berpengaruh pada kualitas kesehatan reproduksi perempuan, serta
kemampuan pemberdayaan, advokasi dan negosiasi serta
kemampuan penelitian dalam pengembangan ilmu dan praktik
kebidanan. Dengan demikian, akses dan kualitas pelayanan
kesehatan reproduksi, memerangi kemiskinan, meningkatkan
pendidikan dan pemberdayaan perempuan atau kesetaraan gender
menjadi persoalan penting untuk dikelola dan diwujudkan.
Sejak terbitnya uu Undang-Undang ini mengatur mengenai
pendidikan Kebidanan,Registrasi dan izin praktik, Bidan warga
negara Indonesia lulusan luar negeri, Bidan Warga Negara Asing,
Praktik Kebidanan, hak dan kewajiban Organisasi Profesi Bidan,
pendayagunaan Bidan, serta pembinaan dan pengawasan. Dalam
pasal 48 menyatakan bahwa Kompetensi dan kewenangan Bidan
diperoleh berdasarkan pendidikan kebidanan lulusan program
diploma tiga dan pendidikan kebidanan lulusan program profesi
yang ditempuh
Pengembangan profesi bidan berjalan sangat lambat karena
berbagai sebab antara lain pengembangan pendidikan dan
dukungan stakeholders. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
pengembangan kualitas pelayanan kebidanan. Berbagai hasil riset
yang dilakukan oleh profesi lain, memperlihatkan rendahnya peran
bidan dalam pengembangan profesinya dan campurtangan profesi
lain yang tidak sepenuhnya sesuai dengan filosofi yang dimiliki oleh
bidan dalam proses pendidikan bidan menambah buruknya mutu
lulusan bidan. Lulusan yang dihasilkan lebih bersifat trained labour
dengan minimnya keterampilan clinical reasoning dan clinical
judgemnent sehingga tidak memenuhi standar kompetensi dan
profil bidan.
Disamping itu kebijakan pemerintah terhadap pendidikan
bidan yang terus berubah dan sangat tergantung pada kebutuhan
program menambah rendahnya mutu lulusan dengan variasi yang
tidak jelas dan tidak kompeten. Untuk itu sudah saat saatnya
pendidikan kebidanan diatur dalam sistem yang ajek dan IBI
sebagai organisasi profesi ikut terlibat langsung dalam
merencanakan dan menentukan bentuk pendidikan bidan.
Pendidikan kebidanan yang dibutuhkan saat ini di Indonesia adalah
pendidikan bidan yang mempersiapkan lulusannya mampu
bersaing ditingkat nasional maupun global diantara profesi dan
interprofesi. Hal ini diperkuat dengan UU Sisdiknas No 20 tahun
2003 yang menyatakan bahwa pendidikan profesi diperoleh
melalui pendidikan setelah strata satu. Demikian juga organisasi
bidan internasional (ICM) dalam kongresnya ke-29 pada tahun
2011 di Durban, Afrika Selatan juga memutuskan pentingnya ada
acuan standar pendidikan bidan bagi setiap Negara diseluruh
dunia. Dengan dasar inilah IBI menetapkan pendidikan bidan
Indonesia yang mengacu pada ketetapan ICM yaitu pendidikan
profesi bidan minimal strata satu profesi (S1–Profesi) dan
diselenggarakan di lembaga pendidikan tinggi (University
environment).
ii. Pelatihan
Pelatihan klinis untuk bidan dilaksanakan oleh Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik (JNPK) beserta jajarannya, ditingkat
regional oleh Pusat Pelatihan Klinik Tertier (P2KT), ditingkat
propinsi oleh Pusat Pelatihan Klinik Skunder (P2KS) dan tingkat
kabupaten/kota oleh Pusat Pelatihan Klinik Primer (P2KP).
Pada saat ini pelatihan untuk bidan meliputi Asuhan Persalinan
Normal (APN), Asuhan Pasca Abortus (APK), Contrasepsi Update
(CTU), Penanganan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif
(PONEK). Sedangkan Diklat IBI masih diperluka pelatihan :
kepemimpinan imunisasi, penggunaan Alat Bantu Pengambil
Keputusan (ABPK), fasilitator Bidan Delima, penggunaan buku KIA.
Pelaksanaan pelatihan tersebut masih sangat rendah karena masih
tergantung dari donor terutama peran pemerintah sangat
diharapkan.
iii. Seminar
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mengadakan seminar secara
periodik pada acara-acara peringatan hari bersejarah bagi IBI.
Seminar juga dilaksanakan bersama mitra kerja. Topik seminar
disesuaikan dengan kebutuhan bidan, kebutuhan organisasi dan
kebutuhan program. Pelaksanaan seminar dilaksanakan dapat
berkoordinasi dengan PD propinsi.
iv. Peranan IBI dalam Pendidikan Bidan
Pendidikan bidan diselenggarakan oleh pemerintah (dalam hal
ini Dinas Kesehatan) bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK).
Pemberian rekomendasi melalui proses telaah proposal pengajuan
pendirian institusi dan visitasi ke lapangan. Pada kegiatan visitasi
lapangan PC IBI diikut sertakan untuk visitasi sebagai tim dari SDK
Dinas Kesehatan.
Kegiatan akreditasi pendidikan bidan dilaksanakan oleh
lembaga, yaitu Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN
PT). Untuk kegiatan akreditasi ditingkat pusat PP IBI telah menjadi
anggota assesor akreditasi BAN PT. Pelaksanaan akreditasi BAN
PT, profesi bidan masih tergabung dengan profesi lain. Demikian
pula, materi borang akreditasi masih bersifat umum, belum
menggambarkan untuk akreditasi pendidikan bidan. Sejak tahun
2010 PPIBI bersama 5 profesi kesehatan lain yaitu Kedokteran,
Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan masyarakat didukung oleh
proyek Health Profesional Education Quliaty (HPEQ) projek telah
membentuk Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) yang nanti akan
berperan untuk melakukan akreditasi.
B. Program Pemerintah RI dan Program Global
a. Program Pemerintah
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2020-
2024 dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar berupa
kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Pemenuhan pelayanan dasar
itu tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024. Renstra dibentuk untuk menyelesaikan
masalah-masalah tersebut agar terpenuhi pelayanan dasar
masyarakat Indonesia. Strateginya dapat dilakukan melalui
peningkatan kesehatan ibu dan anak, KB, kesehatan reproduksi,
percepatan perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pengendalian
penyakit, penguatan Germas, dan penguatan sistem kesehatan dan
lain- lain tentunya sejalan dengan tugas pokok dan fungsi bidan.
Peningkatan kesehatan ibu dan anak mencakup peningkatan
seluruh persalinan di fasilitas kesehatan, peningkatan kompetensi
bidan, penyediaan sarana prasarana dan farmasi, perluasan imunisasi
dasar lengkap terutama pada daerah dengan cakupan rendah dan
pengembangan imunisasi untuk menurunkan kematian bayi.
Prioritas Utama Arah Kebijakan & Strategi Kemenkes 2020-2024
yaitu peningkatan kesehatan ibu, anak, kb dan kesehatan reproduksi
peningkatan pelayanan kebidanan berkesinambungan (continuum of
obstetric care) di fasilitas publik dan swasta dengan mendorong
seluruh persalinan di fasilitas kesehatan, peningkatan cakupan dan
kualitas pelayanan antenatal, peningkatan kompetensi tenaga
kesehatan terutama bidan, perbaikan sistem rujukan maternal,
penyediaan sarana prasarana dan farmasi terutama jaminan
ketersediaan darah setiap saat, dan pencatatan kematian ibu di
fasilitas pelayanan kesehatan, perluasan imunisasi dasar
lengkap,peningkatan perilaku higiene,peningkatan gizi remaja putri dan
ibu hamil, peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga khususnya
pengasuhan, tumbuh kembang anak dan gizi, perluasan cakupan KB
dan kespro, peningkatan pengetahuan dan akses layanan kesehatan
reproduksi bagi remaja dan praremaja yang responsif gender;
peningkatan kompetensi PKB/PLKB, penguatan jejaring dalam
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi khususnya praktik mandiri
bidan, dokter swasta dan penguatan advokasi, KIE dan konseling
Visi kementerian Kesehatan:
Visi misi Kementerian Kesehatan mengikuti visi misi Presiden
Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong. Visi tersebut
diwujudkan dengan 7 (tujuh) misi pembangunan yaitu:
1) Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3) Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati
diri sebagai negara maritim.
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian
Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus
menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu
hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan
status sosial ekonomi.
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan
semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian,
seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi
lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha,
masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan
kesehatan, Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi
nilai-nilai yaitu:
1. PRO RAKYAT. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
Kementerian Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat
dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.
Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap
orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan
suku, golongan, agama, dan status social ekonomi.
2. INKLUSIF, Semua program pembangunan kesehatan harus
melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak
mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja.
Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus
berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi,
organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan
masyarakat akar rumput.
3. RESPONSIF, Program kesehatan haruslah sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi
permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, social budaya
dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam
mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga
diperlukan penanganan yang berbeda pula.
4. EFEKTIF, Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan
sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien.
5. BERSIH, Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan
akuntabel.
Bidan memasuki era global ini perlu persiapan yang dimulai
dengan kesadaran dan pemahaman untuk individu bidan, organisasi
profesi, pendidikan dan pelayanan kebidanan.
Persiapan utama untuk menghadapi globalisasi tersebut adalah:
1. Organisasi yang adekuat, bekerjasama dengan organisasi
terkait (stakeholder) untuk menentukan dan mempunyai
kewenangan dalam pendidikan bidan serta pelayanan kebidanan.
2. Adanya standarisasi dalam sistem pendidikan bidan disertai
dengan monitoring dan evaluasi dari sistem tersebut.
3. Adanya standarisasi pada sistem pelayanan kebidanan disertai
dengan monitoring dan evaluasi pelayanan kebidanan.
Organisasi profesi yang adekuat, adanya sistem pendidikan
yang terstandar akan melahirkan lulusan yang siap pakai berdaya
saing dalam dunia kerja akan mewujudkan pelayanan kebidanan yang
prima siap untuk tatanan global. Bidan secara personal memiliki :
kompetensi profesi, kompetensi komunikasi, kompetensi personal,
kompetensi sosial dan kompetensi global. Untuk itu diperlukan bidan
yang memiliki ciri : sadar ilmu pengetahuan dan teknologi, kreatif,
beretika dan solidaritas.
C. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
a. Analisis Lingkungan Internal
i. Manajemen Organisasi
Manajemen organisasi IBI Kota Pangkalpinnag dimanage sesuai
dengan struktur dan fungsi masing-masing komponen. Setiap
komponen dalam organisasi telah memiliki fungsi dan uraian tugas
yang jelas. Komponen tersebut adalah : Ketua Umum, Sekretaris ,
Ketua I, Ketua II, Bendahara, Tim Teknis, Majelis Pertimbangan
Organisasi (MPO/Penasehat), Majelis Pertimbangan Etik Bidan dan
Yayasan Buah Delima.
ii. Sumber Daya Manusia (SDM)
Organisasi IBI dikelola oleh SDM yang telah terlatih dalam bidang
organisasi sesuai dengan peran dan fungsinya. Dalam organisasi
IBI ada dua komponen/fungsi yaitu : fungsi sebagai pengurus IBI
dan fungsi sebagai sekretariat.
iii. Sarana Prasarana
Sekretariat PC IBI Kota Pangkalpinang beralamatkan di
Jl.Pahlawan 12 Kelurahan Air Kepala 7 Nomor,
email:pkp.pcibi@gmail.com dengan status bangunan pinjaman.
namun untuk sekretariat IBI tingkat kecamatan belum seluruhnya.
iv. Keuangan
Sumber keuangan IBI bersumber dari iuran anggota, usaha,
pemda. Iuran tiap anggota Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) tiap
bulan. Iuran tersebut dialokasikan untuk : PR 50%, PC 25%, PD
15%, PP 10%. Anggota IBI yang aktif membayar iuran berdasarkan
data per propinsi 5 tahun terakhir rata-rata 70%.
v. Sistem Informasi
Ikatan Bidan Indonesia telah memiliki :
1) E-mail : pkp.pcibi@gmail.com
2) Majalah Bidan
vi. Produk Layanan
Pengurus PC IBI memberikan pelayanan secara berjenjang kepada
anggota dan pendidikan, meliputi :
KTA
Seragam IBI dan atribut
Majalah dan buku pedoman
b. Analisis Lingkungan Eksternal
1) Kebijakan dan Hukum
1) UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
3) PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan
4) PP No. 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
5) Kepmenkes RI No.1 th 00.06.2.4.1583/2002 tentang Kurikulum
DIII Kebidanan
6) Kepmenkes RI 1192/2004 tentang Pendirian Diploma Bidang
Kesehatan
7) Kepmenkes RI 369/2007 tentang Standar Profesi Bidan
8) Kepmenkes RI 938/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
9) Kepmenkes RI no 1796/ 2011 tentang registrasi tenaga
kesehatan
10)Kepmenkes RI no 28/ 2017 tentang Penyelengaraan Praktik
Bidan
11)Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Kebidanan.
2) Mitra IBI
Ikatan Bidan Indonesia Kota Pangkalpinang sebagai organisasi
profesi menjalani kerjasama dengan stakeholder terkait, baik
pemerintah maupun non pemerintah, yaitu : 1) Dinas Kesehatan; 2)
Dinas Pendidikan 3) BKKBN; 4) Badan Pemberdayaan Perempuan
dan lainnya.
c. Analaisis SWOT

KEKUATAN KELEMAHAN

F 1. Pelatihan anggota 1. Pengumpulan data


A meningkat dasar masih lemah
K
2. Kewenangan IBI dalam 2. Profesionalisme
T
rekomendasi institusi bidan belum optimal
O
pendidikan bidan
R
3. Advokasi terhadap mitra 3. Akses IBI ke
meningkat pendidikan dan pelayanan
I
belum optimal
N
T 4. Perencanaan dan pelaporan 4. Peningkatan SDM
E program semakin baik pengurus IBI masih rendah
R 5. Kepercayaan masyarakat 5. Sarana prasarana

N terhadap OP tinggi (multi media) kurang


6. Loyalitas anggota terhadap 6. Kesadaran
A
OP tinggi membayar iuran anggota belum
L
optimal

PELUANG ANCAMAN
F 1. Miningkatnya jumlah 1. Dukungan
A anggota yang cepat akibat pemerintah untuk profesi bidan
K adanya pendidikan Bidan belum optimal
T yang banyak
2. Pelayanan 2. Monitoring dan
O
kebidanan terstandar evaluasi pasca pelatihan masih
R
rendah
3. Kesadaran 3. Pendidikan bidan
E
masyarakat tentang hukum belum terstandar
K
meningkat
S
T 4. Program KIA 4. Jumlah anggota IBI
E menjadi perhatian global terus meningkat
R
5. Pendanaan dari 5. Tidak ada anggaran
N donor dan mitra IBI meningkat langsung dari pemerintah untuk
A OP
6. Adanya alokasi
L
dana untuk LSM di pemerintah
baik tingkat kota maupun
kecamatan
BAB III
NILAI, VISI, MISI DAN STRATEGI

Dalam proses Concensus Decision Making Group (CDMG) dirumuskan nilai,


visi, misi dan strategi OP IBI untuk masa lima tahun kedepan 2018 – 2023,
yaitu :
A. Nilai-nilai
1. Mengutamakan kebersamaan
2. Mempersatukan diri dalam satu wadah
3. Pengayoman terhadap anggota
4. Pengembangan diri
5. Peran serta dalam komunitas
6. Mempertahankan citra bidan
7. Sosialisasi pelayanan berkualitas
B. Visi :
Mewujudkan bidan profesional berstandar global
C. Misi :
1. Meningkatkan kekuatan organisasi
2. Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu
pendidikan Bidan
3. Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu
pelayanan
4. Meningkatkan kesejahteraan anggota
5. Mewujudkan kerjasama dengan jejaring kerja
D. Penetapan tujuan jangka panjang
Dalam proses Concensus Decision Making Group (CDMG) ditetapkan
tujuan jangka panjang dengan memperhatikan faktor eksternal dan faktor
internal dengan prinsip meningkatkan kekuatan yang ada untuk mengatasi
kelemahan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk menghindari
ancaman yang muncul. Tujuan jangka panjang ditetapkan juga dengan
memperhatikan nilai-nilai, visi, misi dengan demikian tujuan jangka
panjang yang berkembang saat Concensus Decision Making Group
(CDMG) dan ditetapkan adalah meningkatkan profesionalisme bidan yang
berfokus kepada kepuasan pelanggan.
E. SWOT Matriks

Dari analisa SWOT matriks (lihat lampiran 1) didapat :

Strength (Kekuatan) IBI :


1. Pelatihan anggota meningkat
2. Kewenangan IBI dalam rekomendasi institusi pendidikan bidan
3. Advocacy terhadap mitra semakin meningkat
4. Perencanaan dan pelaporan program yang semakin baik
5. Kepercayaan masyarakat terhadap OP tinggi
6. Loyalitas anggota terhadap OP tinggi

Weaknesses (Kelemahan) IBI :


1. Pengumpulan data dasar masih kurang
2. Profesionalisme bidan belum optimal
3. Akses IBI ke pelayanan dan pendidikan belum optimal
4. Peningkatan SDM Pengurus IBI masih rendah
5. Sarana prasarana (multimedia) kurang
6. Dana dari anggota yang terus menurun

Opportunity (Kesempatan/Peluang) IBI :


1. Pendanaan Pemda meningkat
2. Pelayanan kebidanan terstandar
3. Kesadaran masyarakat tentang hukum
meningkat
4. Program KIA menjadi perhatian global
5. Pendanaan dengan donor dan mitra OP
IBI meningkat
6. Adanya Pendidikan bidan yang banyak

Treath (Tantangan) IBI :


1. Dukungan pemerintah untuk
pengembangan profesi bidan belum maksimal
2. Monitoring dan evaluasi pasca pelatihan
masih rendah
3. Pendidikan bidan yang belum terstandar
4. Jumlah anggota IBI yang terus meningkat
5. Tidak ada anggaran langsung dari
pemerintah untuk OP IBI

F. Pemilihan alternatif strategi


Pemilihan alternatif strategi didasarkan kepada hasil dari SWOT matriks
dan IE matriks yang dilandasi oleh hasil dari EFE dan IFE matriks. (lihat
lampiran 2)
Dari hasil matriks SWOT/TOWS posisi OP IBI berada dalam future
quadrant dan strategi yang dianjurkan adalah related diversification,
vertical integration, market development, product development, dan
market penetration.

G. Penetapan alternatif strategi

Berdasarkan pada pemilihan alternatif strategi maka selanjutnya dilakukan


penetapan terhadap strategi yang terpilih. Adapun strategi yang terpilih
adalah product development, market penetration dan market
development. Selanjutnya untuk menentukan strategi mana yang paling
baik maka digunakan matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM)
yang didasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan
internal. (lihat lampiran)
Berdasarkan kesesuaian strategi prioritas terpilih dengan strategi
yang dijabarkan dalam matrik SWOT. Maka prioritas strategi sebagai
berikut:
1. Strategi market penetration
a. Membangun kerjasama dan kepercayaan dari donor dan mitra OP
IBI
b. Peningkatan akses OP IBI terhadap pelayanan dan pendidikan
kebidanan
c. Peningkatan pengadaan sarana prasarana (multimedia)
d. Membangun kepercayaan anggota IBI, donor dan mitra dengan
tetap menjaga mutu pengelolaan keuangan yang accountable
e. Peningkatan advokasi kepada pemerintah untuk mendukung
pengembangan profesi bidan serta pelaksanaan monitoring dan
evaluasi pasca pelatihan yang berkesinambungan
f. Peningkatan pembinaan terhadap anggota berkaitan dengan
peningkatan kompetensi, propesionalisme dan aspek hukum

2. Strategi product development


a. Peningkatan pelatihan bagi anggota IBI
b. Peningkatan pengumpulan data dasar (need assessment)
c. Peningkatan capacity building bagi pengurus IBI
d. Peningkatan pembinaan terhadap anggota berkaitan dengan
peningkatan kompetensi, propesionalisme dan aspek hukum
e. Pegembangan standarisasi pendidikan bidan dengan standar
internasional

3. Strategi market development


a. Peningkatan akses OP IBI terhadap pelayanan dan pendidikan
kebidanan
b. Peningkatan advokasi kepada pemerintah untuk mendukung
pengembangan profesi bidan serta pelaksanaan monitoring dan
evaluasi pasca pelatihan yang berkesinambungan
c. Peningkatan pembinaan terhadap anggota berkaitan dengan
peningkatan kompetensi, profesionalisme dan aspek hokum

H. Penjabaran prioritas strategi ke dalam tujuan-tujuan strategi

No. Strategi Tujuan Strategi


1. Pengembangan 1.1. Adanya kolegium kebidanan
standarisasi pendidikan 1.2. Adanya standar pendidikan Bidan
bidan dengan stándar
internasional
2. Peningkatan pelatihan bagi 2.1. Meningkatkan kompetensi dan
anggota IBI profesionalisme bagi anggota IBI
2.2. Menjaga mutu pelayanan yang diberikan
bidan
3. Membangun kerjasama dan 3.1 Meningkatkan anggaran OP IBI
kepercayaan dari donor 3.2. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan program
dan mitra OP IBI OP IBI
3.3. Meningkatkan bantuan dana yang
berkesinambungan
3.4. Meningkatkan jejaring dengan donor dan mitra
OP IBI
4. Peningkatan advokasi 4.1. Meningkatkan dukungan pemerintah dalam
kepada pemerintah untuk pengembangan karier bidan
mendukung 4.2. Meningkatkan dukungan pemerintah
pengembangan profesi dengan adanya pola pendidikan bidan
bidan terstandar internasional
5. Peningkatan pembinaan 5.1. Mengembangkan kemampuan bidan dalam
terhadap anggota berkaitan mendukung profesionalisme dan kesadaran
dengan peningkatan akan hukum
kompetensi,
profesionalisme dan aspek
hukum
6. Peningkatan pengumpulan 6.1. Pemanfaatan data dasar dalam
data dasar penyusunan perencanaan dan pelaporan
6.2. Membangun sistem dalam penyiapan data
sebagai bahan informasi bagi donor dan mitra
OP IBI
7. Peningkatan akses OP IBI 7.1 Peningkatan implementasi standar dalam
terhadap pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan bidan
pendidikan kebidanan 7.2 Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan
melalui sosialisasi standar praktik bidan
8. Capacity building bagi 8.1. Peningkatan kualitas penyelenggaraan
pengurus IBI pelatihan bagi anggota IBI
8.2. Meningkatkan kemampuan bagi pengurus
IBI dalam keterampilan melatih, need
assessmen, advocacyt dan manajemen
keuangan
9. Peningkatan pengadaan 9.1. Meningkatkan kelengkapan sarana
sarana prasarana prasarana
9.2. Pemanfaatan sumber informasi yang
maksimal

10. Membangun kepercayaan 10.1 Meningkatkan citra baik OP dimata anggota


anggota IBI, donor dan IBI,
mitra dengan tetap donor maupun mitra
menjaga mutu pengelolaan 10.2 Meningkatkan kesadaran anggota untuk
keuangan yang membayar
accountabel iuran
10.3 Meningkatkan pendapatan/dana bersumber
anggota

Untuk mengukur apakah tujuan strategi tersebut mengarah kepada satu


tujuan strategis jangka panjang maka digunakan peta strategi (lihat
lampiran)
BAB IV
RENCANA KERJA PC IBI KOTA PANGKALPINANG
PERIODE 2018-2020

SEKRETARIAT

N PROGRAM SASARAN KEGIATAN / PJ 20


KEGIATAN BIAYA 2020 2021 2022 2023
O STRATEGIS INDIKATOR KEBERHASILAN 19
1 Meningkatkan - Melanjutkan kerja - Adanya kelanjutan MOU Elly
jejaring dengan sama dengan mitra dengan mitra lama
Donor dan Mitra kerja IBI - Adanya 2 (dua) mitra baru
OP - Mencari mitra baru yang bekerja sama
- Advokasi BPJS - Adanya dokumen resmi
untuk layanan tentang kejelasan peran dan
kebidanan di era fungsi bidan di dalam
JKN pelayanan JKN
- Advokasi pemda - Adanya dokumen resmi
untuk layanan tentang kejelasan peran dan
kebidanan di era fungsi bidan di dalam
New Normal pelayanan New Normal
2 Peningkatan Advokasi ke Dinas - Diangkatnya bidan PTT, Elly
advokasi kepada Kesehatan, Pemda, Honor Daerah & PNS
pemerintah untuk BKKBN, PERSI, - Berjalannya sistem
mendukung ARSADA remunerasi bagi bidan di
pengembangan semua tatanan pelayanan
profesi bidan kesehatan
3 Pengembangan Pemanfaatan IT untuk - Data Dasar (Profil Bidan di Dartini
SIM (Sistem Manajemen Organisasi Kota Pangkalpinang)
Informasi - Direktori Pengurus PC
Manajemen) IBI - Sistem Informasi Manajemen
Kebidanan
4 Meningkatkan Pengadaan - Inventaris ulang koleksi buku Dartini
kelengkapan kelengkapan yang tersedia
Sarana prasarana perpustakaan - Judul buku perpustakaan
Kantor PC IBI bertambah
Pengadaan sarana Tersedianya Ruang pelatihan
pelatihan klinik klinik dan Sarana/Alat
Pendukung Pelatihan

5 Meningkatkan Pertemuan Rutin antar - Tersusunnya rencana kerja Dartini 12 x 12 x 12 x


komunikasi antar PC setiap bulan IBI
pengurus dan - Terinformasinya seluruh
anggota perkembangan pelaksanaan
kegiatan C PIBI
- Tersusunnya Laporan
tahunan
- Terlaksananya monev di
PCIBI
Pertemuan PC dengan - Terinformasikan dan 3x 2x 3x
PR terlaksananya rencana kerja
IBI
- Terlaksananya Monev
kegiatan IBI
- Sharing informasi terkini
Peringatan Ulang Terselenggaranya Peringatan 1x 1x 1x
Tahun IBI Ulang Tahun di setiap jenjang
kepengurusan IBI
Menyelenggarakan Terselenggaranya Muscab pada 1x
Muscab akhir kepengurusan
Melayani Anggota Proses Pembuatan KTA lebih 3 mg 2 mg 2 mg
dalam penerbitan KTA cepat
KTA setiap bulannya dapat
diproses sebanyak 900-1200
kartu
Artikel Bidan Tersosialisasi Artikel Bidan 10 x 12 x 12 x
6 Meningkatkan Merancang Pelatihan - Peningkatan kemampuan
kemampuan manajemen dan manajerial pengurus IBI
Pengurus IBI keuangan - Tersusunnya rencana 1x
dalam ketrampilan strategis IBI
advokasi, - Tersusunnya laporan kegiatan
manajemen organisasi tepat waktu
keuangan dan
need assessment

BIDANG 1

N PROGRAM KEGIATAN SASARAN BIAY PJ WAKTU KET


O STRATEGI KEGIATAN/INDIKAT A
OR KEBERHASILAN 202 202 202 202
2019 0 1 2 3
1 Peningkatan 1.
  Pembinaan 2.
  terhadap anggota
  berkaitan dengan 3.
  peningkatan
4.  
kompetesi, 5.  
profesionalisme,
6.  
peraturan
perundang- 7.  
undangan dan
8.
aspek hukum

9.
10.
11.
12.
13.

14.
a.

b.
15.

16.

2 Capacity building 1. Menyelenggarakan Terlaksananya    Maryanah      


bagi pengurus IBI Pelatihan administrasi pelatihan administrasi V V
(Pengembangan organisasi organisasi
2. Menyelenggarakan Terlaksananya    Maryanah  
Organisasi)
Pelatihan adanya pelatihan V V V V
kepemimpinan kepemimpinan

BIDANG 2

N PROGRAM KEGIATAN SASARAN KEGIATAN / BIAYA PJ 2019 2020 2021 2022 2023
O STRATEGIS INDIKATOR
KEBERHASILAN
1 Pengembangan Meningkatkan Adanya dukungan
standarisasi advokasi kepada pemerintah terhadap V V V
pendidikan bidan pemerintah untuk pengembangan pendidikan
dengan standar mendukung dan pelayanan kebidanan
pengembangan
pendidikan dan
pelayanan kebidanan.
2 Peningkatan pelatihan Melaksanakan Meningkatnya kompetensi
bagi anggota IBI Pelatihan – pelatihan dan profesionalisme bagi V V V
klinis dan non klinis anggota IBI
Penyelenggaraan Terlaksannya
seminar/ws/symp seminar/ws/sym dalam V V V
dalam pendidikan dan pendidikan dan pelayanan
pelayanan kebidanan kebidanan

3 Peningkatan advokasi Melaksanakan Terlaksananya Workshop


kepada pemerintah Workshop dan dan Sosialisasi Standar V V V
untuk mendukung Sosialisasi Standar Profesi bagi Dosen, Institusi
pengembangan profesi Profesi bagi Dosen, Pendidikan pelayanan dan
bidan Institusi Pendidikan Kebidanan :
pelayanan dan
Kebidanan :
- Standar - Standar Kompetensi
Kompetensi V V V
- Std. Pendidikan dan - Std. Pendidikan dan
Dikjut Dikjut V V V
- Std. Pelayanan dan - Std. Pelayanan dan
Praktik Kebidanan Praktik Kebidanan V V V
- Standar Etika dan - Standar Etika dan Kode
Kode Etik Etik V V V

4 Peningkatan akses OP Menjalin Kerjasama/ Adanya Kerjasama /


IBI terhadap Kemitraan Organisasi Kemitraan Organisasi V V V
- Pelayanan Profesi dengan Profesi dengan Institusi
kebidanan Institusi Pendidikan Pendidikan Kebidanan
- pendidikan Kebidanan
Menjalin Kerjasama/ Adanya Kerjasama /
kebidanan
Kemitraan Organisasi Kemitraan Organisasi V V V
Profesi dengan Profesi dengan Institusi
Institusi Pendidikan Pendidikan Kebidanan
Kebidanan
Mengembangkan Adanya instrumen uji
instrumen uji kompetensi bidan V V V
kompetensi bidan
bekerja sama dengan
Lembaga
Pengembangan Uji
Kompetensi yang baru
dan perpanjangan

Menyiapkan tenaga Tersedianya tenaga asesor


asesor uji kompetensi uji kompetensi bidan V V V
bidan
5 Peningkatan kualitas Melakukan Advokasi Bertambahnya anggota
pelayanan bidan ke PD dalam BPM yang menjadi bidan V V V
praktik mandiri melalui pengembangan delima
penerapan standar program Bidan Delima
bidan delima
Sosialisasi Standar Terlaksananya sosialisasi
Pelayanan Bidan Standar Pelayanan Bidan V V V
Delima Delima
Update instrumen Tersusunnya instrumen
standar Bidan Delima standar Bidan Delima yang V V V
disesuaikan dengan telah disesuaikan dengan
kebutuhan BPM dalam kebutuhan BPM dalam
pelayanan JKN pelayanan JKN
6 Capacity Building bagi Menyelenggaran Terselenggaranya
pengurus IBI Pertemuan Ilmiah Pertemuan Ilmiah Tahunan V V V
Tahunan Bidan (PIT Bidan (PIT Bidan)
Bidan)

BENDAHARA

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN KEGIATAN / PJ TA HU N BIAY


STRATEGIS INDIKATOR A
201 202 202 202 202
KEBERHASILAN
9 0 1 2 3
1 Membangun 1. Mengadakan advokasi Meningkatnya jumlah V V V
kepercayaan anggota terhadap donor dan pihak rupiah yang diperoleh
IBI, donor dan mitra – pihak lain yang terkait dari
dengan tetap menjaga didalam maupun luar mitra/donor/pemerintah
mutu pengelolaan negeri dalam tahun anggaran
2. Menyusun RAPB Adanya : V V V
keuangan yang
(Rencana Anggaran dan - Rencana
accountable.
Pendapatan Belanja) Pendapatan
Tahunan dan 5 tahun - Rencana Belanja
tahunan
selama 5 tahun
3. Menyusun/Menyempurna Adanya pedoman baku : V V V
kan pedoman : - administrasi keuangan
- administrasi keuangan - administrasi
- administrasi barang/inventaris
barang/inventaris - administrasi
- administrasi kepegawaian/penggajia
kepegawaian/penggaji n
an - administrasi
- administrasi pengelolaan gedung
pengelolaan gedung
2 Meningkatkan citra baik Menyusun dokumentasi
OP dimata anggota IBI keuangan yang baik: - Adanya neraca
dan donor - Membuat laporan keuangan V V V
perincian keluar masuk
uang dari rekening - Adanya laporan V V V
koran keuangan kas kecil
- Membuat perincian V V V
pengeluaran kas kecil - Adanya laporan iuran V V V
- Membuat laporan iuran anggota
anggota - Adanya pembukuan V V V
- Membukukan transaksi usaha
penjualan &
pengeluaran usaha PP - Adanya laporan
IBI keuangan tahunan & 5
- Membuat laporan tahunan
keuangan tahunan & 5
tahunan
3 Meningkatkan 1. Identifikasi jumlah - Adanya data V V V
kesadaran anggota anggota IBI melalui PD, persebaran anggota
untuk membayar iuran PC & ranting per PD, PC & PR
2. Identifikasi jumlah - Sesuai jumlah KTA dan V V V
anggota IBI yang yang membayar iuran
membayar iuran
3. Membuat edaran - Adanya edaran jumlah V V V
tentang jumlah iuran/PD iuran

4. Memberikan umpan - Adanya umpan balik V V V


balik ke PD yang sudah bagi yang membayar
membayar iuran iuran
5. Sosialisasi Iuran ke - Tersosialisasi iuran ke V V V
PD, PC & Ranting PD, PC dan Ranting
6. Memberi - Adanya data iuran V V V
penghargaan kepada sesuai dengan data
PD, PC & Ranting yang anggota & surat
memberi kontribusi penghargaan
persentase iuran sesuai
dengan ketentuan
4 Meningkatkan 1. Mengusahakan atribut dan buku-buku kebutuhan
pendapatan/dana ber- anggota :
- Identifikasi kebutuhan - Adanya data kebutuhan V V V
sumber anggota IBI
atribut, buku panduan atribut, buku panduan
dan majalah BIDAN dan majalah BIDAN
- Memesan atribut, buku - Tersedia : V V V
panduan dan majalah  atribut
BIDAN yang diperlukan  buku
panduan
 majalah
BIDAN
- Meningkatkan jumlah
penjualan atribut,buku - meningkatnya
panduan dan majalah pemesanan atribut
BIDAN - meningkatnya
pemesanan buku
panduan
- meningkatnya jumlah
pelanggan majalah
BIDAN
- Membuat edaran - Surat edaran V V V
tentang buku panduan
dan majalah BIDAN yg
ada
- Melayani pemesanan, - Bukti keluar masuk V V V
pembelian dan barang dan bukti
pembayaran pembayaran
- Membuat pembukuan V V V
keluar masuk barang
- Membuat pembukuan - Neraca keuangan V V V
keuangan usaha usaha
2. Mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan
bahasa ( NEC ). Untuk melaksanakan pelatihan –
pelatihan keterampilan dan bahasa inggris
- Healthcare Language - Terlaksananya V V V
Program English For pelatihan bahasa
Midwivies Inggris untuk bidan
maupun Mahasiswa
kebidanan Toefl
- TOEFL IIP (Test Of - Terlaksananya V V V
English as Foreign Pelatihan Test Toefl
Language )
- Program latihan - Terlaksananya V V V
Comuter dan IT untuk pelatihan computer
bidan untuk memenuhi
- Computer Application V V V
kebutuhan pelayanan
for Healthcare Personal Kesehatan di Klinik
maupun di RS
3. Mengadakan kerjasama - Terlaksananya V V V
untuk pelatihan dalam Pelatihan- Pelatihan
upaya meningkatkan Manajemen Mutu dan
pengetahuan dan Interpreneurship
keterampilan bidan
4. Bekerjasama dengan - Tersedianya dan V V V
pihak terkait untuk distribusi Alkes untuk
pengadaan alkes bagi BPM
anggota IBI/BPM
5 Meningkatkan citra baik 1. Meninjau ulang kebijakan YBD yang sudah ada :
- Pengesahan Pengurus - Adanya SK Pengurus
Yayasan Buah Delima di
- Membuat Akta Notaris - Adanya Akta Notaris
mata anggota IBI, donor untuk kepengurusan baru
dan mitra baru
- Perpanjangan Pajak - Pajak yayasan sudah
YBD diperpanjang
- Membuat Profil YBD - Adanya Profil YBD
2014
- Revisi uraian tugas - Adanya uraian tugas
pengurus periode pengurus YBD
2013-2018
- Revisi AD/ART YBD - Adanya AD/ART baru
2. Meningkatkan mutu pelayanan RB IBI :
- Meninjau ulang - Adanya pedoman V
manajemen keuangan pengelolaan keuangan
RB RB
- Perpanjangan Ijin RB - Izin usaha V
diperpanjang
- Membuat uraian tugas - Adanya uraian tugas V
karyawan RB karyawan RB
- Membuat SOP - Adanya SOP V
pelayanan kebidanan pelayanan RB
RB
- Memperbaiki - Renovasi & pengaturan V
penampilan & tata ruang RB
lingkungan RB
- Melaksanakan - Penerapan pelayanan V V V V V
pelatihan pelayanan prima di RB
prima untuk karyawan
RB
- Evaluasi kinerja - Data kinerja RB V V V V V
pelayanan di RB
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota IBI melalui V
kegiatan Koperasi Simpan Pinjam :
- Meninjau ulang - Tertib adm keu KSP V
manajemen keuangan YBD
koperasi
- Membuat SOP - Adanya SOP KSP V
koperasi YBD
- Evaluasi kegiatan - Laporan bulan/tahun V
KSP KSP
4. Melaksanakan - Kegiatan Bakti Sosial V V V V V
pengabdian masyarakat
5. Membuat laporan - Adanya Laporan V V V V V
kegiatan tahunanYBD Tahunan dan 5
Pusat dan laporan tahunan YBD
pertanggung jawaban
akhir
6 Meningkatkan
1. Meningkatkan pelayanan - Jumlah BOR meningkat V V V V V
pendapatan/dana YBD
RB YBD (Rawat inap & Rawat
jalan)
2. Meningkatkan kegiatan - Kesejahteraan anggota V V V V V
usaha koperasi meningkat

MAJELIS PERTIMBANGAN ETIK BIDAN (MPEB)

N PROGRAM KEGIATAN SASARAN KEGIATAN / BIAY PJ 201 201 201 201 201
O STRATEGI INDIKATOR KEBERHASILAN A 4 5 6 7 8
1. Pemantapan Finalisasi Buku Etika dan Adanya Buku Etika & Kode Etik V
Pedoman Etika dan Kode Etik Ikatan Bidan Profesi Bidan yang sudah
Kode Etik Bidan Indonesia hasil KONGRES direvisi
Adanya Pedoman Implementasi V
Indonesia XV
Kode Etik Profesi Bidan
Menyusun mekanisme / Adanya Mekanisme/SOP V
SOP penanganan masalah Penanganan Masalah
2. Meningkatkan Sosialisasi standar Etika Terselenggaranya sosialisasi    
kesadaran anggota dan Kode Etik Profesi Bidan standar Etik & Kode Etik IBI
dalam etika dan Indonesia    
hukum
3. Meningkatnya Pembinaan anggota IBI Terselenggaranya Pembinaan V V V V V
Kepuasan secara berjenjang anggota IBI secara berjenjang
Masyarakat atau
Pendampingan anggota Terselenggaranya V V V V V
Pelayanan Bidan dan
yang di duga malpraktik Pendampingan anggota yang di
OP
duga malpraktik
Mediasi dengan pihak Terlaksananya mediasi dengan V V V V V
terkait pada anggota yang pihak terkait
diduga malpraktik
BAB V
PENUTUP

Rencana Kerja PC IBI Kota Pangkalpinang tahun 2018 – 2023 ini merupakan
acuan dalam pelaksanaan program kerja IBI. Dengan adanya rencana kerja
semua jajaran kepengurusan IBI dapat mengarahkan diri dalam mewujudkan
visi dan misi IBI.
Harapan kita semua Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan
Rahmat dan Hidayah – Nya kepada Ikatan Bidan Indonesia dan bidan – bidan di
seluruh Bangka Belitung dan Kota pangkalpinang Khususnya tercinta. Amin.

Anda mungkin juga menyukai