Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE


PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KECAMATAN
TEMANGGUNG KABUPATEN TEMANGGUNG

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :
FERDYAN ADHAM ANGGORO
I1A018038

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2022
ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU


PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA MASA PANDEMI
COVID-19 DI KECAMATAN TEMANGGUNG KABUPATEN TEMANGGUNG

Oleh :

FERDYAN ADHAM ANGGORO

I1A018038

Diajukan sebagai syarat pendadaran pada jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-
Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Telah Disetujui dan Disahkan

Pada Tanggal 22 Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Siwi Pramatama M W, S.Si., M.kes., Ph.D. Dr.Dwi Sarwani Sri Rejeki SKM.Kes.Epid
NIP. 198203102008012013 NIP. 197611262002122001
ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU


PENCEGAHAN DBD PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
KECAMATAN TEMANGGUNG KABUPATEN TEMANGGUNG
Ferdyan Adham Anggoro1, Siwi Pramatama Mars Wijayanti2, Dwi Sarwani Sri
Rejeki2

1
Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman
2
Dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman
Latar Belakang : Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 mewajibkan hampir seluruh
kegiatan dilakukan dari dalam rumah (Work From Home). Hal ini tentu berdampak
terhadap perilaku pencegahan DBD masyarakat, diharapkan masyarakat lebih peduli
terhadap keberadaan jentik di lingkungan rumah. Indikator yang dapat digunakan untuk
menilai perilaku pencegahan DBD suatu daerah adalah angka bebas jentik. Angka bebas
jentik di Kecamatan Temanggung pada tahun 2020 cendurung rendah mencapai angka
70%. Diduga rendahnya angka ABJ tahun 2020 di Kecamatan Temanggung dikarenakan
masih banyak tempat perindukan jentik nyamuk Aedes aegypti di rumah masyarakat.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku pencegahan DBD pada masa pandemi Covid-19 di Kecamatan
Temanggung Kabupaten Temanggung.
Metode : Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di
Kecamatan Temanggung pada bulan April hingga Mei 2022. Responden masyarakat
Kecamatan Temanggung sejumlah 186 diambil berdasarkan rumus proportional random
sampling. Data primer dalam penelitian ini meliputi kuesioner mengenai variabel bebas
yang terdiri dari pengetahuan, sikap, peran tenaga kesehatan, ketersediaan informasi
kesehatan, peran tokoh masyarakat dan keberadaan jentik nyamuk, dan variabel terikat
yaitu perilaku pencegahan DBD pada masa pandemi Covid-19. Data sekunder berupa data
angka bebas jentik Kecamatan Temanggung tahun 2020. Pengumpulan data melalui
wawancara. Menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil Penelitian : Responden berpengetahuan kurang baik, sikap baik, tenaga kesehatan
berperan baik, ketersediaan informasi kesehatan kurang berperan baik, tokoh masyarakat
berperan baik, ditemukan jentik dalam 118 rumah, perilaku baik. Pengetahuan, peran
tenaga kesehatan, ketersediaan informasi kesehatan, peran tokoh masyarakat dan
keberadaan jentik nyamuk berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD pada masa
pandemi Covid-19. Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku pencegahan
DBD pada masa pandemi Covid-19 adalah pengetahuan (p-value = 0,037) dan peran tokoh
masyarakat (p-value = 0,010).
Kesimpulan : Perilaku pencegahan DBD pada masa pandemi Covid-19 di Kecamatan
Temanggung Kabupaten Temanggung dipengaruhi oleh pengetahuan dan peran tokoh
masyarakat.
Kata Kunci : DBD, Pandemi Covid-19, Perilaku.

1
ABSTRACT

FACTORS THAT INFLUENCE THE BEHAVIOR OF THE PREVENTION


OF DENGUE FEVER DURING THE COVID-19 PANDEMIC IN
TEMANGGUNG DISTRICT, TEMANGGUNG REGENCY

Ferdyan Adham Anggoro1, Siwi Pramatama Mars Wijayanti2, Dwi Sarwani Sri
Rejeki2

1
Student of the Department of Public Health, Jenderal Sudirman University
2
Lecturer of the Department of Public Health, Jenderal Sudirman University
Background: The Covid-19 pandemic in 2020 requires almost all activities carried out
from within the home (Work From Home). This of course has an impact on the
community's DHF prevention behavior, it is hoped that the community will be more
concerned the presence of larvae in the home environment. Indicators that can be used for
assessing the prevention behavior of DHF in an area is the larva free number. Free numbers
larvae in Temanggung District in 2020 tend to reach low numbers 70%. It is suspected that
the low number of ABJ in 2020 in Temanggung District is due to: There are still many
breeding places for Aedes aegypti mosquito larvae in people's homes. The research was
conducted with the aim of knowing the factors that influence on the behavior of preventing
DHF during the Covid-19 pandemic in the District Temanggung, Temanggung Regency..
Methods : The study used a cross sectional approach. Research conducted in Temanggung
District from April to May 2022. Community respondents Temanggung District a total of
186 were taken based on the proportional random formula sampling. The primary data in
this study include a questionnaire regarding the independent variables consisting of
knowledge, attitudes, roles of health workers, availability of information health, the role of
community leaders and the presence of mosquito larvae, and the dependent variable namely
the prevention of dengue fever during the Covid-19 pandemic. Secondary data in the form
of data The larva-free rate of Temanggung District in 2020. Data collection through
Interview. Using univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Research Results: Respondents with poor knowledge, good attitude, health workers play
a good role, the availability of health information does not play a good role, community
leaders. good role, larvae found in 118 houses, good behavior. Knowledge, role health
workers, the availability of health information, the role of community leaders and The
presence of mosquito larvae is related to the behavior of preventing DHF in the future
Covid-19 pandemic. Factors that have a significant effect on prevention behavior DHF
during the Covid-19 pandemic is knowledge (p-value = 0,037) and the role of the character
community (p-value = 0,010).
Conclusion : DHF prevention behavior during the Covid-19 pandemic in the District
Temanggung, Temanggung Regency is influenced by the knowledge and role of the
character Public.
Keywords: DHF, Covid-19 Pandemic, Behavior.

2
PENDAHULUAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemi akut


yang disebabkan oleh virus dengue yang ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa
demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan
persendian, hingga pendarahan spontan (Kusuma, 2016).

Indonesia masih terus berupaya untuk menangani salah satu masalah


kesehatan masyarakat yaitu DBD (Masriadi, 2017). Pada tahun 2020 IR DBD sudah
mencapai kurang dari 49/100.000 penduduk di 377 kabupaten/kota. Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2020 menjadi salah satu dari 10 Provinsi terbanyak kasus DBD
di Indonesia dengan angka kematian mencapai 1,88% dan menempati urutan ke 8.
(Dinkes Jateng, 2020).

Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah ukuran yang dipakai untuk mengetahui
kepadatan jentik Aedes aegypti. Angka bebas jentik (ABJ) di Kecamatan
Temanggung cenderung menurun dari tahun 2019 sebesar 90% menjadi 70% pada
tahun 2020 (Dinkes Temanggung, 2020). Diduga rendahnya angka kejadian ini
disebabkan masih banyaknya tempat perindukan nyamuk yang berupa bak mandi,
ember, gentong, vas bunga, ban bekas, botol bekas, tempat sampah, tempat minum
burung dan lain-lain. (Taniansyah et al., 2020). Berdasarkan latar belakang maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait faktor-faktor yang berpengaruh
dengan perilaku pencegahan Demam Berdarah Dengue pada masa pandemi Covid-
19 di Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung.

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di


Kecamatan Temanggung pada bulan April hingga Mei 2022. Responden masyarakat
Kecamatan Temanggung sejumlah 186 diambil berdasarkan rumus proportional random
sampling. Data primer dalam penelitian ini meliputi kuesioner mengenai variabel bebas
yang terdiri dari pengetahuan, sikap, peran tenaga kesehatan, ketersediaan informasi
kesehatan, peran tokoh masyarakat dan keberadaan jentik nyamuk, dan variabel terikat
yaitu perilaku pencegahan DBD pada masa pandemi Covid-19. Data sekunder berupa data
angka bebas jentik Kecamatan Temanggung tahun 2020. Pengumpulan data melalui

3
wawancara. Menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Penelitian ini telah
mendapat persetujuan etik dari Komisi Etik Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Unsoed dengan
nomor 778/UN23.13.01/PT.05/2022.

HASIL

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa distribusi


frekuensi karakteristik responden adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
Umur
1. 17-25 tahun 10 5,4
2. 26-35 tahun 15 8,1
3. 36-45 tahun 42 22,6
4. 46-55 tahun 101 54,3
5. 56-65 tahun 18 9,7
6. > 65 tahun 0 0
7. Rata-rata umur 48,15
8. Umur termuda 29
9. Umur tertua 65
Total 186
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 113 60,8
2. Perempuan 73 39,2
Pendidikan
1. Dasar (SD,MI,SMP,MTs) 82 44,1
2. Menengah (SMA, MA ,SMK) 67 36,0
3. Tinggi (Diploma, Sarjana, Magister) 37 19,9
Pekerjaan
1. Pedagang 39 21,0
2. Buruh/tani 17 9,1
3. PNS 31 16,7
4. TNI/Polri 21 11,3
5. Pensiunan 18 9,7
6. Wiraswasta 37 19,9
7. IRT 11 5,9
8. Lainnya 12 6,5
Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
Pendapatan
1. > Rp. 1.825.200 64 34,4
2. ≤ Rp. 1.825.200 122 65,6
(Sumber : Data Primer Terolah 2022)

Berdasarkan Tabel 1 distribusi responden menurut karakteristik diketahui


bahwa mayoritas responden berusia lansia awal (54,1%), berjenis kelamin laki-laki
(60,8%), pendidikan terakhir pendidikan dasar (44,1%), pekerjaan pedagang
(21,0%) dan memiliki pendapatan rendah (≤UMK Temanggung) (65,6%).

4
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa distribusi
frekuensi variabel adalah adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel


Variabel Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)
Pengetahuan Baik 65 34,9
Kurang Baik 121 65,1
Sikap Baik 96 51,6
Kurang Baik 90 48,4
Peran Tenaga Baik 110 59,1
Kesehatan Kurang Baik 76 40,9
Ketersediaan Baik 58 31,2
Informasi Kesehatan Kurang Baik 128 68,8
Peran Tokoh Baik 105 56,5
Masyarakat Kurang Baik 81 43,3
Keberadaan Jentik Tidak Ada Jentik 68 36,6
Nyamuk Ada Jentik 118 63,4
Perilaku Baik 108 58,1
Kurang Baik 78 41,9
(Sumber : Data Primer Terolah 2022)

Berdasarkan Tabel 2 Responden memiliki pengetahuan kurang baik, sikap


baik, tenaga kesehatan berperan baik, ketersediaan informasi kesehatan kurang
berperan baik, tokoh masyarakat berperan baik, ditemukan jentik dalam 118 rumah,
dan perilaku baik.

Berdasarkan hasil observasi penelitian ditemukan jentik di beberapa


kontainer di lingkungan rumah yang meliputi :

Tabel 3 Distribusi Tempat Penemuan Jentik Nyamuk Aedes aegypti


No Jenis Kontainer Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ban Bekas 53 26,5
2 Ember 11 5,5
3 Pot Tanaman Hias 31 15,5
4 Bak Mandi 29 14,5
5 Tempayan 20 10,0
6 Kaleng Bekas 56 28,0
Total 200 100,0
(Sumber : Data Primer Terolah, 2022)

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa jenis kontainer yang paling banyak


ditemukan jentik adalah kaleng bekas (28%), ban bekas (26,5%) dan pot tanaman
hias (15,5%).

5
a. House Index (HI)

House Index merupakan jumlah rumah yang positif jentik dari semua
rumah responden yang diperiksa. HI lebih menggambarkan luasnya
penyebaran nyamuk di suatu wilayah (Kemenkes, 2020).

Rumus House Index (HI) :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘


HI = X 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

118
HI = 186 X 100% = 63 %

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa House Index di


Kecamatan Temanggung mencapai angka 63%. Berdasarkan tabel density
figure masuk ke dalam kategori no 8 termasuk kategori kepadatan tinggi

b. Container Index

Container Index merupakan jumlah kontainer yang positif jentik dari


semua kontainer yang diperiksa di lokasi penelitian.

Rumus Container Index (CI) :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘


CI = x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

200
CI = 648 x 100% = 31%

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa Container Index di


Kecamatan Temanggung mencapai angka 31%. Berdasarkan tabel density
figure masuk ke dalam kategori no 7 termasuk kategori kepadatan tinggi.

Rekapitulasi hasil analisis bivariat antara variabel bebas dengan variabel terikat
di Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat


No Variabel Bebas p-value Keterangan
1 Pengetahuan 0,024 Ada Hubungan
2 Sikap 0,118 Tidak Ada
Hubungan
3 Peran Tenaga Kesehatan 0,017 Ada Hubungan
4 Ketersediaan Informasi 0,010 Ada Hubungan
Kesehatan

6
No Variabel Bebas p-value Keterangan
5 Peran Tokoh Masyarakat 0,017 Ada Hubungan
6 Keberadaan Jentik Nyamuk 0,024 Ada Hubungan
(Sumber : Data Primer Terolah 2022)

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa hasil analisis bivariat variabel


yang berhubungan adalah variabel pengetahuan, peran tenaga kesehatan,
ketersediaan informasi kesehatan, peran tokoh masyarakat, dan keberadaan jentik
nyamuk.

Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel


bebas secara bersama-bersama dengan variabel.

Tabel 5 Hasil Analisis Permodelan Akhir Multivariat


Variabel p-value POR 95% CI
Lower Upper
Pengetahuan 0,037 2,099 1,419 3,522
Ketersediaan 0,052 0,190 0,036 1,012
Informasi
Kesehatan
Peran Tokoh 0,010 2,295 1,224 4,303
Masyarakat
Keberadaan 0,484 0,121 0,660 2,402
Jentik Nyamuk
(Sumber : Data Primer Terolah 2022)

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh


signifikan adalah variabel pengetahuan dan peran tokoh masyarakat. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tokoh masyarakat yang berperan baik dapat berpeluang lebih
besar menjadikan masyarakat berperilaku baik terkait perilaku pencegahan DBD
pada masa pandemi Covid-19.

PEMBAHASAN

Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa tokoh masyarakat sudah


berperan baik dalam hal menghimbau warganya untuk menerapkan perilaku
pencegahan DBD pada masa pandemi Covid-19. Hal ini dapat terjadi karena
masyarakat yang dianggap sebagai tokoh dapat berperan menyebarluaskan
informasi dalam pengendalian DBD. Selain itu seorang tokoh mempunyai pengaruh
yang besar dalam menggerakkan masyarakat luas, karena masyarakat umum lebih
mudah menerima apa yang dijelaskan oleh tokoh panutannya. (Bangkara et al.,
2021).

7
Pada masa pandemi Covid-19 peran tokoh masyarakat diperlukan untuk
selalu menghimbau masyarakat di lingkungan sekitarnya untuk tetap dapat
menerapkan perilaku pencegahan DBD. Tokoh masyarakat dapat memberikan
opini-opini yang positif kepada masyarakat mengenai perubahan perilaku untuk
menerapkan perilaku pencegahan DBD pada masa pandemi Covid-19. Tokoh
masyarakat yang berperan aktif akan berdampak baik terhadap masyarakat di
sekitar lingkungannya dalam menerapkan perilaku pencegahan DBD (Lutfinawati
& Prasetyo, 2022).

Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan yang termasuk kategori baik,


selain melakukan pencegahan terhadap diri sendiri, ikut dalam melakukan
tindakan dalam kebersihan lingkungan, seperti menjaga kebersihan rumah dan
lingkungan sekitar rumah. Pengetahuan yang masih dirasa kurang baik dalam
penelitian ini yaitu terkait pemahaman responden mengenai jenis barang bekas
yang dapat menampung air dan digunakan sebagai tempat perindukan nyamuk
Aedes aegypti.

Menurut Saleh (2018) kaleng bekas, ban bekas, botol bekas dapat
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap bertambahnya jentik nyamuk
Aedes aegypti yang otomatis membuka peluang terhadap kejadian DBD. Ban mobil
bekas merupakan tempat perkembang biakan utama nyamuk Aedes aegypti daerah
perkotaan. Ban, botol, plastik, dan barang-barang lain yang dapat menampung air
merupakan sarana yang memungkinkan untuk tempat perkembang biakan nyamuk.
Semakin banyak barang bekas yang dapat menampung air, maka semakin banyak
pula tempat bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak, sehingga makin
meningkat pula risiko kejadian DBD.

KESIMPULAN DAN SARAN

Masyarakat Kecamatan Temanggung memiliki pengetahuan kurang baik,


sikap baik, tenaga kesehatan berperan baik, ketersediaan informasi kesehatan
kurang berperan baik, tokoh masyarakat berperan baik, ditemukan jentik dalam 118
rumah, perilaku baik. Berdasarkan analisis bivariat variabel pengetahuan, peran
tenaga kesehatan, ketersediaan informasi kesehatan, peran tokoh masyarakat dan
keberadaan jentik nyamuk berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD pada

8
masa pandemi Covid-19. Berdasarkan analisis multivariat faktor yang berpengaruh
signifikan terhadap perilaku pencegahan DBD pada masa pandemi Covid-19 adalah
pengetahuan (p-value = 0,037) dan peran tokoh masyarakat (p-value = 0,010).

Saran dari penelitian ini adalah tokoh masyarakat Kecamatan Temanggung


dapat secara rutin memberdayakan pemuda lingkungan sekitar untuk membantu
membuat media promosi kesehatan terkait perilaku pencegahan DBD pada masa
pademi Covid-19. Saran untuk masyarakat Kecamatan Temanggung adalah dapat
lebih memanfaatkan barang bekas yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang
lebih berguna sehingga tidak dijadikan sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes
aegypti.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bangkara, B. et al. (2021) ‘Optimizing health leadership in early prevention efforts


in village communities: review of public health database’, International Journal
of Health Sciences, pp. 352–363.
Dinkes Prov Jateng (2020) ‘Buku saku kesehatan tahun 2020’, Pocket Consultant,
3511351(24), pp. 172–176.
Dinkes Temanggung (2020) Profil kesehatan kabupaten temanggung 2020.
Kemenkes, RI. (2020) Juknis pedoman pelayanan puskesmas dimasa pandemi
covid-19.
Kusuma & Sukendra (2016) ‘Unnes Journal of Public Health’, 3(1), pp. 1–10.
Lutfinawati, R. F. (2020) ‘Peran serta tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat
dalam pencegahan demam berdarah dengue di desa papar kecamatan papar
kabupaten kediri tahun 2020’. Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Marha, D. A., Fatah, M. Z. and Winarko, W. (2020) ‘The role of health workers
and community leaders to prevent dengue hemorrhagic fever in magetan, East
Java’, Jurnal PROMKES, 8(2), p. 172.
Notoatmodjo, S. (2010) ‘Ilmu perilaku kesehatan’.
Syahrias, L. (2018) ‘Faktor perilaku pencegahan demam berdarah dengue (DBD)
di kelurahan mangsang, kota batam’, Jurnal Dunia Kesmas, 7(3), pp. 134–141.
Taniansyah, D. S. et al. (2020) ‘Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
pemberantasan sarang nyamuk petugas kebersihan kos di kelurahan
tembalang’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro,
8(September), pp. 707– 713.
Widiyaning, M. R. et al. (2020) ‘Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik
pencegahan demam berdarah dengue (Dbd) oleh ibu rumah tangga di kelurahan
doplang, purworejo’, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), pp. 761–
769

10

Anda mungkin juga menyukai