Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa

Volume 4 Nomor 1, Februari 2021


e-ISSN 2621-2978; p-ISSN 2685-9394
https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj

EFEKTIVITAS PROGRAM JOGO TONGGO DALAM UPAYA PENGENDALIAN


COVID-19
Dewi Puspito Sari*, Ratih Mar'atu Sholihah
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Veteran Bangun Nusantara,
Jl.Letjend S.Humardani No.1, Gadingan, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Jawa Tengah 57521, Indonesia
*sari.puspito.dp@gmail.com

ABSTRAK
Peningkatan kasus Covid-19 mengalami peningkatan di Jawa Tengah dan berdampak pada bidang
kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan dan pariwisata. Kabupaten Sukoharjo mengalami kejadian
peningkatan kasus Covid-19 khususnya di Kecamatan Mojolaban. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
telah mengeluarkan Instruksi Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Percepatan Penanganan COVID-19 Di Tingkat Rukun Warga (RW) Melalui Pembentukan Satuan
Tugas (SATGAS) Jogo Tonggo. Program Jogo Tonggo sebagai konsep community empowerment yang
ditetapkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pelaksanaannya bertujuan untuk membentuk
kesadaran bersama, ketaatan masyarakat Jawa Tengah pada imbauan negara, serta solidaritas sosial di
antara warga masyarakat. Artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif pendekatan deskriptif
dengan teknik pengumpulan data menggunakan data sekunder dari Kemenkes RI, Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dan survey pendahuluan, kemudian
data primer berupa Hasil indept interview mengenai implementasi program Jogo Tonggo. Teknik
sampling menggunakan tekhnik Purposive Sampling sedangkan metode analisis data menggunakan
tekhnik reduction, data display dan conclusion drawing/verification, sedangkan untuk mempermudah
keakuratan sebuah data yang diperoleh melaui wawancara dan observasi dengan tekhnik Triangulasi.
Hasil penelitian mengungkapkan Program Jogo Tonggo terkesan terlambat dalam upaya penanganan
Covid-19 karena sebelumnya telah ada dibentuk Satgas Covid-19.

Kata kunci: jogo tonggo; community empowerment; covid-19; kabupaten sukoharjo; mojolaban

THE EFFECTIVENESS OF THE JOGO TONGGO PROGRAM IN THE EFFORT TO


CONTROL COVID-19

ABSTRACT
The increase in Covid-19 cases occurred in Central Java and had an impact on the health, economic,
social, education and tourism sectors. Sukoharjo Regency experienced an increase in Covid-19 cases,
especially in Mojolaban Regency, through the Central Java Provincial Government issued Instruction
Number 1 of 2020 concerning Community Empowerment in Accelerating COVID-19 Handling at the
Community Unit (RW) Level with the Establishment of the Jogo Tonggo Task Force (SATGAS). . This
article is the result of a qualitative descriptive approach with data collection techniques using
secondary data from the Indonesian Ministry of Health, Central Java Provincial Health Office and
Sukoharjo District Health Office and a preliminary survey, then primary data in the form of in-depth
interviews regarding the implementation of the Jogo Tonggo program. The sampling technique used
purposive sampling technique, while the data analysis method used reduction techniques, data
presentation and conclusion drawing/verification, while to facilitate the accuracy of the data obtained
through interviews and observations using triangulation techniques. The results of the study revealed
that the Jogo Tonggo Program seemed late in efforts to deal with Covid-19 because previously there
was a Covid-19 Task Force that was formed.

Keywords: community empowerment; covid-19; jogo tonggo; mojolaban; sukoharjo regency

193
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 1, Hal 193 – 202, Februari 2021
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

PENDAHULUAN
Coronavirus merupakan salah satu jenis penyakit sistem pernapasan yang disebabkan oleh
virus yang ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis). Virus corona atau yang menyerang
pada coronavirus merupakan jenis virus dari keluarga besar virus yang pernah menyebakan
penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) (Kemenkes RI, 2020).(Wei et al. 2020; Yang et al. 2020; Yuliana 2020), (WHO
2020).

Coronavirus merupakan kelompok virus patogen bagi manusia. Terdapat 7 jenis coronavirus
yang diidentifikasi berasal dari reservoir hewan termasuk hewan peliharaan, kelelawar, atau
tikus. Coronavirus dapat menyebabkan penyakit ringan, pernafasan akut yang parah sepertii
syndrome coronavirus (SARS-CoV), syndrome coronavirus (MERS-CoV) di Timur Tengah,
dan novel SARS–CoV-2 yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang parah dan
sindrom gangguan pernapasan akut, hingga menyebakan kematian.(Segars et al. 2020)
Coronavirus dapat menyebar dengan cepat kepada 2-3 orang melalui penyebaran dari orang
yang terinfeksi dari setiap kasus positif (Zhao et al. 2020). Periode inkubasi untuk coronavirus
berkisar 2-14 hari, dengan penyebaran secara asimptomatik, Penularan diperkirakan terutama
melalui pernapasan (Liu 2020).

Coronavirus ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada 31
Desember 2020, kasus pertama pneumonia misterius ini diduga berasal dari pasar ikan
Wuhan. Tercatat pada tanggal 18 Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat 5 pasien yang
dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Sejak 31 Desember 2019
hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44
kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di
China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan (Yang et al. 2020).

COVID-19 atau Corona virus disease 2019 merupakan pandemi yang menyerang dunia, total
kasus Covid-19 di dunia yang terkonfirmasi sebanyak 120.745.239 (120 juta) kasus. Jumlah
pasien sembuh sebanyak 97.393.162 (97 juta), sedangkan 2.671.176 orang meninggal dunia
(Kompas, 16 Maret 2021). Total kasus positif di Indonesia sebanyak 1.425.044, dengan
pasien sembuh sebanyak 1.249.947 orang dan pasien yang meningg al berjumlah 38.573
orang (Kompas, 16 Maret 2021).

Darurat COVID-19 di Indonesia ditetapkan berdasarkan dengan Keputusan Presiden


(Keppres) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penerapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan Instruksi Nomor 1 Tahun 2020
tentang Pemberdayaan Masyarakat Dalam Percepatan Penanganan COVID-19 Di Tingkat
Rukun Warga (RW) Melalui Pembentukan Satuan Tugas (SATGAS). Satgas Jogo Tonggo
adalah satuan tugas menjaga tetangga yang bertugas untuk memastikan bahwa warga secara
bergotong-royong melawan penyebaran dan penularan COVID-19 di wilayahnya (Dinkes
Prov.Jateng, 2020).

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten dengan zona merah di Provinsi Jawa
Tengah menempati urutan ke 6 setelah Kota Semarang, Jepara, Demak, Kudus dan Grobogan
(Dinkes Prov.Jateng, 2020). Tercatat pada tanggal 31 Juli 2020 terdapat sebanyak 274 kasus
positif dan 10 kasus kematian (DKK Kab. Sukoharjo 2020). Kecamatan Mojolaban
merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dengan data komulatif kasus
konfirmasi dengan gejala pada tanggal 31 Juli 2020 adalah 16 kasus tanpa kematian (Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2020). Data pada 16 Juli 2020 bahwa terdapat 28 perawat

194
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 1, Hal 193 – 202, Februari 2021
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

juga dinyatakan positif virus Corona berasal dari Kecamatan Mojolaban yang berkibat 3
layanan fasilitas kesehatan (faskes) Puskesmas ditutup sementara waktu. Selain petugas
kesehatan seorang Kepala Desa (Kades) di wilayah Kecamatan Mojolaban juga pernah
tercatat positif Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program
Jogo Tonggo dalam percepatan penanganan Covid-19 di tingkat RW melalui konsep
community empowerment.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang
dilakukan di Desa Sapen, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo pada bulan November
2020. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam sedangkan teknik analisis data
menggunakan metode analisis deskripsi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 11 informan
yang terdiri dari, Sekretaris Kecamatan Mojoloban, Kepala Desa Sapen, Sekretaris Desa
Sapen, Ketua RW di Desa Sapen, Ketua RT di Desa Sapen, Ketua Karang Taruna, Pemegang
Program Jogo Tonggo, Puskesmas Mojolaban, Bidan Desa Sapen, Kader Desa Sapen,
Babinsa Sapen, Babinkamtibmas Sapen. Objek Penelitian konsep community empowerment
dalam penanganan Covid-19 di tingkat Rukun Warga (RW) melalui program Jogo Tonggo di
Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan tekhnik wawancara, obsevasi dan dokumentasi. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data,
analisis, interpretasi data dan dengan metode triangulasi. Dari hasil analisis data yang
kemudian dapat ditarik kesimpulan.

HASIL
Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini berjumlah 12 orang, dengan karakteristik berikut ini:
Informan Inisial Jenis Kelamin Pendidikan Usia Tempat Tinggal
Informan 1 MCA Laki-laki S1 40 Kab.Sukoharjo
Informan 2 BS Laki-laki S1 59 Kab.Sukoharjo
Informan 3 SW Laki-laki SMA/Sederajat 40 Kab.Sukoharjo
Informan 4 RN Laki-laki SMA/Sederajat 51 Kab.Sukoharjo
Informan 5 JK Laki-laki SMA/Sederajat 32 Kab.Sukoharjo
Informan 6 MA Laki-laki SMA/Sederajat 60 Kab.Sukoharjo
Informan 7 PA Perempuan D3 38 Kab.Sukoharjo
Informan 8 WS Perempuan D3 42 Kab.Sukoharjo
Informan 9 PNH Perempuan SMA/Sederajat 36 Kab.Sukoharjo
Informan 10 SHW Laki-laki SMA/Sederajat 41 Kab.Sukoharjo
Informan 11 ABP Laki-laki SMA/Sederajat 43 Kab.Sukoharjo

Implementasi Program Jogo Tonggo di Kecamatan Mojolaban


Program Jogo tonggo merupakan program dari Pemerintah Provinsi untuk membantu
percepatan penangan Covid-19. Program Jogo Tonggo di Kecamatan Mojolaban ini
melibatkan berbagai elemen seperti lembaga, organisasi dan masyarakat itu sendiri. Meskipun
program ini baru dilaksanakan di Kecamatan Mojolaban terkesan terlambat karena di Desa
Sapen sudah membentuk Satgas Covid-19 terlebih dahulu, namun program tersebut tetap
berjalan hingga saat ini. Fakta berjalannya program jogo tonggo adalah dengan terbentuknya
satgas-satgas jogo tonggo, seperti yang disampaikan oleh ―MCA‖ bahwa Program jogo
tonggo mulai dilaksanakan di Kecamatan Mojolaban pada pertengahan Pendemi:
“Untuk pastinya saya kurang ingat tapi yang pasti seingat saya kisaran pertengahan waktu
pandemic, kalo kita mulai KLB sekitar bulan maret berarti sekitar bulan Mei ada program itu

195
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 1, Hal 193 – 202, Februari 2021
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

dari provinsi bu, dan program itu masih berjalan secara normatif, fungsi-fungsinya masih
ada, Ketua Satgas Mojolaban yaitu pak Camat, kita tidak membentuk khusus untuk
mengakomodir program jogo tonggo jadi kita gabungkan dengan satgas Covid-19, untuk
yang pas awal-awal niku yang dilakukan oleh satgas kita punya aplikasi G.Form yang
disebar ke masyarakat, karang taruna, RW disebarluaskan untuk mendeteksi warga yang
dating itu kebijakan dari kecamatan, kemdian bagi pendatang dilakukan karantina mandiri
dirumah singgah”.

Senada dengan pernyataan ―MCA‖, didukung dengan pernyataan ―BS‖ Pelaksanaan program
jogo tonggo tidak efektif karena terlambat.
“Jadi program jogo tonggo ini terlambat karena sebelum program ini ada pihak desa sudah
memiliki satgas pengendalian Covid 19, dan dirasa kurang efektif dalam pengendalian kasus
Covid 19”

Selain itu menurut ―SW‖ Pelaksanaan Program Jogo Tonggo di Desa Sapen juga terkesan
terlambat mengingat sebelum program ini ada sudah ada program pengendalian Covid-19
terlebih dahulu seperti Satgas Covid-19.
“Untuk jogo tonggo memang sebenarnya diperintahkan dari SK Gubernur Jawa Tengah pak
Ganjar sekitar bulan April/Mei namun sebelum itu desa aspen sudah ada pembentukan
satgas covid secara tupoksi sama seperti jogo tonggo sekitar maret 2020, kalo dari provinsi
surat dari gubernur kemudian ditindak lanjuti oleh desa-desa kemudian ditindak lanjuti dari
desa desa jadi di SK oleh kepala Desa, jadi gini kita jujur saja hal itu tidak perlu kita tutupi
secara tertulis dilaksanakan, secara kerja pernah sampaiakan kemarin tidak bertahan lama
karena telah memiliki satgas Covid 19”.

Implementasi program jogo tonggo di Kecamatan Mojolaban berjalan tanpa ada pembekalan
sehingga dalam pelaksanaannya hanya sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Tengah untuk
membuat satuan tugas Jogo Tonggo pada tingkat RW, selain itu belum ada sosialisasi terakit
program jogo tonggo ketingkat RW maupun RT. Meski demikian program Jogo Tonggo ini
juga memberikan manfaat terhadap percepatan pengendalian Covid-19 baik diwilayah
Kecamatan Mojolaban khususnya Desa Sapen, seperti Jogo Tonggo KIT yang bersisi
kelengkapan desinfektan, masker, sarung tangan yang di distribusikan dari dinas kesehatan
dan distribusikan ke masing-masing Desa seperti yang disampaikan ―MCA‖:
“Untuk sosialisasi secara ekplisit itu kita ndak pernah mendapat pembekalan seperti apa itu
jogo tonggo mboten enten nggih buk, Cuma itu ada program dari Gubernur Jawa Tengah
untuk bisa membentuk Satgas Jogo Tonggo untuk mngawasi keadaan dilingkungannya itu
kita teruskan ke desa untuk masing-masing desa itu bisa membuat satgas jogo tonggo
dimasing-masing sesuai kebutuhan tidak harus per RW tidak harus per RT nya cuma sesuai
kebutuhan desa masing-masing, itu sampun beberapa saat yang lalu sudah masuk daftar
nama-namanya sudah ada, ngoten niku, kemudian tindak lanjut dari kegiatan itu kemari nada
distribusi jogo tonggo kit ada kayak handsanitizer, pokoknya kelengkapan, desinfektan,
masker, sarung tangan dan itu langsung dari dinas eksehatan dan kita distribusikan ke
masing-masing desa untuk penyalurannya kita serahkan sepenuhnya ke Desa”

Implementasi lainnya program Jogo Tonggo di Desa Sapen adalah dalam proses pendataan
baik kasus Covid-19 maupun kebutuhan masyarakat serta himbauan penerapan protocol
kesehatan di masyarakat. Seperti yang diuangkapakan oleh ―SW‖ berikut:
“Yaitu pendataan, yang selanjutnya support kepada pasien Covid-19, kebutuhan sehari
harinya dari satgas membantu, misalkan keluarga itu membutuhkan kita supply, memberikan
himbauan kepada masyarakat yaitu 3M, melakukan penyemprotan desinfektaan, anggaran

196
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 1, Hal 193 – 202, Februari 2021
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

ada di desa Sapen seperti pembelian sarana prasarana diambilkan dari Dana Desa dan
Swadaya masyarakat, melalui himbauan dengan MMT disamping ada himbauan secara
tertulis lewat kertas untuk menerapkan 3M”

Keterlibatan berbagai lintas sektor dan masyarakat dalam penanganan wabah Covid-19 sangat
baik, selain untuk mengedukasi masyarakat juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif.
Unsur-unsur yang trelibata dalam program Jogo Tonggo di Kecamatan Mojolaban adalah
unsur muspika yang diketuai oleh Camat Mojolaban, Kapolsek, Koramil, Puskesmas
Mojolaban. Penunjukan unsur muspika yang terlibat tanpa ada SK namun hanya berdasarkan
petunjuk dari Kabupaten, seperti yang diungkapkan oleh ―MCA‖ berikut:
“Unsur Muspika diketuai oleh Pak Camata da sari Kapolsek, Koramil, Dinas Kesehatan itu
Puskesmas Mojolaban tidak ada SK nya, namun ada petunjuknya dari Kabupaten, kemudian
koordinasi dengan via WAG untuk beberapa kasus krusial seperti tracing kita butuh data
cluster kita harus bertemu langsung ke Puskesmas, untuk informasi penambahan jumlah
kasus ada punya WAG informasinya disana”

Keterlibatan berbagai pihak menentukan mekanisme kerja satgas-satgas jogo tonggo,


sehingga dapat berkoordinasi dengan baik. Seperti yang disampaiakan ―SW‖ berikut:
“Yang pertama memberikan pengertian kepada masyarakat mengenai Covid, memberikan
penyuluhaan lewat getuk tular, WAG Satgas Covid 19, keterlibatan ada dari Karang Taruna
seperti melakukan kerja bakti, penyemprotan desinfektan,keterlibatan posyandu, pendamping
PKH tidak ada, jadi yang terlibat RT, RW, karang taruna, Posyandu, bidan desa, perangkat
desa, babinsa dan babinkamtibmas sampai pendistribusian sarana dan prasarana”

Keterlibatan serta kebijakan Program Jogo Tonggo sayangnya kurang diikuti oleh sosialisasi
hingga tingkat RT dan RW, pasalnya baik ketua RW dan ketua RT belum mengetahui terkait
program Jogo Tonggo, hal ini seperti yang diungkapkan oleh ―PA‖ beriikut:
“Belum menerima informasi atau sosialisasi seputar jogo tonggo dan saya juga belum
pernah menerima informasi seputar bidang-bidang jogo tonggo”

Hal senada juga disampaikan oleh ―MA‖ dan ―JA‖ bahwa belum pernah menerima sosialisasi
seputar program jogo tonggo,
“Apa namanya saling informasi terkait keamanan sudah jalan, barangkali itu slaah satu itu
unsur elemen masuk kedalam ranah jogo tonggo, sosisalisasi jogo tonggo belum ada di RW
VI, belum ada instruksi jogo tonggo, secara formalnya jogo tonggo”

“Belum menerima informasi atau sosialisasi seputar jogo tonggo”

Kebijakan Jogo Tonggo belum sepenuhnya berjalan baik di lapangan. Edukasi yang telah
disosialisasikan pemerintah kepada masyarakat masih banyak yang menghiraukan, seperti
berkerumun, tidak memakai masker ketika keluar rumah dan sebagainya. Munculnya
berbagai kendala yang dihadapi dalam pengendalian Covid-19 di Kecamatan Mojolaban dan
Desa Sapen pada umumnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan
protokol kesehatan, seperti yang disampaikan oleh ―MCA‖ berikut:
“Kalo secara umum emmang kesadaran masyarakatnya kita mengedukasi masyarakat
terhadap bahaya dari Covid-19 yang agak sulitnya”

Hal ini bertolak belakang dengan Fakta di Desa Sapen, bahwa tidak begitu banyak mengalami
kendala dalam pengendalian Covid 19 karena masyarakat sudah mematuhi protocol
kesehatan, seperti yang disampaikan oleh ―SW‖ berikut:

197
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 1, Hal 193 – 202, Februari 2021
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

“Untuk kendala terus terang untuk desa Sapen allhamdulillah tidak begitu banyak
mengalami kendala karna ditaati oleh masyarakat”

Bentuk laporan kegiatan satgas jogo tonggo tidak dilakukan secara tertulis, hanya laporan
yang diupdate jika ada penambahan kasus, sementara penyelenggraan program jogo tonggo
tidak diikuti dengan penyediaan dana secara khusus seperti yang diungkapkan ―MCA‖
berikut:
“Sementara ini dari provinsi ada terkait dengan KIT dan peralatannya, sedangkan untuk
desa sendiri mereka menganggarkan dari dana Desa, kecamatan tidak punya anggaran
kesana”

Kebijakan program Jogo Tonggo dalam percepatan penangan Covid-19 terkesan kurang
efektif karena terlambat, semenetara setiap kecamatan dan desa telah memiliki Satgas Covid-
19 hal ini dirasakan tumpeng tindih dengan kebijakan yang telah dibuat. Seperti yang
dikatakan oleh ―MCA‖ berikut:
“Waktu awal wal efektif, namun semakin kesini…, segala macam bentuk program diikuti
dengan sarana dan prasarana ada manfaat meskipun program ini telat, 70% efektifnya”

Pernyataan lain juga dikemukakan oleh ―SW‖:


“Tapi kalo menurut kami seperti tumpeng tindih, emmang kalo untuk jogo tonggo tapi
sebenarnaya masyarakat sendiri sebelum ada perintah satgas jogo tonggo kita sudah
membuat itu, kalo saya sendiri kurang begitu efektif karena sudah ada satgas covid,
sebenarnya tupoksinya sama hanya 25%”

Pernyataan lain juga dikemukakan oleh ―RN‖:


“Keefektifiasan program jogo tonggo dalam pengendalian Covid 19 hanya 60% daripada
tidak sama sekali”

Pendanaan khusus untuk program Jogo tonggo tidak ada baik di tingkat Kecamatan maupun
RW, sehingga pelaksanaan program hanya terfokus pada sosialisasi penerapan protokol
kesehatan dan pengawasan terhadap kebijakan prokes tersebut. Seperti yang disamapaikan
―SW‖:
“Itu kemarin kami tidak menganggrakan untuk itu, untuk dana pengendalian Covid dari
Anggrana Dana Desa (ADD)

Fokus penanganan terfokus pada bidang kesehatan seeperti yang diuangkapan oleh ―SW‖
berikut:
“Kesehatan karena sektor ekonomi tidak terlalu berdampak,nggak teralalu banyak, ya ada
tapi untuk buruh pabrik, tapi untuk buruh harian lepas tidak ada masih berjalan normal, tapi
untuk sektor industri memang ada dampaknya”

PEMBAHASAN
Program Jogo tonggo merupakan program dari Pemerintah Provinsi untuk membantu
percepatan penangan Covid-19. Program Jogo Tonggo di Kecamatan Mojolaban ini
melibatkan berbagai elemen seperti lembaga, organisasi dan masyarakat itu sendiri. Meskipun
program ini baru dilaksanakan di Kecamatan Mojolaban terkesan terlambat karena di Desa
Sapen sudah membentuk Satgas Covid-19 terlebih dahulu, namun program tersebut tetap
berjalan hingga saat ini.(Nurhidayati, Handayani, and Agustiningrum 2021; Rani and
Safarinda 2020; Shodiq 2021; Shofi, Jati, and Sriatmi 2020; Sulistiani and Kaslam 2020)

198
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 1, Hal 193 – 202, Februari 2021
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Implementasi lainnya program Jogo Tonggo di Desa Sapen adalah dalam proses pendataan
baik kasus Covid-19 maupun kebutuhan masyarakat serta himbauan penerapan protocol
kesehatan di masyarakat. Keterlibatan berbagai lintas sektor dan masyarakat dalam
penanganan wabah Covid-19 sangat baik, selain untuk mengedukasi masyarakat juga
mengajak masyarakat untuk berperan aktif. Unsur-unsur yang terlibat dalam program Jogo
Tonggo di Kecamatan Mojolaban adalah unsur muspika yang diketuai oleh Camat Mojolaban,
Kapolsek, Koramil, Puskesmas Mojolaban. Penunjukan unsur muspika yang terlibat tanpa ada
SK namun hanya berdasarkan petunjuk dari Kabupaten.(Shodiq 2021), (REVISI JOGO
TONGGO FIX.pdf n.d.), (Widyasari et al. 2021).

Hambatan yang dihadapi dalam pengendalian Covid-19 di Kecamatan Mojolaban dan Desa
Sapen secara umum adalah kesadaran masyarakat yang kurang dalam menerapkan protokol
kesehatan, kemudian bentuk laporan kegiatan satgas jogo tonggo tidak dilakukan secara
tertulis, laporan yang diupdate jika ada penambahan kasus, sementara penyelenggraan
program jogo tonggo tidak diikuti dengan penyediaan dana secara khusus. Program Jogo
Tonggo dalam penanganan wabah Covid- 19 di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa
pemerintah telah mengeluarkan kebijakan sebagai sikap untuk penanganan wabah Covid-19
di Jawa Tengah yang melibatkan banyak elemen lembaga, organisasi, instansi, dan masyarkat
itu sendiri, sementara pelaksanaan kebijakan Jogo Tonggo belum maksimal karena masih
banyak masyarakat yang kurang sadar akan bahaya Covid-19, masih banyak yang
menghiraukan himbauan pemerintah, seperti stay at home, sehingga pemerintah belum bisa
meminimalisir angka kenaikan kasus Covid-19.(Bappenas, 2021)(Quyumi and Alimansur
2020).

Implementasi Program Jogo Tonggo di Kecamatan Mojolaban Pelaksanaan jogo tonggo di


Kecamatan Mojolaban telah dilaksanakan dari bulan Mei tahun 2020. Dari hasil penelitian,
pelaksanaan program jogo tonggo di Kecamatan Mojolaban tidak optimal karena baru
mencakup dua bidang yaitu kesehatan dan sosial keamanan. Dalam bidang kesehatan kegiatan
yang telah dilaksanakan yaitu meregistrasi setiap orang masuk desa untuk mengantisipasi
penularan covid-19 di tingkat RW, kegiatan registrasi diikuti dengan upaya pencegahan dan
penularan Covid-19, mengupayakan kontak erat dan pendatang melakukan karantina mandiri
selama 14 hari, memastikan lokasi strategis tersedia sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
seperti di mushola, dan warung-warung, kegiatan penyemprotan disinfektan yang dilakukan
sebulan sekali, mendorong praktik hidup bersih dan sehat serta berkoordinasi dengan petugas
kesehatan. Sedangkan kegiatan yang belum dilakukan yaitu pengecekan suhu di tempat
ibadah maupun dalam kegiatan keagamaan, serta pemutakhiran data status warga yang
karantina mandiri.(Fibriana et al. 2021; Makihara et al. 2006; Shofi, Jati, and Sriatmi 2020;
Widyasari et al. 2021), (Kustiandi et al. 2020), (Cirrincione et al. 2020).

Temuan dalam penelitian bahwa dalam upaya penyemprotan disinfektan yang dilakukan tidak
tepat karena meliputi dinding dan teras rumah warga. Selain itu, pemeriksaan kesehatan
kepada pendatang dan pelaku perjalanan hanya dilakukan dengan pemeriksaan suhu tubuh
oleh satgas. Sedangkan skrining berupa gejala batuk, atau pilek oleh petugas kesehatan belum
dilakukan. Pelaksanaan jogo tonggo bidang ekonomi di Kecamatan Mojolaban, Desa Sapen
belum dilaksanakan. Jaring pengaman ekonomi yang tidak terbentuk di menyebabkan tidak
ada upaya dari satgas untuk memastikan warga yang mengalami penurunan perekonomian
akibat pandemi covid-19.(Arshad Ali et al. 2020).

Pelaksanaan jogo tonggo di Kecamatan Mojolaban, Desa Sapen, tidak terdapat upaya mendata
warga yang tidak mampu dalam menyediakan kebutuhan dasar, upaya memberi bantuan

199
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 1, Hal 193 – 202, Februari 2021
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

untuk warga tidak mampu melalui swadaya masyarakat, tidak adanya lumbung pangan tingkat
RW sehingga tidak terselenggara kegiatan saling berbagi hasil kebun antar tetangga untuk
saling membantu mencukupi kebutuhan masing-masing keluarga. Adapun kegiatan ekonomi
di Kecamatan Mojolaban, Desa Sapen meliputi pertanian, perkebunan, perdagangan masih
tetap berjalan namun dalam pelaksanaannya masih belum sesuai dengan protokol kesehatan
karena rendahnya pemanfaatan sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di warung-warung,
serta warga memiliki kepatuhan yang rendah untuk memakai masker di lingkungan
RW.(Rahmadi et al. 2021; Shofi, Jati, and Sriatmi 2020; Tim Kerja Kementerian Dalam
Negeri 2013;(Sriwahyuni, Efi; Umbul Wahyuni 2012).

Terkait dengan pelaksanaan bidang sosial keamanan jogo tonggo di Kecamatan Mojolaban,
Desa Sapen,, kegiatan tersebut meliputi pendataan pendatang dan pelaku perjalanan di
Kecamatan Mojolaban, Desa Sapen yang dilakukan bersama tim kesehatan, membubarkan
kerumunan dengan mendatangi warga yang tengah berkerumun di lingkungan Kecamatan
Mojolaban, Desa Sapen, memastikan kasus kontak erat tidak keluar rumah selama 14 hari,
memastikan kelompok rentan mendapatan perlindungan, memastikan kegiatan sosial seperti
kerja bakti di lingkungan Kecamatan Mojolaban, Desa Sapen secara bergotong royong untuk
mencegah penyakit Covid-19, serta meredam konflik secara musyawarah. Sedangkan
kegiatan yang belum dilakukan yaitu menyiapkan data pilah penerima bantuan warga
Kecamatan Mojolaban, Desa Sapen, membuat jadwal giliran ronda malam, membuat
kesepakatan batas jam tamu berkunjung, memastikan setiap rumah memiliki kentongan
sebagai alat komunikasi manual, memberi pemahaman warga terkait jenazah covid-19 tidak
menular, serta pengamanan warung sembako.(Nurhidayati, Handayani, and Agustiningrum
2021; Rani and Safarinda 2020; Shofi, Jati, and Sriatmi 2020; Sulistiani and Kaslam 2020).

SIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan implementasi program jogo tonggo di Kecamatan
Mojoloban terkesan terlambat karena sebelumnya telah ada satgas Covid-19. Implementasi
Program Jogo Tonggo tanpa adanya sosialisasi atau pembekalan kepada pihak yang terlibat.
Tidak adanya SK pembentukan Tim Jogo Tonggo dan tidak adanya perencanaan program dan
anggaran serta penyediaan sumber daya (resources). Program jogo tonggo tidak terlalu efektif
untuk menurunkan angka kasus Covid-19 di Kecamatan Mojolaban, namun tetap memberikan
manfaat bagi pencegahan dan pengendalian Covid-19

DAFTAR PUSTAKA
Arshad Ali, Shajeea et al. 2020. ―The Outbreak of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)—
An Emerging Global Health Threat.‖ Journal of Infection and Public Health 13(4):
644–46. https://doi.org/10.1016/j.jiph.2020.02.033.
Cirrincione, Luigi et al. 2020. ―COVID-19 Pandemic: Prevention and Protection Measures to
Be Adopted at the Workplace.‖ Sustainability (Switzerland) 12(9): 1–18.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2020. ―Sukoharjo Tanggap COVID-19.‖
https://corona.sukoharjokab.go.id/.
Fay, Daniel Lenox. 1967. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. Studi
Komparasi Pembelajaran Penanganan Covid-19 Indonesia-Korea Selatan.
Fibriana, Linda Presti et al. 2021. ―Community Empowerment through Health Promotion
Regarding Prevention of the Spread of COVID-19 in East Java.‖ Journal for Quality in
Public Health 4(2): 21–25.

200
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 1, Hal 193 – 202, Februari 2021
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Kementrian Kesehatan. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19


Kustiandi, J et al. 2020. ―SI-TACO: Media Promotif Dan Preventif COVID-19 Pada
Masyarakat Desa Ngembal Kabupaten Malang.‖ Jurnal … 3(3): 147–52.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jki/article/view/14988.
Liu, Lu. 2020. ―Emerging Study on the Transmission of the Novel Coronavirus (COVID-19)
from Urban Perspective: Evidence from China.‖ Cities 103(May): 102759.
https://doi.org/10.1016/j.cities.2020.102759.
Makihara, Daigo et al. 2006. ―Concept and Process of " Community Empowerment and
Networking Program.‖ ResearchGate (November): 1–12.
https://www.researchgate.net/publication/237249587_Concept_and_Process_of_Comm
unity_Empowerment_and_Networking_Program.
Nurhidayati, I, S Handayani, and R Agustiningrum. 2021. ―Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Dengan ‗Gotongroyong Jogotonggo‘
Di Rw Viii Dan Rw X Desa Jomboran Klaten Tengah-Klaten.‖ Jurnal Pengabdian
Kesehatan 4(1): 1–9.
https://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/jpk/article/view/101.
Quyumi, Elfi, and Moh Alimansur. 2020. ―Upaya Pencegahan Dengan Kepatuhan Dalam
Pencegahan Penularan Covid-19 Pada Relawan Covid.‖ Jph Recode 4(1): 81–87.
Rahmadi, Antun et al. 2021. ―Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kedaung Kota Bandar
Lampung Menuju Desa Tangguh Covid-19.‖ Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
1(2): 55–63.
Rani, Nur, and Elvira Yenistika Safarinda. 2020. ―Evaluasi Kebijakan Jogo Tonggo Dalam
Penanganan Covid-19 Di Provinsi Jawa Tengah.‖ JMAN jurnal mahasiswa
Administrasi negara 4(2): 8–15.
http://jom.untidar.ac.id/index.php/jman/article/view/1078/577%0Ahttp://jom.untidar.ac.
id/index.php/jman/article/view/1078.
Pemerintah Provinsi Jwa Tengah. 2019. Pedoman Jogo Tonggo
Segars, James et al. 2020. ―Prior and Novel Coronaviruses, Coronavirus Disease 2019
(COVID-19), and Human Reproduction: What Is Known?‖ Fertility and Sterility
113(6): 1140–49. https://doi.org/10.1016/j.fertnstert.2020.04.025.
Shodiq, Muh. Fajar. 2021. ―‗Jogo Tonggo‘ Efektivitas Kearifan Lokal, Solusi Pandemi
Covid-19.‖ SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 8(2): 423–40.
Shofi, R, S.P Jati, and A Sriatmi. 2020. ―Apakah Pelaksanaan Program Jogo Tonggo Di
Dusun Pelem Kabupaten Rembang Efektif?‖ Jurnal Kebijakan Kesehatan … 09(04):
178–85. https://journal.ugm.ac.id/jkki/article/view/61712.
Sriwahyuni, Efi; Umbul Wahyuni, Chatarina. 2012. ―The Indonesian Journal of Public
Health.‖ Sriwahyuni, Efi; Umbul Wahyuni,Chatarina 3(2): 2004.
Sulistiani, Kurnia, and Kaslam. 2020. ―Kebijakan Jogo Tonggo Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah Dalam Penanganan Pandemi Covid-19.‖ Vox Populi 3(1): 31–43.
Tengah, Propinsi Jawa. 2020. ―Jateng Tanggap Covid-19.‖ Tanggap Covid-19 Provinsi Jawa

201
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 1, Hal 193 – 202, Februari 2021
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Tengah. https://corona.jatengprov.go.id/.
Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri. 2013. ―Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-
19 Bagi Pemerintah Daerah : Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis Dan Manajemen.‖
Journal of Chemical Information and Modeling 53(9): 1689–99.
Wei, Xiao Shan et al. 2020. ―Diarrhea Is Associated With Prolonged Symptoms and Viral
Carriage in Corona Virus Disease 2019.‖ Clinical Gastroenterology and Hepatology
18(8): 1753-1759.e2. https://doi.org/10.1016/j.cgh.2020.04.030.
WHO. 2020. ―(World Health Organization): Coronavirus Disease (COVID-2019) Situation
Reports. Https://Www.Who.Int/Emergencies/Diseases/Novel-Coronavirus-
2019/Situation-Reports/. Retrieved on 4 April, 2020.‖ 2019(March): 1–19.
https://pers.droneemprit.id/covid19/.
Widyasari, I et al. 2021. ―Penguatan Peran Masyarakat Dalam Upaya Preventif Terhadap
Covid-19 Di Dusun Bercak Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.‖ Community
Empoerment 6(1): 29–35. http://journal.ummgl.ac.id/index.php/ce/article/view/4224.
Yang, Luhuan et al. 2020. ―Epidemiological and Clinical Features of 200 Hospitalized
Patients with Corona Virus Disease 2019 Outside Wuhan, China: A Descriptive Study.‖
Journal of Clinical Virology 129(May): 104475.
https://doi.org/10.1016/j.jcv.2020.104475.
Yuliana. 2020. ―Corona Virus Diseases (Covid -19); Sebuah Tinjauan Literatur.‖ Wellness
and healthy magazine 2(1): 187–92.
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh.
Zhao, Shi et al. 2020. ―Preliminary Estimation of the Basic Reproduction Number of Novel
Coronavirus (2019-NCoV) in China, from 2019 to 2020: A Data-Driven Analysis in the
Early Phase of the Outbreak.‖ International Journal of Infectious Diseases 92: 214–17.
https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.01.050.

202

Anda mungkin juga menyukai