Anda di halaman 1dari 25

TINJAUAN TEOLOGIS ETIS KRISTEN

TENTANG MANUSIA

Dosen Pengampu
Ance Marintan Damayanti Sitohang, S.P, M.Div., M.Th.

Disusun Oleh
Eirene Anjeli Nababan (201101076)
Siska Olivia Pangaribuan (201101118)
Fasih Deis Ningsih Harefa (201101014)
Sweety Yulia glenesia Saragih (201101162)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan
kasih-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah atau Paper ini. Penyusunan Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Agama Kristen Protestan tentang “Tinjauan Teologis Etis
Kristen Tentang Manusia”. Selain itu, tujuan dari penyusunan Makalah ini untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan akan Pengertian Manusia, Siapa Manusia, Hakikat Manusia
dan Konsep-Konsep Manusia, serta Pandangan-Pandangan Teologi Kontemporer mengenai
Manusia dan Mada Depannya.
Penyusunan makalah ini juga tidak lepas dari bimbinngan berbagai pihak. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ance Marintan Damayanti Sitohang selaku dosen
Mata Kuliah Agama Kristen Protestan kami yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
semua yang telah membantu menjelaskan sistematika pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...……..…ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….......…iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………..1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………..1
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………...1
BAB II KLIPING
2.1 KUMPULAN KLIPING……………………………………………………...……3
2.2 KESIMPULAN SELURUH KLIPING…………………………………......……12
BAB III PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN MANUSIA MENURUT PEMIKIRAN MODERN…………….14
3.2 SIAPAKAH MANUSIA MENURUT PEMIKIRAN MODERN………………..14
3.3 PANDANGAN KRISTEN TENTANG HAKIKAT MANUSIA………………..14
3.4 KONSEP MANUSIA MENURUT ALKITAB…………………………………..18
3.5 KONSEP MANUSIA MENURUT NON ALKITAB……………………………19
3.6 PANDANGAN TEOLOGI KONTEMPORER TENTANG MANUSIA DAN
MASA DEPANNYA………………………………………………………………………...20
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………..………….21
4.2 SARAN…………………………………………………………………………...21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....………….22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembicaraan tentang manusia adalah hal yang sangat pokok dan sentral dalam
kekristenan karena manusia ada di pusat kehidupan beragama dan pengambilan keputusan
etis. Pembahasan tentang manusia dari perspektif Kristen dapat menolong kita untuk
memahami berbagai aspek dalam kehidupan beragama, bermasyarakat maupun dalam
pengembangan ilmu dan teknologi modern, termasuk berbagai permasalahan yang muncul
dalam kehidupan manusia.
Ada banyak teori tentang terjadinya alam semesta termasuk manusia. Terutama kita
kenali teori evolusi yang menyatakan bahwa manusia bukan diciptakan Tuhan, tetapi menjadi
ada lewat proses evolusi. Sehubungan dengan teori teori ini muncul pula banyak bahasan
mengenai "siapakah manusia?" dan "apakah hakikatnya?" Berbagai pihak apakah dia filsuf,
teolog, biolog, maupun sosiolog telah mencoba menjawab pertanyaan itu dan masing-masing
memberikan jawaban yang berbeda. Hal itu sah-sah saja, karena memang setiap pihak
berusaha memberi jawaban dari perspektifnya masing-masing.
Agama Kristen pun melalui para teolognya sepanjang abad telah juga memberikan
jawaban terhadap pertanyaan tentang hakikat manusia. Namun, ini tidak berarti bahwa
pandangan para teolog Kristen bersifat seragam atau monolitik, melainkan selalu saja ada
perbedaan-perbedaan perspektif.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian manusia menurut pemikiran-pemikiran modern?
b. Siapakah manusia menurut pemikiran-pemikiran modern?
c. Bagaimana hakikat manusia menurut pandangan Kristen?
d. Apa saja konsep manusia menurut Alkitab?
e. Apa saja konsep manusia menurt non Alkitab?
f. Apa saja pandangan-pandangan teologi kontemporer tentang manusia dan masa
depannya?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian manusia dan siapakah manusia menurut pemikiran-
pemikiran modern.
b. Untuk mengetahui hakikat-hakikat manusia menurut pandangan Kristen.
c. Untuk mengetahui konsep-konsep manusia menurut Alkitab dan non Alkitab.
1
d. Untuk mengetahui pandangan-pandangan teologi kontemporer tentang manusia dan
masa depannya.

2
BAB II
KLIPING

2.1 Kumpulan Kliping


1. Mahasiswa Tawuran di Kampus Unasman Sulbar
Nama Koran Online: merdeka.com
Url : https://m.merdeka.com/peristiwa/mahasiswa-tawuran-di-kampus-unasman-sulbar.html
Sekelompok Mahasiswa terlibat tawuran di halaman Kampus Unasman Polewali Mandar (Polman)
Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu (20/2)
sekitar pukul 13.30 Wita. Belum diketahui apa
penyebabnya sehingga terjadi tawuran.
Dikabarkan, sekelompok pemuda tersebut saling
serang dengan menggunakan batu. Atas kejadian
ini, belum ada dilaporkan
korban jiwa. Namun hingga malam ini titik yang
dianggap rawan sudah aman dan kondusif
dengan dijaga kepolisian.
Kapolres Polman, AKBP Ardi sutriono,
membenarkan adanya tawuran sekelompok
pemuda yang terjadi dalam kampus. Kata dia,
belum tau apa motif sampai terjadi perkelahian antara pemuda tersebut.
"Sekelompok pemuda saling serang terjadi di dalam Kampus Unasman. Kami belum tahu apa
penyebabnya,sehingga mereka saling serang. Namun kami sebagai polisi terus melakukan upaya
pengamanan dan alhamdulillah sudah aman dan kondusif," kata Ardi kepada merdeka.com.

2. Polisi Tangkap 8 Pria Pesta Narkoba di Halaman Sekolah


Nama Koran Online : republika.co.id
Url : https://www.republika.co.id/berita/qnr5fp349/polisi-tangkap-8-pria-pesta-narkoba-di-halaman-
sekolah
Pihak kepolisian meringkus delapan pemuda
saat berpesta narkoba di halaman sekolah di
Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara.
Identitas delapan pemuda yang kami ringkus
yakni KK (24), ZAL (24), NS (21), AM (19),
NS (19), EL (20), KS (16), dan SG (18)," kata
Kapolres Simalungun AKBP Agus Waluyo, di
Simalungun, Sabtu (30/1).
Ia mengatakan penangkapan delapan pemuda
tersebut menindaklanjuti laporan warga yang menggunakan aplikasi Horas Paten. Atas laporan
tersebut, petugas langsung melakukan penggerebekan.

3
Di lokasi, didapati delapan pemuda sedang menggunakan narkotika jenis ganja yang dicampur dalam
rokok. Petugas juga menyita barang bukti ganja berat 14,24 gram dalam tiga bungkus kertas warna
cokelat, lima batang rokok yang sudah bercampur daun ganja dengan berat 4,76 gram.
"Selanjutnya petugas mengamankan para pelaku dan barang bukti untuk dilakukan pengembangan
dan proses sidik selanjutnya," katanya.

3. Seorang Ibu Tewas di Tangan Anak Kandungnya, Ayah Ditusuk hingga Alami Luka Parah
Nama Koran Online : Tribunnews.com
Url :https://m.tribunnews.com/regional/2020/12/11/seorang-ibu-tewas-di-tangan-anak-kandungnya-
ayah-ditusuk-hingga-alami-luka-parah
Seorang anak di Kabupaten Muarojambi
tega menganiaya kedua orangtuanya. Ibu
tewas, sedangkan ayahnya mengalami luka
parah setelah ditusuk oleh pelaku. Peristiwa
nahas itu terjadi di Desa Penyengat Olak,
Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muarojambi,
Kamis (10/12/2020) malam.
Kasus pembunuhan itu dilakukan seorang
pria bernama FR usia (39), terhadap ibu
kandungnya inisial E usia (60).Pelaku tidak
hanya melakukan pembunuhan terhadap ibu kandungnya, ia juga melakukan penganiayaan terhadap
bapak kandungnya sendiri, MS (62).
Awalnya pelaku sempat bertengkar degan kedua orang tuanya, dengan seketika sehingga terjadi
penusukan menggunakan pisau oleh pelaku terhadap kedua orang tuanya sekira pukul 22:44 WIB,"
kata Jamil pada Jumat (11/12/2020).
Setelah mengetahui kejadian warga langsung geger, melihat korban ibu kandung pelaku ditemukan
tewas telentang dengan luka tusuk di bagian perut sebelah kiri bersimbahan darah.
"Kedua korban sempat dapatkan pertolongan, dilarikan ke rumah sakit Raden Mattaher Jambi, ibu
korban meninggal, sedangkan ayahnya mengalami luka cukup parah akibat senjata tajam," ujarnya.
Sementara pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian Polsek Jaluko.

4. Mau Lebaran, Anak Malah Tega Bunuh Ayah Kandungnya Sendiri, Aksinya Dibantu
Sepupu
Nama Koran Online : Tribunnews.com
Url :https://m.tribunnews.com/regional/2019/06/03/mau-lebaran-anak-malah-tega-bunuh-ayah-
kandungnya-sendiri-aksinya-dibantu-sepupu
Jelang Lebaran 2019, publik digegerkan dengan kasus anak bunuh orangtua kandungnya.
Darmansyah (56) meninggal dunia di tangan anaknya sendiri.
Pelaku bernama Nia (31) merupakan anak
kandung korban. Nia bekerjasama dengan
sepupunya, Arma (32), tega menganiaya ayah
kandungnya sendiri. Kedua pelaku saat ini

4
ditetapkan sebagai tersangka setelah diamankan polisi. Kedua pelaku tega menganiaya korban
menggunakan helm hingga tewas.
Saat ditanya penyebab awal terjadi keributan, Nia mengaku kejadian nahas tersebut berawal dari
selisih paham. Sudah lama. Perkara harta warisan sertifikat tanah. Bagai bom waktu yang meledak,
puncaknya terjadi pada Sabtu (1/6/2019).
"Dari dulu tidak pernah akur. Saya juga bukan dia yang rawat dari kecil. Gara-gara sertifikat rumah
yang ada di notaris mau diambil sama dia," ujar Nia.

5. Kasus AY, Cerminan Bobroknya Moral Bangsa


Nama Koran Online : republika.co.id
Url : https://m.republika.co.id/berita/ppsj1g349/kasus-ay-cerminan-bobroknya-moral-generasi
Seorang siswi SMP di Pontianak, AU,
menjadi korban pengeroyokan sejumlah
siswi SMA. Aksi tersebut terjadi pada
Jumat, 29 Maret 2019, di sebuah
bangunan yang terletak di Jalan Sulawesi,
Pontianak, Kalimantan Barat.
Akibat luka yang dideritanya, kini korban
masih menjalani perawatan di rumah sakit
di Pontianak. Menurut Kasatreskrim
Polresta Pontianak Kompol Husni Ramli,
peristiwa ini baru dilaporkan korban dan
orang tuanya satu pekan setelah kejadian.
Berbagai kasus tindakan brutal remaja selalu menjadi konsumsi media berita setip hari. Remaja
negeri kini tengah mengalami dekadensi moral yang luar biasa. Atas nama globalisasi, remaja diseret
dalam kubangan lumpur liberalisme yang menuhankan kebebasan sehingga meningkatkan gaya
hidup tanpa aturan.
Tingkah laku mereka sangat jauh dari adat ketimuran apalagi dari nilai nilai keagaamaan. Bobroknya
moral generasi bangsa sungguh menjadi sebuah bencana di masa depan, bagaimana tidak remaja
yang seharusnya menjadi penerima tonggak estafet kepemimpinan di masa depan namun jauh dari
harapan, mau dibawa ke mana bangsa ini jika generasi penerusnya tak dapat diharapkan? Remaja
seharusnya menjadi pewaris budaya luhur, justru menjadi korban budaya kufur.

6. Kerusakan Lingkungan di Jawa Barat Akibat Aktivitas Tambang


Nama Koran Online : Liputan6.com
Url : https://m.liputan6.com/regional/read/4146732/walhi-aktivitas-tambang-jadi-faktor-utama-
kerusakan-lingkungan-di-jawa-barat
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(Walhi) mengungkapkan, aktivitas tambang
menjadi salah satu faktor menurunnya
kualitas sekaligus mempercepat laju
kerusakan lingkungan hidup di Jawa Barat.

5
Adanya pertambangan, tidak hanya mengubah fungsi dan bentang alam, tetapi juga berdampak pada
kondisi sosial masyarakat yang hidup di daerah sekitar tambang.
Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Meiki W Paendong mengatakan, bentang alam yang berupa
kawasan perbukitan berubah fungsi menjadi tambang pasir dan batu andesit. Selain eksploitasi
sumber daya alam untuk tambang mineral yang salah satunya dilakukan di kawasan bentang alam
karst.
Data Walhi mengungkap, sampai saat ini terdapat 437 izin usaha pertambangan (IUP) di Jawa Barat.
Dari jumlah tersebut, jenis tambang yang beroperasi adalah galian pasir, batu, kapur, emas, pasir
besi, pasir kuarsa, dan tembaga.
Meiki menyebut, ke depan agenda advokasi Walhi Jawa Barat adalah mendesak dan mendorong
diberlakukannya moratorium izin usaha pertambangan di kawasan tersebut. Moratorium izin tersebut
bertujuan untuk meredam laju kerusakan bentang alam Jawa Barat yang semakin parah.
"Pada masa moratorium, pemerintah daerah agar melakukan audit lingkungan, penegakan hukum
terhadap praktik tambang ilegal dan konservasi air tanah," katanya menambah.

7. Memprihatinkan, Sampah dari Jakarta Kini Setinggi Patung Pancoran


Nama Koran Online : okezone.com
Url : https://lifestyle.okezone.com/read/2019/07/18/612/2080673/memprihatinkan-sampah-dari-
jakarta-kini-setinggi-patung-pancoran
Sampah masih menjadi masalah terberat yang
dialami Ibu Kota. Menurut data yang diterima
oleh Waste4change, sebanyak 7.500 ton sampah
masuk setiap harinya menuju Bantar Gebang.
Sampah Lebih parahnya lagi, salah satu zona
dengan jumlah yang banyak itu masuk dan hanya
dibuang begitu saja.
timbunan sampah tertinggi di Bantar Gebang,
tingginya hampir sama dengan atung Pancoran.
Diprediksi jika tidak dapat dikelola dengan baik,
maka Bantar Gebang tidak akan mampu
menampung tumpukkan sampah lagi hingga 2021 mendatang.
Tak hanya itu, sistem pengelolaan sampah di Indonesia juga masih kurang diperhatikan. Sekiranya
81 persen sampah yang tidak terpilah maka dapat menurunkan harga material seperti plastik dan
kertas yang notabene mendominasi sampah.
Project Executive Waste4Change, Pandu Priyambodo, mengatakan saat ini hanya ada 7,5 persen
sampah yang ditreatment dengan cara dikompos atau ditanam. Pandu mengatakan bahwa kesadaran
akan pengelolaan sampah harus dimulai dari hulu, yakni berasal dari dalam diri seseorang.
mengolah kembali barang bekas,” tutur Pandu, dalam acara Lock&Lock, Kamis (18/7/2019).

8. Kerusakan Lingkungan Akibat Pembngunan Gedung Capai Rekor Tertinggi


Nama Koran Online : okezone.com
Url : https://news.okezone.com/read/2020/12/17/18/2329577/kerusakan-lingkungan-akibat-
pembangunan-gedung-capai-rekor-tertinggi

6
Kerusakan lingkungan yang disebabkan
pembangunan dan pengoperasian gedung
telah mencapai rekor tertinggi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
melaporkan pembangunan dan
pengoperasian gedung menyumbang lebih
dari sepertiga emisi karbon dioksida
(CO2) global tahun lalu. Emisi yang
dihasilkan dari menjaga bangunan hunian
dan non-hunian global tetap berjalan, serta
pembangunan gedung baru, menghasilkan
38 persen dari total emisi CO2 terkait energi global.
PBB mendasarkan angkanya pada database Badan Energi dan Neraca Energi Dunia Internasional,
yang berisi statistik tentang keseimbangan energi negara-negara OECD dan non-OECD. Sementara
konsumsi energi bangunan global tetap stabil dari tahun ke tahun, emisi CO2 terkait energi dari
pengoperasian bangunan saja naik pada tahun lalu menjadi 9,95 gigaton (9,95 miliar ton), atau 28
persen dari total emisi CO2 terkait energi global.
Peningkatan emisi sektor bangunan disebabkan oleh penggunaan batu bara, minyak dan gas alam
secara terus menerus. Termasuk semua cara yang tidak ramah lingkungan untuk menghasilkan
energi, seperti pemanas dan memasak. Dengan masuknya emisi dari industri konstruksi bangunan,
total emisi CO2 industri terkait energi global tercatat sebesar 38 persen, turun sedikit dari 39 persen
pada 2018.

9. NTT Hadapi Masalah Serius Akibat Kerusakan Lingkungan


Nama Koran Online : republika.co.id
Url : https://m.republika.co.id/berita/nasional/daerah/19/11/28/q1o9vm459-ntt-hadapi-masalah-
serius-akibat-kerusakan-lingkungan
Ahli Bidang Daerah Aliran Sungai dari
Universitas Nusa Cendana (Undana)
Kupang, Michael Riwu Kaho, mengatakan
Nusa Tenggara Timur (NTT) menghadapi
masalah serius akibat kerusakan lingkungan
setiap tahun.
Kita mengalami masalah yang serius soal
kerusakan hutan di NTT karena setiap tahun
jumlah hutan yang rusak mencapai 15 ribu
hektare," katanya di Kupang, Kamis (28/11).
Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS)
NTT itu mengatakan upaya pemulihan hutan yang dilakukan pemerintah juga hanya mencakup tiga
ribu hektare lahan setiap tahun. Pemulihan itu tidak sebanding dengan laju kerusakan hutan yang
terjadi.
Menurut dia, hasil-hasil penelitian ilmiah menunjukkan kawasan hutan NTT mungkin tinggal tersisa
lima sampai enam persen saja pada kurun 2040 sampai 2050.

7
"Dengan begitu kemampuan kita menangkap air akan menurun drastis karena pohon-pohon untuk
memproses air itu semakin habis akibat kerusakan hutan dan lahan," katanya.
"Kalau ini terjadi maka tentu akan memperparah ketersediaan air kita karena pulau-pulau kita di
NTT ini 98 persen di antaranya sangat kecil," ia menambahkan.

10. Pembalakan Liar di Sulsel Manfaatkan Momen Pandemi


Nama Koran Online : republika.co.id
Url : https://m.republika.co.id/berita/qnr8v0284/pembalakan-liar-di-sulsel-manfaatkan-momen-
pandemi
Kejahatan kehutanan, khususnya pembalakan
liar (illegal logging), di Sulawesi Selatan
meningkat pada masa pandemi Covid-19.
Polanya antara lain memanfaatkan
masyarakat lokal sekitar hutan untuk
melakukan pembalakan.
"Sementara penegakan hukum umumnya
sampai pada pelaku lapangan dan jarang
menyentuh pedagang kayu maupun aktor di
belakang layar," kata Direktur Eksekutif
Jurnal Celebes Mustam Arif pada jumpa media di Kafe Baca, Makassar, Sabtu (30/1).
Dia mengatakan dari sembilan kasus penangkapan kayu ilegal yang dicatat Jurnal Celebes selama
pandemi, hampir semua pelaku yang diproses hukum, adalah warga masyarakat yang ditangkap
karena menebang atau mengangkut kayu. Umumnya mereka diminta atau bekerja sama dengan
pembeli atau pengusaha kayu.
Sedangkan pihak yang menggunakan jasa warga, hampir semuanya lolos dari jerat proses hukum.
Kecuali, kasus perusakan hutan di kawasan konservasi Komara, Takalar.

11. Cerita Buruh Perempuan yang Alami Diskriminasi Gender di Lingkungan Kerja
Nama Koran Online : detiknews
Url : https://news.detik.com/berita/d-3374132/cerita-buruh-perempuan-yang-alami-diskriminasi-
gender-di-lingkungan-kerja
Buruh perempuan masih menghadapi
berbagai masalah kekerasan berbasis gender
di lingkungan kerja. Bentuk kekerasan ini
muncul dalam berbagai wujud.
Ketua Umum Federasi Buruh Lintas Pabrik
(FBLP) Jumisih mengatakan, pelecehan
seksual termasuk dalam kategori kekerasan
berbasis gender. Pelecehan ini menjadi
momok bagi setiap buruh perempuan yang
bekerja di pabrik.
Ia mengatakan, FLBP telah melakukan sebuah penelitian yang didasarkan pada wawancara langsung
kepada korban. Setidaknya sudah ada 25 kasus pelecehan seksual yang terjadi sejak tahun 2012.

8
"Beberapa waktu lalu kita lakukan penelitian dengan pendeketan persuasif. Sebenarnya ada enggak
sih korban pelecehan di tempat kerja? Lalu diperoleh informasi ada 25 kasus di 25 perusahaan di
zona industri. Ini hal yang mengejutkan. Satu saja kasus harus kita hadapi dan menjadi tanggung
jawab bersama," kata Jumisih.
Pernyataan ini disampaikannya saat acara peluncuran Sekolah Buruh Perempuan di Aula Balai Dinas
Ketenagakerjaan Jakarta Utara, Jalan Plumpang Semper, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (17/12/2016).
Terhadap temuan itu, Jumisih kemudian menyampaikan kepada pihak Kawasan Berikat Nusantara di
Kawasan Cakung, Jakarta Utara.
Hasilnya muncul kesepakatan untuk membuat sebuah kawasan bebas pelecehan seksual. Menurutnya
ini adalah sebuah langkah preventif agar pelecehan kasus seksual tidak terulang.
Luviana seorang mantan reporter dari stasiun televisi swasta juga mengatakan kekerasan berbasis
gender juga terjadi di industri media. Ia mengatakan ada diskriminasi dalam perlakuan terhadap
sesama jurnalis wanita.
"Saya ceritakan kalau dalam hal jurnalis. Ada juga perbedaan perlakuan di antara buruh perempuan.
Bagaimana perlakuan reporter di lapangan dengan presenter di studio itu berbeda. Presenter di studio
mendapatkan fasilitas yang baik seperti spa dan salon. Sementara reporter di lapangan mengurus diri
mereka sendiri," kata Luviana yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta.
Meski begitu, presenter di studio juga mengalami wujud kekerasan lainnya. Luviana mengatakan,
presenter wanita akan sangat dibatasi dalam makan. Bahkan ada seorang presenter yang sehari hanya
dibolehkan makan selembar roti tawar agar tidak mengalami masalah berat badan.

12. Gambaran Perempuan di Media Penyiaran Dinilai Masih Erat dengan Ketidakadilan
Gender
Nama Koran Online : kompas.com
Url : https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/10/14/12060341/gambaran-perempuan-di-media-
penyiaran-dinilai-masih-erat-dengan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (Menteri PPPA) I
Gusti Ayu Bintang Darmawati
menggatakan, hingga saat ini
ketidakadilan gender bagi perempuan
masih terjadi di media penyiaran.
Ia mengatakan, masyarakat Indonesia
cenderung masih erat dengan pandangan
patriarki yang mempersepsikan peran
utama perempuan ada di ranah domestik,
misalnya sebagai ibu rumah tangga.
Gambaran tersebut dapat dilihat melalui
media penyiaran.
"Gambaran perempuan saat ini yang dapat kita lihat melalui media penyiaran masih lekat dengan
ketidakadilan gender, di antaranya terletak pada stereotipe," ujar Bintang dalam diskusi bertajuk
‘perempuan dan media’, Rabu (14/10/2020).

9
"Perempuan hanya diberikan peran pada sektor domestik serta isu kehamilan, pengasuhan dan
pendidikan," kata dia.
Bintang mengatakan, praktik eksplotatif juga terjadi pada perempuan di media penyiaran, contohnya,
kasus prostitusi.Isi pemberitaan di media penyiaran dinilai cukup mengeksploitasi perempuan dari
berbagai sisi.
"Demikian juga kekerasan, di mana kasus-kasus perkosaan yang kerap menyalahkan dan
menganggap perempuan sebagai pemicu perkosaan," ujar dia.
Menteri PPPA mengatakan, perempuan harus diberikan akses dan kesempatan lebih luas sehingga
potensi dan kemampuannya pun berkembang maksimal.
"Saya yakin pemberdayaan perempuan adalah kunci dari kesuksesan pembangunan bangsa,
perjuangan perempuan untuk dapat didengar, dipertimbangkan, dan menempati posisi penting masih
menjadi permasalahan bagi kita semua," ujar Bintang.
Bintang mengatakan, dibutuhkan upaya serius untuk meminimalisir ketidakadilan gender pada media
penyiaran.

13. Ketidaksetaraan Gender di India Bahayakan Perempuan


Nama Koran Online : republika.co.id
Url : https://www.republika.co.id/berita/qi29wj368/ketidaksetaraan-gender-di-india-bahayakan-
perempuan
Ketidaksetaraan gender di India telah
menimbulkan bahaya bagi perempuan di negara
itu. Masalah pelecehan, disebut menjadi salah
satu yang akan terus berlangsung jika hal
tersebut tidak diubah.
Perkembangan ekonomi dan teknologi yang
pesat di satu sisi dan pemerkosaan yang terjadi
dalam banyak kasus menyebabkan kematian
perempuan.
Insiden pemerkosaan berkelompok di India
terjadi berulang. Ini mencerminkan diskriminasi gender dan kasta yang meluas di negara tersebut.
Pemerkosaan menjadi kejahatan paling umum keempat terhadap perempuan di India. Baru-baru ini,
ada dua kasus yang terjadi terhadap perempuan Dalit, di mana total 200 juta perempuan dari daerah
tersebut sering menghadapi diskriminasi dan pelecehan.
Salah satu manifestasi paling awal dan paling brutal dari kekerasan terhadap perempuan adalah
pembunuhan janin perempuan. Para peneliti untuk The Lancet memperkirakan bahwa lebih dari 600
gadis hilang di India setiap hari karena aborsi berdasarkan jenis kelamin. Pembunuhan bayi
perempuan, jauh lebih buruk daripada pembunuhan bayi, telah ada selama berabad-abad di India.
Praktek pembunuhan janin dimulai pada awal 1990-an, ketika teknik ultrasound digunakan secara
luas di India.
Banyak keluarga terus berusaha memiliki anak laki-laki, karena laki-laki lebih dihargai daripada
perempuan. Hal tersebut tidak membantu bahwa praktek keagamaan untuk kehidupan akhirat orang
tua hanya dapat dilakukan oleh laki-laki, yang menjadikan mereka sebagai simbol status bagi
keluarganya.

10
Meskipun diskriminasi berbasis gender terhadap perempuan dan anak perempuan tersebar luas di
negara berkembang, India adalah salah satu penyebab terburuknya. Diskriminasi perempuan, yang
dimulai di dalam rahim, berlanjut sepanjang hidup perempuan.
Sebuah survei oleh Thomas Reuters Foundation menemukan bahwa India adalah tempat paling
berbahaya keempat di dunia bagi perempuan. Di India, kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi
dalam berbagai bentuk. Kejahatan bisa dalam bentuk melempar cairan asam hingga pembunuhan. Ini
juga termasuk kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual di tempat kerja.
Menurut para pelaku serangan asam terhadap perempuan, mereka melakukannya dengan alasan
terjadi pelanggaran norma budaya. Dana Kependudukan PBB melaporkan bahwa hingga 70 persen
wanita menikah berusia 15-49 tahun di India menjadi korban pemukulan atau pemaksaan seks.
Selain itu, di India terdapat tradisi mas kawin, di mana para orang tua harus membayar sejumlah
besar uang untuk menikahkan anak perempuan mereka. Ini dianggap sebagai salah satu alasan
mengapa anak laki-laki lebih disukai dibanding perempuan.

14. Jurnalis Perempuan Tak Luput Dari Diskriminasi


Nama Koran Online : ayojakarta.com
Url : https://m.ayojakarta.com/read/2020/03/08/13092/jurnalis-perempuan-tak-luput-dari-
diskriminasi
Diskriminasi terhadap gender masih terjadi di banyak
praktik kerja perindustrian. Tak terkecuali di industri
media massa, di mana kaum jurnalis perempuan pun tak
luput dari kata diskriminasi.
Ketua Divisi Gender, Anak, dan Kelompok Marjinal
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Endah
Lismartini mengatakan, di Indonesia hanya ada 30 sampai
35% perempuan yang bekerja sebagai jurnalis secara
profesional.
Bukan hanya ketimpangan dari jumlah, menurut Endah, jurnalis perempuan juga rentan mengalami
diskriminasi di tempatnya bekerja seperti upah yang tidak setara dibandingkan laki-laki. Sebab
perempuan umumnya memiliki jabatan di bawah laki-laki.
"Isu kedua, pembedaan jenis pekerjaan," kata Endah dalam diskusi 'Mengevaluasi Kesetaraan
Gender di Dunia Kerja, Apakah Sudah Setara?' di Jakarta, Minggu (8/3/2020).
Ia menjelaskan, perempuan yang sudah menikah dan punya anak biasanya akan dipindahkan ke
agenda liputan yang lebih soft atau santai. Sementara kanal politik, hukum yang dirasa lebih 'berat'
akan dipercayakan kepada jurnalis laki-laki.
"Mereka dipindahkan bukan karena kapabilitas tapi karena sudah punya anak," kata Endah.
Pelecehan seksual juga jadi isu ketiga yang rentan dialami perempuan. Endah mengungkapkan,
bahkan pelecehan bukan hanya dilakukan atasan atau rekan kerja tapi juga narasumber.
"Teman saya jurnalis di daerah bahkan pernah mengalaminya dari aparat negara. Saat dia liputan
demo, lalu dikejar-kejar dan dilecehkan. Memang tidak sampai ada pemerkosaan tapi tetap
pelecehan," tutur Endah.

11
Fasilitas tak memadai dari kantor juga kerap dirasakan perempuan. Menurut Endah masih sedikit
perusahaan yang memberikan cuti haid di luar cuti tahunan. Selain itu ruang laktasi untuk ibu
menyusui dan tempat penitipan anak yang minim disediakan.
"Terakhir beban ganda. Stigma masyarakat masih perempuan hanya pengurus rumah tangga dan itu
justru akan didukung oleh RUU ketahanan keluarga. Itu harus kita lawan," tutupnya.

15. Megawati: Saya Kesepian, Banyak Perempuan Tak Mau Masuk Politik
Nama Koran Online : kompas.com
Url : https://nasional.kompas.com/read/2019/12/23/05350041/megawati-saya-kesepian-banyak-
perempuan-tak-mau-masuk-politik
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila sekaligus Presiden kelima
RI Megawati Soekarnoputri merasa heran
lantaran saat ini banyak perempuan hebat,
tetapi jarang yang mau masuk ke politik.
Hal itu disampaikan Megawati saat
membuka acara BPIP yang bertajuk
"Perempuan Hebat untuk Indonesia Maju" di
Hotel Ritz-Carlton, SCBD, Jakarta, Minggu
(22/12/2019).
"Banyak kaum perempuan seperti sekarang
hebat-hebat, tapi saya merasa kesepian (di dunia politik). Banyak yang tidak mau masuk politik.
Menurut mereka, masuk politik itu tabu, itu adalah tempatnya laki-laki," tutur Megawati.
Ia mengatakan, semestinya kaum perempuan tak boleh berpikir seperti itu. Sebab, kaum perempuan
justru bisa menyuarakan aspirasinya melalui dunia politik.
Megawati mengatakan, ada banyak isu politik yang bersangkut paut dengan perempuan, di antaranya
harga berbagai kebutuhan pangan.Ia menilai seorang perempuan sejatinya sedang berpolitik ketika
memprotes harga cabai yang naik.
"Padahal, politik itu sebenarnya kalau kita mau tahu. Kalau kita bicara, umpamanya kenapa harga
cabai, bawang merah cenderung naik? Itu sebetulnya sudah berpolitik. Nanti boleh ditanyakan ke Bu
Sri Mulyani sebagai Menkeu kenapa hal itu bisa terjadi," lanjut dia.

2.2 Kesimpulan Seluruh Kliping


Kliping nomor 1-5 merupakan contoh-contoh kebobrokan moral yang dilakukan
manusia. Tawuran, pesta narkoba, pembunuhan, penganiayaan adalah contoh nyata rusaknya
moral manusia dalam kehidupan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengaruh
budaya asing yang negatif, pengaruh lingkungan sekitar dan pergaulan, pengaruh media
internet yang negatif, serta kurangnya pemahaman akan manusia yang benar menurut ajaran
Allah. Contoh-contoh kebobrokan Moral ini disebabkan karena manusia memandang remeh
manusia lain (sesamanya) padahal Allah telah membuat manusia itu sadar bahwa dia
membutuhkan sesamanya untuk hidup (dimensi sosial). Manusia tidak bisa hidup dalam
12
kesendirian atau tanpa orang lain. Untuk itu, perlu adanya pemahaman yang lebih dalam
mengenai manusia sebagai makhluk sosial.
Kliping nomor 6-10, merupakan contoh nyata dari kerusakan lingkungan akibat
perbuatan tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dengan hal yang seharusnya dijaga
dengan baik. Manusia-manusia tersebut meremehkan alam yang juga merupakan ciptaan
Allah yang indah. Allah yang telah memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada manusia
atas segala yang ada di bumi untuk dijaga, dirawat dan dilestarikan, sebagaimana yang
terlihat jelas dalam Kejadian Pasal 1 sampai 3 bahwa hakikat manusia sebagai makhluk
ciptaan Allah memiliki tugas utama yaitu sebagai penguasa, pemelihara alam semesta, dan
penerus generasi. Namun pengrusakan lingkungan yang terjadi telah menjadi bukti bahwa
manusia melalaikan salah satu tugas utamanya.
Kliping nomor 11-15 merupakan kasus dimana ketidakadilan gender terjadi dan
sebagian besar dialami oleh perempuan. Perempuan dianggap lemah dan lebih rendah
derajatnya dibanding laki-laki, sehingga dalam segala aspek laki-laki lebih diutamakan.
Pelecehan seksual terhadap kaum perempuan karena dipandang lemah dan rendah, upah yang
tidak setara dibandingkan laki-laki, keluarga yang lebih mengharapkan dan memprioritaskan
anak laki-laki hingga membunuh bayi yang terlahir sebagai perempuan, dunia politik yang
dianggap hanya tempat untuk laki-laki dan tabu bagi perempuan, semua itu adalah contoh
nyata diskriminasi terhadap kaum perempuan. Padahal dengan jelas dituliskan dalam
Kejadian 1:27 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Diartikan
bahwa Allah menciptakan manusia baik perempuan maupun laki-laki dengan derajat yang
sama (setara) dan menurut gambar Allah. Maka tidak seharusnya ada perbedaan-perbedaan
perlakuan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya adalah mitra Allah dan diberi
kebebasan dan kuasa serta untuk beridentitas dalam masyarakat. Dalam keluarga, status yang
sederajat ini dibutuhkan untuk sebuah kesatuan tentang bagaimana perempuan menjadi
penolong bagi suaminya sedangkan laki-laki adalah penyesuai bagi istrinya. Dengan
demikian hal ini membuat keduanya bisa saling tolong-menolong sesuai kodrat, karunia, dan
situasi yang mereka miliki, serta tidak dikenal pembagian tugas yang kaku, misalnya istri
yang tidak boleh membantu mencari nafkah atau suami yang tidak boleh ambil bagian dalam
pekerjaan rumah tangga.

13
BAB III
PEMBAHASAN
TINJAUAN TEOLOGIS ETIS KRISTEN TENTANG MANUSIA

3.1 Pengertian Manusia Menurut Pemikiran Modern


1. Manusia Komunis
Pemahaman manusia komunis mengenai hakikat manusia menempatkan manusia pada pusat
kepentingannya, dan karena itu berpendapat bahwa manusia adalah ciptaan dirinya sendiri,
hanya manusia yang dapat menjawab kepada dirinya sendiri, dan mampu dengan upaya
sendiri menemukan tujuannya dengan kebebasan yang absolut.

2. Manusia Humanis
Pemikiran humanisme mencakup eksistensialis, ilmiah, positifisme, liberal atau populer yang
kadang-kadang saling bertentangan satu sama lain. Humanis percaya bahwa manusia adalah
bentuk eksistensi yang paling tinggi dan karenanya adalah satu-satunya objek yang pantas
disembah dan dilayani. Humanisme adalah suatu pengakuan akan rasa percaya kepada hari
kan manusia yang menolak ide tentang Allah sebagai hal yang perlu karena manusia bisa
membentuk kembali dirinya sendiri.

3.2 Siapakah Manusia Menurut Pemikiran Modern


Bahasan tentang manusia sebagai makhluk ciptaan Allah bersifat sentral dalam penentuan
apa yang baik atau yang buruk untuk manusia itu dalam kehidupan beragama, bermasyarakat
termasuk dalam berbagai masalah yang muncul. Ulasan mengenai yang baik atau buruk tidak
hanya berkaitan dengan dirinya tetapi ditentukan berdasarkan kehendak sang penciptanya.
Ulasan tersebut menentukan sikap dan perilaku manusia itu sendiri dalam hubungannya
dengan sang penciptanya, sesamanya, dirinya sendiri bahkan dengan alam yang menjadi
lingkungannya.

3.3 Pandangan Kristen Tentang Hakikat Manusia


a. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah
Fakta yang pertama dari kesaksian Alkitab tentang manusia adalah bahwa manusia
makhluk ciptaan Allah. Hal ini perlu ditegaskan untuk menolak anggapan bahwa semua hal,
termasuk manusia, terjadi dalam proses evolusi, dan karenanya sulit untuk memberi landasan
mengapa manusia adalah makhluk pencari makna. Sebagai makhluk, ia tetap makhluk dan
tidak pernah menjadi sama dengan khaliknya. Sebagai khalik, Allah berdaulat atas hidup dan
tujuan hidup manusia. Karena itu, manusia yang menerima kemakhlukkannya akan
menerima kedaulatan Allah atas hidup dan tujuan hidupnya. Itulah sebabnya secara hakiki,
manusia selalu mendambakan relasi dengan-Nya. Sebagai makhluk, manusia bukan saja

14
tergantung kepada Allah sebagai sumber hidup, tetapi bahwa Allah berdaulat atas hidup dan
tujuan hidup manusia.
Alkitab menggambarkan hubungan manusia dengan Allah pencipta-Nya, sebagai
tanah liat di tangan penjunan. Allah berhak dan berdaulat untuk tujuan apa benda-benda atau
peralatan tanah liat yang dibuat-Nya. Demikianlah manusia di tangan Allah pencipta, tujuan
hidupnya ditentukan oleh khalik-Nya. Agustinus, seorang teolog terkenal mengatakan bahwa
“jiwaku gelisah sampai aku menemukan kedamaian dalam Tuhan.” Ketika manusia menolak
kemakhlukkannya dan penciptaannya oleh Allah, tidak ada alasan apa pun untuk
mencarimakna hidup ini di luar diri sendiri atau masyarakatnya.
Sebagaimana disampaikan pembahasan tentang penciptaan alam semesta dan segala
isinya, Alkitab menolak teori evolusi sebagai teori asal usul, termasuk asal usul manusia,
yang sejak awal manusia berbeda secara hakiki dengan ciptaan Tuhan yang lain. Manusia
tidak berasal dari kera! Manusia bagaimanapun tetap ciptaan dan tak bisa menyamai
penciptanya meskipun dengan daya rasionalitas yang luar biasa apapun. Yang diciptakan
tidak akan menyamai pencipta, yang mencipta dari yang tidak ada menjadi ada (creatio ex
nihilo).

b. Manusia Sebagai Gambar dan Rupa Allah


Salah satu aspek hakikat manusia berdasarkan ajaran Alkitab adalah bahwa manusia
diciptakan menurut gambar Allah. Gambar Allah inilah yang dikenal dengan istilah «Imago
Dei».
Tradisi Kristen yang mendasarkan dirinya pada cerita Alkitab dalam Kejadian 1, telah
menafsirkan makna kesegambaran manusia dengan Allah dengan bermacam-macam arti. Hal
ini bisa juga diartikan secara salah, seolah- olah manusia mirip dengan Allah. Pada zaman
bapa-bapa Gereja ide ini ditafsirkan sebagai kemampuan rasional manusia yang
membedakannya dengan makhluk-makhluk yang lain. Ada juga yang mengartikan
kesegambaran itu sebagai kemiripan dalam sifat-sifat Allah. Dari berbagai arti yang
ditawarkan oleh para ahli, arti yang paling mendasar yakni: potensi/kemampuan manusia
untuk berhubungan atau merespons Allah, dan dalam arti ini manusia adalah makhluk
religius. Manusia diciptakan sebagai gambar Allah berarti manusia diciptakan sedemikian
rupa untuk menjadi pihak lain yang diajak komunikasi oleh Allah . Fenomena agama bisa
mengalami kemerosotan, namun kesadaran religius manusia dalam arti kesadaran akan
adanya suatu kodrat Ilahi di atas manusia yang penuh dengan misteri yang tidak dapat secara
tuntas diselidiki dan dipahami oleh manusia.
Kesadaran akan adanya kodrat Ilahi di atas manusia dan tak terbatas ini, mendorong
manusia untuk selalu kagum, takjub, dan rendah hati, yang mendorong manusia untuk
beribadah kepada-Nya. Potensi ini dapat mengarah kepada yang positif yakni merespons
dengan percaya kepada Allah atau yang dianggap Allah, namun juga bisa mengarah kepada
yang negatif yakni penolakan dan penyangkalan akan eksistensi Allah dengan segala
konsekuensinya.
15
c. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Perdebatan mengenai hakikat manusia dalam dimensi individual dan kolektif telah
berjalan lama yang menghasilkan dua ideologi besar yang memengaruhi sistem
kemasyarakatan, politik, dan ekonomi dari penganutnya. Negara-negara dunia pertama yang
sangat mengagungkan dimensi individual dengan memperjuangkan kemerdekaan dan
kebebasan individu telah melahirkan sistem masyarakat dan ekonomi yang kapitalis dengan
ideologi pasar bebasnya. Demikian juga pihak yang sangat mengagungkan dan
menomorsatukan dimensi sosial dari kemanusiaan telah melahirkan sistem kemasyarakatan
yang dikenal dengan sosialisme. Meskipun perang dingin itu kini telah berakhir dan
kelihatannya sistem kemasyarakatan dan ekonomi kapitalis tampak unggul, hal ini tidak
berarti bahwa pemutlakan dimensi individual manusia adalah suatu kebenaran yang didukung
oleh kekristenan.
Teologi Kristen yang banyak berkembang di Barat tempat dimensi individu itu sangat
diunggulkan. Pada Kitab Kejadian 2 dinyatakan bahwa tak baik kalau manusia itu sendiri,
oleh karena itu Allah menciptakan penolong yang sepadan. Hal ini tidak hanya terbatas pada
manusia jenis kelamin yang lain, tetapi juga bahwa manusia sendirian adalah tidak baik. Ada
ahli teologi bahkan yang mengatakan bahwa hanya dalam hubungan dengan orang lain kita
memahami dan menemukan hakika tkita sebagai manusia.
Agama selalu merupakan fenomena sosial, walaupun hubungan seseorang dengan
Tuhan, atau yang dianggap Tuhan sangat bersifat pribadi. Hal ini sehat sejauh komunitas-
komunitas dengan identitas agamawi yang berbeda- beda tersebut tidak membangun tembok-
tembok pemisah apalagi prasangka dalam hubungan antarmereka. Kita harus berhati-hati
dengan pandangan yang memutlakkan dan mengunggulkan dimensi sosial serta meremehkan
dimensi individu, dan karenanya jatuh ke dalam kolektivisme. Sebaliknya, ada juga pendapat
yang begitu mengutamakan dimensi individu di atas dimensi sosial, dan karenanya jatuh ke
dalam individualisme. Sikap yang lebih bertanggung jawab adalah bahwa kita adalah
individu dalam kolektivitas, ada keseimbangan antara dimensi individu dan kolektivitas
manusia. Kita dipanggil untuk percaya secara individu, namun kita juga terpanggil untuk
menjadi orang percaya dalam kolektivitas yang kita sebut Gereja.

d. Manusia Sebagai Makhluk Rasional dan Berbudaya


Allah memberi perintah kepada manusia untuk memerintah, menaklukkan serta
memelihara alam semesta, menunjukkan adanya hubungan yang tidak terpisahkan antara
manusia dengan alam semesta ini. Inilah yang biasanya disebut sebagai tugas kemandatarisan
manusia dalam arti pelaksana dan wakil Allah dalam memerintah dan memelihara alam
semesta ini. Jadi, berbudaya adalah perintah atau mandat yang kita sebut dengan mandat
kebudayaan. Ini juga salah satu keunikan manusia yang membedakan manusia dengan
ciptaan yang lain. Bahwa rasionalitas adalah keunikan manusia ternyata dalam fakta bahwa
kebudayaan manusia sebagai buah rasionalitasnya mengalami perkembangan maju, dan
perkembangan itu telah membawa kita pada apa yang dikenal dengan zaman ilmu dan
16
teknologi modern . Potensi akal ini sangat mengagumkan sehingga manusia bukan saja dapat
menciptakan teknologi modern, tetapi bahkan dapat memecahkan rahasia yang selama ini
belum terpecahkan termasuk bepergian ke planet yang lain. Potensi ini juga sangat
mengerikan dan kita telah menyaksikan bahwa potensi akal manusia yang luar biasa dapat
menciptakan persenjataan modern dan canggih yang cukup untuk menghancurkan planet
bumi kita. Jadi, potensi rasional manusia dengan segala produk dan hasilnya perlu dipakai
untuk mengasihi Allah juga. Tanpa itu, kita akan berulang kali menyaksikan pemusnahan
umat manusia dan peradabannya seperti dalam pemboman Hiroshima dan Nagasaki pada
waktu yang lalu.

e. Manusia Sebagai Makhluk Etis


Secara klasik, Alkitab menggambarkan bahwa manusia diberi “hukum” oleh Allah
dalam bentuk larangan memakan buah pohon pengetahuan hal yang baik dan jahat. Setelah
itu, ajukanlah beberapa pertanyaan kritis yang timbul. Nomos ini menempatkan manusia
pada persimpangan jalan ketika ia dapat memilih di antara dua alternatif. Kesempatan untuk
memilih ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk memilih dari dua
alternatif yang diperhadapkan kepadanya.
Dengan kata lain, manusia tidak secara determinatif harus memilih salah satunya.
Memang ada pandangan yang mengatakan bahwa manusia tidak bisa berbuat lain kecuali
mengikuti nalurinya. Ajaran Kristen mengedepankan adanya pilihan yang bebas, dan hanya
karena adanya pilihan bebas itulah manusia tidak saja bertanggung jawab atas pilihannya
tetapi juga diminta mempertanggungjawabkan pilihannya itu. Sebab tanpa pilihan bebas,
manusia tidak dapat dituntut untuk bertanggung jawab.
Manusia tidak hanya dilengkapi dengan kesadaran etis, tetapi juga dilengkapi dengan
kebebasan untuk memilih dari alternatif baik dan buruk, benar dan salah, bertanggung jawab
dan tidak bertanggung jawab. Hanya apabila manusia mempunyai kebebasan etis, manusia
dapat dituntut pertanggungjawaban etis. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa
manusia adalah makhluk etis dalam arti sebagai berikut.
Pertama, manusia mempunyai kesadaran etis yakni kesadaran untuk membedakan
yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang bertanggung jawab dan yang
tidak bertanggung jawab. Kedua, manusia mempunyai kebebasan etis yakni memilih secara
bebas dari alternatif di atas. Ketiga, manusia mempunyai pertanggungjawaban etis, yakni
bertanggung jawab atas pilihannya. Karena manusia juga adalah makhluk etis, setiap dimensi
hubungan itu mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab etis. Ada tuntutan dan tanggung
jawab etis manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama, diri sendiri, dan alam
semesta. Tuhan Yesus mengidentifikasikan dirinya dengan mereka yang menderita,
telanjang, sakit dan dalam penjara. Rasul Yohanes malah mengatakan bahwa mereka yang
mengatakan mengasihi Allah tetapi membenci saudaranya adalah suatu kebohongan . Dalam
Perjanjian Lama, Nabi Mikha mengecam ibadah kepada Tuhan yang tak disertai dengan
berlaku adil terhadap sesama manusia. Kita hidup dalam suatu dunia yang penuh dengan
17
kontradiksi. Hal ini membawa kita kepada pokok antropologi lain yakni bahwa manusia,
menurut kesaksian Alkitab adalah makhluk berdosa.

3.4 Konsep Manusia Menurut Alkitab


a. Manusia Sebagai Gambar dan Rupa Allah
Kejadian 1:26 yang mengemukakan bahwa manusia itu dijadikan segambar dan
serupa dengan Allah aneka ragam pendapat di berikan para tokoh gereja mengenai makna
kesegambaran manusia dengan Allah origenes misalnya, beranggapan bahwa gambar dan
rupa Allah yang ada pada manusia itu sebagai teladan atau serupa dengan Allah.
Gambar (tselem) dan rupa (demuth) adalah dua istilah yang berbeda tetapi pada
dasarnya memiliki arti yang sama. Keduanya sering di pergunakan bersama sama untuk
penekanan maknanya. Termasuk periskop ini.

b. Manusia Sebagai Makhluk Sosial


- Manusia dan sesamanya
Manusia tidak sendirian. Sejak awal manusia di ciptakan sebagai makhluk sosial. Di
satu pihak manusia itu di jadikan suatu individu yang utuh yaitu laki laki dan perempuan.
Tetapi di lain pihak dia di kodratkan sebagai makhluk yang membutuhkan sesamanya.
Karena itu Allah menjadikan penolong yang sepadan dengannya.penolong yang sepadan
dalam ayat ini bukan saja oknum manusia lain, yang memiliki jenis kelamin yang berbeda
tetapi juga sesama manusia yang di butuhkan manusia sebagai makhluk sosial.
- Manusia dan pasangan hidupnya serta perintah untuk beranak cucu.
Dalam Kejadian 2:21-22 di kemukakan bahwa Allah menjadikan seorang perempuan
serta menyerahkan nya untuk menjadi istri si laki-laki yang telah lebih dulu di ciptakanNya.
Keduanya di satukan Tuhan sendiri. kesatuan ini begitu erat sehingga si laki laki merasakan
bahwa istri adalah bagian dari dirinya sendiri.
Perintah beranak cucu memenuhi bumi ini masih berlaku pada saat ini dan tidak
bertentangan dengan program keluarga berencana. Tapi perintah tersebut juga harus
dipahami dalam konteks ini. Kontes kini memperlihatkan bahwa kwalitas kehidupan
keluarga tidak lagi di tentukan bahkan bisa bertentangan dengan kualitas keluarga. Maka
perintah beranak cucu cucu itu memenuhi bumi masa kini maksudnya meningkatkan kualitas
anggota keluarga supaya bisa menguasai bumi.
- Manusia dan Masalah Gender
Istilah gender berasal dari bahasa latin (genus) artinya jenis atau tipe. Kemudian
istilah ini di pergunakan untuk jenis kelamin (laki laki dan perempuan). Tetapi dalam
pemakaian berikutnya istilah ini dikaitakn dengan budaya. Istilah gender gender lebih banyak
menghunjuk pada perbedaan status dan peranan laki laki dan perempuan yang terbentuk
dalam proses sosial dan budaya panjang.

18
Berbeda dengan sudut pandang gender, perbedaan laki laki dan perempuan dalam seks
(biologis) adalah kodrat dari Tuhan, tidak dapat berubah apalagi di tukar. Misalnya peran dan
tanggung jawab perempuan untuk.mengandung dan melahirkan anak, tidak dapat berubah
atau di tukar dengan laki laki. Tetapi peran tanggung jawab dalam merawat dan mendidik,
yang selama ini di anggap kewajiban perempuan semata, dapat di pertukarkan atau di
kerjakan secara bersamaan dengan laki laki.peran dan tanggung jawab menurut gender
merupakan warisan satu generasi atasan ke generasi tetapi lama kelamaan di anggap alamiah,
normal, bahkan identik dengan kodrat.

3.5 Konsep Manusia Menurut Non Alkitab


a. Manusia: Tidak Jelas Eksistensinya Sebagai Ciptaan
Dalam beberapa agama dan kepercayaan, eksistensi dan posisi manusia sebagai
makhluk ciptaan tidak jelas. Akibatnya manusia tidak mengenali dirinya sebagai makhluk
ciptaan yang harus bertanggung jawab dan memahami kewajibannya terhadap pencipta.
Contohnya dalam agama agama Suku yang tidak mengenal hukum Allah tetapi mengenal dan
menggunakan hukum tata tertib Kosmos yang terdiri dari hukum alam, hukum tradisi, dan
adat. Sehingga dalam agama agama Suku tidak ditemui kebaikan atau kejahatan yang mutlak
karena bisa jadi kebaikan atau kejahatan yang satu bertentangan dengan kejahatan atau
kebaikan yang lain. Artinya dalam agama agama Suku, ada kejahatan yang dianggap sebagai
sebuah kebaikan dan ada pula kebaikan yang dianggap sebagai kejahatan. Contoh lainnya,
dalam agama Hindu juga tidak dikenal dengan jelas Allah sebagai pencipta dan manusia
sebagai makhluk ciptaan. Melainkan, manusia secara badani dan rohani adalah dari
penjelamaan kembali roh yang telah ditinggal mati oleh jasadnya.

b. Manusia: Makhluk Ciptaan yang Bertanggung Jawab Menurut Hukum


Dalam beberapa agama pula keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan
sangat ditonjolkan, Sehingga dalam seluruh aspek kehidupan manusia berlaku hukum sebab
akibat yang sangat kuat. Contohnya dalam agama Yahudi, diajarkan penciptaan dan
pertanggungjawaban manusia terhadap aturan-aturan penciptanya di mana yang tidak
menaati aturan tersebut akan mendapat berkat tetapi yang melanggarnya akan mengalami
malapetaka. Contoh lainnya, dalam agama Islam Juga, Manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan, yang berposisi sebagai hamba atau alat Allah bukan anak atau sekutu Allah. Dalam
agama ini dikenal rukun 5 yang apabila dilanggar seseorang maka dia akan disebut kafir.
Agar dapat berfungsi sebagai hamba atau alatNya, Allah memberikan manusia itu akal dan
nafsu orang yang dapat mengatasi nafsunya adalah orang yang berbahagia di dunia dan
akhirat sementara orang yang dikuasai oleh nafsunya akan binasa. Dalam agama seperti
inilah dengan jelas dikemukakan bahwa tanggung jawab etis manusia sebagai makhluk
ciptaan terhadap sang pencipta didasarkan kepada norma normatifNya.

19
c. Manusia: menolak Allah sebagai penciptanya
Ada beberapa pandangan lain yang dengan tegas menolak bahwa manusia itu adalah
makhluk ciptaan dan Allah adalah sang pencipta. Contohnya pandangan komunisme tentang
manusia yang didasarkan pada paham materialisme dialektis dari Marx, Engels dan Lenin.
Manusia disebut hanya mengutamakan makanan serta dikenal sebagai makhluk
ekonomis yang menjadikan kerja dan produksi kerja sebagai hakikat manusia itu sendiri
dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang berkelimpahan secara duniawi pandangan ini
mendasarkan bahwa etika dalam kehidupan manusia dan norma manusia perlu menghalalkan
segala cara untuk mencapai tujuan tersebut. Pandangan ini juga berpusat pada kepentingan
ekonomis dan pada kehidupan di dunia ini.

3.6 Pandangan-Pandangan Teologi Kontemporer Tentang Manusia dan Masa


Depannya
- Ernst Bloch seorang filsuf ateis berpendapat bahwa manusia hidup dalam suatu dunia yang
sedang menjadi, yang belum terjadi. Karena itu, selalu ada kemungkinan baru. Manusia pada
dirinya sendiri adalah makhluk dengan bermacam kemungkinan (creature of possibility). Ia
dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi dirinya dan dia sendiri menjadi keberadaan
yang lebih baik tanpa batas.
- Teolog ternama Jurgen Moltman dengan Theology of Hope memberi tempat kepada
peranan manusia untuk mewujudkan pengharapan eskatologis tersebut, bukan saja pada
dunia di seberang sana, melainkan juga kini dan di sini. Artinya, bahwa pengharapan
eskatologis tidak hanya menyangkut keselamatan jiwa saja di seberang sana, tetapi juga
perdamaian, keadilan, kebebasan dari penindasan harus diusahakan diwujudkan kini dan di
sini meskipun penyempurnaannya adalah karya Tuhan.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kisah penciptaan atas alam semesta adalah kesaksian Iman orang yang hidup pada
masa penulisan bagian kitab suci itu. Implikasinya adalah pengakuan dan penerimaan kita
terhadap kisah itu sebagai media penyataan Allah.
Hakikat manusia sejak awal adalah makhluk ciptaan yang segambar dan serupa
dengan Allah implikasinya adalah kita harus menerima kedaulatan Allah atas hidup dan
tujuan hidup kita, serta mendambakan relasi yang baik dengan Allah.
Manusia sebagai makhluk rasional diberi kesempatan dan kemampuan untuk meneliti,
mengembangkan dan memanfaatkan alam semesta titik implikasinya adalah kita boleh
mengagumi dan memanfaatkan sedapat-dapatnya hasil dari kesempatan dan kemampuan
manusia sebagai makhluk rasional tetapi juga harus bersikap kritis terhadap kesempatan dan
kemampuan tersebut.
Manusia ditugaskan sebagai pemelihara alam semesta titik implikasinya adalah kita
harus mengingatkan diri kita bahwa alam semesta khususnya yang menjadi lingkungan hidup
kita, bukan milik kita melainkan milik Allah. Oleh sebab itu kita berkewajiban merawat dan
memeliharanya.
Manusia diciptakan laki-laki dan perempuan supaya ya mereka hidup berpasangan dan
beranak cucu. Implikasinya adalah pernikahan itu mengkongkritkan kesatuan suami dan istri
dalam cinta kasih yang murni dan berasal dari Tuhan.
Manusia adalah makhluk sosial. Implikasinya adalah perlunya motivasi dan tindakan
untuk menyeimbangkan dimensi individu dan kolektivitas manusia.
Di dalam alkitab, ditemukan pengajaran tentang status dan peran yang ideal yaitu yang
berkeadilan gender. Implikasinya adalah status dan peran yang ideal harus diperjuangkan
sebagai pola kesejajaran status perempuan dan laki-laki.

4.2 Saran
Kita sebagai manusia yang berpendidikan memerlukan pemahaman yang luas tentang
Manusia sesuai dengan ajaran Alkitab agar tidak salah dalam mengambil tindakan. Konsep-
konsep pengajaran berdasarkan Alkitab juga perlu diimplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga dengan semakin terbukanya pikiran kita, kita dapat memilah pemikiran-
pemikiran teologis yang tepat dan benar.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Sinulingga, Risnawaty, dan Ance Marintan Sitohang. 2021. Buku Ajar Agama Kristen
Protestan. Medan: USU Press 2021.
2. Nurwardani, Paristiyanti, Daniel Nuhamara, Daniel Stefanus, Swarsono MM., Edi
Mulyono, Evawany, Fajar Priyautama, dan Ary Festanto. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah
Umum Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: Diewktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
3. Sitanggang, Murni Hermawaty. 2017. Pendidikan Agama Kristen Tahun 2017. Jember:
Digital Repository Univ.Jember

22

Anda mungkin juga menyukai