Anda di halaman 1dari 21

Pengaruh budaya pergaulan bebas terhadap masa

depan generasi muda

Diajukan untuk memenuhi UTS Penulisan Karya Ilmiah

ZAINUN MU`TADIN, S.Psi., M.Psi.

Disusun oleh:
AYU ANDRIANNA

1724090019

JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PERSADA YAI

2017

1
ABSTRAK

NAMA : AYU ANDRIANNA

NIM : 1724090019

JUDUL :Pengaruh budaya pergaulan bebas terhadap masa depan

generasi muda

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui dampak negatif budaya
pergaulan bebas terhadap masa depan generasi muda. Masalah pokok dalam
penelitian ini adalah Bagaimana gambaran dan indikasi pergaulan bebas di kalangan
generasi muda? Di mana terjadi indikasi pergaulan bebas tersebut? Pengaruh budaya
pergaulan bebas terhadap pola pikir generasi? Pengaruh budaya pergaulan bebas
terhadap masa depan generasi?

Subjek pada penelitian ini terdiri dari 5 orang yaitu 3 remaja putra dan 2 remaja
putri. Yang berlokasi di gang Ucung, Jakarta Barat.

Tujuan penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan metode library research
dengan menggali sumber-sumber penelitian dari berbagai bahan kajian pustaka yang
dikemukakan oleh para ahli maupun sumber autentik pendukung lainnya untuk
mendalami dan mengetahui dampak lingkungan pergaulan bebas terhadap masa
depan generasi baru. Dan juga menggunakan metode penelitian berupa wawancara
dan observasi terhadap .Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran tentang
terjadinya pergaulan bebas di kalangan generasi muda dapat dilihat dari beberap
fenomena baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini didukung oleh
pendapat para ahli mengenai pergaulan bebas dikalangan generasi muda agak
beragam, namun pada intinya bahwa para ahli sepakat tentang sisi negatif yang
ditimbulkan oleh pergaulan bebas tersebut.

2
Sebab-sebab terjadinya pergaulan bebas biasa berupa faktor internal dan
faktor eksternal misalnya, kondisi keluarga, keadaan sosial masyarakat, kesadaran
yang rendah dan lain-lainnya. Dampak negatif pergaulan bebas bagi masa depan
generasi muda adalah adanya pengaruh negatif dalam kehidupan pribadi seseorang
maupun dalam kehidupan sosial. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa ada dampak negatif yang mengancam generasi muda yang
melakukan pergaulan bebas di antaranya adalah dampak negatif dari segi kesehatan,
dampak negatif dari segi sosial maupun psikologis

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan, tuntunan dan
rahmat yang sudah diberikanNya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh budaya pergaulan bebas terhadap generasi muda”. Penulis
menyadari juga bahwa banyak pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak ZAINUN MU`TADIN, S.Psi., M.Psi. selaku Dosen Fakultas Psikologi


dengan Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah yang saya ambil. Sekaligus
pembimbing penulis dalam mengerjakan penulisan karya ilmiah ini.

2. Warga gang Ucung yang sudah membantu dan menerima penulis untuk
melakukan penelitian di daerahnya

3. Para remaja yang tidak bisa penulis sebutkan namanya yang sudah
meluangkan waktu untuk menjadi Objek Penelitian dalam penulisan karya
ilmiah ini.

4. Maria Hirda Loren, S.M yang sudah membantu dan memberikan masukan
kepada penulis dalam menyusun penulisan karya ilmiah

5. Ibu, kakak penulis yang sudah mendukung penulis dalam melakukan


penulisan karya ilmiah

6. Dan pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

4
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................1
ABSTRAK.................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................4
DAFTAR ISI..............................................................................................................5

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................6
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................8
1.3 Tujuan penelitian..................................................................................................8
1.4 Metode Penelitian.................................................................................................9

BAB II Landasan Teori


2.1 Pengertian Perilaku..............................................................................................11
2.2 Proses perilaku.....................................................................................................12
2.3 Pengertian Pergaulan bebas..................................................................................14
2.4 Faktor-faktor penyebab pergaulan bebas.............................................................14

BAB III Isi


3.1 Pengaruh Budaya Pergaulan Bebas Terhadap Pola Pikir Generasi .....................16
3.2. Pengaruh Budaya Pergaulan Bebas Terhadap Masa Depan Generasi ...............17

BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................19

LAMPIRAN ..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................21

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

“masa depan bangsa tergantung pada generasi muda saat ini” kata-kata itu
yang selalu di kumandangkan oleh para petinggi-petinggi atau para pembawa
acara televisi belakangan ini. Pada masa ini pun para generasi muda turut ikut
serta dalam segala macam aspek yang ada di Indonesia ini. Mulai dari ekonomi,
politik, social dan budaya. Para generasi muda di zaman ini tidak sama dengan
generasi muda zaman dahulu. Jikalau generasi muda zaman dahulu selalu di
remehkan dan tidak di anggap, di zaman ini generasi muda terlihat lebih eksis
dalam segala aspek kehidupan. Generasi muda tidak takut lagi untuk
menunjukkan siapa dirinya di kancah dunia saat ini.

Namun di balik semua itu. Masih saja ada generasi muda yang hidup
seenaknya dan cenderung untuk mengikuti budaya yang tidak baik. Mereka
cenderung mengutamakan kesenangan sesaat mereka dan mengabaikan apa yang
lebih penting di masa muda mereka. Banyak faktor yang membuat generasi
muda memiliki sikap tersebut. Mungkin saja faktor ekonomi, mungkin saja
faktor pendidikan, kondisi keluarga, keadaan sosial masyarakat, kesadaran yang
rendah dan lain-lainnya.

Disadari atau tidak, lingkungan menjadi salah satu faktor yang menentukan
pola pikir generasi muda. Generasi muda yang tumbuh di lingkungan dengan
indikasi individualis cenderung akan tumbuh menjadi generasi muda yang
individualis juga. Dan generasi muda yang tumbuh di lingkungan dengan budaya
agama yang kuat cenderung akan tumbuh menjadi generasi muda yang religius
juga.

6
Begitupun dengan generasi muda yang tumbuh di lingkungan dengan indikasi
budaya yang buruk cenderung akan tumbuh menjadi generasi muda yang
berkepribadian buruk juga. Hal tersebut dapat ditemui di salah satu wilayah
pemukiman yang ada di Jakarta Barat yaitu Gang Ucung.

Gang Ucung terkenal dengan lingkungan yang memiliki pergaulan bebas yang
kuat. Free sex, narkoba, serta judi menjadi hal yang lumrah terjadi disana.
Bahkan para orang tua yang seharusnya menjadi panutan bagi generasi muda pun
juga mengajarkan anaknya cara untuk melakukan hal-hal tersebut dan turut
melakukan hal yang demikian. Menemui seorang nenek yang merokok di usia
lebih dari 60 tahun tidaklah sulit. Dan yang lebih parah, angka pengangguran di
Gang Ucung pun cukup tinggi pada saat ini. Para anak remaja putri dan putra
banyak yang memiliki jam tidur yang kurang baik yaitu menjadikan siang
sebagai malam dan malam sebagai siang. Mereka akan mulai beraktivitas di
malam hari namun pada pagi hari mereka lebih memilih untuk tidur hingga siang
hari.

Generasi muda di Gang Ucung pun sudah terbiasa dengan pergaulan bebas
dan kehidupan malam seperti itu. Mereka bahkan menganggap itu sebagai hal
yang wajar karena semua orang di lingkungannya melakukan hal yang sama.
Tidak heran jika generasi muda yang bermukim di Gang Ucung memiliki sopan
santun yang kurang serta kenakalan yang tidak wajar untuk generasi muda
seusianya.

Anak berusia 10 tahun di Gang Ucung sudah mulai belajar untuk


merokok. Selain itu semangat untuk sekolah pun sangat kurang. Banyak dari
mereka yang hanya tamat SMP bahkan tamat SD. Orang tua dari anak tersebut
pun tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali.

7
1.2 Rumusan Masalah

Mengingat ruang lingkup penulisan karya ilmiah ini sangat luas maka penulis
membatasi pokok permasalahannya dan menyebutkan hal-hal apa saja yang diteliti.
Adapun yang menjadi sasaran pembahasan dan penelitian dalam penulisan karya
ilmiah ini adalah budaya pergaulan bebas yang terjadi di kalangan generasi muda.
Adapun rumusan-rumusan yang akan diteliti ialah:

1. Bagaimana gambaran dan indikasi pergaulan bebas di kalangan generasi


muda?

2. Bagaimana pendapat para ahli mengenai pergaulan bebas di kalangan


generasi muda?

3. Di mana terjadi indikasi pergaulan bebas tersebut?

4. Pengaruh budaya pergaulan bebas terhadap pola pikir generasi?

5. Pengaruh budaya pergaulan bebas terhadap masa depan generasi?

1.3 Tujuan Penelitian

A. Tujuan penelitian

Proses penelitian ini diharapkan memenuhi beberapa tujuan dan diharapkan


dapat bermanfaat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran dan indikasi pergaulan bebas di kalangan generasi muda gang


Ucung
2. Bagaimana pendapat para ahli mengenai budaya pergaulan bebas di
kalangan generasi muda
3. Dampak pergaulan bebas di kalangan generasi muda ditinjau dari
psikologi.
4. Dimana terjadi indikasi pergaulan bebas tersebut.
8
5. untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah.
B. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian terdiri dari kegunaan teoritis
dan praktis:
a. Kegunaan teoritis
1) Untuk menambah hasanah pengetahuan penulis tentang dampak negatif
budaya pergaulan bebas terhadap generasi muda.
2) Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang ada kaitannya
dengan fenomena pergaulan bebas di kalangan remaja.
b. Kegunaan praktis
1) Untuk menjadi bahan masukan bagi para orang tua, pendidik, genesasi
muda secara khusus, maupun masyarakat pada umumnya.
2) Untuk memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan generasi muda
dalam membentengi diri terhadap pengaruh negatif dari pergaulan bebas.

1.4 Metode Penelitian

A. Sumber Bahan

Dalam penyusunan Penulisan karya ilmiah ini penulis mengambil


data dari pendapat para ahli yang dikemukakan baik dalam bentuk jurnal
penelitian, buku-buku, maupun laporan ilmiah terdahulu. Kemudian
melakukan observasi serta wawancara langsung ke lokasi penelitian yaitu
Gang Ucung, Jakarta Barat.

B. Pengolahan Data

Pengolahan data yang penulis lakukan adalah dengan cara


membandingkan, menghubungkan dan kemudian diselaraskan serta diambil
kesimpulan dari data yang terkumpul.

9
C. Teknik Penulisan

Teknik penulisan penulisan karya ilmiah ini berpedoman pada


internet .

10
BAB II

LANDASA TEORI

2.1 Pengertian perilaku

Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang
dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni :
 dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit)
 dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit)
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat,
berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam
aspek, baik fisik maupun non fisik. Berikut penulis lampirkan beberapa pengertian
menurut para ahli:
Soekidjo Notoatmodjo, 1987 mengatakan perilaku adalah segala perbuatan atau
tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
Robert Y. Kwick , 1972 mengatakan perilaku adalah tindakan atau perbuatan
suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
Ensiklopedi Amerika mengungkapkan bahwa perilaku merupakan suatu aksi dan
reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan
terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang
disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan
menghasilkan perilaku tertentu pula.
Skinner berpendapat bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R”
( Stimulus – Organisme – Respon). , perilakudibedakan menjadi dua :

11
 Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain.
 Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2.2 Proses Pembentukan Perilaku


Menurut John Locke, manusia dilahirkan ke dunia ibarat selembar kertas yang
putih bersih, yaitu pada saat dilahirkan manusia tidak memiliki pengetahuan apapun.
Walaupun demikian, John Locke meyakini bahwa ada sesuatu yang telah dimiliki
oleh manusia sehak lahir yaitu kekuatan mental.
Menurut pandangan dari John Locke, kekuatan mental ini adalah kemampuan
biologis yang telah ada sejak manusia dilahirkan sebagai bayi, seperti bagaimana
seorang bayi tahu mengenai fungsi biologis tubuhnya pada saat ia dilahirkan. Begitu
seorang bayi dilahirkan, ia akan mendapatkan berbagai pengalaman dari lingkungan
sekitarnya yang lalu seluruh pengalaman tersebut “dituliskan” pada “lembaran” sang
bayi.
Seluruh pengalaman tersebut akhirnya akan berujung pada ide-ide yang abstrak
dan kompleks. Teori ini masih merupakan sebuah teori yang sering dipergunakan
untuk memahami proses belajar pada saat ini. Proses pembentukan perilaku

12
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri,
faktor-faktor tersebut antara lain :
1) Persepsi
pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan sebagainya.
2) Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu
tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam
bentuk perilaku
3) Emosi
Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang
mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan
keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam
mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan
emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena itu
perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.
4) Belajar
Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-
praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku
terdahulu.

13
2.3 Pengertian Pergaulan Bebas

Arti pergaulan bebas adalah salah satu bentuk prilaku menyimpang yang
mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas norma-norma. Dari pengertian di
atas dapat dipahami bahwa pergaulan bebas adalah prilaku manusia yang
menyimpang yang melanggar norma-norma agama dan tidak ada batasannya.
Manusia cenderung banyak melakukan pola tingkah laku yang menyimpang dari pola
yang umum dan banyak melakukan sesuatu apapun demi kepentingannya sendiri
bahkan masyarakat cenderung merugikan orang lain.

2.4 Faktor-faktor terjadinya pergaulan bebas.


Dalam kehidupan sehari-hari para generasi muda tidak terlepas dari pengaruh
yang konstruktif dan pengaruh destruktif. Sebenarnya kedua sifat itu telah ada
semenjak manusia dilahirkan. Sifat-sifat ini akan berpengaruh pada para generasi
muda, tergantung dimana generasi itu berada. Jika generasi muda tersebut ada pada
lingkungan yang tidak baik maka yang akan dominan adalah pola tingkah laku yang
tidak baik. Demikian pula sebaliknya. Terjadinya budaya pergaulan bebas di
kalangan generasi pada umumnya bukan disebabkan pengetahuan melainkan oleh
ketidaktahuan mereka dalam hal perilaku menyimpang. Adapun yang menjadi faktor
terjadinya pergaulan bebas adalah pemahaman tentang cara berperilaku yang baik
tidak diketahui oleh generasi muda karena tidak ada yang mengajarkannya.
Kedudukan orang tua yakni ibu dan bapak peranannya sangat strategis dalam
membina dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri setiap anak–
anaknya, sebelum anak-anak itu memasuki atau melanjutkan kejenjang pendidikan
formal.

14
Di samping itu pula ia juga sebagai motivator untuk mengarahkan anak-
anaknya agar dalam berbuat dan bertindak beorientasi kepada sifat yang konstruktif,
penuh kebahagiaan terlepas dari tindakan dan perbuatan yang dstruktif. Keluarga
yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak, sedangkan keluarga
yang buruk akan berpengaruh negatif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
kedudukan orang tua juga berpengaruh pada tingkah laku anak-anaknya. Apa yang
diperbuat oleh orang tuanya pasti akan diikuti oleh anak-anaknya pula.
Selain orang tua, lingkungan sekitarpun sangat amat mempengaruhi pola piker
generasi muda. Karena sebagai generasi muda yang belum banyak pengalaman serta
pengetahuan. Generasi muda merasa jika lingkungannya melakukan sesuatu sesuai
dengan norma lingkungan yang ada maka hal tersebut dianggap adalah yang paling
benar. Padahal norma di setiap lingkungan berbeda. Misalkan di lingkungan yang
benar menganggap bahwa narkoba adalah hal yang buruk dan termasuk dalam
tindakan criminal, berbeda dengan warga gang Ucung yang beranggapan bahwa
narkoba adalah bagian dari bukti seseorang jantan atau tidak, mereka beranggapan
bahwa orang yang memakai narkoba adalah orang yang keren sedangkan orang yang
tidak memakai narkoba adalah orang yang cupu dan akan dikucilkan.
Dari hal tersebut maka generasi muda semakin lama akan membangun image
bahwa narkoba adalah hal yang baik dan lumrah sehingga semakin lama itu akan
menjadi bagian dari pola pikirnya, jika ada orang yang memberitahu bahwa narkoba
itu buruk maka generasi muda tersebut akan mengganggap bahwa perkataan itu
tidaklah benar.

15
BAB III

ISI

3.1 Pengaruh Budaya Pergaulan Bebas Terhadap Pola Pikir Generasi

Lingkungan memiliki peran penting dalam tumbuh kembang pola pikir


generasi yang ada. Pola pikir akan terbentuk mengikuti kondisi lingkungan yang
ada. Anak yang tumbuh di lingkungan yang kuat agama akan menolak semua
bentuk pergaulan bebas. Kalaupun mereka terlibat dalam pergaulan bebas, hal itu
akan menjadi sebuah aib yang ditutup rapat.

Berbeda halnya dengan orang yang tumbuh di lingkungan dengan tingkat


pergaulan bebas yang tinggi. Pola pikir mereka akan menganggap pergaulan
bebas adalah sebuah hal yang wajar karna semua orang di lingkungan mereka
melakukan hal yang sama. Tidak heran jika akhirnya mereka memiliki pola pikir
yang buruk dan berimbas pada sikap mereka.

Anak yang tumbuh di lingkungan dengan indikasi pergaulan bebas yang


tinggi biasanya akan memiliki kepribadian kurang baik. Mereka akan menjadi
anak yang kurang santun terhadap orang-orang, baik yang tua maupun yang
sebaya dengan nya. Selain itu, mereka akan memiliki kenakalan yang tidak
sesuai dengan usianya.

Contohnya seperti seorang anak laki-laki yang masih berusia 7 tahun.


Kenakalan yang terjadi pada anak seusianya biasanya hanya sebatas pada
kemalasan untuk menjaga kebersihan seperti mandi. Namun untuk anak yang
tumbuh di lingkungan dengan indikasi pergaulan bebas, anak laki-laki seusianya
akan memiliki kenakalan yang cenderung menjerumus pada tindak kriminal
seperti contohnya mencuri atau bahkan merokok.
16
Contoh pada anak perempuan bisa terlihat dari kenakalan yang terjadi bukan
hanya sebatas malas mengerjakan PR, namun kenakalan yang terjadi adalah anak
itu sudah berani berdandan layaknya seorang pemudi sambil menggoda lawan
jenisnya.

Hal itu wajar terjadi karna anak-anak akan meniru apapun yang dia lihat. Jika
yang dia lihat baik maka yang dia lakukan pun akan baik. Begitupun sebaliknya.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk para orang tua memilih lingkungan yang
baik. Karna lingkungan memiliki peran kuat dalam tumbuh kembang anak.

Apa yang sudah terbentuk pada diri anak saat kecil, termasuk pola pikir, akan
terus mengikutinya sampai dia dewasa nanti. Jika budaya lingkungan buruk
maka generasi nya pun akan berantakan.

Para aparat setempat juga perlu ikut ambil bagian dalam membentuk
lingkungannya aga menjadi lingkungan dengan indikasi budaya yang sehat,
santun, serta cerdas dan taat pada norma negara maupun norma agama.

3.2. Pengaruh Budaya Pergaulan Bebas Terhadap Masa Depan Generasi

Jika pola pikir sudah salah maka masa depan generasi pun akan terancam.
Anak dengan pola pikir yang tidak baik sudah pasti memiliki kecerdasan EQ
yang rendah. Hal itu bisa terlihat dari semangat sekolah yang rendah,
kreatifitas yang tidak berkembang, tingkah laku serta cara berbicara yang
kurang santun, serta kenakalan-kenakalan lainnya yang cenderung menjurus
pada tindak kriminal.

Jika tingkat pendidikan rendah, keterampilan tidak ada, serta semangat


belajar yang nihil maka akan berimbas pada masa depan generasi.
Kemungkinan besar generasi yang ada hanya akan menjadi penerus dari
pergaulan bebas yang ada di lingkungannya.

17
Generasi pun tidak akan bisa meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya
serta akan sangat dekat dengan predikat pengangguran karna tidak memiliki
modal apapun untuk bekerja dan produktif.

Lebih parahnya, bukan tidak mungkin mereka akan tumbuh menjadi


generasi dengan tindak kriminal yang tinggi. Mereka akan berusaha
mempertahankan hidupnya dengan cara-cara yang tidak baik dan bertentangan
dengan norma-norma yang ada.

Banyak pemuda dan pemudi yang bermukim di Gang Ucung kini hanya
menjadi seorang pengangguran bahkan tukang palak di pasar tradisional karna
sejak kecil tidak pernah mau membekali diri dengan pendidikan serta
keterampilan. Meski demikian mereka pun tidak merasa menyesal dan merasa
semuanya adalah garis hidup yang sudah ditentukan Sang Pencipta

Padahal sejatinya setiap manusia diberi kesempatan yang sama untuk


memiliki kehidupan yang lebih baik. Namun karna pola pikir yang sudah salah
sejak kecil akhirnya berimbas pada masa depan mereka yany suram.

Mata rantai tersebut tidak akan bisa diputus jika tidak ada pegerakan
yang nyata serta keinginan yang kuat untuk berubah. Kalau pun ada yang
menginginkan perubahan namun kurang dukungan dari warga lainnya maka
satu-satunya cara adalah keluar dari lingkungan itu dan hidup baru di
lingkungan lain yang lebih baik

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Generasi yang baik harus di dukung dengan lingkungan yang baik juga. Karna
pola pikir akan terbentuk sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Jika pola
pikir yang terbentuk sudah benar maka kesempatan untuk memiliki masa depan
yang cerah pun lebih besar. Tapi jika pola pikir yang terbentuk sudah tidak
sesuai dengan norma yang ada maka kesempatan untuk memiliki masa depan
yang cerah pun akan semakin kecil.

Harus ada ketegasan dari aparat setempat untuk memutus rantai pergaulan
bebas yang terjadi di Gang Ucung. Tanpa tindakan tegas maka selamanya Gang
Ucung akan memiliki generasi yang gagal.

Peran orang tua pun juga sangat menentukan. Jika tidak ada dukungan
untuk mengubah budaya lingkungan yang kurang baik maka lebih baik keluar
dari lingkungan tersebut dan mencari lingkungan yang lebih baik.

19
LAMPIRAN

20
DAFTAR PUSTAKA

 http://eprints.umpo.ac.id/4441/2/BAB%202.pdf
 https://www.yuksinau.id/perilaku-menyimpang/
 https://media.neliti.com/media/publications/40466-ID-peran-kedua-orang-tua-
dan-keluarga-tinjuan-psikologi-perkembangan-islam-dalam-me.pdf
 https://www.gurupendidikan.co.id/kenakalan-remaja/
 https://ideproposalskripsi.blogspot.com/2019/05/panduan-cara-menyusun-
skripsi-awal-sampai-akhir.html
 Buku psikologi perkembangan – John Santrock

21

Anda mungkin juga menyukai