Oleh:
4. Andieny Loveva
Kelas : XI IPS 2
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala ridho dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas analisis sosiologi ini dengan baik.
Terima kasih kepada guru sosiologi kami, Ibu Ike Hilatun Nisa, S. Sos, M. Pd. yang telah
memberikan tanggung jawab tugas analisis ini dan juga membimbing kami dalam menyusun
Alhamdulillah kami telah menyelesaikan tugas analisis ini walaupun kami mengalami
beberapa kesulitan. Mohon maaf jika masih terdapat banyak kesalahan baik dalam segi materi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..……i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..7
ii
BAB I
BERITA KASUS
Berita Kasus 1
Spectator Crowds
Abaikan Physical Distancing, Warga Berkerumunan Tonton Penemuan Jasad di Kali Tanjung
Priok
Penemuan jenazah tersebut memicu terjadinya kerumunan di lokasi kejadian. Warga setempat
sepertinya belum sadar akan pentingnya menjaga jarak di tengah bahaya penyebaran virus
corona.
Pantauan di lokasi, ratusan warga malah berkerumun untuk melihat penemuan jasad
tersebut.Petugas kepolisian yang menggunakan mobil patroli juga sempat kewalahan saat
mencoba membubarkan kerumunan warga.
1
Seakan tak peduli, warga tetap berkerumun dan tidak mengindahkan imbauan petugas dari
pengeras suara. Adapun penemuan jenazah laki-laki itu awalnya dilihat salah satu warga
setempat yang kemudian dilaporkan ke pengurus RT setempat. Ketua RT 10/RW 15 Kelurahan
Tanjung Priok, Sutanto mengatakan, penemuan mayat laki-laki itu lantas diteruskan ke pihak
kepolisian.
Sembari menunggu polisi datang, warga setempat mencoba mengevakuasi jenazah tersebut.
Warga sempat kesulitan lantaran posisi jenazah berada di bawah kolong jembatan.
Namun, jenazah itu akhirnya berhasil dievakuasi dengan alat seadanya. Ketika dievakuasi,
jenazah tersebut ditemukan tanpa identitas. “Kita juga nggak mengenali, bukan warga sini,” ucap
Sutanto.
Berita Kasus 2
Immoral Crowds
Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana menyebutkan, Kelompok
Anarko berencana bakal melakukan aksi kembali pada 18 April 2020. Sebelumnya, kelompok
yang kerap menebar teror dan vandalisme ini melakukan aksi perdananya di Kota Tangerang,
Banten pada Kamis (9/4/2020) lalu.
2
"Dari hasil membuka handphone mereka, didapatkan mereka akan merencanakan aksi di 18
April 2020," kata Nana di Polda Metro Jaya, Sabtu (11/4/2020).
Aksi vandalisme yang akan mereka lakukan pada 18 April 2020 mendatang rencananya bakal
dilakukan di sejumlah kota besar di Pulau Kalimantan dan Jawa. Aksi tersebut bertujuan untuk
menimbulkan keresahan dan keonaran dalam situasi pandemi Covid-19.
"18 April 2020 mereka mengajak melakukan pembakaran dan penjarahan. Ini sudah mereka
rencanakan dan sangat membahayakan, mau membuat suasana tidak kondusif. Kami syukuri,
kelompok ini bisa cepat ditangkap. Jadi rencana mereka terungkap dan bisa dicegah," jelas Nana.
Jenderal polisi bintang dua ini mengungkapkan, kelompok Anarko pernah menyusuap dalam aksi
demonstrasi untuk membuat kerusuhan. Namun, polisi belum bisa menindak mereka karena
kurangnya bukti.
"Memang mereka juga berusaha menyusup di kelompok yang sedang aksi untuk memprovokasi.
Berkali-kali diketahui menyusup, tapi kami tidak cukup bukti untuk menangkap mereka,"
ungkap Kapolda.
Nana mengatakan, mereka telah melancarkan aksi di 4 titik di wilayah Tangerang Kota. Mereka
menyemprotkan tulisan dengan maksud memprovokasi siapa pun yang melihatnya.
"Ada 4 lokasi, pertama di Pasar Anyar, kedua Kantor BCA Jalan Kisamaun, tiga di trotoar dan
dinding Jalan Kali Pasir, empat Bank BRI Imam Bonjol," jelas Nana.
Aksi vandalisme mereka berisikan tulisan antara lain 'Kill the rich', 'Mati konyol atau melawan',
dan 'Krisis, saatnya membakar'.
Diketahui, polisi telah menangkap lima pelaku yang melakukan aksi vandalisme di Kota
Tangerang. Mereka berinisial MRR (21), AAM (18), RIAP (18), RJ (19) dan MRH alias Rizky.
Irjen Nana mengatakan, motif para pelaku melakukan aksi vandalisme tersebut karena
ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah.
"Kelompok ini motifnya melakukan vandalisme karena tidak puas dengan kebijakan pemerintah.
Mereka berupaya memanfaatkan situasi saat ini. Di tengah keresahan masyarakat menghadapi
pandemi Corona, mereka mengajak untuk melakukan keonaran," ujar Nana.
Penangkapan itu lebih dulu dilakukan terhadap tiga orang pelaku MRR, AAM dan RIAP. Dari
ketiga orang itu, akhirnya polisi menangkap dua orang yakni MRH di Solear, Kabupaten
Tangerang dan RJ di Bekasi Timur.
"Awal tiga tersangka berhasil ditangkap di sebuah cafe, mereka yakni MRR (21), AAM (18) dan
RIAP (18). Ketiganya ditangkap usai melakukan vandalisme di empat titik," jelasnya.
3
Atas perbuatannya, kelima pelaku dijerat dengan Pasal 14 dan Pasal 15 UU RI No 1 Tahun 1946
jo Pasal 160 KUHP dengan ancaman pidana penjara 10 tahun.
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti yakni dua pilox, dua lembar kertas bertuliskan Sudah
Krisis Saatnya Membakar, tiga KTP atas nama tersangka, STNK, dompet, uang Rp 2,9 juta,
buku harian warna merah, dua handphone, satu laptop bertuliskan Bukan Milik Negara, kertas
bertuliskan Arti Fasis, belati gagang kayu dan golok berikut sarungnya hingga beberapa buku.
4
BAB II
Physical Distancing adalah kegiatan pembatasan jarak fisik antar manusia. Istilah Physical
Distancing digunakan untuk mengurangi penyebaran virus yang sedang mewabah disuatu
wilayah/negara, seperti saat ini Physical Distancing sedang diterapkan untuk mengurangi
penyebaran Corona Virus. Dari artikel diatas dapat diketahui bahwa warga sekitar Kali Tanjong
Priok masih belum sadar akan pentingnya melakukan physical distancing atau jaga jarak
ditengah pandemi ini.
Ratusan warga berkerumun hanya untuk menyaksikan penemuan jasad di kali Tanjung Priok.
Mereka bahkan tidak peduli dengan himbauan dari petugas agar segera bubar dari kerumunan
hingga petugas kewalahan. Peristiwa tersebut bisa dijelaskan secara sosiologi yaitu dimana
masyarakat akan berkerumun untuk melihat kejadian yang spektakuler atau tidak biasa.
Saran kami untuk peristiwa diatas adalah tokoh masyarakat harus bisa membantu untuk
mensosialisasikan pentingnya physical distancing di keadaan pandemi seperti ini agar tumbuh
rasa kesadaran di dalam diri masyarakat. Apabila warga tidak peduli dengan peringatan untuk
tidak berkerumunan, polisi harus segera memberi tindakan tegas terukur, agar warga
membubarkan diri dan orang yang tidak berkepentingan tidak mengganggu petugas untuk
melakukan evakuasi.
Penjarahan adalah pengambilan barang secara paksa selama perang,bencana alam atau
kerusuhan. penjarahan juga bisa dikatakan suatu perbuatan pencurian. Penjarahan kerap terjadi
dimana saja yang disebabkan oleh sekeliling masyarakat yang tidak mematuhi norma yang
mengakibatkan kericuhan setempat biasanya pencurian seperti ini sudah di rencanakan sejak
awal
Dari artikel diatas, dapat kami ketahui bahwa penjarahan terjadi karena para pelaku melakukan
aksi vandalisme tersebut karena ketidakpuasan dalam kebijakan pemerintah, Dampak negatif
yang kita dapat dari berita tersebut adalah kejadian tersebut dapat berujung fatal dikarenakan
pertikaian dan membuat rusuh lingkungan setempat sangat mengganggu warga setempat. Lalu
toko-toko yang dijarah pun mengalami kerugian yang cukup besar yang membuat toko dapat
mengalami penutupan.
5
Menurut kami, kejadian seperti ini harus bisa di tindak lanjutkan dengan kebijakan pemerintah.
Kebijakan pemerintah juga harus mempertimbangkan keadaan rakyat sehingga tidak
menimbulkan kekecewaan masyarakat yang mengakibatkan terjadinya tindak kriminal. Dan
Polisi harus berkordinasi dengan pemerintah setempat untuk meningkatkan pengawasan didaerah
perkantoran, perumahan, dan fasilitas umum.. Karena kejadian penjarahan merugikan banyak
pihak, bukan dari pihak penjual yang mengalami kerugian, sisi masyarakat juga mendapatkan
dampak dari kejadian tersebut yang mengganggu aktivitas normal masyarakat.
6
DAFTAR PUSTAKA