Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENELITIAN KEMISKINAN SEBAGAI

SUMBER KRIMINALITAS
(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT
MANGGARAI)

Oleh :

Permata Rizki Nandyastuti (20)

Fahrian Radita (10)

Amelina Putri Salsabila (03)

Otiz Reza Azefi (19)

Rendra Bagus Prayoga (23)

1
ABSTRAK

ANALISIS LAPORAN PENELITIAN KEMISKINAN SEBAGAI SUMBER


KRIMINALITAS (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT MANGGARAI)

Oleh:

Permata Rizki Nandyastuti

Amelina Putri Salsabila

Fahrian Radita

Otiz Reza Azefi

Rendra Bagus Prayoga

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sumber kriminalitas yang berasal dari
kemiskinan dengan menjadikan masyarakat Manggarai sebagai studi kasus.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengumpulkan informasi dari internet, buku dll. Informasi adalah adalah
keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna
dan pesan baik data, fakta maupun penjelasanya yang dapat di lihat, di dengar dan
di baca yang di sajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi secara elektronik. Populasi
dalam penelitian ini adalah masyarakat Manggarai.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemiskinan dapat menjadi sumber


kriminalitas salah satunya adalah tawuran yang terjadi di Manggarai.

2
PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA TIMUR DINAS
PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 JEMBER
Jl. Semangka 4 Telp.(0331) 422136. Fax. (0331) 421355 Jember 68112
Web: https://www.sman5jember.sch.id/ Email, smalajember@gmail.com

PENGESAHAN HASIL PENELITIAN KELOMPOK

1. Judul Penelitian : Laporan penelitian kemiskinan


sebagai sumber kriminalitas (studi
kasus pada masyarakat Manggarai)

2. Jenis Penelitian : Kelompok

3. Kepala Proyek Penelitian

A. Nama Lengkap : Permata Rizki Nandyastuti

B. Kelas : 11 IPS 2

C. Nomer Absen : 20 (dua puluh)

4. Jumlah Tim Peneliti : 5 (lima) orang

5. Lokasi Penelitian : SMA Negeri 5 Jember

6. Jangka Waktu Penelitian : 1 Bulan

Jember, 5 Juni 2022 Mengetahui,


Kepala Proyek Penelitian Guru Sosiologi
SMA Negeri 5 Jember

Permata Rizki Nandyastuti Eni Koerniasih

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kami
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan penelitian yang berjudul “laporan
kemiskinan sebagai sumber kriminalitas (studi kasus pada masyarakat Manggarai)”
ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam kami haturkan
kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Eni selaku guru Sosiologi telah
memberikan kami kesempatan untuk belajar menyusun laporan sebaik mungkin. Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan menjalin komunikasi
ataupun interaksi yang membantu kami dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan untuk menyusun laporan ini.

Saya selaku ketua proyek penelitian ini juga mengucapkan terima kasih kepada
anggota-anggota kelompok saya yang telah membantu menyusun laporan penelitian
ini sehingga dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan laporan penelitian ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan kami.

Kami mohon maaf jika di dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga laporan hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Jember, 14 November 2022

Penyusun

Kelompok 2

4
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................... 1

Abstrak ................................................................................................ 2

Halaman Pengesahan ........................................................................... 3

Kata Pengantar .................................................................................... 4

Daftar Isi ........................................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................ 6

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 7

1.3 Perumusan Masalah ………………………………….. 7

1.4 Hipotesis ......................................................................... 7

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kemiskinan...................................................... 8

2.2 Pengertian Kriminalitas .................................................... 9

2.3 Kemiskinan sebagai sumber kriminalitas ........................ 10

BAB III KAJIAN TEORITIK

3.1 Upaya mengatasi kemiskinan .......................................................... 11

3.2 Upaya mengatasi kriminalitas .......................................................... 13

3.3 Hubungan antara kemiskinan dan kriminalitas …………………… 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Teknik pengumpulan data ............................................... 15

4.2 Teknik keabsahan data ..................................................... 15

4.3 Deskripsi Data ................................................................. 15

4.4 Diskusi dan Interpretasi ................................. 16


BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..................................................................... 17

5.2 Implikasi………………………………………………… 17

5.3 Saran ................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 18

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan


dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah
global.

Sumber adalah segalaa sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan


informasi, media informasi untuk komunikasi massa.

Kriminalitas merupakan asalnya dari kata “crimen” yang artinya kejahatan, tindak
kriminal, atau juga diartikan suatu tindakan kejahatan, sehingga merupakan tindakan
yang bersifat negatif.

Kemiskinan menyebabkan orang-orang tidak dapat memperoleh pendidikan yang


layak sehingga, kualitas hidupnya rendah, selain itu kemiskinan menyebabkan mereka
melakukan tindakan yang melanggar norma dan nilai misalnya: mencuri, melacur, atau
korupsi.

Tawuran terjadi di underpass Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan sepanjang bulan


September ini. Potensi disintegrasi sosial masih menjadi api dalam sekam dan peristiwa
ini juga dapat di katakan sebagai fenomena gunung es, masalah mendasar tentang
kemiskinan perkotaan dan gap multisektoral. Penanganan terhadap masalah tawuran di
Ibu Kota selama ini cenderung di lakukan setelah peristiwa terjadi. Penanganan Pemda
masih bersifat persial dan tidak menunjukkan pendekatan persoalan secara
komprehensif, integral dan holistik. https://news.detik.com/berita/d-6301105/tawuran-
di-manggarai-pdip-dki-soroti-kemiskinan-sumber-kriminalitas

6
1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukan diatas, masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Kemiskinan dapat berdampak atau bahkan menjadi sumber kriminalitas yang


terjadi.
2. Kemiskinan juga dapat menyebabkan kesenjangan sosial
3. Dari latar belakang kita tau bahwa tawuran dapat menyebabkan banyak
kerugian baik harta, benda bahkan nyawa.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa langkah yang dapat di ambil pemerintah dan masyarakat untuk


mengatasi kemiskinan ?
2. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kriminalitas?
3. Apa hubungan antara kemiskinan dan kriminalitas ?

1.4 Hipotesis

1. Langkah yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan sosial


kemiskinan, antara lain: Mengelola sumber daya alam yang ada di Indonesia
dengan sebaik mungkin.Meningkatkan kualitas mutu Sumber Daya
Manusianya. Membuka peluang investasi.
2. Upaya penanggulangan dan pemecahan kriminalitas dapat dilakukan secara
preventif dan represif.
3. kemiskinan menjadi faktor pendorong terjadinya kriminalitas.

1.5 Tujuan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, baik penelitian yang bersifat ilmiah maupun


penelitian sosial pasti dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan penelitian.
Pada penelitian ini yang ingin dicapai oleh kami adalah :

1. Untuk mengetahui upaya yang dapat diambil untuk mengatasi kemiskinan


2. Untuk mengetahui upaya penanggulangan kriminalitas
3. Untuk mengetahui hubungan antara kemiskinan dan kriminalitas

1.5 Manfaat Penelitian

• Bagi Masyarakat, Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai


kemiskinan dan kriminalitas yang bisa dapat berkaitan.
• Bagi penyusun, untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam
meraih nilai sosiologi semaksimal mungkin. Untuk menambah wawasan.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi


kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global.
kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan
juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam
kelompok tersebut.
Secara umum, kemiskinan merupakan kondisi dimana
seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hakhak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Konsep
yang dipakai BPS dan juga beberapa negara lain adalah kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach), sehingga kemiskinan merupakan kondisi
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran).
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan (GK), yang
diperoleh dari hasil survei (sampel). Angka kemiskinan yang dirilis BPS
merupakan data makro dan merupakan hasil Susenas (Survey Sosial Ekonomi
Nasional) yang menunjukkan persentase penduduk miskin terhadap jumlah
penduduk dalam suatu wilayah.

Menurut pendapat para ahli :


 Menurut Gillin
Kemiskinan adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat mempertahankan
skala hidup yang cukup tinggi untuk memberikan efisiensi fisik dan mental
untuk memungkinkan dia dan keluarganya menjalankan fungsi sebagaimana
mestinya sesuai dengan standar masyarakat baik karena pendapatan yang
tidak memadai ataupun pengeluaran yang tidakbijaksana.
 Menurut Kuncoro
kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup
minimum.
 Menurut Robert Chambers
Kemiskinan merupakan salah satu dimensi dari lima dimensi perangkap
kemiskinan menurut Robert Chambers. Dimensi kemiskinan tersebut adalah
kerentanan, kelemahan jasmani, ketidakberdayaan, dan isolasi wilayah.

8
2.2 Pengertian Kriminalitas

Kriminalitas atau tindak kejahatan adalah suatu tindakan yang melanggar


hukum, undang-undang, norma, dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Tindak kejahatan tersebut dapat merugikan dan mengancam keselamatan serta
jiwa seseorang. Kejahatan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dan
banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu
tindak kejahatan tersebut. Dewasa ini tindak kejahatan seperti hal yang sudah
biasa di masyarakat, ketika seseorang tidak perlu lagi berpikir panjang untuk
melakukan tindak kejahatan dan para pelaku tidak lagi memikirkan konsekuensi
yang terjadi dari perbuatanya tersebut, sehingga para pelaku juga tak segan-
segan untuk melukai bahkan membunuh para korbannya.
Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan
yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang
berlaku dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama. Dapat
diartikan bahwa, tindak kriminalitas adalah segala sesuatu perbuatan yang
melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga
masyarakatmenentangnya.
Pengertian secara sosiologis, kejahatan meliputi segala tingkah laku
manusia, walaupun tidak atau belumnya ditentukan dengan undang-undang.
Tindakan kriminalitasi atau tindakan kejahatan ini biasanya terjadi karena
adanya ketidakseimbangan lagi. Serta adanya pengaruh budaya itu sendiri yang
menyebabkan terjadi perubahan tindakan perilaku yang dilakukan
individu/masyarakat. Jadi jelas bahwa, tindakan kriminalitas atau krimal ini
adalah tindakan yang melanggar hukum yang tindakan kejahatannya sudah
diluar norma sosial di masyarakat
Seseorang yang melakukan tindakan kriminalitas disebut dengan
kriminal. Nah, orang-orang yang disebut kriminal ini meliputi maling, pencuri,
perampok, pembunuh, teroris, dan lainnya. Ingat tindakan kriminalitas ini bisa
dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang dia siapa. Bisa terjadi kapan saja
tanpa mengenal waktu.

Menurut para ahli :


1. Menurut R Soesilo
Ia berpandangan bahwa secara yuridis memberikan arti kejahatan sebagai suatu
perbuatan atau tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang.
Kemudian, secara sosiologis, dia memberikan pengertian kejahatan ialah
perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan penderita atau korban.
2. Menurut Mr W A Bonger
Dia menjelaskan kejahatan merupakan perbuatan yang sangat antisosial, yang
memperoleh tantangan dengan sadar dari negara, berupa pemberian
penderitaan.
3. Menurut M A Elliot
Baginya kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku
yang gagal dan melanggar hukum. Pelanggar ini dapat dijatuhi hukuman,
seperti hukuman penjara, hukuman mati, dan hukuman dena, atau lainnya.

9
2.3 Kemiskinan sebagai sumber kriminalitas

Faktor ekonomi menjadi salah satu hal yang mendasari seseorang untuk
melakukan tindak kejahatan, biasanya para pelaku tindak kejahatan adalah mereka
yang berpenghasilan rendah, berstatus sebagai seorang pengangguran atau
penduduk miskin. Kebutuhan dasar sehari-hari seperti sadang, pangan dan papan
tidak dapat terpenuhi dengan penghasilan yang terbilang paspasan atau tidak
mencukupi. Sedangkan kebutuhan keluarga yang semakin hari semakin
meningkat, dan jumlah tanggungan keluarga yang tidak sedikit.. Dengan kondisi
seperti ini memaksa mereka untuk melakukan berbagai cara untuk mendapatkan
penghasilan tambahan dimana keterampilan dan pendidikan yang mereka miliki
sangat rendah. Oleh karena itu, jalan satu-satunya untuk mendapatkan penghasilan
tambahan yaitu dengan melakukan tindak kejahatan seperti melakukan pencurian,
perampokan, penipuan yang dapat merugikan harta benda atau hilangnya nyawa
seseorang.

Selain ketimpangan, salah satu faktor penyebab terjadinya tindak


kriminalitas adalah kemiskinan karena pada dasarnya hidup dengan keterbatasan
serta kekurangan akan sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang,
pangan, dan papan sehingga dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut seseorang
rela melakukan berbagai cara termasuk tindak kriminalitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Khan (2015) memperlihatkan bahwa adanya hubungan yang
positif antara tingkat kejahatan dan kemiskinan dalam jangka panjang akan tetapi
dalam jangka pendek memiliki hubungan yang negatif. Kemiskinan dapat
menyebabkan tingkat stres dan penyakit mental yang tinggi yang pada gilirannya
menyebabkan individu mengadopsi perilaku kriminal. Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat angka kemiskinan di Indonesia menurun setiap tahunnya. Angka
kemiskinan di Indonesia menunjukan tren yang positif, akan tetapi kemiskinan
merupakan masalah terbesar dan menjadi salah satu penyebab munculnya tindak
kriminal. merupakan masalah terbesar dan menjadi salah satu penyebab
munculnya tindak kriminal.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)


tercatat pada tahun 2014 sebesar 11,25%, tahun 2015 sebesar 11,22% dan pada
tahun 2016 sebesar 10,86%. Sebuah studi menyatakan bahwa orang kelas bawah
memiliki tingkat kejahatan yang lebih tinggi dari kelompok lainnya. Orang yang
berpenghasilan rendah, pengangguran, berpendidikan rendah jauh lebih mungkin
melakukan tindak kejahatan. Tingkat pengangguran yang tinggi juga memberikan
insentif untuk melakukan semua jenis tindak kriminal (Arvanties dan Defina
dalam Hooghe, 2010). Wolpin (1978) dan Wong (1995) (dalam Hardianto, 2009)
menyatakan bahwa tingkat pengangguran memiliki hubungan yang positif dan
signifikan terhadap tingkat kriminalitas suatu wilayah. Di Indonesia sendiri angka
pengangguran masih tergolong tinggi

10
BAB III

KAJIAN TEORITIK

3.1 Upaya mengatasi kemiskinan

Penyebab kemiskinan dapat terjadi karena kondisi alamiah dan


ekonomi, kondisi struktural dan sosial, serta kondisi kultural (budaya).
Kemiskinan alamiah dan ekonomi timbul akibat keterbatasan sumber daya
alam, manusia, dan sumberdaya lain sehingga peluang produksi relatif kecil
dan tidak dapat berperan dalam pembangunan. Kemiskinan struktural dan
sosial disebabkan hasil pembangunan yang belum merata, tatanan kelembagaan
dan kebijakan dalam pembangunan. Sedangkan kemiskinan kultural (budaya)
disebabkan sikap atau kebiasaan hidup yang merasa kecukupan sehingga
menjebak seseorang dalam kemiskinan. Penyebab timbulnya kemiskinan
berasal dari dalam dan dari luar penduduk miskin. Penyebab dari dalam
diantaranya rendahnya kualitas sumber daya manusia dan sikap individu
tersebut. Sedangkan penyebab dari luar adalah keterbatasan sumber daya alam,
tatanan sosial dan kelembagaan dalam masyarakat, kebijakan pembangunan,
kesempatan kerja yang terbatas dan persaingan yang menyebabkan
terpinggirnya penduduk miskin.

Jenis kemiskinan dapat dibedakan berdasarkan pola waktunya yaitu:


(1) persistent poverty, yaitu kemiskinan yang telah kronis atau turun temurun
yang diantaranya merupakan daerah kritis sumber daya alam atau terisolasi; (2)
cyclical poverty, yaitu kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi secara
keseluruhan. (3) seasonal poverty, yaitu kemiskinan musiman seperti sering
dijumpai kasus-kasus nelayan dan petani tanaman pangan. (4) accidental
poverty, yaitu kemiskinan karena bencana alam atau dampak dari suatu
kebijakan.

Kemiskinan juga dapat dibedakan melalui perbandingan dengan suatu


ukuran tertentu atau dengan anggota/kelompok masyarakat lainnya. Ukuran
kemiskinan absolut dengan menggunakan garis kemiskinan atau kondisi
kondisi tertentu yang mencerminkan situasi kemiskinan. Sedangkan ukuran
kemiskinan relatif dengan membandingkan dengan jumlah keseluruhan
kelompok dan dapat digambarkan melalui Kurva Lorentz dan menggunakan
Gini Ratio untuk mengetahui besarnya kesenjangan.

Strategi pengentasan kemiskinan yang dikemukakan oleh Bank Dunia,


bahwa setiap dekade strategi pengentasan kemiskinan mengalami
perkembangan mulai dari penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan,
pengembangan kesehatan dan pendidikan, perlindungan sampai dengan
pemberdayaan kaum miskin.

11
Strategi memerangi kemiskinan yang dikemukakan oleh Gunnar Adler
Karlsson yang dikutip Andre Bayo Ala (1981) meliputi: (1) strategi dalam
jangka pendek yaitu memindahkan sumberdaya-sumberdaya kepada kaum
miskin dalam jumlah yang memadai. Perbaikan keadaan kemiskinan dalam
jangka pendek diantaranya menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan, dan memperbaiki distribusinya; (2) Strategi jangka panjang
dengan menumbuhkan swadaya setempat. Perbaikan dalam jangka panjang
dengan memperbaiki dan memenuhi harkat hidup secara individual dan sosial
yang bermartabat.

Strategi Pengentasan Kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah


dapat dibagi menjadi dua bagian besar, pertama melindungi keluarga dan
kelompok masyarakat yang mengalami kemiskinan sementara, dan kedua
membantu masyarakat yang mengalami kemiskinan kronis dengan
memberdayakan dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Strategi tersebut
selanjutnya dituangkan dalam tiga program yang langsung diarahkan pada
penduduk miskin yaitu: (1) penyediaan kebutuhan pokok; 2) pengembangan
sistem jaminan sosial; dan 3) pengembangan budaya usaha. Selain itu
penduduk miskin mempunyai strategi sendiri untuk menanggulangi
kemiskinannya. Strategi yang ditempuh yaitu dengan pinjam dari lembaga
informal, menambah jam kerja, anggota keluarga ikut bekerja, merantau atau
berhemat.

Konsep kebijakan yang digunakan pemerintah dalam program


pengentasan kemiskinan dapat dibedakan berdasarkan tradisi dan pendekatan
perencanaan yang melandasinya. Tradisi perencanaan menurut John Friedmann
setidaknya terdiri empat tipe yaitu: (1) perencanaan sebagai reformasi sosial
(social reform), bahwa negara menyusun dan merencanakan berbagai arahan
dan pedoman pembangunan untuk diikuti dan dilaksanakan oleh masyarakat;
(2) perencanaan sebagai analisis kebijakan (policy analysis), bahwa para
penentu kebijakan (pemerintah dan pihak terkait lainnya) berdasarkan analisis
data yang ilmiah menyusun dan merencanakan berbagai arahan dan pedoman
pembangunan yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat; (3)
perencanaan sebagai pembelajaran sosial (social learning), bahwa pengetahuan
perencanaan diperoleh lewat pengalaman dan disempurnakan lewat praktik
(learning by doing), perencanaan serta pelaksanaan pembangunan dijalankan
bersama-sama dengan masyarakat dengan bimbingan dari ahli; dan (4)
perencanaan sebagai mobilisasi sosial (social mobilization), bahwa
perencanaan pembangunan harus dilaksanakan oleh masyarakat dan
digerakkan dengan berbagai konsep/ideologi yang sudah tertanam di dalam
jiwa dan kebudayaan mereka.

Sedangkan jenis-jenis program pengentasan kemiskinan yang


dilaksanakan pemerintah dapat dilihat berdasarkan model pembangunan yang
mendasari program-program tersebut untuk melihat titik berat strategi yang
dijalankan program tersebut. Model pembangunan yang dianut negara
berkembang secara garis besar terbagi dalam empat model pembangunan.

12
Model pembangunan I menitik beratkan pada pertumbuhan
pendapatan nasional. Model pembangunan II menitikberatkan pada pemerataan
dan pemenuhan kebutuhan pokok/dasar. Model pembangunan III berupaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui keikutsertaan masyarakat
dan kelompok sasaran dalam menentukan kebutuhan dan partisipasi dalam
proses pembangunan. Sedangkan model pembangunan IV menitikberatkan
pada peningkatan daya saing untuk menghadapi era globalisasi dan era
otonomi daerah. Evaluasi terhadap program pengentasan kemiskinan
diantaranya dapat dilakukan terhadap pendekatan perencanaan, model
pembangunan yang digunakan dan pelaksanaan program tersebut. Kriteria
yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program
pengentasan kemiskinan meliputi: penentuan sasaran dan data yang digunakan
untuk menentukan sasaran; peranan pemerintah daerah, masyarakat umum dan
penerima sasaran program; dan implementasi program di tingkat pemerintah
dan masyarakat.
3.2 Upaya menanggulangi kriminalitas

Upaya penanggulangan dan pemecahan kriminalitas dapat dilakukan secara


preventif dan represif :
 Cara preventif, dilakukan dengan cara penanggulangan dengan mencegah
seperti imbauan atau penyuluhan.
 Cara represif, dilakukan dengan pola yang keras, misalnya penangkapan,
pemenjaraan, hingga penembakan.space space space space
Upaya penanggulangan kriminalitas dan kejahatan secara preventif antara
lain:
Memberikan perhatian terhadap orang - orang yang memiliki potensial
untuk melakukan tindak kejahatan dan kriminalitas Saling tolong menolong
terutama dalam hal kegiatan ekonomi, cara ini dapat mengurungkan seseorang
untuk melakukan tindakan kriminalitas yang disebabkan adanya dorongan
salah satu faktor, yaitu faktor ekonomi.
Kriminalitas merupakan salah satu contoh masalah sosial yang terjadi di
lingkungan masyarakat. masalah sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat
dapat disebabkan karena adanya pergeseran atau perubahan pada nilai dan
norma yang dapat mengakibat berubahnya tingkah laku masyarakat.
Pergeseran atau perubahan nilai dan norma yang terjadi di lingkungan
masyarakat biasa disebut perubahan sosial. Perubahan yang terjadi di
lingkungan masyarakat tidak terjadi begitu saja.
Perubahan kecil, adalah suatu perubahan yang terjadi di suatu wilayah
namun tidak memberikan dampak atau pengaruh secara langsung terhadap
masyarakat. adapun contoh perubahan kecil antara lain perubahan model gaya
rambut, perubahan trend fashion terkini
perubahan besar, adalah suatu perubahan yang terjadi di suatu wilayah
dimana dampak dari perubahan tersebut dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarakat. Adapaun contoh perubahan besar antara lain perubahan susunan
kabinet yang dapat menyebabkan perubahan kebijakan pemerintah.

13
3.3 Hubungan kriminalitas dengan kemiskinan

Dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat tidak dapat lepas dari


adanya perubahan karena masyarakat selalu ingin sesuatu yang baru dan
bersifat dinamis. Sesuatu yang beru seperti penemuan baru dalam bidang
teknologi seperti yang terjadi saat ini menyebabkan dunia seakan tidak ada
batasnya, dunia terasa semakin dekat satu sama lain yang disebut dengan
globalisasi. Globalisasi yang terjadi sebagai dampak dari perubahan sosial
menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial di masyarakat atau terjadinya
ketidakseimbangan di dalam sebuah masyarakat. Hal tersebut dapat
menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat seperti terjadinya kriminalitas.

Ketimpangan sosial dalam bidang ekonomi dapat melahirkan tindakan-


tindakan kriminal yang kadang di lakukan hanya untuk sekadar
mempertahankan hidup, namun akibat yang ditimbulkan sangat besar dan dapat
menimbulkan korban. Hal tersebut terjadi karena adanya kemiskinan di
masyarakat yang membuat orang dalam keadaan yang sulit untuk bertahan
hidup dan mencari makan sehingga dengan terpaksa melakukan segala cara
demi bertahan hidup salah satunya dengan tindakan kriminal. Sehingga,
kemiskinan dan criminal memiliki kesinambungan bahwa kemiskinan menjadi
faktor pendorong terjadinya kriminalitas.

Bagi masyarakat yang mengalami kemiskinan, maka akan rentan


melakukan tindak kejahatan. Hal tersebut dikarenakan adanya dorongan untuk
segera memenuhi kebutuhan dasar yang sulit dipenuhi sebab sulitnya
memperoleh pekerjaan. Jadi, jawabannya adalah karena dorongan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengangguran memberikan tekanan


psikologis bagi para penganggur yang dapat menyebabkan terjadinya tindakan
kriminal. Tekanan ini membuat para penganggur tidak dapat berpikir jernih
dan membuatnya menghalalkan segala cara termasuk tindakan kriminal demi
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya

14
BAB IV

TEKNIK DAN PEMBAHASAN

4.1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


dengan mengumpulkan informasi dari internet, buku dll. Informasi adalah
adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai,
makna dan pesan baik data, fakta maupun penjelasanya yang dapat di lihat, di
dengar dan di baca yang di sajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai
dengan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi secara elektronik

4.2 Teknik keabsahan data

Untuk mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan secara


ilmiah, maka dari data-data yang telah terkumpul terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan keabsahannya. Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan
data yang digunakan adalah teknik chross check, yaitu teknik penyilangan
informasi yang diperoleh dari sumber sehingga pada akhirnya hanya data yang
absah saja yang digunakan untuk mencapai hasil penelitian. Chross check
dilakukan dengan cara melakukan penyilangan informasi yang diperoleh melalui
dokumentasi dengan wawancara.

4.3 Deskripsi Data

Dari hasil pengumpulan/penggalian data melalui metode mengumpulkan


data dan informasi untuk penelitian yang berjudul “Laporan penelitian
kemiskinan sebagai sumber kriminalitas (studi kasus pada masyarakat
Manggarai)”.

Telah dideskripsikan sebagai hasil penelitian. Data-data penelitian


diuraikan dengan urutan berdasarkan pada fokus penelitian, yaitu data hasil
penelitian dari sumber data yang terdiri dari informan dan berbagai sumber.

Meningkatnya kemiskinan juga turut berpengaruh pada meningkatnya


tindakan kejahatan atau kriminalitas dikarenakan seseorang yang tidak dapat
memenuhi kebutuhannya secara layak.

15
4.3 Diskusi dan interpretasi

Pada penelitian ini kami menggunakan beberapa teknik untuk diskusi dan
interpretasi yaitu diantaranya dengan menggunakan reduksi data dan penyajian
data.

1.Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan


pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya Reduksi data dalam
penelitian ini

2.Peyajian Data (Display Data)

Setelah data direduksi kemudian tahap selanjutnya adalah display data atau
penyajian data. Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Penyajian data dalam penelitian
ini berfungsi untuk lebih memudahkan peneliti memahami data yang diperoleh
di lapangan.

3. Interpretasi Data:

Pada uji validitas ini, akan dilihat valid tidaknya data yang diperoleh peneliti,
akan merujuk pada ketepatan alat ukur/skala/instrumen yang digunakan oleh
peneliti yaitu narasumber. Suatu narasumber dikatakan valid apabila tiap
pertanyaan mampu mengukur atau mengungkap apa yang diukur oleh
narasumber tersebut.

16
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasaan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dampak dari


kemiskinan adalah :

1. Kemiskinan merupakan faktor kriminalitas karena pada dasarnya hidup dengan


keterbatasan serta kekurangan akan sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti sandang, pangan, dan papan sehingga dalam memenuhi kebutuhan dasar
tersebut seseorang rela melakukan berbagai cara termasuk tindak
kriminalitas.Siswa yang orang tuanya mengalami perceraian cenderung tidak
berani untuk mengemukakan pendapat dan cenderung diam.

2. Intinya kemiskinan adalah permasalahan sosial yang harus segera di tangani,


seperti halnya pada manggarai yang sampai menyebabkan tawuran yang
memakan banyak korban dan merusak banyak fasilitas

5.2 Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa kemiskina yang terjadi khususnya
di manggarai haru segera di tindak lanjuti karena kemiskinan adalah masalah
sosial yang cukup serius.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, ada beberapa saran yang dapat


disampaikan, yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Sekolah
Bagi pemerintah di harapkan untuk lebih peka akan situasi atau kondisi
masyarakatnya, serta mulai mencari cara bagaimana agar dapat tercipta
ekonomi yang stabil untuk seluruh masyarakat.
2. Bagi peneliti
Supaya lebih terarah dalam menciptakan laporan, dan memperbaiki data-data
yang sudah terkumpul dan di rangkai dengan sebaik-baiknya. Agar tersusun
laporan seperti yang diinginkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Permata Rizki Nnadyastuti, Otiz Reza Azefi, Amelina Putri Salsabila,


Fahrian Radita, Rendra Bagus Prayoga. 2022. Dampak perceraian
orang tua terhadap prestasi belajar dan pola pikir siswa (studi kasus
pada siswa SMAN 5 JEMBER). SUMBER :
https://katadata.co.id/intan/berita/61b1fc6558425/cara-
menulisdan-contoh-daftar-pustaka-paling-lengkap

18

Anda mungkin juga menyukai