Anda di halaman 1dari 23

MINI RISET-REKAYASA IDE-PROYEK

FILSAFAT PENDIDIKAN

“BULLYING”

Dosen pengampu:

Yusra Pendidikan, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 1

1. CESILIA SONDANG ULI SITANGGANG (4233121043)


2. FITRIA FADHILA HARISI (4233121041)
3. FRENDI SINAGA (4233121058)
4. MICHELLE BELINDA S (4233121021)
5. PIO SITUMORANG (4233121055)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023/2024
ABSTRAK

Filsafat ilmu memperjelas keberadaan ilmu kepada ilmu lain yang membutuhkanpengetahuan
sebagai media berpikir dan sarana komunikasi ilmiah. Ini adalah bahasa, logika, matematika,
statistik, dan teknik analisis data lainnya. Spesifikasi dan independensi sains dihadapkan pada
semakin banyaknya masalah yang tidak dapat dijawab oleh sains, oleh karena itu, filsafat
muncul sebagai jawabannya. Filsafat memberikan penjelasan atau jawaban atas
masalahmasalah tersebut substansial dan radikal, sedangkan ilmu terus mengembangkan diri
dalam batasnya, sementara masih radikal dikritik, proses atau interaksi pada dasarnya adalah
bidang filsafat ilmu. Filosofi dari Oleh karena itu, sains dapatIdiletakkan sebagai upaya untuk
menjembatani kesenjangan antara filsafat dan sains, agar sains tidak memandang rendah
filsafat, dan filsafat tidak memandang sains sebagai pemahaman yang dangkal tentang alam.
Realitas adalah "apa yang alami" atau keberadaan, sedangkan penampilan adalah bahwa
"artifisial nyata". Juga bagaimana hubungan keduanya dengan subjek/manusia. Epistemologi
adalah dianggap sinonim dengan teori pengetahuan. Saat ini teori pengetahuantidak bisa
diabaikan. Epistemologi ilmu pendidikan berkaitan dengan mengetahui bagaimana ilmu
pendidikan mendapatkan pengolahan keuntungan, bagaimana prosedur untuk mendapatkan
pengetahuan ilmiah yang benar. aksiologiterkait dengan apa kelebihan pendidikan sains, apa
hubungan etis dengan sains danpenerapannya ilmu pendidikan dalam kehidupan sehari-hari.
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa, berkat limpahan
karuniaNya, kami dapat menyelsaikan tugas Mini Riset, Rekayasa Ide, Dan Proyek ini dengan
baik. Tugas ini disusun dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai penunjang bagi para
pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yusra Nasution
S.Pd, M.Pd, sebagai dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan. Yang terpenting disini
bahwasannya mini riset ini tidak dapat terselesaikan tanpa dorongan, bantuan, dan doa dari
berbagai pihak yang senantiasa setia mendampingi penulis, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah
membaca tugas yang telah kami sajikan ini. Kami juga sangat menyadari, tugas ini masih
memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik
dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan, kami
memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan semoga mini riset ini dapat bermanfaat.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

Medan, November 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 4
BAB I ......................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 6
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 8
BAB II........................................................................................................................................ 9
MINI RISET .............................................................................................................................. 9
2.1 Hakekat Bullying ............................................................................................................. 9
2.2 Jenis-Jenis Bullying ......................................................................................................... 9
2.3Metode Survey ................................................................................................................ 10
2.4 Hasil dan Pembahasan ................................................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................... 12
REKAYASA IDE ..................................................................................................................... 12
3.1 Identifikasi Permasalahan .............................................................................................. 12
3.2 Penyebab Bullying ......................................................................................................... 12
3.3 Upaya untuk Mengatasi Bullying .................................................................................. 13
3.4 Solusi dan Pembahasan .................................................................................................. 13
BAB IV .................................................................................................................................... 14
PROYEK.................................................................................................................................. 14
4.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan ....................................................................................... 14
4.2 Tempat, Waktu dan Peserta Seminar .............................................................................. 14
4.3 Gambar Hasil Pelaksanaan ............................................................................................ 14
a. Lampiran Sosialisasi .................................................................................................... 14
b. Lampiran Bersama Siswa/Siswi .................................................................................. 17
c. Lampiran Tempel Poster .............................................................................................. 19
d. Lampiran Mini Riset .................................................................................................... 21
BAB V ..................................................................................................................................... 22
PENUTUP................................................................................................................................ 22
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 22
5.2 Saran .............................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap
seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah (Soetjipto, 2012).
Salah satu riset yang telah dilakukan oleh LSM Plan International dan International Center for
Research on Women (ICRW) yang di unggah awal Maret 2015 ini menunjukkan hasil fakta
mencengangkan terkait kekerasan anak di sekolah. Di tingkat Asia, kasus bullying yang terjadi
pada siswa di sekolah mencapai angka 70% (Qodar, 2015).

Kasus bullying kini marak terjadi, tidak hanya di masyarakat namun kasus ini terjadi di
dunia pendidikan yang membuat berbagai pihak semakin prihatin termasuk komisi
perlindungan anak. Berbagai cara dilakukan untuk meminimalisir kejadian bullying di sekolah
termasuk salah satunya komnas perlindungan anak mendesak ke pihak sekolah untuk lebih
melindungi dan memperhatikan murid-muridnya.

Menurut Komisi Perlindungan Anak (KPAI), Indonesia merupakan negara dengan


kasus bullying di sekolah yang paling banyak pelaporan masyarakat ke komisi perlindungan
anak. KPAI mencatat 369 pelaporan terkait masalah tersebut.25 % dari jumlah tersebut
merupakan pelaporan di bidang pendidikan yaitu sebanyak 1.480 kasus. Kasus yang dilaporkan
hanya sebagian kecil dari kasus yang terjadi, tidak sedikit tindak kekerasan terhadap anak yang
tidak dilaporkan (Setyawan, 2015).

Menurut Semai Jiwa Amini (Sejiwa, 2008) dampak yang terjadi akibat perilaku
bullying ialah menyendiri, menangis, minta pindah sekolah, konsentrasi anak berkurang,
prestasi belajar menurun, tidak mau bersosialisasi, anak jadi penakut, gelisah, berbohong,
depresi, menjadi pendiam, tidak bersemangat, menyendiri, sensitif, cemas, mudah tersinggung,
hingga menimbulkan gangguan mental. Bullying tidak hanya berdampak pada korban, tetapi
juga pada pelaku.Tindakan mengintimidasi itu juga berakibat buruk bagi korban, saksi, bahkan
bagi si pelakunya itu sendiri.

Kemajuan berbagai alat bantu audio visual di era sekarang telah menyebabkan
perubahan progresif dalam pendidikan yang melibatkan lebih banyak ilustrasi dan demonstrasi,
alat bantu audiovisual menjadi penting dalam menyampaikan informasi yang diperlukan. Oleh
sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai perspektif siswa tentang penggunaan alat bantu
audiovisual dalam pengajaran (Souza,2014).

Pendidikan kesehatan melalui audiovisual sangat berpengaruh dalam pemahaman


responden tentang perilaku bullying (Suryaningseh, 2016). Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Notoatmodjo (2010) bahwa pendidikan merupakan suatu dasar penting dalam kehidupan
manusia, karena semakin tinggi pendidikan, maka semakin mudah untuk menerima hal baru
dan lebih mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.

Tidak hanya memahami tentang bullying tetapi diperlukan juga norma subjektif, norma
subjektif merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap apa yang individu atau kelompok lain
inginkan agar seseorang perbuat (Azwar, 2016). Didalam penelitian yang dilakukan Nadia
(dalam Amalia, 2010) norma subjektif tidak terlalu berpengaruh karena motivasi internal lebih
dominan dibandingkan dengan motivasi eksternal. Sikap terhadap perilaku dipengaruhi oleh
keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawakakepada hasil yang diinginkan, keyakinan
mengenai apa yang bersifat normatif (Azwar,2016). Menurut penelitian yang dilakukan
Heirman (2012) tentangnorma subjektif mendukung anggapan bahwa remaja peduli dengan
pendapat orang lain yang signifikan, dengan remaja merasakan tekanan sosial negatif terhadap
bullying, maka sebagairemaja dapat menunjukkan niat yang lebih rendah untuk melakukan itu.

Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 24 Oktober 2023 di
SMA MARKUS SWASTA MEDAN dari hasil wawancara kepada guru bimbingan konseling
terdapat 120 murid kelas XI, dan diantaranya berperilaku bullying kurang lebih saling
mengejek, ada 1 siswa yang memanggil temannya dengan sebutan nama orang tua, 3 siswa
yang awalnya jail dengan temannya dan akhirnya berkelahi, dan 1 siswa saling dorong terhadap
teman, ada pula faktor senioritas yang dilakukan siswa kelas XII kepada juniornya.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan “pendidikan


kesehatan melalui audiovisual terhadap tingkat pengetahuan dan norma subyektif remaja
tentang bullying.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut “apakah ada pengaruh pengaruh pendidikan kesehatan melalui audio visual
terhadap tingkat pengetahuan dan norma subyektif remaja tentang bullying?”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui


audiovisualterhadap tingkat pengetahuan dan norma subyektif remaja tentang bullying

2. Tujuan Khusus.

a. Mengetahui perbedaanpengetahuan dan norma subjektif sebelum dan sesudah pendidikan


kesehatan tentang bullying pada remaja
b. Mengetahui perbedaan pengetahuan dan norma subjektif remaja pada kelompok perlakuan
dan kontrol sebelum diberikan pendidikan kesehatan.

c. Mengetahui analisis pengaruh pendidikan kesehatan melalui audiovisual terhadap tingkat


pengetahuan dan norma subyektif remaja tentang bullying

1.4 Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritis

Memberikan referensi mengenai pengaruh pendidikan kesehatan melalui audiovisual terhadap


tingkat pengetahuan dan norma subyektif remaja tentang bullying.

2. Aspek Praktisa.

a. Institusi PendidikanSebagai masukan dan pertimbangan dalam memberikan pendidikan


kesehatan tentang bullying

b. Remaja Menambah wawasan tentang bullying, sehingga dengan pengetahuan yang baik
dapat mengurangi kejadian bullying

c. Peneliti LainPeneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya.

d. ProfesiHasil penelitian ini diharapkan mampu memotivasi perawat untuk lebih memberikan
informasi kepada guru tentang pentingnya pengetahuan bullying.
BAB II

MINI RISET

2.1 Hakekat Bullying

Bullying yang berasal dari bahasa Inggris “bully” yang berarti menggertak atau
mengganggu, bullying dapat diartikan dengan sebuah situasi dimana terjadi penyalahgunaan
kekuasaan atau kekuatan. Kekuatan di sini tidak hanya secara fisik, tapi juga mental. Akhir
akhir ini mem-bully menjadi persoalan yang banyak di temui di kalangan pelajar, lebih lebih
pada siswa sekolah dasar yang belum memahami secara sempurna arti dari kesatuan bangsa,
dan kurangnya perhatian dan pengawasan dari berbagai pihak.

Menurut Herbert Lee dalam (Sisca,Indriyani 2019:11) mendefinisikan bullying sebagai


suatu hal yang mengerikan dan kejam yang dilakukan oleh seseorang kepada anak atau
sekelompok anak. Bullying dapat terjadi sekali atau berulang ulang. Korban bullying akan
merasakan malu, sakit atau terhina dan terancam. Adapun pelaku bullying mungkin saja tidak
menyadarinya. Dapat disimpulkan bahwa menurut Herber perilaku bullying dilakukan oleh
pelaku bullying secara berulang ulang, dan berdampak pada psikologis korban perilaku
bullying.

Dikatakan sebagai bullying karena sifat perilaku ini mengganggu korban sehingga
membuat mereka merasa tidak nyaman sampai pada keadaan putus asa apabila tidak bisa
mengatasi dan merasa tidak ada pula yang membantu mereka untuk mengatasinya. Bullying
merupakan tindakan yang bersifat mengganggu dan bahkan mencelakai secara fisik, mental,
maupun sosial seseorang yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban mereka. Perilaku
mengganggu atau bullying ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang lama, berbulan-
bulan bahkan sampai beberapa tahun ketika si pelaku masih bisa bertemu dengan korbanya.
Sifatnya yang terus-menerus dan cenderung menetap ketika tak segera mendapat penanganan
dengan baik inilah yang membuat korban bullying sangat dirugikan terutama secara
psikis/mental.

2.2 Jenis-Jenis Bullying

Ada empat jenis macam bullying, diantaranya :

1) Bullying Verbal

Bullying verbal adalah berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam,
penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan, seksual,
teror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang
keji dan keliru, gosip dan sebagainya. Bullying verbal merupakan salah satu jenis yang paling
sederhana dan mudah dilakukan, dan bully bentuk verbal akan menjadi awal dari perilaku bully
yang lainnya, serta dapat menjadi langkah awal menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.
2) Bullying Fisik

Bullying fisik termasuk dalam katagori kekerasan langsung yang mengacu pada
tindakan yang menyerang fisik atau psikologis seseorang secara lansung, yang termasuk dalam
katagori ini seperti penculikan, penyiksaan, dan penganiayaan, semua tindakan tersebut
merupakan tindakan yang tidak benar yang mengganggu hak-hak asasi manusia yang paling
mendasar, yakni hak untuk hidup (Jamil Salmi dalam Eli Wardiati 2017:15).

Jadi Bullying fisik adalah aksi bully yang dapat dilihat dengan mata dan di rasakan,
seperti halnya memukuli, menggigit, meludahi, menampar, mencekik, dan merusak serta
menghancurkan barangbarang milik sesama. Bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan
mudah untuk diidentifikasi, karena langsung bersentuhan dengan fisik antara pelaku dan
korban. Bully fisik ini merupakan hal yang tak jarang di temui di kalangan siswa sekolah dasar,
kontrol emosi yang belum stabil membuat mereka cenderung lebih nekat untuk melakukan aksi
kekerasan fisik.

3) Bullying Relasional (Mental Psikologis)

Bullying relasional salah satu bentuk bullying yang tidak dapat diukur, dan tidak
tampak oleh kasat mata, jenis bullying relasional ini dapat menyebabkan menurunnya mental
seorang anak, dan mengakibatkan psikologi korban terganggu dan degradasi moral bagi pelaku.

4) Bullying Elektronik

Bullying Elektronik adalah salah satu bentuk perilaku bullying yang dilakukan
pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, internet, e-mail, dan sebagainya.
Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan
rekaman vidio atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. Bullying
jenis ini jarang di temui di tingkat sekolah dasar, karena pada usia sekolah dasar seorang anak
biasanya lebih banyak berinteraksi langsung dibanding dengan media sosial.

2.3Metode Survey

a. Tempat Survey

Tempat penelitian survey dilakukan di sekolah SMA SWASTA MARKUS MEDAN .


Penelitian ini dilakukan dengan secara offline atau secara langsung dengan menggunakan
media soal angket dan wawancara.

b.Waktu Survey

Adapun alokasi waktu yang digunakan pada penelitian ini adalah Senin 24 Oktober
2023 yang mana waktu tersebut sebagai pemberian kuesioner kepada subjek penelitian
sekaligus hasil dari jawaban kuesioner.
c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA SWASTA MARKUS MEDAN

2.4 Hasil dan Pembahasan

a. Hasil Angket

HASIL ANGKET
80

70

60

50

40

30

20

10

0
merasa putus asa mengalami intimidasi menjadi korban bullying siswa sering bolos

selalu sering tidak pernah

b. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan di SMA Swasta Markus Medan, kami
memperoleh hasil banyak siswa yang menjadi korban bully. Hal ini menyebabkan siswa
menjadi putus asa.
BAB III

REKAYASA IDE

3.1 Identifikasi Permasalahan

Bentuk bullying dapat berupa langsung maupun tidak langsung. Bentuk bullying yang
ditemukan di SMA Swasta Markus Medan adalah bentuk langsung, seperti memukul,
mendorong, memaksa, memalak, dan lain sebagainya. Siswa membentuk geng yang terdiri dari
beberapa anak. Mereka sering mengintimidasi siswa lain apabila tidak mau mengikuti perintah
mereka. Contohnya kasus di SMA Swasta Markus Medan , di sekolah ini terdapat sebuh geng
yang terdiri dari beberapa siswa. Mereka selalu melakukan hal yang menyimpang saat di
sekolah maupun di luar sekolah. Contoh di sekolah, salah satu siswa disuruh untuk mencuri
jajan di kantin sekolah, apabila ia tidak mau menuruti, maka siswa tersebut akan diancam akan
dihajar pada saat pulang sekolah, menghina teman yg lebih rendah. Maka dengan rasa takut
siswa yang disuruh itupun langsung menuruti apa yang diperintahkan temannya. Dengan
kebiasaan tersebut, seiring berjalannya waktu anak yang tadinya terpaksa melakukan hal yang
menyimpang akhirnya bergabung dengan geng. Dan di geng tersebut ga segan segan untuk
memukul target?korban yang tidak menuruti perintahnya. Bahkan sampai ejek,di cacimaki,
diludahi jika tidak menuruti perintah nya.

3.2 Penyebab Bullying

Setelah melaksanakan wawancara kepada kepala sekolah, guru kelas, dan orang tua
wali siswa, ditemukan hasil bahwa penyebab perilaku bullying adalah faktor internal siswa,
yaitu broken home, kurang perhatian dari orang tua, dan tayangan di televisi yang cenderung
ditiru oleh siswa.

a. Broken home, Siswa yang mengalami broken home cenderung mengalami tekanan
emosional yang tinggi dengan usia yang belum siap mengalami hal tersebut. Dampaknya, siswa
akan mengalami penyimpangan apabila tidak dikontrol oleh keluarga, terutama orang tua.
Seorang anak yang selalu melihat orang tuanya bertengkar, mindset mereka akan berubah dan
memiliki pengertian bahwa pertengkaran merupakan hal yang biasa dilakukan. Sehingga di
luar lingkungan keluarga akan berperilaku serupa dengan temannya.

b. Kurang perhatian, Orang tua selalu bekerja keras untuk dapat menyekolahkan anaknya.
Tetapi di sisi lain ketika orang tua terlalu sibuk bekerja, terkadang mereka lupa bahwa anaknya
kurang diberi perhatian. Siswa yaing melakukan bullying, kebanyakan orang tuanya berangkat
bekerja ketika anaknya masih tertidur dan pulang bekerja ketika anaknya sudah tidur. Anak
hanya diberi uang untuk keperluan sehari-hari tanpa memikirkan untuk apa uang tersebut
digunakan. Mereka tidak mengetahui kegiatan yang telah dilewati oleh anak.

c. Tayangan televisi, banyak sekali tayangan televisi yang yang kurang sesuai dengan usia .
Tetapi, anak dibawah umur lebih tertarik pada tayangan tersebut. Sehingga berdampak pada
perilaku siswa yang meniru adegan di televisi.
3.3 Upaya untuk Mengatasi Bullying

Upaya yang telah dilakukan sekolah untuk mengatasi hal tersebut antara lain:

a. Bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk melakukan sosialisasi dengan siswa.


Diharapkan siswa dapat mendapatkan pengetahuan baru yang berguna untuk masa depan
mereka. Menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah, hal ini cukup berhasil beberapa
minggu setelah acara tersebut dilaksanakan, tetapi mereka mengulanginya lagi di kemudian
hari.

b. Bekerjasama dengan pihak orang tua siswa. Setelah ada kejadian bullying, kepala sekolah
memanggil orang tua siswa yang bersangkutan. Kemudian member pengertian pengertian
bahwa anaknya telah melakukan penyimpangan. Orang tua diharapkan lebih mengontrol lagi
kegiatan siswa di sekolah maupun di rumah.

c. Bekerjasama dengan pihak pemerintah desa. Siswa pelaku bullying juga melakukan
penyimpangan di lingkungan rumah, mereka kerap berkumpul di poskamling sekitar rumah
mereka. Dengan adanya hal tersebut, sekolah bekerjasama dengan pemerintah agar dapat ikut
mengontrol.

3.4 Solusi dan Pembahasan

Solusi yang bisa kami lakuka untuk mengatasi permasalahan siswa SMA Markus Medan
mengenai kasus bullying yaitu dengan memberikan sosialisasi dan pendekatan kepada siswa.
Pembullyan yang terjadi di sekolah sering menjadi bahan pemderitaan bagi kehidupan
seseorang. Sering sekali kejadian bullying ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan juga
pemahaman tentang bullying. Maka dari itu kami melakukan sosialisasi di sekolah tersebut
guna menyadarkan siswa mengenai bahaya bullying. Jika semua orang memahami bentuk-
bentuk perundungan, dampak yang ditimbulkan bagi korbannya, dan juga bagaimana
menghindari bullying, maka akan lebih mudah untuk meminimalisir potensi bullying di
sekolah. Bentuk-bentuk sosialisasi dapat dilakukan dengan cara menempelkan poster-poster
anti bullying, menyelipkan pesan anti bullying dalam pembelajaran, atau ketika kepala sekolah
atau guru memberikan amanat pada saat upacara bendera.
BAB IV

PROYEK

4.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan sosialisasi ini yaitu pendekatan Behavioral dimana
berbicara dimuka umum dengan tema “Bahaya Bullying”. Dan menempelkan poster-poster
anti bullying. Agar dapat membuka wawasan siswa akan bahaya nya bully.

4.2 Tempat, Waktu dan Peserta Seminar

Tempat: SMA Swasta Markus Medan

Waktu: Sabtu, 11 November 2023

Peserta: Siswa/siswi SMA Markus Medan

4.3 Gambar Hasil Pelaksanaan

a. Lampiran Sosialisasi
b. Lampiran Bersama Siswa/Siswi
c. Lampiran Tempel Poster
d. Lampiran Mini Riset
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bibit bullying sudah terlihat pada anak usia dini. Namun, kebanyakan orang dewasa tidak tahu
bahwa perbuatan tersebut adalah bentuk dari bullying. Bullying yang terjadi pada anak usia
dini berupa bullying verbal dan bullying fisik. Bullying verbal pada anak usia dini, berupa:
menjulurkan lidah, mengolok, mengejek, mengucilkan anak lain, menceritakan hal yang tidak
baik, berkata kasar kepada teman. Perilaku bullying fisik anak usia dini, berupa: mencubit,
memukul, menendang, menarik rambut, menampar, meninjak kaki, dan mendorong temannya.
Tindakan preventif yang dilakukan oleh guru terhadap bullying adalah mengamati setiap
kegiatan yang dilakukan anak dan tindakan social, seperti: resional instrumental, rasional nilai,
dan afektif.

5.2 Saran

Saran

Berdasarkan hasil-hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, ada
beberapa saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

(1) Diharapkan kepada guru BK senantiasa lebih meningkatkan pemahaman mengenai


perilaku bullying yang dilakukan siswa disekolah, khususnya pemahaman mengenai dampak
perilaku bullying

(2) Guru BK senantiasa lebih meningkatkan perannya dalam bekerjasama dengan personil
sekolah yang terkait seperti kepala sekolah dan guru mata pelajaran

(3) Diharapkan pada masa yang akan datang guru BK dalam memberikan layanan telah
mempunyai perencanaan yang matang untuk upaya pencegahan perilaku bullying. Khusunya
dalam perencanaan layanan bimbingan kelompok karena layanan ini sangat membantu sekali
bagi siswa untuk dapat mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan
sikap yang menunjang terwujudnya tingkah laku yang lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Mahriza, R., Rahmah, M., & Santi, N. E. (2020). Stop Bullying: Analisis Kesadaran dan
Tindakan Preventif Guru pada Anak Pra Sekolah. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 5(1), 891-899.

Purnaningtias, F., Aika, N., Sucipto, A., & Putri, Z. M. B. (2020). Analisis peran pendidikan
moral untuk mengurangi aksi bully di sekolah dasar. Autentik: Jurnal Pengembangan
Pendidikan Dasar, 4(1), 42-49.

Ulfah, W. V., Mahmudah, S., & Ambarwati, R. M. (2017). Fenomena school bullying yang tak
berujung. Intuisi: Jurnal Psikologi Ilmiah, 9(2), 93-100.

Yunika, R., & Alizamar, A. (2013). Upaya guru bimbingan dan konseling dalam mencegah
perilaku bullying di sma negeri se kota padang. Konselor, 2(3).

Anda mungkin juga menyukai