Oleh:
Kelompok 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas
perkenan-Nya tugas penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah yang berjudul “Pendidikan dan Hubungan Antar Kelompok” ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
2. Bagus Setiawan, M.Pd selaku dosen pengampu
3. Teman-teman dan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat dan
mendapat ridha dari Allah SWT.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II : PEMBAHASAN
A. Prasangka dalam Hubungan Antar Kelompok...................................................... 3
B. Pendidikan Umum dan Hubungan Antar Kelompok............................................ 5
C. Struktur Hubungan Antar Kelompok di Sekolah.................................................. 5
D. Usaha-Usaha Memperbaiki Hubungan Antar Kelompok di Sekolah................... 7
E. Efektivitas Pendidikan Antar Golongan............................................................... 8
F. Dasar-Dasar Bagi Pendidikan Antar Golongan.................................................... 9
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan prasangka dalam hubungan antar kelompok.
2. Untuk mendeskripsikan pendidikan umum dan hubungan antar kelompok.
3. Untuk mendeskripsikan struktur hubungan antar kelompok di sekolah.
4. Untuk mendeskripsikan usaha-usaha memperbaiki hubungan antar kelompok di sekolah.
5. Untuk mendeskripsikan efektivitas pendidikan antar golongan.
6. Untuk mendeskripsikan dasar-dasar bagi pendidikan antar golongan.
BAB II
PENDAHULUAN
2
prasangka tidak semata-mata ditentukan oleh pendidikan saja. Pendidikan dapat merupakan
faktor yang menentukan kedudukan, rasa harga diri, rasa ketentraman hidup yang turut
menentukan prasangka. Ada kemungkinan mengurangi, tetapi dapat pula memperkuat
prasangka.3[3]
3
Ada peluang terbentuknya kelompok karena persamaan agama. Kegiatan perayaan dan
peribaratan agama yang mereka anut sering mempertemukan mereka dalam kebersamaan dan
kepemilikan. Namun, hal ini bukanlah faktor dominan dikalangan anak sekolahan.
5
Hubungan pribadi dengan anggota kelompok lain akan mengurangi prasangka. Oleh sebab
itu bila hubungan tidak disertai dengan pengalaman yang menyenangkan maka prasangka yang
ada tidak akan berkurang.
Sekolah merupakan lembaga yang efektif untuk mengurangi prasangka yang tidak dapat
didukung dengan bukti-bukti yang meyakinkan. Efektifitas program khusus tentang hubungan
antar kelompok tidak mudah dinilai. Kebanyakan program itu corak pemberian informasi yang
kemudian diuji dengan tes tertulis.6[6]
Sudarja menyebutkan bahwa sebagai sebuah sistem, sekolah mempunya iketerkaitan dengan
sistem lainnya di luar sekolah. Sistem luar itu meliputi orang tua siswa, masyarakat sekitar
sekolah, dinas-dinas, kepolisian, lembaga keagamaan, dan lain-lain.7[7] Sekolah hanya salah satu
dari sejumlah daya-daya sosial yang mempengaruhi hubungan antar golongan. Sekolah tak
mampu mengubah masyarakat. Untuk menghilangkan prasangka terhadap golongan lain, seluruh
masyarakat harus turut serta termasuk pemerintah yang harus berusaha meniadakan segala
macam bentuk deskriminasi. Juga guru-guru harus menjadi model pribadi yang toleran ucapan
maupun perbuatannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Prasangka dalam hubungan antar kelompok:
a. Prasangka sebagai sesuatu yang dipelajari
b. Prasangka sebagai alat mencapai tujuan praktis
c. Prasangka sebagai aspek pribadi
d. Pendekatan multi dimensional
2. Makin tinggi pendidikan seseorang makin kurang prasangkanya terhadap golongan lain, makin
toleran sikapnya terhadap golongan minoritas.
3. Tiap sekolah mempunyai pola hubungan tertentu antar guru, antar murid, antar guru dengan
murid, yaitu stuktur sosial yang mempengaruhi sikap dan kelakuan murid.
8
4. Usaha-usaha untuk memperbaiki hubungan antar kelompok di sekolah salah satunya antara lain
menggugah nilai-nilai dan sikap anak-anak secara individual, rasa keadilan, rasa keagamaan
yang mengemukakan kesamaan manusia di hadapan Tuhan.
5. Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan di mana hasil yang dicapai sesuai
dengan rencana atau program yang telah ditetapkan sebelumnya. Sekolah merupakan lembaga
yang efektif untuk mengurangi prasangka yang tidak dapat didukung dengan bukti-bukti yang
meyakinkan.
6. Program-program tentang hubungan antar-golongan dapat dilakukan menurut pola pelajaran
yakni dengan menyampaikan informasi seperti pelajaran sejarah, geografi, dan lain lain.
B. Saran
Untuk pendidik dan calon pendidik diharapkan mampu menerapkan interaksi yang positif
dalam hubungan antar kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
10
11
12
13
15
[7] Mahmud, SosiologiPendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hal. 169.
16
[8] Meyribkha, Pendidikan dan ..., diakses pada Jumat, 17 aret 2017
14
15
16