Anda di halaman 1dari 18

PERAN PEMUDA KRISTEN DALAM KEHIDUPAN

BERMASYARAKAT

Untuk memenuhi persyaratan

Ujian Akhir Semester

Oleh:

Arnold Adrian Siburian

NIM : 216772012143

Jakarta

Desember 2016
UNTUK PEMUDA/PEMUDI KRISTEN YANG MENGINGINKAN
TERCIPTANYA KERUKUNAN BERMASYARAKAT

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena dengan
bimbingan-nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis yang berjudul Peran
Pemuda Kristen Dalam Kehidupan Bermasyarakat ini saya susun untuk memenuhi
persyaratan tugas akhir semester mata kuliah Bahasa Indonesia di Sekolah Tinggi Filsafat
Teologi Jakarta.

Tidak sedikit rintangan dan kendala yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan
karya tulis ini. Namun, semua itu dapat penulis lalui berkat bantuan dari orang-orang yang
memiliki kepedulian terhadap penulisan ini. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Dr. Maria Josephine Mantik, M.Hum., D.Min. selaku dosen Bahasa Indonesia yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan karya tulis ini.

2. Ibu Maria Victoria Juanita Setiawan, M.Si, selaku dosen Bahasa Indonesia yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan karya tulis ini.

3. Orang tua saya, Welly Siburian dan Suzana Magdalena Rindorindo, yang selalu
memberikan dukungan psikologis dan materi serta kasih sayang.

4. Tesalonika Triningtyas Enggarpeni Elworo, yang telah memberi dukungan dalam bentuk
perhatian saat penulisan karya tulis ini.

5. Teman-teman Sekolah Tinggi Filsafat Teologi angkatan 2016, yang telah memberikan
masukan dalam penulisan karya tulis ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kata sempurna. Namun
penulis berharap karya tulis ini dapat berguna bagi para pembacanya.

Jakarta, 14 Desember 2016

Arnold Adrian Siburian


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................2

D. Sistematika Penulisan..................................................................................................2

BAB 2.........................................................................................................................................3

KAJIAN TEORETIS..................................................................................................................3

2.1 Pengertian Pemuda Kristen..............................................................................................3

2.2 Pengertian Sumber Daya Manusia...................................................................................4

2.3 Pengertian Kegiatan Sosial..............................................................................................5

2.4 Pengertian Kerukunan dan Toleransi...............................................................................6

BAB 3.........................................................................................................................................8

PEMBAHASAN........................................................................................................................8

3.1 Alasan Munculnya Kegiatan Sosial Pemuda Kristen.......................................................8

3.2 Kurangnya Sumber Daya Manusia..................................................................................9

3.3 Dampak Kegiatan Sosial Pemuda Kristen.....................................................................10

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................12

4.2 Saran...............................................................................................................................12

DAFTAR ACUAN...................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Berdasarkan
sensus penduduk pada tahun 2010, penduduk Indonesia diketahui berjumlah 237.641.326
jiwa. Ini adalah salah satu akibat dari masalah tingginya tingkat pertambahan penduduk yang
tidak bisa di kontrol. Dengan jumlah penduduk sebanyak ini membuat Indonesia menghadapi
masalah-masalah, terutama di bidang sosial. Masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan
adalah masalah utama di negri ini.

Permasalahan ini membuat peran-peran masyarakat, dalam hal ini pemuda Kristen,
dibutuhkan untuk mau membantu pemerintah dalam meringankan permasalahan ini. Pemuda-
pemuda ini melalui Gereja maupun organisasi sosial, mulai aktif menjalankan misi-misi
sosialnya. Ada yang membantu dengan membagi-bagikan makanan, melakukan pemeriksaan
kesehatan gratis bagi penduduk miskin dan ke panti-panti asuhan, atau yang mau mengajar
pelajaran-pelajaran akademik ataupun non-akademik.

Selain digerakan dari keprihatinan pemuda/pemudi Kristen kepada permasalahan


soisal di masyarakat, kegiatan-kegiatan sosial ini juga dapat menjadi langkah untuk
menciptakan kerukunan dan toleransi. Indonesia sebagai negara yang plural memang sensitif
terhadap isu-isu agama. Dengan adanya kegiatan-kegiatan sosial ini, dapat membuat
masyarakat berpikir bahwa sebenarnya agama bukanlah halangan untuk saling membantu dan
berbuat baik, sehingga masyarakat bisa menerima kemajemukan di Indonesia dan bukan
malah menolaknya.

Dengan tujuan yang baik itu, tidak membuat aktivis-aktivis ini jauh dari masalah.
Masalah yang utama adalah kurangnya sumber daya. Ini dikarenakan banyak
pemuda/pemudi Kristen lebih sibuk dengan urusan akademik maupun pekerjaannya. Selain
itu juga dikarenakan banyak pemuda Kristen yang lebih memilih mengikuti komunitas-
komunitas yang bertujuan untuk bersenang-senang saja, contohnya geng motor. Selain itu
juga karena sulitnya mencari dana. Ini dikarenakan organisasi-organisasi sosial adalah
organisasi yang sumber dananya dari sumbangan atau dari penjualan-penjualan barang yang
untungnya tidaklah terlalu banyak.

Dari kedua masalah ini, yang menjadi sorotan penulis adalah masalah kurangnya
sumber daya, khususnya bagi pemuda/pemudi Kristen yang lebih mementingkan
kesenangannya saja daripada mengikuti kegiatan-kegiatan sosial. Di zaman sekarang
memang sangat mudah menemui komunitas-komunitas anak remaja hingga pemuda yang
berjutuan untuk mencari kesenangan. Hal ini lebih memprihatinkan lagi jika organisasi-
organisasi yang mereka ikuti tidak semata-mata mencari kesenangan, namun juga melakukan
tindakan yang mengganggu masyarakat, bahkan melanggar hukum.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana permasalahan sumber daya manusia memperngaruhi organisasi-organisasi
sosial pemuda Kristen dan dampak kegiatan sosial itu kepada masyarakat ?

C. Tujuan Penelitian
Untuk memaparkan kegiatan sosial pemuda Kristen yang bertujuan menciptakan
kerukunan dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

D. Sistematika Penulisan
Bab 1 merupakan pendahuluan yang memaparkan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 merupakan kajian teoretis yang menjelaskan yang dimaksud pemuda Kristen,
pengertian kegiatan sosial, dan pengertian kerukunan dan toleransi

Bab 3 merupakan pembahasan yang berisi faktor munculnya kegiatan sosial yang
dilakukan pemuda Kristen, masalah sumber daya manusia, dam dampak dari kegiatan-
kegiatan sosial tersebut.

Bab 4 merupakan kesimpulan dan saran.


BAB 2

KAJIAN TEORETIS

2.1 Pengertian Pemuda Kristen

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)


mendefinisikan pemuda adalah mereka yang sedang menjalani transisi dari masa kanak-
kanak menuju periode ketika mereka dituntut untuk menjadi lebih mandiri dan independen.
Pada periode tersebut, mereka juga diharapkan untuk memiliki kepekaan sebagai bagian dari
masyarakat tempatnya beraktivitas. Manusia pada tahap pemuda dibatasi oleh usia. Usia yang
menjadi acuan tidak selalu sama. Menurut UNESCO rentang usia pemuda adalah dari umur
15-24 tahun. Menurut UU nomor 40 tahun 2009, pemuda memiliki rentang usia antara 15-30
tahun. World Health Organization bahkan memasang rentang yang lebih panjang, yakni 18-
65 tahun. (Selasar Politik Website 2016)

Dengan beragamnya rentang umur seseorang yang dianggap pemuda secara biologis,
yang dimaksud pemuda disini adalah mereka yang memiliki pemikiran yang matang,
bertanggung jawab, dan juga memiliki kekuatan fisik yang cukup untuk melakukan kegiatan
sosial. Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan sosial yang dilakukan, membutuhkan ketiga
poin tersebut agar para pemuda-pemuda ini nantinya memiliki kegiatan yang jelas dan yang
pastinya membantu masyarakat, selain itu kekuatan fisik diperlukan karena dalam kegiatan
sosial menuntut tenaga yang ekstra agar pemuda-pemuda yang nantinya berperan dalam
kegiatan sosial tidak mudah kelelahan.

Pemuda bukan hanya soal umur. Pemuda adalah soal kedewasaan pemikiran. Manusia
pada hakikatnya akan menjadi tua seiring bertambahnya umur, namun tidak semua orang
dapat dewasa dalam berpikir. Ini diperlukan seorang pemuda yang ingin menjadi pegiat sosial
karena banyaknya permasalahan saat melakukan kegiatan tersebut dan menuntut kita mencari
solusi dengan cepat. Pemuda harus memiliki semangat dalam melayani sesama. Rela untuk
mengorbankan waktu dan tenaganya demi orang lain yang membutuhkan bantuannya.

Jadi, pemuda Kristen yang dimaksud adalah orang-orang Kristen yang sudah dapat
berpikir matang, bertanggung jawab, dan memiliki kekuatan fisik yang cukup kuat. Mereka
dituntut untuk mengutamakan orang lain. Pemuda Kristen ada untuk melayani sesama
meskipun dia tidak mendapat keuntungan. Tetapi ini tidak menjadi batasan untuk mereka
yang memiliki kekurangan fisik. Mereka yang memiliki kekurangan fisik juga bisa membantu
dengan pemikiran-pemikiran atau hal lain yang dapat membantu jalannya kegiatan sosial
tanpa harus turun langsung ke lapangan.

2.2 Pengertian Sumber Daya Manusia


Menurut Sonny Sumarsono, Sumber Daya Manusia atau human recources
mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan
dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan
oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua,
SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja
tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan
ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan atau masyarakat. (Humancapital Journal 2016)

Menurut Mathis dan Jackson SDM adalah rancangan sistem-sistem formal dalam
sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien
guna mencapai tujuan organisasi.Demikian pula menurut The Chartered Institute of Personnel
and Development (CIPD) dalam Mullins (2005). Sumber daya manusia dinyatakan sebagai
strategi perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan untuk mengelola manusia untuk kinerja
usaha yang optimal termasuk kebijakan pengembangan dan proses untuk mendukung strategi.

Hasibuan Pengertian Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya
pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan
lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi
kepuasannya. SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya
kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM atau manusia
menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal atau
canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang
dibawa sejak lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan
pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ).
Intinya sumber daya manusia adalah faktor terpenting dalam suatu
perusahaan/organisasi, karena manusia adalah penggerak suatu perusahaan/organisasi. SDM
yang dimaksud juga adalah manusia yang memiliki dedikasi tinggi terhadap visi dari
organisasi yang diikuti. Tidak ada yang bisa mengatur dan menjalankan suatu organisasi jika
tidak memiliki SDM.

2.3 Pengertian Kegiatan Sosial


Kegiatan sosial adalah salah satu bentuk kepedulian seseorang atau kelompok
terhadap individu atau kelompok lain yang dirasa memiliki keterbatasan kondisi.
Keterbatasan kondisi ini dapat berupa keterbatasan sandang, pangan, papan, maupun
kesehatan/fisik yang disebabkan oleh berbagai kondisi. Misalnya, seperti bencana,
penyandang disabilitas, ataupun kondisi keuangan. Kegiatan sosial saat ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara oleh berbagai golongan. Kegiatan-kegiatan seperti bakti sosial,
kunjungan sosial, pemeriksaan kesehatan gratis, maupun gerakan-gerakan seperti gerakan
Indonesia mengajar juga merupakan bentuk kepedulian sosial.

Pada dasarnya kegiatan sosial mengacu pada kata sosial. Hal ini terkait dengan kebutuhan
manusia antara satu dengan yang lain. Disinilah peran kegiatan sosial. Kegiatan sosial dapat
menyokong kehidupan masyarakat menjadi lebih baik serta menciptakan kesetaraan sosial.
Peran ini menjadi penting melihat banyaknya kondisi masyarakat yang berkekurangan dari
segi ekonomi atau kesenjangan sosial. Melalui kegiatan sosial kita diajak untuk lebih peka
dan peduli terhadap keadaan sekitar. Sifat ini perlu dikembangakan sejak dini, sehingga
kepedulian ini dapat menjadi langkah awal yang mencegah terjadinya sikap apatis pada
masyarakat.

Pada hakikatnya, sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan, kita memiliki kewajiban
untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa
setiap gerakan yang kita lakukan dalam kegiatan sosial adalah murni karena kepedulian kita
akan masyarakat. Sehingga, dalam penerapannya kita dapat mempertimbangkan dan
mengambil keputusan yang tepat dalam memberi bantuan yang dapat memberikan bekal
untuk masa depan mereka serta memberikannya pada orang yang tepat pula.

Pada era kini, kegiatan sosial kurang dimaknai secara esensial. Kegiatan sosial kini dilakukan
pada pihak yang kurang tepat. Biasanya sasaran dari kegiatan sosial adalah pihak yang
mampu secara ekonomi ataupun mereka sudah menerima bantuan yang cukup dari pihak lain.
Hal ini menyebabkan kurangnya kesetaraan sosial antar-wilayah. Selain itu juga dapat
memicu adanya kecemburuan sosial.

Kegiatan sosial banyak dipahami sebagai bentuk bantuan secara langsung untuk masyarakat
kurang mampu. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, namun perlu diperhatikan bahwa
bantuan tersebut akan lebih baik, jika memiliki nilai esensi yang baik pula. Misalnya saja,
seperti pemberian jasa perpustakaan keliling bagi masyarakat di daerah terpencil dan kegiatan
lainnya. Manfaat dari kegiatan sosial ini adalah dapat memberikan bantuan berupa ilmu
pengetahuan yang disalurkan melalui buku-buku.

Berdasarkan kondisi saat ini, dapat dikatakan kegiatan sosial masih bersifat non-preventif.
Perlu diketahui sifat dari kegiatan sosial seperti ini akan menjadi kurang bermakna jika hanya
memberikan bantuan dana maupun sebatas barang-barang kebutuhan pokok. Selain itu, pihak
penerima bantuan akan cenderung memiliki ketergantungan atas bantuan yang telah
diberikan. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini hanya menyelesaikan masalah yang bersifat
sementara dan tidak solutif. Oleh sebab itu dibutuhkan pemahaman mendalam akan kegiatan
sosial saat ini.

Kegiatan sosial lebih berdaya guna jika membagikan sesuatu yang bermakna lebih bagi
banyak orang. Bentuk dari kegiatan ini dapat bermacam-macam, seperti memberikan
pelatihan kerja bagi para tuna wisma atau penyandang disabilitas, memberikan pengajaran
bagi anak-anak putus sekolah, maupun memberikan penyuluhan kesehatan di beberapa
daerah pelosok. Selain bersifat mencegah, kegiatan semacam ini memberikan rasa tanggap
seseorang akan kesejahteraan hidup di masa mendatang. (Davids Blog Website 2016)

2.4 Pengertian Kerukunan dan Toleransi


Secara umum kerukunan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana tercipta suatu
keseimbangan sosial dalam masyarakat. Kerukunan ini juga bisa diartikan sebagai keadaan
atau situasi bebas konflik. Bila ditinjau lebih jauh terutama bila dilihat dari kata dasarnya,
rukun, maka kerukunan bukan hanya sebagai suatu situasi atau kondisi semata tetapi lebih
dari itu kerukunan mencerminkan suatu relasi yang intim antar individu ataupun kelompok
dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat atau beragama. Kerukunan Hidup Beragama
suatu kondisi sosial dimana semua golongan agama dapat hidup bersama-sama tanpa
mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya sehingga
masing-masing pemeluk agama dapat hidup dalam keadaan rukun dan damai. (Prezi Website
2016)

Toleransi adalah suatu sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok atau antar
individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Toleransi adalah suatu perbuatan
yang melarang terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan
yang berbeda dalam masyarakat. Toleransi ini bisa terlihat jelas pada agama. Toleransi agama
sering kita jumpai di masyarakat. Adanya toleransi agama menimbulkan sikap saling
menghormati masing-masing pemeluk agama.

Pengertian lainnya dari toleransi adalah suatu sikap seseorang atau kelompok
mayoritas dan minoritas untuk saling menjaga perasaan atau saling menghormati. Sikap
toleransi yang tumbuh dari masing-masing individu memberikan nilai tersendiri apabila dia
terjun ke masyarakat. Tanpa adanya toleransi, maka di masyarakat bisa sering terjadi
pertengkaran, perkelahian, ataupun bisa saling mematikan kelompok satu dengan kelompok
lainnya. Toleransi memberikan perlindungan kepada kelompok minoritas dari kelompok
mayoritas. Lingkup toleransi bukan hanya pada satu bidang saja, namun ada cukup banyak
bidang atau lingkup yang membutuhkan sikap toleransi. (Pengertian Menurut Para Ahli
Website 2016)
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Alasan Munculnya Kegiatan Sosial Pemuda Kristen


Dengan banyaknya permasalahan sosial di Indonesia, pemerintah dirasa memiliki
beban yang terlalu berat dalam mengatasi permasalahan ini. Dengan populasi yang begitu
banyak dan banyak juga yang membutuhkan pertolongan, dan juga wilayah yang sangat luas
menuntut pemerintah bekerja ekstra dalam mengatasi permasalahan sosial yang ada. Terlalu
peliknya permasalahan ini ditambah keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia
membuat pemerintah terlihat kurang mampu mengatasi permasalahan ini. Ini memang
tantangan besar bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Masalah sosial utama yang dihadapi oleh Indonesia adalah kemiskinan. Badan Pusat
Statistik mencatat pada bulan Maret tahun 2016, penduduk miskin (penduduk dengan
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,01
juta orang (10,86% total penduduk Indonesia). Meskipun angka ini berkurang sebesar 0,50
juta orang dibandingkan dengan kondisi pada bulan September tahun 2015, jumlah ini masih
pada level yang tinggi. Masalah kemiskinan ini juga menimbulkan masalah baru, yaitu
buruknya tingkat kesehatan dan pendidikan masyarakat.

Kemiskinan ini berdampak pada banyaknya anak Jalanan. Mereka adalah anak-anak
yang membantu orang tuanya mencari nafkah dengan mengamen, menjadi penjual koran,
pedagang asongan, dan lain-lain. Anak-anak ini biasanya berusia 7-15 tahun. Mereka yang
pada usia ini harusnya bersekolah malah bekerja dan dipandang sebelah mata oleh orang-
orang. (Fanggidae 1993, 122-123)

Permasalahan itulah yang menjadi faktor munculnya kegiatan sosial yang dilakukan
pemuda/pemudi Kristen. Mereka yang tergerak untuk membantu orang lain yang memiliki
masalah sosial. Pemuda Kristen inilah yang mempunyai impian besar: Dunia harus berubah
dan Tuhan memanggil saya untuk melakukannya. Ketika mereka sudah menyiapkan mental
dan fisiknya untuk tujuan yang mulia. (Adiprasetya, Indrasmoro, Marhaendhy, Fransisca,
Pitoyo Susanto 2011, 3)
Dalam sebuah wawancara terhadap teman saya di STFT Jakarta bernama Dery
Mahendra Putra Ayub, dia mengungkapkan bahwa di daerah asalnya di Biak, Papua, terdapat
organisasi pemuda yang bergerak di bidang sosial. Salah satu yang dia ikuti adalah PAM
(Persekutuan Anak Muda). PAM sendiri masih bersifat lokal, yakni bergerak antar kelurahan
dan kecamatan. Kegiatan rutin PAM setiap minggunya adalah gotong royong membersihkan
lingkungan. Selain itu PAM juga sering menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis
melalui kerjasamanya dengan puskesmas setempat. Ini dilakukan karena menurut penduduk
disana, pelayanan di rumah sakit membutuhkan proses yang panjang.

Di daerah tempat tinggal saya sendiri, di Metro, Lampung, terdapat kumpulan pemuda
yang melayani anak-anak orang miskin di pedalaman Lampung dengan mendirikan tempat
belajar bersama. Nama tempat belajar itu adalah Rumah Belajar Pelita Damai. Seluruh
sukarelawannya beragama Kristen dan bekerja sebagai perawat di rumah sakit Mardi Waluyo
Metro, Lampung. Salah satu anggotanya bernama Wahyu Nugroho. Di rumah belajar itu dia
adalah sebagai pengajar. Rumah belajar ini didirikan untuk meningkatkan pendidikan anak-
anak di daerah itu. Anak-anak di didik dengan belajar dan bermain. Sekolah ini mendapat
tanggapan positif dari masyarakat yang hampir seluruhnya Muslim dengan mendampingi
anak mereka untuk belajar di rumah belajar itu. Ini menunjukkan adanya kepercayaan dari
masyarakat walaupun memiliki latar belakang agama yang berbeda.

3.2 Kurangnya Sumber Daya Manusia


Seperti yang sudah dibahas di BAB 1, sumber daya manusia adalah penggerak utama
organisasi, dalam hal ini adalah organisasi sosial. Sayangnya masalah kurangnya sumber
daya manusia ini menjadi masalah utama dalam organisasi sosial pemuda Kristen. Ini
menyebabkan pelayanan para pemuda Kristen ini kurang maksimal, meskipun secara pribadi
mereka sudah memberikan yang terbaik dari mereka, tetapi secara organisasi yang mereka
lakukan kurang maksimal.

Kurangnya minat pemuda terbagi menjadi 2 faktor, yakni:

1. Faktor Internal

Faktor Internal ini dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran pemuda itu sendiri.


Kebanyakan dari mereka malas untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial, tidak peduli,
atau juga karena dia tidak tertarik mengikutinya.
2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini berasal dari lingkungan sekitar. Biasanya ini dikarenakan
kurangnya waktu karena sibuk bekerja atau sekolah/kuliah. Selain itu juga karena adanya
organisasi lain yang lebih menarik. Dari wawancara yang saya lakukan kepada teman
saya, organisasi yang diikuti adalah geng motor. Komunitas-komunitas seperti ini biasanya
hanya mencari kesenangan saja, contohnya: sekedar berkumpul, pamer motor, atau bahkan
balapan liar.

3.3 Dampak Kegiatan Sosial Pemuda Kristen


Dampak kegiatan sosial pemuda Kristen memberikan hasil yang baik. Dampak yang
di timbulkan antara lain :

1. Timbulnya keharmonisan dalam masyarakat

Ini diakibatkan adanya interaksi antara kelompok pemuda Kristen dengan masyarakat
sekitar. Kegiatan sosial yang dilakukan ini biasanya mengundang perhatian masyarakat
banyak untuk berkumpul di satu tempat. Ini membuat terjadinya interaksi antara masyarakat
dengan para pegiat sosial ataupun juga antara masyarakat daerah pelayanan organisasi
pemuda dengan masyarakat daerah lain yang datang untuk dapat merasakan pelayanan yang
diberikan para pemuda Kristen.

2. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat sekitar

Kegiatan sosial yang sering dilakukan pemuda Kristen biasanya dengan memberikan
bantuan makanan, mendirikan rumah belajar, atau melakukan pelayanan kesehatan. Semua
itu dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. Mulai dari kebutuhan gizi masyarakat,
meningkatnya kepintaran anak-anak secara akademik, dan juga menjaga kesehatan
masyarakat sekitar.

3. Timbulnya kerukunan dan toleransi

Dengan mayoritas penduduk di Indonesia beragama Muslim tidak menjadi halangan


yang berarti bagi para pegiat sosial pemuda Kristen. Kegiatan ini justru meningkatkan
kepercayaan antara umat beragama, khususnya antara masyarakat Muslim dan Kristen.
Kegiatan sosial pemuda Kristen secara tidak langsung menunjukkan bahwa agama bukanlah
menjadi batasan untuk melayani sesama. Islam sendiri pada dasarnya mengajarkan toleransi
dan menerima pluralisme. Dengan kegiatan-kegiatan sosial ini lebih meyakinkan umat
Muslim bahwa perbedaan ini diciptakan untuk lebih mengenal, menghargai, dan mengenal
sesama sehingga terjadinya kerukunan dalam masyarakat di Indonesia.(Ghazali 2009, 4-5)
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kegiatan sosial pemuda Kristen pada dasarnya sudah cukup banyak ada di Indonesia.
Kegiatan-kegiatan sosial dengan macam latar belakang tersebut pada umumnya di dirikan
karena adanya keinginan pemuda Kristen untuk membantu masyarakat-masyarakat yang
membutuhkan. Mulai dari PAM di Papua, sampai Rumah Belajar Pelita Damai di Lampung,
ingin menunjukkan bahwa sebenarnya pemuda-pemuda Kristen di daerah-daerah Indonesia
peka terhadap permasalahan sosial yang ada. Kegiatan-kegiatan sosial ini didirikan untuk
meringankan beban pemerintah dalam mengatasi permasalahan-permasalahan sosial yang
ada di Indonesia

Sayangnya pemasalahan sumber daya manusia menjadi penghambat kegerakan sosial


ini. Banyak pemuda Kristen yang sudah di sibukkan dengan pekerjaannya, atau karena
sibuk pada kegiatan-kegiatan sekolah atau sekolah tinggi. Yang lebih memprihatinkan lagi
adalah pemuda/pemudi Kristen lebih tertarik mengikuti komunitas-komunitas yang hanya
bertujuan untuk mencari kesenangan saja, bahkan sampai melanggar hukum demi kepuasan
duniawi.

Dampak dari kegiatan sosial itu memang bisa dibilang sangat baik. Karena tidak
hanya sebagai media untuk membantu orang-orang saja tapi juga mempererat hubungan
antara pemuda/pemudi Kristen dengan masyarakat, atau juga antara masyarakat itu sendiri.
Kegiatan-kegiatan sosial yang ada terbukti sangat membantu masyarakat miskin dan juga
pemerintah dalam mengatasi masalah sosial. Selain itu juga berdampak dengan membuka
pemikiran masyarakat dalam pandangannya terhadap agama lain, khususnya Kristen. Hal
ini menunjukkan terciptanya keharmonisan antara masyarakat, terciptanya kerukunan, dan
toleransi.

4.2 Saran
Adanya sosialisasi dari organisasi-organisasi pemuda Kristen kepada gereja maupun
sekolah-sekolah Kristen tentang pentingnya mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang ada.
Serta memaparkan masalah-masalah sosial yang ada di Indonesia. Sehingga pemuda/pemudi
tertarik untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang ada.
DAFTAR ACUAN
Adiprasetya, Joas, dan Yoel M. Indrasmoro dkk. 2010. Di Remang Pagi. Jakarta: World
Vision Indonesia.

Badan Pusat Statistik. Presentase Penduduk Miskin Maret 2016 Mencapai 10,86 Persen.
https://www.bps.go.id/index.php/brs/1229. (diakses 17 Desember 2016)

Davids Blog. Peran dan Pengaruh Kegiatan Sosial Bagi Kehidupan Masyarakat Yang
Membutuhkan. https://mhs.blog.ui.ac.id/david.lawrence/2016/04/15/peran-dan-
pengaruh-kegiatan-sosial-bagi-kehidupan-masyarakat-yang-membutuhkan/. (diakses
17 Desember 2016)

Fanggidae, Abraham. 1993. Memahami Masalah Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Puspa Swara.

Ghazali, Abd. M. 2009. Argumen Pluralisme Agama. Depok: KataKita.

Human Capital Journal. 5 Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli.
http://humancapitaljournal.com/pengertian-sumber-daya-manusia/. (diakses 16
Desember 2016)

Pengertian Menurut Para Ahli. Pengertian Toleransi.


http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-toleransi/. (diakses 18
desember 2016)

Prezi. Menghargai dan Menjaga Kerukunan Hidup Dalam Masyarakat.


https://prezi.com/dxrcccmx9pwb/menghargai-dan-menjaga-kerukunan-hidup-dalam-
masyarakat/. (diakses 17 Desember 2016)

Selasar Politik. Siapa Itu Pemuda. http://jurnal.selasar.com/politik/siapa-itu-pemuda. (diakses


16 Desember 2016)

BIOGRAFI PENULIS
Arnold Adrian Siburian adalah mahasiswa STFT Jakarta yang
berasal dari Metro, Lampung. Lahir pada tanggal 5 Oktober 1997,
bertepatan pada hari ulang tahun ABRI. Anak dari Welly Siburian
(ayah) dan Suzana Magdalena Rindorindo (ibu) yang keduanya
bekerja sebagai pegawai negri sipil di Dinas Pendidikan Lampung
tengah dan Metro. Adik dari Tohom Besteria Gretha Lysna
Siburian dan abang dari Isabel Frederika Siburian ini memiliki
moto hidup Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang
perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.... (Mat. 7:12)

Anda mungkin juga menyukai