Anda di halaman 1dari 17

Berty_Musyarofah

Jumat, 15 Januari 2016

AKTUALISASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI

MAKALAH PANCASILA
“ AKTUALISASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN ”
Dosen Pembimbing : Dr. Djisman, M.HI

Disusun oleh:
1. BERTI MUSYAROFAH
2. ELVIRA KHOIRUNNISA
3. AF PARMAN

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ungkapkan kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmat dan
karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Aktualisasi
Pancasila dalam Kehidupan “. Makalah ini berisi tentang pengertian, pembagian dan
kaitan aktualisasi Pancasila dalam kehidupan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak
Dr. Djisman, M.HI selaku Dosen pengampu yang telah membimbing penyelesaian
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, karena terbatasnya
ilmu yang dimiliki. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih serta
manfaat bagi kita semua.

Jambi, 14 Desember 2015

Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................
.i
DAFTAR
ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan............................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila dan Aktualisasi......................................................... 2
B. Aktualisasi Pancasila.................................................................................... 3
C. Sosialisasi Nilai – Nilai Pancasila Melalui Pendidikan Karakter................ 4

D. Implementasi Pancasila dalam kaitannya dengan Aspek Kehidupan...... 5

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN.................................................................................................
9
B. KRITIK DAN
SARAN....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam aktualisasi Pancasila ini, penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-
norma, dijumpai dalam bentuk norma hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral. Sedangkan
realisasinya dikaitkan dengan tingkah laku semua warga negara dalam masyarakat, berBangsa dan
berNegara, serta seluruh aspek penyelenggaraan negara.

Dalam 10 tahun terakhir ini banyak bermunculan kasus – kasus sosial. Mulai dari ringan,
sedang hingga sampai yang berat, dalam bentuk tindak pelanggaan, perilaku menyimpang dan
tindak kriminal. Antara lain seks bebas, penggunaan narkoba, terorisme, dan berbagai aktifitas
yang menyimpang lainnya. Kegelisahan pun muncul di kalangan para orang tua, masyarakat,
pemuka agama, apalagi para pendidik. Namun sayangnya tidak semua pihak yang mengambil
sikap, peran serta kontibusi yang jelas dan nyata untuk mencari jalan keluar mengenai masalah –
masalah sosial yang sedang terjadi saat ini. Yang bisa dilakukan adalah pengarahan, penyuluhan,
dan himbauan kepada seluruh warga masyarakat.

Terdapat norma – norma yang tidak berfungsi lagi atau bahkan hilang akibat era
globalisasi, yang semestinya harus diketahui dan dipahami untuk dimanifestasikan dalam
kehidupan sosial. Di dalam realitasnya, kehidupan mengalami disfungsi nilai – nilai.

Masyarakat Indonesia yang terbiasa santun dalam berperilaku, melaksanakan musyawarah


mufakat dalam menyelesaikan masalah, mempunyai kearifan local yang kaya dan pluralis, serta
bersikap toleran dan gotong – royong mulai cenderung berubah menjadi hagemoni – hagemoni
kelompok yang saling mengalahkan dan berprilaku tidak jujur. Semua ini menegaskan bahwa
terjadi ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang bermuara pada disorientasi dan belum
dihayatinya nilai – nilai Pancasila sebagi filosofi dan ideologi bangsa ini, memudarnya kesadaran
terhadap nilai – nilai budaya bangsa, serta bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Perilaku ini semua berpangkal pada tatakelola negara yang kurang bertanggung jawab
dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Melihat kondisi bangsa ini seperti itu diperlukan upaya –
upaya untuk mengatasinya. Untuk itu saat ini yang menjadi pertanyaan kita saat ini adalah
bagaimana cara kita mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan kita?? Berikut ini akan
dibahas lebih rinci mengenai pengaktualisasian Pancasila dalam kehidupan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian aktualisasi Pancasila?
b. Apa saja pembagian aktualisasi Pancasila?
c. Apa kaitan aktualisasi Pancasila dengan bidang politik, ekonomi, sosial budaya
dan hukum?

C. TUJUAN
a. Mengerti dan mampu menjelaskan pengertian aktualisasi Pancasila?
b. Dapat menunjukkan pembagian aktualisasi Pancasila?
c. Dapat menunjukkan kaitan aktualisasi Pancasila dengan bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan hukum?
BAB II

PEMBAHASAN

A K T U A L I S A S I PA N C A S I L A D A L A M K E H I D U PA N
BERBANGSA DAN BERNEGARA

A. Pengertian pancasila dan aktualisasi


– Pancasila : Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

– Aktualisasi : Aktualisasi merupakan suatu bentuk kegiatan melakukan realisasi antara


pemahaman akan nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan aktualisasi pancasila, berarti penjabaran nilai-nilai pancasila
dalam bentuk norma-norma, serta merealisasikannya dalam kehidupan berBangsa dan berNegara.
Dalam aktualisasi Pancasila ini, penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma,
dijumpai dalam bentuk norma hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral. Sedangkan
realisasinya dikaitkan dengan tingkah laku semua warga negara dalam masyarakat, berBangsa dan
berNegara, serta seluruh aspek penyelenggaraan negara.

Dalam 10 tahun terakhir ini banyak bermunculan kasus – kasus sosial. Mulai dari ringan,
sedang hingga sampai yang berat, dalam bentuk tindak pelanggaan, perilaku menyimpang dan
tindak kriminal. Antara lain seks bebas, penggunaan narkoba, terorisme, dan berbagai aktifitas
yang menyimpang lainnya. Kegelisahan pun muncul di kalangan para orang tua, masyarakat,
pemuka agama, apalagi para pendidik. Namun sayangnya tidak semua pihak yang mengambil
sikap, peran serta kontibusi yang jelas dan nyata untuk mencari jalan keluar mengenai masalah –
masalah sosial yang sedang terjadi saat ini. Yang bisa dilakukan adalah pengarahan, penyuluhan,
dan himbauan kepada seluruh warga masyarakat.

Terdapat norma – norma yang tidak berfungsi lagi atau bahkan hilang akibat era
globalisasi, yang semestinya harus diketahui dan dipahami untuk dimanifestasikan dalam
kehidupan sosial. Di dalam realitasnya, kehidupan mengalami disfungsi nilai – nilai.

Masyarakat Indonesia yang terbiasa santun dalam berperilaku, melaksanakan musyawarah


mufakat dalam menyelesaikan masalah, mempunyai kearifan local yang kaya dan pluralis, serta
bersikap toleran dan gotong – royong mulai cenderung berubah menjadi hagemoni – hagemoni
kelompok yang saling mengalahkan dan berprilaku tidak jujur. Semua ini menegaskan bahwa
terjadi ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang bermuara pada disorientasi dan belum
dihayatinya nilai – nilai Pancasila sebagi filosofi dan ideologi bangsa ini, memudarnya kesadaran
terhadap nilai – nilai budaya bangsa, serta bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Perilaku ini semua berpangkal pada tatakelola negara yang kurang bertanggung jawab
dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Melihat kondisi bangsa ini seperti itu diperlukan upaya –
upaya untuk mengatasinya. Untuk itu saat ini yang menjadi pertanyaan kita saat ini adalah
bagaimana cara kita mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan kita??

Sebagai manyarakat Indonesia, kita seharusnya sadar apa yang menjadi dasar kita sebagai
rakyat Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
yang menjadi visi dan misi oleh bangsa ini. Pancasila merupakan dasar dalam kita warga negara
Indonesia dalam melakukan aktifitas kita sehari – hari dalam berprilaku.

Jika kita sebagai warga Indonesia menanamkan nilai – nilai Pancasila dalam diri kita
masing – masing maka negara kita ini pasti akan mengalami perkembangan. Menurut saya,
aktualisasi Pancasila dapat terealisasi jika kita sebagai warga Indonesia memahami nilai – nilai apa
saja yang terdapat dalam Pancasila lalu menjalankan dalam kehidupan kita sehari – hari.

B. Aktualisasi Pancasila

Sebelum kita masuk pada pokok bahasan kita perlu tau lebih dulu apa makna sebenarnya
dari aktualisasi tersebut. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, aktualisasi diambil dari kata
actual yaitu “betul – betul ada (terlaksana)”. Jadi aktualisasi Pancasila adalah mengaplikasikan
atau mewujudkan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia mengandung konsekuensi setiap aspek
dalam penyelenggaraan negara dan sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia dalam bermasyarakat
dan bernegara harus berdasar pada nilai – nilai Pancasila. Hakikat Pancasila adalah bersifat
universal, tetap dan tidak berubah. Nilai – nilai tersebut perlu dijabarkan dalam setiap aspek
dalam penyelenggaraan negara dan dalam wujud norma – norma baik norma hukum, kenegaraan,
maupun norma – norma moral yang harus dilaksanakan oleh setiap warga negara Indonesia.

Permasalah pokok dalam aktualisasi Pancasila adalah bagaimana wujud realisasinya itu,
yaitu bagaimana nilai – nilai pancasila yang universal itu dijabarkan dalam bentuk – bentuk norma
yang jelas dalam kaitannya dengan tingkah – laku semua warga negara dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta dalam kaitannya dengan segala aspek penyelenggaraan negara.

Berdasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia bahwa setiap manusia adalah sebagai
individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Kesepakatan kita sebagai suatu kesepakatan yang
luhur untuk mendirikan negara Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila mengandung
konsekuensi bahwa kita harus merealisasikan Pancasila itu dalam setiap aspek penyelenggaraan
negara dan tingkah – laku dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa Indonesia
merealisasikan Pancasila adalah merupakan suatu keharusan moral maupun yuridis.
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi Pancasila obyektif dan
subyektif :

1. Aktualisasi Pancasila yang Objektif

Aktualisasi Pancasila obyektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang


kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara antara lain legislatif, eksekutif maupun
yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang – bidang aktualisasi lainnya seperti politik, ekonomi,
hukum terutama dalam penjabaran ke dalam undang – undang, GBHN, pertahanan keamanan,
pendidikan maupun bidang kenegaraan lainnya.

Selain itu juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya seperti politik, ekonomi, hukum
terutama dalam penjabaran ke dalam undang-undang, GBHN, pertahanan keamanan, pendidikan
maupun bidang kenegaraan lannya. Adapun aktualisasi Pancasila Subyektif adalah aktualisasi
Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara
dan masyarakat. Aktualisasi yang subjektif tersebut tidak terkecuali baik warga negara biasa,
aparat penyelenggara negara, penguasa negara, terutama kalangan elit politik dalam kegiatan
politik perlu mawas diri agar memiliki moral Ketuhanan dan Kemanusiaan sebagaimana
terkandung dalam Pancasila.

2. Aktualisasi Pancasila yang Subjektif

Aktualisasi Pancasila subyektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam setiap pribadi, perorangan,
setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia
dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat. Aktualisasi Pancasila
yang subjektif ini justru lebih penting dari aktualisasi yang objektif, karena aktualisasi subjektif ini
merupakan persyaratan keberhasilan aktualisasi yang objektif.

Pelaksanaan Pancasila yang subjektif sangat berkaitan dengan kesadaran, ketaatan, serta kesiapan
individu untuk mengamalkan Pancasila. Pelaksanaan Pancasila yang subjektif akan terselenggara
dengan baik apabila suatu keseimbangan kerohanian yang mewujudkan suatu bentuk kehidupan
dimana kesadaran wajib hukum telah terpadu menjadi kesadaran wajib moral, sehingga dengan
demikian suatu perbuatan yang tidak memenuhi wajib untuk melaksanakan Pancasila bukan hanya
akan menimbulkan akibat moral, dan ini lebih ditekankan pada sikap dan tingkah – laku
seseorang. Sehingga Aktualisasi Pancasila yang subjektif berkaitan dengan norma – norma moral.

C. Sosialisasi Nilai – Nilai Pancasila Melalui Pendidikan Karakter

Dalam hal ini sosialisasi nilai – nilai Pancasila, berbeda – beda tapi satu adalah syarat utama.
Semua orang Indonesia harus meyakini bahwa bangsa ini mempunyai dasar yang kokoh. Kesatuan
bangsa didasarkan pada bahasa dan kebudayaan karena bahasa merupakan pembawa tradisi,
pewarisan rasa, symbol – simbol, hubungan emosional, dan keyakinan.
Dalam pasal 2 UU No.22 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional yang menyatakan
“pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia tahun 1945”. Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari
pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah,
lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik sehingga peserta
didik menjadi paham tentang mana yang baik dan mana yang tidak baik, mampu merasakan nilai
yang baik dan biasa melakukanya. Jadi, pendidikan karakter terkait erat dengan “habit” atau
kebiasaan yang terus – menerus dipraktekkan atau dilakukan.
Berikut prinsip – prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter :

1. Berkelanjutan : menganduung makna bahwa proses pengembangan nilai – nilai karakter


merupakan sebuah proses panjang yang dimulai dari awal peserta didik sampai selesai suatu
pendidikan. Proses pertama dimulai dari TK, berlanjut ke SD, lalu ke SMP. Pendidikan karakter
di SMA adalah kelanjutan dari roses yang telah terjadi selama 9 tahun. Selanjutnya, pendidikan
karakter di Perguruan Tinggi merupakan penguatan dan pemantapan pendidikan karakter yang
telah diperoleh di SMA.
2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya satuan pendidikan.
3. Nilai tidak diajarkan tetapi dikembangkan melalui proses belajar. Maksudnya adalah materi
nilai – nilai karakter bukanlah bahan ajar biasa. Tidak semata – mata dapat ditangkap sendiri atu
diajarkan, tetapi lebih jauh diinternalisasikan melalui proses belajar. Aktifitas belajar dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, konotatif, dan
psikomotor.
4. Proses pendidkan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.

Walaupun yang terjadi sekarang ini, pendidikan karakter mutlak diperlukan oleh seluruh
warga negara Indonesia baik dari anak – anak, remaja, maupun orang – orang dewasa.Dengan
melihat realita yang sedang terjadi dalam negara kita sekarang, yang sedang terjadi krisis karakter
maka nilai – nilai Pancasila harus disosialisasikan kembali kepada masyarakat Indonesia.Bilamana
nilai – nilai Pancasila telah dipahami, diserapi, dan dihayati oleh seseorang maka orang itu telah
memiliki moral Pancasila. Dan dari situlah seseorang mulai dapat mengaktualisasikan Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Berbagai permasalahan pokok negara terus – menerus muncul dan tantangan yang dihadapi
untuk mengatasinya pun tak kalah sulitnya. Upaya mengembangkan masyarakat untuk memiliki
perilaku dan sikap bertannggung jawab secara etis, mengarahkan masyarakat menjadi masyarakat
yang cerdas dan mandiri, menciptakan system kehidupan yang tertib, aman, adil dan dinamis,
serta system pendidikan nasiaonal yang menunjang sosialisasi nilai – nilai Pancasila dan
menginternalisasikan ke dalam diri insan Indonesia.

Salah satu cara menghadapi krisis karakter ini adalah melalui pendidikann karakter sebagai
sosialisasi nilai – nilai Pancasila. Walaupun sulit tapi kita harus mencobanya agar dapat
diwujudkannya generasi yang benar – benar memahami dan menerapkan nilai – nilai Pancasila
tersebut dalam kehidupannya sehari – hari.
4 pilar bangsa Indonesia yaitu Pancasila, UUD, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI
merupakan harga mati, dan tidak bisa ditawar – tawar lagi. Pancasila merupakan dasar dari 3 pilar
berikutnya yang menjadi dasar dari negara kita Indonesia. Jika Pancasila telah tercermin dalam
kehidupan kita, pasti 3 pilar berikutnya dapat kita realisasikan.

D. Implementasi Pancasila dalam kaitannya dengan Aspek Kehidupan

Untuk dapat berfungsi penuh sebagai perekat bangsa. Pancasila harus diimplementasikan
dalam segala tingkat kehidupan, mulai dari kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara (Pancasila), dan dalam segala aspek meliputi politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hukum sebagai berikut :

BIDANG POLITIK

Landasan aksiologis (sumber nilai) system politik Indonesia adalah dalam pembukaan
UUD 1945 alenia IV “….. maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang Berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemasusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”. Sehingga system politik Indonesia adalah
Demokrasi pancasila.
Globalisasi merupakan sekutu masyarakat dan bukan lawan seperti terkesan selama ini.
Tetapi perlu diingat pula bahwa setiap agenda politik Indonesia di era global harus sejalan dengan
apa yang menjadi aspirasi dan kepentingan rakyat Indonesia. Selama ini, sedang gencar-gencarnya
Negara maju dalam melakukan politik luar negeriny yang selalu mengintervensi Negara lain
dengan tujuan tertentu. Misalnya, menyangkut ekspolitasi sumber daya alam di Freeport,
pertambangan Blok Cepu, dan tempat-tempat yang melalui agenda politiknya.
Selain itu, terjadi intervensi politik berkaitan dengan isu demokrasi, hak asasi manusia,
terorisme, lingkungan hidup yang justru merugikan negara kuat. Oleh karena itu, sebagai
pengamalan dari Pancasila Indonesia perlu memosisikan diri dalam mengambil sikap politik yang
berorientasi pada kepentingan nasionalnya, bukan pada kepentingan Negara lain.
Dimana demokrasi pancasila itu merupakan system pemerintahan dari rakyat dalam arti
rakyat adalah awal mula kekuasaan Negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam pemerintahan
untuk mewujudkan suatu cita-cita. Organisasi sosial politik adalah wadah pemimpin-pemimpin
bangsa dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan keahliannya, peran dan tanggung
jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur dalam organisasi sosial politik seperti para pegawai
Republik Indonesia harus mengikuti pedoman pengamalan Pancasial agar berkepribadian
Pancasila karena mereka selain warga negara Indonesia, juga sebagai abdi masyarakat, dengan
begitu maka segala kendala akan mudah dihadapi dan tujuan serta cita-cita hidup bangsa Indonesia
akan terwujud.
Sejak Republik Indonesia berdiri, masalah korupsi, kolusi, dan nepotisme selalu muncul ke
permukaan. Bermacam-macam usaha dan program telah dilakukan oleh setiap pemerintahan yang
berkuasa dalam memberantas korupsi tetapi secara umum hukuman bagi mereka tidak sebanding
dengan kesalahannya, sehingga gagal untuk membuat mereka kapok atau gentar. Mengapa tidak
diterapkan, misalnya hukuman mati atau penjara 150 tahun bagi yang terbukti.
Para elit politik dan golongan atas seharusnya konsisten memegang dan mengaplikasikan
nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan. Dalam era globalisasi saat ini , pemerintah tidak punya
banyak pilihan. Karena globalisasi adalah sebuah kepastian sejarah, maka pemerintah perlu
bersikap. ”Take it or Die” atau lebih dikenal dengan istilah ”The Death of Government”. Kalau
kedepan pemerintah masih ingin bertahan hidup dan berperan dalam paradigma baru ini maka
orientasi birokrasi pemerintahan seharusnya segera diubah menjadi public services management.

BIDANG EKONOMI

Seiring dengan kemajuan teknologi Informasi yang menghadirkan kemudahan dalam


melakukan akses informasi, aktifitas perekonomian berkembang pesat melampaui batas Negara.
Kemajuan tersebut telah mendorong globalisasi ekonomi yang membentuk pasar bebas.
Regionalisme dan aliansi ekonomi berkembang pesat dengan adanya aliansi-aliansi ekonomi
seperti Asia-Pasific Economic Cooperation ( APEC ), ASEAN Free Trade Agreement ( AFTA ),
North American Free Trade Agreement ( NAFTA ), dan European Union ( EU). Pemberlakuan
pasar bebas dan perdagangan bebas menciptakan iklim kompetisi yang ketat, mendorong setiap
negara mendorong mengembangkan produk-produk unggulan yang kompetitif.
Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya
walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama sehingga tidak terjadi
persaingan bebas yang mematikan. Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam
menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan
mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan. Hal ini dilakukan karena pengamalan
dalam bidang ekonomi harus berdasarkan kekeluargaan. Jadi interaksi antar pelaku ekonomi sama-
sama menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan.
Pilar Sistem Ekonomi Pancasila yang meliputi :
1. ekonomika etik dan ekonomika humanistik
2. nasionalisme ekonomi & demokrasi ekonomi
3. ekonomi berkeadilan sosial.

Namun pada kenyataannya, sejak pertengahan 1997 krisis ekonomi yang menimpa
Indonesia masih terasa hingga hari ini. Di tingkat Asia, Indonesia yang oleh sebuah studi dari The
World Bank (1993) disebut sebagai bagian dari Asia miracle economics, the unbelieveble progress
of development, ternyata perekonomiannya tidak lebih dari sekedar economic bubble, yang mudah
sirna begitu diterpa badai krisis (World Bank, 1993).
Seorang pengamat Ekonomi Indonesia, Prof. Laurence A. Manullang, mengatakan
bahwa selama bertahun-tahun berbagai resep telah dibuat untuk menyembuhkan penyakit utang
Internasional, tetapi hampir disepakati bahwa langkah pengobatan yang diterapkan pada krisis
utang telah gagal. Fakta yang menyedihkan adalah Indonesia sudah mencapai tingkat
ketergantungan (kecanduan) yang sangat tinggi terhadap utang luar negeri. Sampai sejauh ini
belum ada resep yang manjur untuk bisa keluar dari belitan utang. Penyebabnya adalah berbagai
hambatan yang melekat pada praktik yang dijalankan dalam sistem pinjaman internasional,
tepatnya negara-negara donor (Bogdanowicz-Bindert, 1993).
Keputusan pemerintah yang terkesan tergesa-gesa dalam mengambil kebijakan untuk
segera memasuki industrialisasi dengan meninggalkan agraris, telah menciptakan masalah baru
bagi national economic development. Bahkan menurut sebagian pakar langkah Orde baru dinilai
sebagai langkah spekulatif seperti mengundi nasib, pasalnya, masyarakat Indonesia yang sejak
dahulu berbasis agraris Sebagai konsekuensinya, hasil yang didapat, setelah 30 tahun dicekoki
ideologi ‘ekonomisme’ itu justru kualitas hidup masyarakat Indonesia semakin merosot tajam
(dekadensia).
Jika hingga saat ini kualitas perekonomian belum menampakkan perubahan yang
signifikan, tidak menutup kemungkinan, akan mendapat pukulan mahadasyat dari arus globalisasi.
Kekhawatiran ini muncul, karena pemerintah dalam proses pemberdayaan masyarakat lemah
masih parsial dan cenderung dualisme, antara kemanjaan (ketergantungan) pemerintah kepada
IMF, sementara keterbatasan akomodasi bentuk perekonomian masyarakat yang tersebar (diversity
of economy style) di seluruh pelosok negeri tidak tersentuh. Hal ini juga terlihat jelas pada
kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak proporsional, tidak mencerminkan model
perekonomian yang telah dibangun oleh para Founding Father terdahulu. Hal ini dapat dilihat pada
beberapa kasus, misalnya, pencabutan subsidi di tengah masyarakat yang sedang sulit mencari
sesuap nasi, mengelabuhi masyarakat dengan raskin (beras untuk rakyat miskin), atau jaring
pengaman sosial (JPS) lain yang selalu salah alamat.

BIDANG SOSIAL BUDAYA

Perkembangan dunia yang tanpa batas dapat menimbukan dampak positif maupun dampak
negatif. Dari setiap dampak yang ditimbulkan, dalam bidang sosial budaya tampak nyata
berpengaruh dalam setiap aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat ditunjukan
adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin modern dan konsumtif, bahkan
menggeser nilai-nilai lokal yang selama ini diprtahankan. Sikap yang harus ditunjukkan oleh
masyarakat Indonesia sebagai pengamalan dari Pancasila dalam menghadapi nilai-nilai globalisasi,
terutama dalam kehidupan sosial budaya.

Berikut sikap pengamalan dari pancasila dalam menghadapi kehidupan sosial saat ini, yaitu :

Gaya hidup masyarakat harus diselaraskan dengan nilai, norma, estetika, terutama yang berkaitan
dengan mode pakaian, pergaulan dan kebiasaan hidup, serta adat istiadat. Sikap yang harus
ditunjukkan terhadap pengaruh tersebut , adalah dengan adanya himbauan, pendidikan, bahkan
aturan yang tegas terhadap fenomena tersebut dalam menjaga nilai-nilai yang selama ini dijaga
oleh bangsa Indonesia. Cara efektif dalam menangkalnya adalah dengan melalui pendidikan
formal maupun nonformal, baik disekolah, pendidikan keagamaan dan acara-acara lain yang
memberikan perhatian terhadap etika dan moral bangsa Indonesia.

Sikap individualisme yang memengaruhi budaya masyarakat Indonesia yang biasa bergotong-
royong dan kekeluargaan. Hal tersebut perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial masyarakat
Indonesia.

pengaruh sikap materialistis dan sekularisme, yaitu sikap yang lebih mementingkan nilai materi
daripada yang lainnya sehingga dapat merusak sendi-sendi kehidupan yang menjunjung keadilan
dan moralitas. Selain itu, sekularisme perlu juga diwaspadai karena Indonesia sebagai negara yang
menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan.

Perubahan sosial berikutnya bahwa pluralitas tidak terfocus hanya pada aspek SARA,
tetapi dimasa yang akan datang kemajemukan masyarakt Indonesia yang sangat heterogen ditandai
dengan adanya sinergi dari peran, fungsi dan profesionalisme individu atau kelompok. Sehingga
kontribusi profesi individu/kelompok itulah yang akan mendapat tempat dimanapun mereka
berprestasi.
Ini menunjukan bahwa filter Pancasila tidak berperan optimal, itu terjadi karena
pengamalan Pancasila tidak sepenuhnya dilakukan oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu harus
ada tindakan lanjut agar budaya bangsa Indonesia sesuai dengan Pancasila. Pembudayaan
Pancasila tidak hanya pada kulit luar budaya misalnya hanya pada tingkat propaganda, pengenalan
serta pemasyarakatan akan tetapi sampai pada tingkat kemampuan mental kejiwaan manusia yaitu
sampai pada tingkat akal, rasa dan kehendak manusia.

BIDANG HUKUM

Pancasila bukan mendadak terlahir pada saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
tetapi melalui proses panjang sejalan dengan panjangnya perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Pancasila terlahir dalam nuansa perjuangan dengan melihat pengalaman dan gagasan-gagasan
bangsa lain, tetapi tetap berakar pada kepribadian dan gagasan-gagasan bangsa Indonesia sendiri.
Oleh sebab itu, Pancasila bisa diterima sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Sejarah telah
mencatat, kendati bangsa Indonesia pernah memiliki tiga kali pergantian UUD,tetapi rumusan
Pancasila tetap berlaku didalamnya.
Kini, yang terpenting adalah bagaimana rakyat, terutama kalangan elite nasional,
melaksanakan Pancasila dalam segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan lagi
menjadikan Pancasila sekadar rangkaian kata-kata indah tanpa makna. Jika begitu, maka Pancasila
tak lebih dari rumusan beku yang tercantum dalam Pembukaan UUD ’45. Pancasila akan
kehilangan makna bila para elite tidak mau bersikap atau bertindak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Bila Pancasila tidak tersentuh dengan kehidupan nyata, Pancasila tidak akan bergema.
Maka, lambat-laun pengertian dan kesetiaan rakyat terhadap Pancasila akan kabur dan secara
perlahan-lahan menghilang.
Di depan Sidang Umum PBB, 30 September 1960, Presiden Soekarno menegaskan bahwa
ideologi Pancasila tidak berdasarkan faham liberalisme ala dunia Barat dan faham sosialis ala
dunia Timur. Juga bukan merupakan hasil kawinan keduanya. Tetapi, ideologi Pancasila lahir dan
digali dari dalam bumi Indonesia sendiri. Secara singkat Pancasila berintikan Ketuhanan Yang
Maha Esa (sila pertama), nasionalisme (sila kedua), internasionalisme (sila ketiga), demokrasi (sila
keempat), dan keadilan sosial (sila kelima). Dan dari berbagai macam rumusan Pancasila, yang
sah dan benar adalah rumusan Pancasila yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 sesuai
dengan Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966 dan Ketetapan MPR No.III/MPR/2000.
Dalam kehidupan kebersamaan antar bangsa di dunia, dalam era globalisasi yang harus
diperhatikan, pertama, pemantapan jati diri bangsa. Kedua, pengembangan prinsip-prinsip yang
berbasis pada filosofi kemanusiaan dalam nilai-nilai Pancasila, antara lain:
1. Perdamaian—bukan perang.
2. Demokrasi—bukan penindasan.
3. Dialog—bukan konfrontasi.
4. Kerjasama—bukan eksploitasi.
5. Keadilan—bukan standar ganda.
Namun saat ini betapa rapuhnya sistem dan penegakkan hukum (law enforcement) di
negeri ini dan karena itu merupakan salah satu kendala utama yang menghambat kemajuan
bangsa, sistem hukum yang masih banyak mengacu pada sistem hukum kolonial, penegakkan
hukum yang masih terkesan tebang pilih, belum konsisten merupakan mega pekerjaan rumah serta
jalan panjang yang harus ditempuh dalam bidang hukum, Kepercayaan masyarakat terhadap
supremasi hukum, termasuk lembaga-lembaga penegak hukum, kian terpuruk . contohnya setelah
putusan Kasasi Akbar Tanjung, sebagian besar masyarakat menganggap putusan Mahkamah
Agung itu mengusik keadilan masyarakat sehingga menimbulkan rasa kekecewaan yang sangat
besar. Akibatnya, kini ada kecenderungan munculnya sinisme masyarakat terhadap setiap gagasan
dan upaya pembaharuan hukum yang dimunculkan oleh negara maupun civil society.
Sesungguhnya, Pancasila bukan hanya sekadar fondasi nasional negara Indonesia, tetapi berlaku
universal bagi semua komunitas dunia internasional. Kelima sila dalam Pancasila telah
memberikan arah bagi setiap perjalanan bangsa-bangsa di dunia dengan nilai-nilai yang berlaku
universal. Tanpa membedakan ras, warna kulit, atau agama, setiap negara selaku warga dunia
dapat menjalankan Pancasila dengan teramat mudah. Jika demikian, maka cita-cita dunia
mencapai keadaan aman, damai, dan sejahtera, bukan lagi sebagai sebuah keniscayaan, tetapi
sebuah kenyataan. Karena cita-cita Pancasila sangat sesuai dengan dambaan dan cita-cita
masyarakat dunia

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

- Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.

- Aktualisasi merupakan suatu bentuk kegiatan melakukan realisasi antara pemahaman


akan nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan aktualisasi pancasila, berarti penjabaran nilai-nilai pancasila
dalam bentuk norma-norma, serta merealisasikannya dalam kehidupan berBangsa dan
berNegara.

- Aktualisasi Pancasila obyektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang


kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara antara lain legislatif,
eksekutif maupun yudikatif.

- Aktualisasi Pancasila subyektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam setiap pribadi,


perorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan
setiap orang Indonesia dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan
masyarakat.

Dari pembahasan kita dalam makalah ini, kita seharusnya jangan mebiarkan negara kita
terus terpuruk. Kita harus mengaktualisasikan nilai – nilai Pancasila dalam setiap kehidupan kita
masing – masing. Kita jangan hanya menjadi pembaca – pembaca yang baik, tapi kita harus
mewujudkannya dalam setiap kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara.

B. Saran

Hendaklah kita sebagai warga negara bukan sampai dalam deskripsi saja, namun
hendaklah kita sebagai warga negara mampu menerapkan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari – hari. Karena dengan begitu negara kita akan mengalami perubahan kearah yang lebih
baik.

Demikianlah makalah ini penulis uraikan, apabila terdapat kesalahan, hendaknya


memberikan kritik dan sarannya agar pembuatan makalah penulis bisa lebih baik lagi. Dan
diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami tentang
Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://indrie7.blogspot.in/2013/04/aktualisasi-pancasila-dan-aktualisasi.html
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
3. https://anastasiairenepuspita.wordpress.com/2015/04/20/aktualisasi-pancasila-dalam-
kehidupan-berbangsa-dan-bernegara-di-era-globalisasi/

Unknown di 22.17

Berbagi

7 komentar:

Unknown 1 September 2016 09.27


trimakasih atas infonya...
minta izin copas buat tugas ya... sukses selalu...
Balas

Unknown 2 November 2016 00.18


izin copas juga buat tugas. salam mahasiswa.
Balas
Unknown 27 Desember 2016 17.13
izin copas jg ya, link ini sy sertakan untuk daftar pustaka
Balas

Hantu 3 November 2018 18.36


ijin copas yaa.. link Saya sertakan sebagai referensi Saya, terimakasih sudah mau berbagi ..
Balas

Unknown 27 September 2019 22.41


Ijin copas link disertakan okee
Balas

Blog27999 3 Maret 2020 10.18


If you're trying to burn fat then you certainly have to get on this brand new tailor-made keto
diet.

To create this keto diet service, certified nutritionists, personal trainers, and chefs have joined
together to produce keto meal plans that are powerful, convenient, money-efficient, and
delightful.

Since their first launch in January 2019, 100's of individuals have already completely
transformed their body and well-being with the benefits a professional keto diet can give.

Speaking of benefits: in this link, you'll discover 8 scientifically-tested ones offered by the
keto diet.
Balas

Blog27999 3 Maret 2020 22.48


As stated by Stanford Medical, It's indeed the SINGLE reason women in this country get to live
10 years longer and weigh 19 KG less than we do.

(And really, it has NOTHING to do with genetics or some secret diet and absolutely
EVERYTHING to do with "HOW" they eat.)

BTW, What I said is "HOW", and not "what"...

TAP on this link to discover if this quick quiz can help you unlock your true weight loss
potential
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Account

Publikasikan Pratinjau

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai