Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 1

TUGAS MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

“PANCASILA SEBAGAI SESTEM FILSAFAT DAN IDEOLOGI PANCASILA”


DOSEN MATA KULIAH :KHAMIM, SHI, SH, MH

DI SUSUN OLEH :
ADE FERRY FERDIAN
GIAN SELVINA
SALSABILA ANGGRAINI

KELAS : IA
JURUSAN AKUNTANSI
PRODI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan segala
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Khamim,
SHI,SH,MH selaku dosen mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Dalam penulisan makalah ini kami membahas tentang “Pancasila sebagai Sistem
Filsafat dan Ideologi Pancasila” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi dan berita.

Dengan menyelesaikan makalah ini, tidak jarang kami menemukan kesulitan serta hambatan
dan kami mengakui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami mengharapkan kritik, saran dan usulan
yang membangun untuk dijadikan bahan masukan dan perbaikan guna penulisan yang akan
datang sehingga menjadi lebih baik lagi mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun. Dan kami juga ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan. Akhir kata kami berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu petunjuk maupun pedoman yang dapat memperluas ilmu dan wawasan
para pembaca khususnya bagi diri kami sendiri maupun para mahasiswa Politeknik Negeri
Pontianak.

Pontianak, 10 September 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C. Batasan Masalah..................................................................................................... 2
D. Tujuan Masalah....................................................................................................... 2
E. Metode Pembahasan............................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................ 3
A. Pengertian Filsafat dan Dasar Filsafat Pancasila.................................................... 3
1. Landasan Ontologis Pancasila.......................................................................... 3
2. Landasan Epistemologis Pancasila................................................................... 4
3. Landasan Oksiologis Pancasila......................................................................... 4
B. Arti dan Fungsi Pancasila sebagai Filsafat............................................................. 5
C. Kedudukan dan Pandangan Integralistik Pancasila sebagai Filsafat Negara.......... 6
D. Dasar dan Alasan Pancasila sebagai Filsafat Negara.............................................. 7
E. Pengertian Ideologi................................................................................................. 8
F. Pengertian dan Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara.....................................10
1. Pengertian Pancasila.........................................................................................10
2. Funfsi Pancasila................................................................................................10
G. Pengamalan Pancasila sebagai Ideology Negara....................................................13
1. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Politik..............................13
2. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Ekonomi..........................13
3. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Sosial...............................14
BAB III: PENUTUP.........................................................................................................15
A. Kesimpulan.............................................................................................................15
B. Saran dan Pendapat.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu yang
menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan
pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa yang diyakini
kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami negara
tersebut. Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa.
Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah suatu
konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang
atau masyarakat. Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan suatu ukuran
atau standar yang memiliki kelestarian yang secara umum digunakan untuk
mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu masyarakat (Prayitno, 1989:1).
Sistem nilai (filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat budaya
bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum yang
berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi
dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah,
hakikat dan sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama
pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan manusia
lainnya (Prayitno, 1989:2).
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti bangsa-bangsa
lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari
lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku
bangsa, adat istiadat hingga berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Dengan
kondisi sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan sebuah ideologi yang netral namun
dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sejak dahulu Pancasila yang merupakan pedoman bagi bangsa Indonesia, telah
menyatukan berbagai perbedaan-perbedaan bangsa. Pancasila merupakan ideologi yang
netral serta bersifat terbuka, sehingga sejak dahulu hingga sekarang tetap menjadi acuan
bagi bangsa Indonesia untuk mngatasi konflik dari dalam maupun dari luar. Dengan tetap
berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 45, bangsa kita dapat menjadi bangsa yang
besar, meskipun hal itu masih belum dapat diwujudkan karena rendahnya penghargaan
masyarakat Indonesia terhadap bangsanya sendiri maupun Pancasila dan UUD 45.

1
B. Rumusan Masalah
Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian filsafat dan dasar filsafat pancasila?
2. Apa arti dan fungsi Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia?
3. Bagaimana kedudukan  dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem
filsafat?
4. Apa dasar atau alasan sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat
bangsa Indonesia?
5. Bagaimana Pengertian Pancasila sebagai ideologi negara?
6. Apa Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Negara ?
7. Apa Latar Belakang Pancasila sebagai Ideologi Negara?

C. Batasan Masalah
Makalah ini hanya akan membahas tentang:
1. Filsafat Pancasila,
2. Kedudukan dan dasar Pancasila sebagai system filsafat, dan
3. Pancasila sebagai ideology Negara.

D. Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengatahui pengertian filsafat dan dasar filsafat Pancasila.
2. Untuk mengetahui arti dan fungsi Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia.
3. Untuk mengetahui seperti apa kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila
sebagai sistem filsafat.
4. Untuk mengetahui dasar atau alasan Pancasila dijadikan sebagai sistem filsafat
bangsa Indonesia.
5. Untuk mengetahui pengertian Pancasila sebagai Ideologi Negara.
6. Untuk mengetahui seperti apa fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara.
7. Untuk mengetahui latar belakang Pancasila dijadikan sebagai Ideologi Negara.

E. Metode Pembahasan
Dalam penulisan makalah ini, metode yang digunakan untuk penelitian adalah dengan
mencari bahan di buku ajar dan penjelajahan internet, yaitu dengan mencari informasi
di mesin pencari.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat dan Dasar Filsafat Pancasila
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu
terdiri dari kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai
dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara
harfiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan
filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan
filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis
dan filsafat dalam arti praktis. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti
produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti
Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka
berada.
Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat
sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk
memahami Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah
hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan
dasar ontologis, dasar epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. Filsafat
Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan
kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian
secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif
(dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis
menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara induktif (dengan mengamati
gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna
yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan demikian, filsafat Pancasila akan
mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa
Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya.
Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya, misalnya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara
Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukan
dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana
dikelompokan maka akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu
sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Ada beberapa landasan yang menjadikan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia
yaitu :
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu
atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan
metafisika. Jadi ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada
(eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada
alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau kosmologi. Dasar ontologi Pancasila
adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karenanya disebut

3
juga sebagai dasar antropologis. Subyek pendukungnya adalah manusia, yakni : yang
berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan
yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga berlaku dalam
konteks negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok
negara adalah rakyat (manusia).

2. Landasan Epistemologis Pancasila


Epistemologi adalah cabang filsafat  yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil
pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana manusia mengetahui
bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa sesuatu itu pengetahuan menjadi penyelidikan
epistemologi. Dengan kata lain, adalah bidang/cabang yang menyelidiki makna dan
nilai ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu,
termasuk semantik, logika, matematika dan teori ilmu.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar
bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat,
bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila
dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-
keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi yang
mengandung tiga unsur yaitu :
a.Logos (rasionalitas atau penalaran)
b. Pathos (penghayatan)
c.Ethos (kesusilaan)

3. Landasan Aksiologis Pancasila


Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki:
a.Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan, dan
c.Sosio politik yang berwujud ideology.
Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya, pencipta dan penegak
nilai, berarti manusia secara sadar mencari memilih dan melaksanakan (menikmati)
nilai. Jadi nilai merupakan fungsi rohani jasmani manusia. Dengan demikian,
aksiologi adalah cabang fisafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis
nilai, tingkatan nilai dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikemukakan pula bahwa yang mengandung
nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja tetapi juga sesuatu yang bersifat
nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material relatif mudah diukur yaitu dengan
menggunakan indra maupun alat pengukur lainnya, sedangkan nilai rokhaniah alat
ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa,
karsa serta keyakinan manusia.

4
B. Arti dan Fungsi Pancasila Sebagai Filsafat
Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit
dalam satu kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa barat  persatuan dan kesatuan
itu dipecah oleh mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya
ini. Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh
tumpah darah Indonesia. Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan
kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.
Berikut ini adalah fungsi filsafat secara umum, diantaranya:
1) Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam
kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan
masyarakat bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari
negara bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat dalam
kehidupan bernegara, haruslah memberikan jawaban yang mendasar tentang
hakikat kehidupan bernegara. Hal yang fundamental dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, susunan politik atau sistem politik dari negara, bentuk negara,
susunan  perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam
hal ini Pancasila yang dikaji dari sudut fungsinya  telah mampu memberikan
jawabannya.
2) Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi
tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar Negara kita ada lima
dasar dimana setap silanya berkaitan dengan sila yang lain dan merupakan satu
kesatuan yang utuh, tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling memberikan arah
dan sebagai dasar kepada sila yang lainnya. Tujuan negara akan selalu kita
temukan dalam setiap konstitusi negara bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama
dan bahkan ada kecenderungan perbedaan yang jauh sekali antara tujuan disatu
negara dengan negara lain. Bagi Indonesia secara fundamental tujuan itu ialah
Pancasila dan sekaligus menjadi dasar berdirinya negara ini.
3) Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu
dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat
jelas, kalau di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.
Sedangkan fungsi utama filsafat dalah sebagai berikut:
1) Filsafat Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia
Dalam pidatonya, Bung Karno mengatakan bahwa pentingnya satu alat pemersatu
bangsa, yang akhirnya diberikanlah nama mengenai filsafat dasar bangsa dan
Negara Indonesia adalah PANCASILA.
2) Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Prinsip-prinsip dasar kehidupan bangsa Indonesia ditemukan oleh para peletak
dasar Negara tersebut yang diangkat dari dasar filsafat hidup bangsa Indonesia,
yang kemudian diabstraksikan menjadi prinsip dasar filsafat Negara, yaitu
Pancasila. Hal inilah sebagai suatu alasan ilmiah rasional dalam ilmu filsafat
bahwa salah satu lingkup pengertian filsafat adalah fungsinya sebagai suatu
pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa tertentu. Berdasarkan suatu
kenyataan sejarah tersebut, maka dapat disimpilkan bahwa filsafat Pancasila
sebagai suatu pandangan hidup bangsa Indonesia, merupakan suatu kenyataan
obyektif yang hidup dan berkembang dalam suatu masyarakat Indonesia.
3) Filsafat Pancasila sebagai sumber dari hukum dasar Indonesia

5
Sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, susunan tersebut
menunjukkan bahwa Pancasila merupakan dasar, kerangka dan pedoman bagi
Negara dan tertib hukum Indonesia, yang pada hakekatnya tersimpul dalam asas
kerohanian Pancasila. Dengan demikian konsekuensinya Pancasila asas yang
mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia yang pada akhirnya perlu
direalisasikan dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara. Dalam pengertian
inilah maka Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari hokum dasar Indonesia,
atau dengan kata lain perkataan sebagai sumber tertib hokum Indonesia yang
tercantum dalam ketentuan tertib hokum tertinggi, yaitu Pembukaan UUD 1945.

C. Kedudukan  Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai  Sistem


Filsafat
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing
silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam
Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang
hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia,
hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila
memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan
hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam
pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok
Pancasila bersifat universal. Berdasarkan hal tersebut,  dapat diperoleh unsur inti yang
tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami perubahan dalam dunia yang selalu
berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal ini mengemukakan Pancasila
dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah
dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik Indonesia yang
diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa
Indonesia bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan
kesatuan dari sila-silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan
dan kesatuan dari sila-sila Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu
terletak pada hakikat manusia. Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa
dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk  sosial, dan
kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri
sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya saling
berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain.
Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang
menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar
filsafat Negara Indonesia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi
dasar hidup bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam
kenyataannya, bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat,
kebudayaan dan  agama  yang berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya
juga terdapat kesamaan. Secara hakiki, bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-
perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa Indonesia berasal dari keturunan
nenek moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki kesatuan  darah. Dapat

6
diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu juga
mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara bersama bangsa Indonesia
pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang
lebih penting lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia mempunyai
kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kesadaran akan perbedaan dan
kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu
menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih dikenal dengan
wawasan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan
kehidupan bersama berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas
persatuan dan kesatuan sebagai perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada saat
mendirikan Negara Indonesia, para pendiri sepakat untuk mendirikan Negara
Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat
Indonesia,yaitu Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee) negara
yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi
seluruh golongan dalam bidang apapun.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan,
segala bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan  lainnya dan
merupakan persatuan dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan
kepentingan bersama harus diserasikan dan diseimbangkan antara satu dengan
lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam prinsip solidaritas, menuntut bahwa
kebersamaan dan individu tidak  dapat dipertentangkan satu dengan lainnya. Negara
harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi tempat bagi semua
golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya negara juga
bertanggung jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara. Tujuan
Negara adalah kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan diri
dengan golongan  terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang
paling kuat, melainkan Negara mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan
semuua golongan dan semua perseorangan. Negara mempersatukan diri dengan
seluruh lapisan masyarakat.

D. Dasar dan Alasan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Negara Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya
dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat
dan kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi
berarti mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak
dari sudut kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.
Alasan Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Secara praktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan
nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
2) Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar
negara (filsafat negara) RI.

7
3) Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa
dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-
bangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya.
Jadi, Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
4) Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya;
filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan
kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari
khasanah dan filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.

E. Pengertian Ideologi
Ideology berasal dari kata “idea” yang artinya gagasan dan “ logi” yang
artinya pengetahuan. Jadi ideology mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-
gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, atau ajaran tentang pengertian-pengertian
dasar. Istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy, seorang
ilmuwan Perancis tahun 1976. Karl Marx mengartikan ideology sebagai pandangan
hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial
tertentu dalam bidang politik atau sosial atau sosial ekonomi. Ramlan Subakti
mengemukakan ada dua pengertian ideology, yaitu:
1) Ideology secara fungsional adalah seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
atau tentang masyarakat dan Negara yang dianggap paling baik. Digolongkan dalam
dua tipe, yaitu:
 Ideology yang doktriner, bilamana ajaran-ajaran yang terkandung didalam
ideology itu dirumuskan secara sistematis dan pelaksanaannya diawasi secara
ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Contohnya komunisme.
 Ideology yang pragmantis, apabila ajaran-ajaran yang terkandyng didalam
ideology tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terperinci, namum
dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan ideology itu di
sosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, system
pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama, dan system politik.
2) Ideology secara struktural adalah suatu system pembenaran seperti gagasan dan
formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ideology adalah kumpulan
gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang
menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagai mana dikutip
oleh Kaelan mengemukakan bahwa ideology Negara dalam arti cita-cita Negara atau
cita-cita yang menjadi dasar atau yang menjadi suatu system kenegaraan untuk

8
seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakekatnya merupakan asas
kerohanian yang antara lain memiliki ciri:
 Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
 Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan
hidup yang di pelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan, kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ideology merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang
sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideology
merupakan sesuatu yang dihayati menjadi sesuatu keyakinan. Semakin mendalam
kesadaran ideologis seseorang maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk
melaksanakannya.
Ideology berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam
yang dimilikinya dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai
wawasan atau pedoman hidup mereka.
Ideology dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Ideology terbuka
Ideology terbuka adalah system pemikiran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Merupakan kekayaan rohani, moral dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi
bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan
masyarakat.
 Tidak diciptakan oleh Negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia
adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan
mereka.
 Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasi dalam situasi kekinian
mereka.
 Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
mengispirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
falsafah.
 Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal
dari berbagai latar belakang budaya dan agama.
2) Ideology tertutup
Ideology tertutup adalah ideology yang bersifat mutlak. Ciri-cirinya:
 Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup di masyarakat. Melainkan cita-cita
sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
 Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan. Karena
itu, ideology tertutup ini cenderung ingin cepat-cepat menguasai bidang informasi
dan pendidikan sebab kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat.
 Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.

9
 Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk
berkorban bagi ideology tersebut.
 Isi ideology tidak hanya nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak dan total.

F. Pengertian dan fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Negara


1. Pengertian Pancasila
Pengertian pancasila sebagai ideologi dan dasar negara artinya pancasila
memiliki nilai-nilai yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga
merupakan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,
hal ini dimaksudkan bahwa pancasila merupakan gagasan, ide-ide maupun keyakinan
yang menyeluruh dan sistematis yang meliputi berbagai bidang kehidupan. Ideologi
suatu negara menjadi dasar sistem kenegaraan untuk seluruh rakyatnya dan juga
bangsa tersebut.
Pancasila sebagai ideologi negara sangat dibutuhkan karena ideologi tersebut
merupakan suatu pandangan, nilai, cita-cita dan juga keyakinan yang ingin
diwujudkan dalam kehidupan yang nyata. Ideologi tersebut mampu membangkitkan
kesadaran seluruh rakyat dengan kemerdekaan. Dengan kata lain, pengertian
pancasila sebagai ideologi dan dasar negara adalah konsep yang meliputi penanaman
semangat masyarakat untuk bergerak melawan penjajah dan mewujudkan kehidupan
dalam penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara dimaksudkan bahwa
pancasila merupakan landasan kehidupan bernegara. Dasar negara bagi negara
merupakan dasar yang digunakan untuk mengatur penyelenggaraan negara. Dengan
demikian pengertian pancasila sebagai ideologi dan dasar negara adalah pancasila
sebagai dasar untuk mengatur negara baik penyelenggaraannya sekaligus pancasila
merupakan suatu pandangan untuk meraih cita-cita bangsa Indonesia. Dasar negara
yaitu pancasila meliputi tujuan negara, cita-cita negara dan juga norma-norma dalam
bernegara. Begitu pentingnya pancasila bagi bangsa Indonesia sehingga semua
masyarakat wajib untuk mengetahui pancasila sebagai ideologi dan juga dasar
Negara.

2. Fungsi Pancasila
a. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pandangan hidup ini befungsi sebagai:
 Kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam
interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
 Penuntun dan penunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam semua kegiatan
dan aktivitas hidup serta kehidupan di segala bidang.
b. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

10
Pancasila sebagai dasar negara memberikan arti bahwa segala sesuatu
yang berhubungan dengan kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia harus
berdasarkan Pancasila, karena Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum. Semua tindakan kekuasaan dalam masyarakat harus berdasarkan
peraturan hukum, sehingga Indonesia harus dibangun menjadi sebuah negara
hokum.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagi berikut:
 Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia.
 Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam
pembukaan UUD 45 dijabarkan dalam 4 pokok pikiran, yang meliputi:
 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
 Memajukan kesejahteraan umum.
 Mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
keadilan sosial, dan perdamaian abadi.
 Mewujudkan cita-cita hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis.
 Pancasila mengandung norma yang mengharuskan UUD 45 mengandung
isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
termasuk para penyelenggara partai.
c. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Sejarah Negara dan Bangsa Indonesia sejak merdeka 17 Agustus 1945
sampai hari ini dipenuhi oleh berbagai pergolakan, bahkan pemberontakan, dan
konflik (baik terbuka maupun tertutup) sehingga sering mengancam keutuhan
bangsa. Amanat yang ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada hakekatnya
merupakan “Deklarasi Pembukaan” dan ideologi negara untuk dicapai dan harus
dilaksanakan. antara lain meliputi ideologi negara kebangsaan yang berdasarkan
Pancasila.
Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar
budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbh dan
berkembang dalam masyarakat Indonesia. Kelima sila Pancasila merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pmahaman dan pengamatannya harus
mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung arti spiritual,
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama
dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang
di Indonesia. Nilai ini berfungsi sebsgai kekuatan mental spiritual dalam
ketahanan nasional, dengan demikian atheisme tidak berhak hidup di bumi
Indonesia dalam kerukunan dan Kedamaian hidup beragama.

11
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai sama
derajat, sama kewajiban dan hak, cinta-mencintai, hormat-menghormati,
keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan gotong royong.
Sila Persatuan Indonesia, mengandung arti bahwa pluralisme
masyarakat Indonesia masyarakat Indonesia memiliki nilai persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat, dan kesatuan wilayah yang
merupakan faktor pengikat, dan menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka
Tunggal Ika. Nilai ini menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, sebaliknya kepentingan
pribadi dan golongan diserasikan dalam rangka kepentingan bangsa dan Negara.
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan yang berda di
tangan rakyat (demokrasi) yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang riil dan
wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan negara da bangsa dangan tetap
menghargai kepentingan pribadi dan golongan, musyawarah untuk mufakat dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indoneia, mengandung nilai
sikap adil. Menjaga keseimbangan anatar hak dan kewajiban, menghormati hak
orang lain da sikap gotong royong, dalam suasana kekeluargaan, suka memeberi
pertolongan kepada orang, suka bekerja keras dan bersama-samamewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Selain itu, posisi Pancasila sebagai Ideologi, termasuk ke dalam
ideologi terbuka, yaitu Pancasila memiliki ciri khas sebagai ideologi terbuka
yaitu cita-cita dasar yang ingin diwujudkan masyarakat bukan berasal dar luar
masyarakat atau dipaksakan dari elit penguasa tertentu.
Pancasila sebagai ideologi terbuka kepada perubahan-perubahan yang
datang dari luar, tetapi memiliki kebebasan dan integritas untuk menentukan
manakah nilai-nilai dari luar yang mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai
dasar yang selama ini sudah ada dan manakah yang tidak boleh berubah.
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup,
namun bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa
ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis dan antisipatif dan senantiasa
mampumenyesuaikan engan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalamnya, namun menyebarkan wawasannya secara
lebih konkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk
memecahkan masalah-masalah Aktual yang selalu berkembang.

G. Pengamalan Pancasila Sebagai Ideologi Negara


12
Setiap warga Negara hendaknya senantiasa mengamalkan nilai-nilai yang
terdapat dalam Pancasila. Sebab, dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari diharapkan terwujud suatu kehidupan
masyarakat Indonesia yang religius, humanis, bersatu, demokratis, sejahtera, adil, dan
makmur.Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari merupakan
cermin sikap positif warga Negara terhadap Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat.

1. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Politik 


a. Mengemukakan Pendapat Secara Bebas dan Bertanggung Jawab
Sebagai Negara yang menganut paham demokrasi Pancasila, kita dapat
mengemukakan pendapat kita dengan bebas. Namun kebebasan tersebut harus kita
lakukan dengan penuh tanggung jawab dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila.
b. Menyelenggarakan pemilu dengan baik dan penuh tanggung jawab
Penyelenggaraan pemilu merupakan salah satu wujud dari kehidupan dan kegiatan
politik kita. Pemilu bertujuan untuk memilih wakil-wakil kita yang akan duduk di
parlemen. Salah satu peranan wakil-wakil rakyat tersebut adalah aspirasi dan
kepentingan kita sebagai anggota masyarakat.
c. Menjalankan kegiatan pemerintahan harus dilakukan dengan jujur, konsekuen,
dan penuh rasa tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai pancasila
Bila hal ini dilakukan dengan baik dan benar maka akan tercipta pemerintahan
yang jujur, bertanggung jawab, dan lebih memihak kepada kepentingan
masyarakat banyak, bukan kepentingan pribadi ataupun golongan. Sebaliknya,
jika roda pemerintahan tidak dijalankan dengan jujur, konsekuen, dan
bertentangan dengan nilai-nilai pancasila, maka akan tercipta pemerintahan yang
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta tidak berpihak pada kepentingan masyarakat.

2. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Ekonomi


a. Pemanfaatan sumber daya alam dengan baik dapat dapat dilakukan melalui
peningkatan sektor agribisnis, agroindustri, serta upaya-upaya lainnya yang
bertujuan pemerataan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan.
b. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perekonomian dengan menghilangkan
berbagai bentuk distorsi ekonomi.
c. Pembuatan undang-undang untuk memperkuat fundamental atau dasar ekonomi
yang berkeadilan seperti UU antimonopoli, UU Perlindungan Konsumen.
d. Menjalankan kegiatan perekonomian dengan jujur, tidak merugikan orang lain,
dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai dalam Pancasila.

3. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Sosial

13
a. Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain:
 Melaksanakan ajaran agama masing-masing dengan baik.
 Tekun beribadah.
 Saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama.
 Tidak memaksakan agama kepada orang lain.
b. Pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain:
 Senantiasa menghormati dan menghargai sesama manusia, agama,suku, ras,
dan lain-lain.
 Suka membantu dan menolong sesama manusia dalam kebenaran dengan
ketulusan dan kejujuran.
 Tidak menyakiti orang lain dalam bentuk apapun.
c. Pengamalan sila Persatuan Indonesia, antara lain:
 Selalu mengutamakan kebersamaan, kerukunan, persatuan.
 Selalu menjalin hubungan dan kerja sama yang baik.
 Tidak mempermasalahkan segala perbedaan sesama manusia.
d. Pengamalan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan 
dalam Permusyarawatan/Perwakilan, antara lain:
 Mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan bersama.
 Menghargai perbedaan pendapat dan pandangan antarsesama manusia.
 Menghargai dan menjunjung tinggi demokrasi.
e. Pengamalan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, antara lain:
 Bersikap adil.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Tidak mengambil hak orang lain.
 Memiliki kemauan keras untuk maju dan bersama-sama membangun bangsa
dan Negara.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta
akankebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu
dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang
mendasar.
Pancasila merupakan pedoman bagi bangsa Indonesia untuk terus ada sebagai
negara kesatuan yang tidak mudah goyah serta tetap berjaya sepanjang masa.
Meskipun bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam, namun butir-
butir Pancasila tetap memberikan kebebasan/toleransi bagi masyarakat Indonesia,
seperti masalah agama diatas, yang membuat persatuan tetap terjaga.
Pancasila sebagai ideologi terbuka membuat bangsa Indonesia menerima hal-hal dari
luar namun tetap menyaring nilai-nilai negatif tersebut.

B. Saran dan Pendapat


Dalam makalah ini kami berkeinginan memberikan saran kepada pembaca
agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat,
filsafat pancasila, dan pancasila sebagai sistem filsafat. Sebagai masyarakat sebaiknya
kita dapat mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan
lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Kritik dan
saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah
dikemudian hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

BP-7 Pusat Jakarta. 1991. Pancasila sebagai Ideology dalam berbagai Bidang Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Brodjonegoro, Satryo Sumantri. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Darmodihardjo, Darji. 1996. Pokok-Pokok Filsafat Hukum. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Poespowardoyo, Soeryanto. 1989. Filsafat Pancasila. Jakarta: Gramedia.
http://husrinmusiku.blogspot.com
http://febisilvia48.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
http://mashariyanto.wordpress.com
http://iezzaenem.blogspot.com
http://8b-officialblog.blogspot.co.id
http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-pancasila-sebagai ideologi-
dan-dasar-negara/

iii
PERTANYAAN DAN JAWABAN

Kelompok 2 : Apa yang dimaksud dengan ideology komunis yang menindas ekonomi
lemah?

Jawaban : Ideologi Komunis adalah aliran yang beranggapan bahwa Negara adalah
susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan ekonomi
kuat menindas golongan ekonomi lemah. Aliran pikiran ini sangat erat
hubungannya dengan aliran materialistik, yang sangat menonjolkan
penggolongan, pertentangan antargolongan, konflik, kekerasan atau revolusi,
dan perebutan kekuasaan Negara. Dalam upaya merebut atau
mempertahankan kekuasaan, orang-orang yang menganut paham komunis
akan melakukan berbagai cara, seperti menciptakan situasi konflik untuk
mengadu golongan-golongan tertentu serta mengahalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan. Aliran ini bersifat atheis, dan didasarkan pada kebendaan
(materialistic). Bahkan gama dinyatakan sebagai racun bagi kehidupan di
masyarakat. Masyarakat komunis yang dicita-citakn adala masyarakat tanpa
kelas, karena mereka dianggap masyarakat yang dapat memberikan suasana
hidup yang aman dan tenteram, tanpa pertentangan, tanpa hak milik pribadi
atas alat produksi dan tanpa pembagian kerja. Sehingga, para golongan
ekonomi kuat menganggap bahwa golongan ekonomi lemah tidak memiliki
hak dan merekalah (golongan ekonomi kuat) yang memiliki kekuasaan
penuh atas golongan ekonomi lemah. Mereka (golongan ekonomi kuat)
dapat mempekerjakan golongan ekonomi lemah dengan gaji yang sangat
sedikit atau bahkan tidak digaji. Mereka (golongan ekonomi kuat) akan
melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya, walaupun dengan cara
kekerasan.

Kelompok 3 : Jelaskan tentang prinsip-prinsip filsafat Pancasila!

Jawaban : (1) kausa material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan,
dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya; (2) kausa
formalis yaitu sebab yang berhubungan dengan bentuknya, dalam hal ini
Pancasila di dalam Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal/
kebenaran formal; (3) kausa efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI
dalam menyusun dan merumuskan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia
merdeka; (4) kausa finalis yaitu berhubungan dengan tujuan, dalam hal ini
Pancasila diusulkan menjadi dasar Negara Indonesia merdeka adala untuk
membangkitkan semangat perjuangan dan mencapai cita-cita rakyat
Indonesia.

Kelompok 4 : Jelaskan tentang macam-macam ideologi!

Jawaban : (1) Liberalisme, merupkan paham yang mengutamakan kebebasan individu


sebagai pangkal kebahagiaan hidup, ciri-cirinya antara lain menerapkan
paham sekuler, terdapat partai oposisi, sistem perekonomian kapitalis,

ii
anggota masyarakat cenderung individualis; (2) Sosialisme atau
Komunisme, merupakan suatu paham yang menghendaki segala sesuatu itu
harus diatur bersama dan hasilnya pun harus bersama-sama pula, cirri-
cirinya antara lain politik bersifat tertutup, hanya ada satu partai yang
berkuasa yaitu partai komunis/ rakyat hanya sebagai objek Negara, sistem
perekonomian yang diterapkan adalah sistem ekonomi etatisme, dan tidak
percaya adanya Tuhan, masyarakat hanya mengenal satu kelas sosial; (3)
Kapitalisme, adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa
melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, cirri-
cirinya antar lain kebebasan warga Negara dijunjung tinggi, Negara hanya
bertindak sebagai pengawas jalannya tertib hokum, mengesampingkan nilai-
nilai agama sehingga melahirkan paham yang memisahkan agama dengan
Negara; (4) Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengagungkan
kekuasaan absolute tanpa demokrasi, cirri-cirinya antara lain pemerintah
bersifat otoliter dan totaliter, sistem pemerintahan satu partai, negar
dijadikan alat permanen untuk mencapai tujuan Negara, mempercayai
adanya perbedaan antara orang yang memerintah dan orang yang diperintah,
membenci kemerdekaan berbicara dan berkumpul; (5) Anarkisme, yaitu
suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk Negara, pemerintahan,
dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan
penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu Negara, pemerintahan
beserta perangkatnya harus dihilangkan atau dihancurkan; (6) Demokrasi,
diartikan sebagai suatu sisem pemerintahan yang beraal dari rakyat dan
untuk rakyat.

Kelompok 5 : Apakah filsafat memiliki hubungan dengan ideology?

Jawaban : Filsafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk melogikakan sesuatu, sehingga
filsafat menjadi akar dari setiap ilmu pengetahuan. Sedangkan ideology
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang cita-cita. Filsafat dan ideology
memiliki hubungan yang erat, karena tanpa adanya filsafat, ideology tidak
akan ada. Setiap ideology bersumber dari filsafat. Filsafat lahir dari
perenungan dan pencarian jati diri sehingga lahirlah cita-cita dan tujuan
yang menjadi landasan hidup seseorang atau suatu kelompok sehingga hal
tersebut menjadi identitas bagi pemilik ideology tersebut.ideologi
merupakan hasil filsafat, meksudnya ideology adalah output dari struktur
pemikiran yang sudah matang, komplit serta sintesis berupa tawaran-tawaran
terhadap sendi-sendi kehidupan yang kompleks.

Kelompok 6 : Jelsakan tentang ideology Pancasila sebagai ideology terbuka!

Jawaban : Ideologi terbuka adalah ideology yang tidak dimutlakkan dimana nilainya
tidak dipaksakan dri luar, bukan pemberian Negara tapi merupakan realita
masyarakat itu. Cirri-ciri ideology terbuka antara lain merupakan kekayaan
rohani/ budaya masyarakat, nilainya tidak diciptakan oleh Negara tapi digali

iii
dari hidup masyarakat itu, isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap
generasi boleh menafsirkannya menurut zamannya, menghargai
keanekaragaman atau pluralitas sehingga dapat diterima oleh berbagai latar
belakang agama atau budaya. Pancasila sebagai ideology terbuka adalah
Pancasila merupakan ideology yang mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman tanpa mengubah nilai dasarnya. Indonesia menganut
ideology terbuka karena Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
demokrasi yang didalamnya membbaskan setiap masyarakat untuk
berpendapat dan melaksanakan sesuatu sesuai keinginannya masing-masing.

Kelompok 7 : Jelaskan yang dimaksud dengan esprit dan ethos!

Jawaban : Esprit adalah semangat loyalitas dan cinta pada kesatuan, kelompok,
masyarakat, pemerintah dan lain-lain. Sedangkan ethos adalah jiwa atau
karakteristik dari masyarakat tertentu atau kebudayaan tertentu.

Kelompok 8 : Jelaskan tentang paham ideology!

Jawaban : Paham ideology yang ada sama dengan macam-macam ideology, sehingga
penjelasannya pun sama dengan penjelasan macam-macam ideology, dan
sudah dijelaskan di jawaban pertanyaan dari kelompok 4.

Kelompok 9 : Dalam Ideologi, kajian-kajian apa saja yang saling berhubungan?

Jawaban : dalam ideology, ada 3 kajian yang saling berhubungan, yaitu kajian ontology
epistemology dan aksiologi. Kajian ontology adalah bidang yang
menyelidiki makna yang ada, sumber yang ada, jenis ada dan hakikat ada.
Kajian epistemology merupakan upaya untuk mencari hakikat Pancasila
sebagai suatu sistem pengetahuan. Dan kajian aksiologi membahas tentang
nilai praktis atau manfaat suatu pengetahuan tentang Pancasila.

Kelompok 10 : Mengapa Pancasila disebut sistem filsafat?

Jawaban : Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena didalamnya terdapat nilai-
nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Kesatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.

iv

Anda mungkin juga menyukai