Anda di halaman 1dari 10

ALIRAN

SOCIOLOGICAL
JURISPRUDENCE
SLIDESMANIA.CO
KELOMPOK 3
FITRIAH HERNI AGUSTINA
(D1A019211) (D1A019235)

HERLINA SEPTIANA NILA NIRMALASARI


(D1A019234) (D1A019436)

HABIB BURAHMAN SYAH GANEL TAMHARA


(D1A019224) (D1A019217)
SLIDESMANIA.CO
ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE MENURUT
EUGEN EHLICH
● Aliran sociological jurisprudence dipelopori dan dikembangkan oleh Eugen Ehlich. Menurut Eugen Ehrlich,
hukum positif baru akan memiliki daya berlaku yang efektif apabila berisikan kaidah-kaidah yang hidup
dalam masyarakat. Titik pusat perkembangan hukum tidak terletak pada undang-undang, putusan hakim,
atau ilmu hukum. Sumber dan bentuk hukum yang utama adalah kebiasaan. Hukum tunduk pada
kekuatan kekuatan sosial. Hukum sendiri tidak akan mungkin efektif karena ketertiban dalam masyarakat
didasarkan pada pengakuan sosial terhadap hukum, dan bukan pada penerapannya secara resmi oleh
negara. Hal ini dikarenakan tertib sosial didasarkan pada fakta diterimanya hukum yang didasarkan pada
aturan dan norma sosial yang tercermin dalam sistem hukum. Secara konsekuen ia beranggapan bahwa
siapa pun yang berperan sebagai pihak yang mengembangkan sistem hukum harus mempunyai
hubungan yang erat dengan nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat yang bersangkutan. Upaya terkenal
yang dilakukan oleh Ehrlich tersebut adalah dengan mengonsolidasikan metode awal sociological
jurisprudence yang sering dinamakan dengan sosiologi hukum sistematik. Dalam hal ini ia mendasarkan
pada riset empiris yang kemudian mengonstruksikan elaborasi hukum yang dinamakan dengan lebends
recht, yaitu living law. Oleh sebab ih1 ia berpendapat bahwa pusat gravitasi dari hukum tersebut tidak
ditemukan dari hukum itu sendiri, melainkan dari masyarakat. Akan tetapi, sekalipun Ehrlich menekankan
pada penelitian empiris, ia juga selalu menghindari referensi psikologis dalam setiap konsep-konsep
teorinya
SLIDESMANIA.CO
Secara prinsipiel, para penganut aliran sociological jurisprudence ini memiliki pemikiran
dan pandangan yang ditujukan pada gap atau jarak antara law in theory dan law in
action. Alasan yang memunculkan hal tersebut merupakan bentuk reformasi insting
SLIDESMANIA.CO
Menurut pound
Pound berupaya untuk membangun teknologi yarrg dapat rnerancang kembali hukum yang disesuaikan dengan realitas
sosial. Untuk itu, ia melihat hukum sebagai fenomena sosial yang dapat ditranslasikan menjadi suatu kebijakan di mana
hal ini bergantung kepada pembuatan, interpretasi, dan pengaplikasian hukum dengan pertimbangan bahwa hukum
merupakan suatu fakta sosial.
Selanjutnya, Pound juga mengemukakan bahwa tatanan hukum memiliki tujuan yang antara lain adalah:
● 1. Factual study of the social effects of legal administration;
● 2. Social inaestigations as preliminary to legislation;
● 3. Constant study of making laws more effectiae;
● 4. Study, both psychological and philosaphical, of judicial method;
● 5. Sociological study oflegal history;
● 6. Allowance for the possibility of a just and reasonable solution of indiaiduat
● cases;
● 7. A ministry of justice to undertake law reform; and
● 8. The achieaement of the purposes of the oarious laws.
SLIDESMANIA.CO
Pemikiran Pound dapat disimpulkan menjadi dua hal. pertama,pound mengikuti garis pemikiran yang
berasal dari Von Savigny dan Bentham, yaitu pendekatan terhadap hukum sebagai jalan ke arah tujuan
sosia dan sebagai alat dalam perkembangan sosial. Kedua, klasifikasi tersebut membantu
menjelaskan premis-premis hukum, sehingga membuat pembentuk undang-undang. Para akademisi
dan praktisi hukummenyadari akan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang terkait dalam setiap persoalan
khusus. Pound juga memformulasikan pemikiran tentang tugas hukum sebagai alat kontrol sosial atau
rekayasa sosial. Hal ini menurutnya dilakukan dengan cara merumuskan dan menggolongkan
kepentingan kepentingan sosial yang keseimbangannya menyebabkan hukum berkembang.
Kepentingan umum yang pertama dan penting adalah kepentingan-kepentintan negara yang bertujuan
mempertahankan kepribadian dan hakikatnya yang kedua adalah kepentingan-kepentingan negara
dalam menjaga kepentingan-kepentingan sosiaf selanjutnya baru ditempatkanlah kepentingan
individu pada posisi ketiga yang terdiri dari kepentingan pribadi, kepentingan rumah tangga, dan
kepentingan atas substansi.
SLIDESMANIA.CO
Menurut Pound ada enam hubungan sosial yang penting dan harus dijaga keutuhannya,
antara lain adalah:
● 1. Hubungan antara kepentingan sosial dan kepentingan umum;
● 2. Hubungan antara keamanan lembaga-lembaga sosial;
● 3. Hubungan antar kepentingan-kepentingan sosial dalam moral
● masyaraka!
● 4. Hubungan antara kepentingan sosial dalam pemeliharaan sumber
● daya sosial;
● 5. Hubungan antara kepentingan sosial dengan kemajuan secara umum;
● dan
● 6. Hubungan antara kepentingan sosial dan kepentingan individu.
SLIDESMANIA.CO
Menurut Durkhem

Kemudian tokoh yang berpengaruh dari aliran ini adalah Durkheim. Di dalam penelitiannya pada tahun
1893 yang berjudul The Diaision of lnbour in Society. Durkheim berusaha menggabungkan isu yang
bermuatan Marxis dengan konllik di masyarakat. Dalam penelitiannya, ia mengidentifikasikan
pengembangan dari divisi pekerja sebagai jalan untuk mengklasifikasi masyarakat dan dalam hal ini
secara tidak langsung juga menetapkan bentuk hukum yang lazim yang dapat digunakan sebagai
indikator dari setiap bentuk organisasi sosial. Hukum juga dapat dilihat sebagai indeks eksternal yang
melambangkan bentuk solidaritas sosial. Menurut Durkheim, untuk mempelaiari solidaritas
masyarakat tersebut dilakukan dengan mempelajari hukum. Durkheim menyatakan bahwa solidaritas
sosial adalah fenomena moral yang komplit dan hukum memainkan peranan utama dalam proses
transisi solidaritas mekanis menjadi organig di mana keduanya adalah dua tiang utama dari solidaritas
sosial yang diidentifikasikan melalui tingkatan dalam divisi kerja.
SLIDESMANIA.CO
Konsep sociological jurisprudence ini mengacu pada disiplin ilmu hukum (bukan ilmu
sosial). Konsep ini menekankan pada upaya peningkatan momentum pemikiran
antimetafisik. Penetapan sociological jurisprudence sebagai suatu disiplin ilmu
hukum mencerminkan adanya suatu penyimpangan pemikiran ilmu hukum yang
secara eksklusif adalah konsep-konsep normatif yang didasarkan pada adat istiadat,
kepercayaan, dan praktik moral. Dengan munculnya aliran ini, maka dapat
dimungkinkan pula ilmu hukum dilakukan secara empiris dan pragmatis yang
didasarkan pada konseptualisasi fungsi, efek, dan hasil dari hukum
SLIDESMANIA.CO
THANK YOU!
Do you have any questions?
SLIDESMANIA.CO

Anda mungkin juga menyukai