Anda di halaman 1dari 10

DISTORSI PASAR DALAM

PANDANGAN ISLAM
Disusun Oleh Kelompok 11
Hendra Suganda 1951010360
Irvan Haryadi 1951010373
Krisna Jeri 1951010385

Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Raden Intan Lampung 2020
PENGERTIAN DISTORSI PASAR
Arti dari kata distorsi dalam KBBI adalah sebuah gangguan yang terjadi atau pemutar
balikan suatu fakta, aturan dan penyimpangan dari fakta yang seharusnya terjadi,
sedangkan pasar secara umum dapat dikatakan sebagai suatu tempat bertemunya antara
pnjual dan pembeli.
Distorsi pasar ialah sebuah gangguan yang terjadi terhadap sebuah mekanisme pasar
yang sempurna menurut prinsip Islam. Ataupun bisa juga dikatakan bahwasanya
distorsi pasar ialah suatu fakta yang terjadi dilapangan(mekanisme pasar), yang mana
fakta tersebut tidak sesuai dengan teori-teori yang seharusnya terjadi didalam sebuah
mekanisme pasar.
ADA 3 BENTUK DISTORSI PASAR

1. Rekayasa penawaran dan permintaan


2. Tadlis ( penipuan )
3. Taghrir ( ketidakpastian)
REKAYASA PERMINTAAN
DAN PENAWARAN
A. Ikhtikar
Ikhtikar yaitu melakukan penimbunan barang dengan tujuan spekulasi, sehingga ia mendapatkan
keuntungan besar diatas keuntungan normal atau dia menjual hanya sedikit barang untuk mendapatkan harga
yang lebih tinggi,sehingga mendapatkan keuntungan diatas keuntungan normal.
Ikhtikar sering kali diterjemahan sebagai monopoli atau penimbunan. Padahal sebenarnya ikhtikar tidak
identik dengan monopoli atau penimbunan. Dalam islam, siapapun boleh berbisnis tanpa peduli apakah dia
satu-satunya penjual (monopoli) atau ada penjual lain. Menyimpan stock barang untuk kepeluan persediaan
pun tidak dilarang dalam Islam. Jadi monopoli sah-sah saja. Demikian pula menyimpan persediaan. Yang
dilarang adalah ihtikar, yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual lebih
sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi, atau istilah ekonominya monopoly’s rent seeking.
Jadi dalam Islam, monopoli boleh. Sedangkan monopoly’s rent seeking tidak boleh.
B. BA’I NAJASYI

Ba’i najasyi adalah menciptakan permintaan palsu atau merekayasa permintaan


dengan tujuan untuk menaikkan atau menurunkan harga dari harga yang sedang
berlaku di pasar.
Contoh ba’i najasyi adalah ada pihak tertentu yang merupakan sekutu pihak
penjual yang berpura-pura menjadi calon pembeli. Ia kemudian menawar harga
lebih rendah dari yang ditawarkan oleh penjual akan tetapi sebenarnya harga yang
diajukannya masih lebih tinggi dari harga yang berlaku di pasar.
C. TALAQQI RUKBAN

Tindakan yang dilakukan oleh pedagang kota (atau pihak yang memiliki informasi
yang lebih lengkap) membeli barang petani (atau produsen yang tidak memiliki
informasi yang benar tentang harga pasar) yang masih diluar kota, untuk
mendapatkan harga yang lebih murah dari harga pasar yang sesungguhnya.
Rasulullah saw. melarang ini dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim, hal ini dalam fiqih disebut tallaqi rukban.
2. TADLIS
Tadlis adalah kondisi dimana satu pihak tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya sehingga pihak
yang mengetahui informasi memanfaat kondisi tersebut untuk mendapatkan keuntungan dengan
menipu pihak yang tidak tahu. Tadlis bisa terjadi dari segi kualitas, kuantitas, harga dan waktu
penyerahan. Tadlis ini terjadi karena adanya ketidakjujuran diantara pihak yang melakukan transaksi.
Sistem ekonomi islam melarang hal ini (ketimpangan informasi tentang barang yang akan
diperjualbelikan) karena dengan adanya informasi yang tidak sama antara kedua belah pihak, maka
unsur, ‘an taradh minkum (kerelaan bersama) di langgar. Al-quran dengan tegas telah melarang semua
transaksi bisnis yang mengandung unsur penipuan dalam segala bentuk terhadap pihak lain. Seperti
dalam surah Al-An’am[6]:152 “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
memikul beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.”
3. TAGHRIR
Taghrir berasal dari kata bahasa arab gharar, yaitu akibat, bencana, bahaya, risik dan ketidakpastian.
Jual beli gharar ialah suatu jual beli yang mengandung ketidakjelasan atau ketidakpastian. Jual beli
gharar dan tadlis sama-sama dilarang, karena keduanya mengandung incomplete information. Dalam
gharar incomplete information dialami oleh dua pihak, baik pembeli maupun penjual. Jadi dalam
gharar terjadi ketidakpastian (ketidakjelasan) yang melibatkan dua pihak.
Gharar terdapat dalam:
- Barang yang diperdagangkan belum ada
- penjual tidak dapat menyerahkan barang
- penjualan barang dilakukan dengan cara penipuan untuk menarik minat pembeli supaya
tertarik untuk melakukan transaksi
- Kontrak tidak jelas sehingga menggiring pembeli kepada praktek penipuan dari segi kualitas,
kuantitas dan harga.
PERANAN PEMERINTAH DALAM
MENGATASI DISTORSI PASAR
Ketika terjadi kegagalan pasar (distorsi pasar), maka pemerintah harus turun tangan.
Memastikan mekanisme pasar yang adil kembali bekerja. Menurut Islam negara
memiliki hak untuk melakukan intervensi dalam kegiatan ekonomi baik itu dalam
bentuk pengawasan, pengaturan maupun pelaksanaan kegiatan ekonomi yang tidak
mampu dilaksanakan oleh masyarakatnya.
Keterlibatan pemerintah dalam pasar hanyalah pada saat tertentu atau bersifat
temporer.
REFERENSI
Jurnal Distorsi Pasar Dalam Pandangan
Ekonomi Islam,Lukmanul Hakim,
Ekomadania Volume 1. Nomor 1.Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai