Anda di halaman 1dari 5

PRO DAN KONTRA PERUSAHAAN DIPERBOLEHKAN UNTUK MELAKUKAN MANAJEMEN

LABA

(sebuah isu yang selalu diperdebatkan oleh akuntan DUNIA)

Disusun Oleh:

Rivaldy Yacub Oktavianus Samosir

222600056

Universitas Sumatera Utara

Fakultas Vokasi

Jurusan D-3 Administrasi Perpajakan

2022/2023
PRO DAN KONTRA PERUSAHAAN DIPERBOLEHKAN UNTUK MELAKUKAN
MANAJEMEN LABA UNTUK KELANGSUNGAN USAHA

(sebuah isu yang selalu diperdebatkan oleh akuntan DUNIA)

PRO
Menurut Schipper dalam Riske dan Basuki ( 2013) manajemen laba
merupakan suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam
proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat
menaikkan, meratakan, dan menurunkan laba.
Manajemen laba sendiri merupakan sikap manajemen untuk membuat
laporan keuangan perusahaan yang diabuat terlihat baik dan bagus. Maka
laporan keuangan dari manajemen yang menggunakan praktik manajemen laba
akan menarik banyak investor untuk berinvestasi di perusahaannya

DATA SOSIOLOGIS

Kita semua dapat mengetahui bahwa Tujuan didirikan suatu perusahaan adalah
yang pertama untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya.
Kedua adalah memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham dan ketiga
adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin dari harga pasar.

para investor cenderung melihat Prospek suattu perusahaan atau entitas


dengan cara melihat kemampuan perusahaan dalam mencapai tingkat profitabilitas
atau kemampuan perusahaan mendapatkan laba yang ditargetkan manajemen, maka
manajemen dapat merealisasikan prospek yang diinginkan oleh investor dengan cara
penggunaan manajemen laba dalam praktiknya

Melalui laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja keuangan dari


suatu perusahaan, antara lain menciptakan laba. Karena laba merupakan salah satu
indikator penting yang harus diperhatikan oleh investor maka terdapat dorongan
perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Dengan manajemen laba, suatu
perusahaan dapat menghasilkan laba semaksimal mungkin, serta dengan menghaslkan
laba yang maksimal dapat memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemegang
saham sehingga nilai perusahaan juga tinggi di kancah harga pasar.

DATA DATA

Praktek manajemen laba boleh dilakukan oleh manajemen jika sesuai dengan
kebijaksaaan yang dikeluarkan oleh General Accepted Accounting Procedure (GAAP),
seperti melaporkan pendapatan yang diinginkan untuk periode berjalan agar
memperoleh keuntungan yang lebih untuk periode berikutnya.
timbulnya manajemen laba ini dikarenakan adanya penerapan kebijakan accrual.
Para manajer memilih kebijakan tersebut untuk melakukan praktek manajemen laba
dengan memaksimalkan keberadaan dan kualitas pasar sebuah perusahaan. Dari hasil
pengamatan kami yang salah satunya dilihat dari kasus PT Garuda Indonesia Tbk bahwa
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2010-
20120 melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba perusahaan secara
oportunistik agar investor tetap tertarik pada perusahaan tersebut

KESIMPULAN

Maka dapat diambil pada perdebatan hari ini adalah manajemen laba dianggap
sebagai suatu hal yang wajar dan rasional untuk meningkatkan fleksibelitas dalam
pelaporan keuangan.

tim kontra memang secara tidak langsung menyatakan bahwa Keputusan


melaksanakan praktik manajemen laba memang lebih banyak dilakukan atas tindakan
kepentingan pribadi eksekutif guna mengelola pendapatan yang diinginkan.

Namun agar tetap dalam koridor kewajaran, maka praktek manajemen laba ini
tetap harus selaras dengan praktik akuntansi berterima umum. Selama pelaporan
keuangan dan hal yang berkaitan dengan manajemen laba ini seuai dengan praktik
akuntansi di Indonesia dengan mengacu pada PSAK, Maka sah sah saja suatu entitas
atau perusahaan mempraktekkan manajemen laba pada perusahaannya tersebut, guna
kelangsungan perusahaannya

KONTRA

DATA DATA LAINNYA

Salah satu cara manajer untuk memengaruhi tingkat laba yang dilaporkan adalah
dengan melakukan praktik manajemen laba. Manajemen laba berkaitan dengan
pemilihan metode akuntansi yang dilakukan oleh manajer dalam pelaporan keuangan
untuk menaikkan laba atau menurunkan laba agar sesuai dengan kepentingan manajer
atau kepentingan perusahaan dan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak (Kanakriyah
et al., 2017). Metode akuntansi berbasis akrual dianggap lebih tepat dalam
menyediakan informasi keuangan (Dalimunthe, 2016).

Karena metode akrual memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi
keuangan perusahaan. Namun, metode akrual sangat rentan dimanipulasi karena akun-
akun akrual umumnya bersifat nominal dan berdasarkan estimasi-estimasi. Hal ini yang
dimanfaatkan oleh manajer untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya. Ada dua
perspektif dalam memahami perilaku manajer atas praktik manajemen laba, yaitu
opportunistic behavior perspective dan efficient contracting perspective (Ghazali et al.,
2015).

DATA DATA

Sebagai contoh salah satu penelitian yang dilakukan pada Sampel dari 250
perusahaan dipilih dari Top 500 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Bombay (BSE)
untuk jangka waktu 4 tahun (dari 2009-2012). Temuan penelitian ini menunjukkan
bahwa semakin intens praktik manajemen laba, semakin besar efek buruknya pada
tingkat pengembalian aset perusahaan ditahun berikutnya.

Penelitian ini juga menemukan bahwa sampai suatu batasan tertentu, pasar
menyadari bahwa manajemen bertindak dengan motif egois dan merespons dengan
menurunkan harga saham dan perusahaan nilai pasar

Salah satu contoh praktik manajemen laba yang ada di Indonesia salah satunya
adalah yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia Tbk

praktik manajemen laba yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia pertama kali
diketahui ketika OJK dan kementerian keuangan memeriksa laporan keuangan PT
Garuda Indonesia periode 2018 pada pemeriksaan tersebut terdapat semuanya yang
unik dikarenakan perbedaan klasifikasi yang dijelaskan oleh manajemen dan komisaris
perusahaan dengan yang tercantum pada laporan keuangan

yang mana manajemen dan komisaris perusahaan menyatakan terdapat


perjanjian kerjasama antara PT Garuda Indonesia dengan PT maharta pada tanggal 31
OKTOBER 2018 Adapun perjanjian tersebut merupakan kerjasama penyediaan layanan
konektivitas dalam penerbangan dan hiburan dalam pesawat dan manajemen konten
pernyataan ini berbeda dengan hasil pemeriksaan yang ditemukan oleh OJK dan
kementerian keuangan yang menyatakan bahwa perjanjian yang dilakukan oleh kedua
perusahaan tersebut adalah sebuah perjanjian yang mengandung sewa

sehingga pada praktik manajemen laba yang dilakukan Garuda Indonesia adalah
dengan memanipulasi laba yaitu dengan mengakui seluruh pendapatan sewa di awal
periode sehingga laba pada periode tersebut terlihat besar nilainya tentu hal ini
berbeda dengan keadaan sebenarnya yang merupakan hal yang sebaliknya

setelah diselidiki terdapat motivasi yang dilakukan manajemen PT Garuda


Indonesia dalam melakukan manajemen laba yaitu adalah untuk mendapat bonus dari
perusahaan ketika manajemen dapat mencapai pada tingkat laba tertentu bagi
perusahaan

DATA SOSIOLOGIS

investor dapat menentukan apakah perusahaan melakukan manajemen laba


untuk memanipulasi keuangannya dengan cara
 Perusahaan mengklaim peningkatan pendapatan tanpa peningkatan arus kas
yang sesuai.
 Perusahaan melaporkan peningkatan pendapatan hanya pada kuartal terakhir
tahun fiskal.
 Aset tetap perusahaan berkembang melampaui standar normal untuk industri
atau perusahaan.
 Kekayaan bersih suatu aset meningkat dengan mengabaikan penggunaan
skedul depresiasi yang sebenarnya.

Hal diatas dirasa tidak etis dalam prakteknya, maka dari itu kami tidak setuju
memperbolehkan praktik manajemen laba Ketika praktik tersebut tidak didasari dan
sesuai dengan PSAK yang berlaku

KESIMPULAN

Maka kita dapat Tarik kesimpulan bahwa Tujuan manajemen laba memang tidak
selalu buruk; mungkin ada beberapa alasan bagus dibalik manajemen laba tersebut

Umumnya, manajemen laba menjadi buruk karena dilakukan untuk tujuan


keuntungan pribadi dari aktivitas seperti mendapatkan komisi dari mendapatkan
kontrak dari laporan palsu atau meningkatkan nilai saham di pasar dengan
menunjukkan bahwa perusahaan sangat menguntungkan.

Namun Tujuan yang baik adalah perusahaan dapat memindahkan pendapatan


untuk tahun depan sehingga perusahaan akan menunjukkan laba yang konsisten
daripada berfluktuasi antara untung dan rugi.

Tim pro memang secara tidak langsung menyampaikan bahwa kita menyinggung
mengenai manajemen laba yang sangat menguntungkan, namun mungkin memiliki efek
negatif. Diantaranya laporan keuangan yang diberikan menjadi kurang relevan dan
caranya terkesan ‘curang’ meskipun PRAKTEk manajemen laba diperbolehkan.

Terlepas dari itu, laporan keuangan selalu menjadi hal penting dalam setiap
perusahaan. Namun dengan adanya praktik manajemen laba laporan keuangan akan
disajikan tidak relevan dan sesuai dengan PSAK yang berlaku

Maka kami selaku tim kontra menekankan bahwa praktik manajemen laba
merupakan hal yang tidak baik untuk dilakukan manajemen, tidak hanya merugikan diri
sendiri maupun perusahaan namun juga akan merugikan perusahaan dan investor yang
berkaitan dengan perusahaan kita

Anda mungkin juga menyukai