Anda di halaman 1dari 20

e-ISSN 2528-2581 Vol 4 No 2, Juli 2019

Daftar Isi
Vinsensius
Analisis Aktivitas Kerja dan Angsuran Pinjaman yang
Mempengaruhi Kemajuan Usaha ....................................... 1-12

Abid Muhtarom
Analisis Daya Tarik, Persepsi Pembelian dan Pemasaran
Terhadap Ekowisata Kuliner Nasi Boranan
Lamongan....................................................................... 13-28

Musthafa Afifi
Audit Keuangan PPIU: Untuk Penyelenggaraan Umrah Yang
Profesional, Transparan, Akuntabel, & Bersyariat .................... 29-48

Frida Fanani Rohma


Analisis Biaya dan Manfaat Aliran Kas Investor: Telaah 49-65
Kewajaran dari Nilai Wajar....................................................

Citra Surya Kartika Ratri


Pengaruh Kondisi Keuangan terhadap Praktik Manajamen 66-84
Laba ………...........................................................................

Setiadi
Sistem Informasi Akuntansi Pada Penjualan & Penerimaan
Kas Pada PT. Sumber Purnama Sakti Motor Lamongan .......... 85-94

Dyah Ayu Paramitha


Peran Pasar Kaget Terhadap Pemberdayaan Masyarakat
Desa....................................................................................... 95-105

Anita, Ari Dewi Cahyati


Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Dan Opini Auditor
Terhadap Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai
Variabel Pemoderasi..................................................... 106-127
Jurnal PETA e-ISSN 2528-2581
Vol. 4 No. 2 Juli 2019
Hal 66 - 84

PENGARUH KONDISI KEUANGAN TERHADAP


PRAKTIK MANAJEMEN LABA

Citra Surya Kartika Ratri


Universitas Jendral Soedirman
Jl. Profesor DR. HR Boenyamin No. 708, Purwokerto

Surel: citra.skr72@gmail.com
Abstrak. Pengaruh Kondisi Keuangan terhadap Praktik Manajamen Laba.
Tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama untuk mengetahui apakah
kondisi keuangan perusahaan mempengaruhi manajemen laba akrual. Kedua,
untuk menentukan apakah implementasi IFRS mempengaruhi manajemen
laba akrual. Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah manajemen laba akrual dengan
conditional revenue model, variabel independen dalam penelitian ini adalah
kondisi keuangan perusahaan dan implementasi IFRS, variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah size, leverage, dan ROA. Sampel dalam penelitian ini
terdiri dari perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2009-2014. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling untuk mendapatkan hasil 990 perusahaan. Hasil pengujian
dengan STATA 10.0 menunjukkan bahwa secara parsial kondisi keuangan
perusahaan dan size berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, kemudian
implementasi IFRS dan ROA berpengaruh positif terhadap manajemen laba,
sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Secara
simultan, kondisi keuangan perusahaan, implementasi IFRS, leverage, size, dan
ROA berpengaruh terhadap manajemen laba.
.
Kata Kunci : Conditional Revenue Model; Kondisi Keuangan Perusahaan;
Implementasi IFRS, Manajemen Laba

Abstract. Effect of Financial Condition on Earnings Management Practices. The


purpose of this study is the first to find out if the company's financial condition affect
the accrual earnings management. Second, to determine whether the implementation
of IFRS effect on accrual earnings management. This study uses multiple linear
regression model. The dependent variable in this study is accrual earnings
management with conditional revenue model, the independent variables in this study
is that the company’s financial condition and the implementation of IFRS, control
variables in this study is size, leverage, and ROA.The sample in this study consisted of
non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange during 2009-2014.
The sample selection is done by purposive judgment sampling method in order to get

66
67
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

the results of 990 companies. The test results with STATA 10.0 shows that partially
the company's financial condition and size negative effect on earnings management,
then implementation of IFRS and ROA positive effect on earnings management, while
leverage has no effect on earnings management. Simultaneously, the company’s
financial condition, the implementation of IFRS, leverage, size, and ROA effect on
earnings management.

Keywords: Conditional Revenue Model; Company's Financial Condition;


Implementation of IFRS, Earnings Management.

Dewasa ini pasar modal berkualitas apabila memenuhi


Indonesia telah berkembang empat karakteristik kualitatif yaitu
dengan pesat. Menurut Mauliano dapat dipahami, relevan,
(2009) pasar modal yang keandalan, dan dapat
mengalami kenaikan (bullish) atau dibandingkan (IAI, 2012). Hal ini
yang mengalami penurunan agar laporan keuangan yang
(bearish) terlihat dari naik turunnya diterbitkan oleh perusahaan tidak
harga saham yang tercatat melalui mengandung informasi yang
pergerakan Indeks Harga Saham menyesatkan untuk pengguna
Gabungan (IHSG). Berdasarkan laporan keuangan seperti bagi
data yang dilihat di IDX, selama investor, kreditor, dan masyarakat
Periode Januari 2009 sampai dalam menginterpretasikan laporan
dengan Desember 2014 IHSG keuangan tersebut. Namun disisi
mengalami peningkatan seperti lain, laporan keuangan adalah
yang terlihat pada Januari 2009 cerminan dari kinerja manajeman
berkisar Rp 1.000,00 tetapi pada maka apapun yang tercermin
Desember 2014 harganya sudah dalam laporan keuangan bisa
mencapai Rp 5.000,00. Maka memberikan dampak yang
dapat dilihat kecenderungan harga berbeda-beda pada manajemen
IHSG dari tahun 2009-2014 dimana perusahaan beroperasi.
mengalami kenaikan. Menanggapi Contohnya jika laporan keuangan
fenomena peningkatan pasar mencerminkan keadaan keuangan
modal yang dapat dilihat dari yang buruk maka tidak menutup
peningkatan IHSG yang ada di kemungkinan bahwa manajemen
Indonesia maka perusahaan yang bisa ditegur bahkan diganti oleh
telah go public perlu menerbitkan direksi dan pemangku kepentingan
laporan keuangan yang berkualitas. lain. Oleh karena itu, tidak
Menurut Kerangka Dasar mustahil bagi manajemen untuk
Penyusunan dan Penyajian melakukan manipulasi laporan
Laporan Keuangan, laporan keuangan atau yang biasa disebut
keuangan dapat dikatakan dengan manajemen laba. Menurut
68
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

Sari (2014), dari 18 subsektor sesudah implementasi IFRS. Hal


industri manufaktur di Indonesia ini karena dari sejumlah penelitian-
sekitar 13 subsektornya terindikasi penelitian yang sudah ada
melakukan manajemen laba pada sebelumnya terkait pengaruh
tahun 2008-2011. implementasi IFRS terhadap
Menurut Scott (2015:445), praktik manajemen laba masih
manajemen laba adalah tindakan menunjukkan hasil yang berbeda
yang dilakukan manajer untuk beda.
melakukan pengaturan laba Penelitian yang
perusahaan dengan tujuan tertentu. menunjukkan hasil berbeda-beda
Oleh karena itu manajemen laba tersebut contohnya penelitian milik
bisa dilakukan dalam rangka Nastiti (2015) dan Rudra &
kepentingan tertentu oleh Bhattacharjee (2012) yang hasilnya
manajemen. Menurut Stubben menunjukkan bahwa dengan
(2010), terdapat dua cara untuk implementasi IFRS maka
mendeteksi manajemen laba secara manajemen laba yang terjadi di
akrual yaitu berdasarkan akrual perusahaan menjadi meningkat.
agregat dan akrual piutang. Jones Namun, penelitian milik Qomariah
model, Modified Jones model, dan (2013) dan Ismail et. al, (2013)
Dechow-Dichev model masuk dalam hasilnya menunjukkan hal yang
model pendeteksian manajemen berbeda yaitu dengan implementasi
laba secara akrual agregat IFRS maka manajemen laba yang
sedangkan Revenue model dan terjadi di perusahaan justru
Conditional Revenue model masuk menurun. Sementara itu penelitian
dalam pendeteksian manajemen milik Handayani (2014) serta
laba secara pendapatan yang Wang &Campbell (2012)
diukur dari akrual piutang. Dalam menunjukkan hasil bahwa dengan
melakukan penelitian ini, peneliti implementasi IFRS maka
mengambil perusahaan non- manajemen laba yang terjadi di
keuangan yang terdaftar di BEI perusahaan tidak mengalami
sebagai objek penelitian dengan perubahan yang signifikan.
periode penelitian dari tahun 2009- Menurut Watt dan
2014 berdasarkan dua alasan. Zimmerman (1990), terdapat tiga
Pertama, yaitu karena pada tahun hipotesis yang mendorong
2009 subprime mortgage crisis yang terjadinya manajemen laba yaitu
membuat perekonomian dunia bonus plan hypothesis, debt covenant
cukup terguncang sudah selesai hypothesis, dan political cost
sehingga jika perekonomian sudah hypothesis. Ketiga hipotesis tersebut
mulai stabil maka diharapkan bias berhubungan dengan pemilihan
dari penelitian yang dilakukan kebijakan akuntansi yang dipilih
dapat dikurangi. Periode ini diilih oleh manajemen terkait dengan
karena peneliti juga ingin bagaimana kondisi keuangan
mengetahui adakah perbedaan perusahaan pada saat itu. Kondisi
praktik manajemen laba yang ada keuangan perusahaan dalam
di perusahaan-perusahaan yang penelitian ini dibagi menjadi
terdaftar di BEI sebelum dan menjadi dua hal yaitu kondisi
69
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

keuangan yang bermasalah sedang buruk atau mengalami


(financial distress) dan tidak financial distress maka akan
bermasalah (non-financial distress). berdampak buruk pula pada
Disini oleh peneliti kondisi manajemen. Sebaliknya jika
keuangan perusahaan menjadi hal laporan keuangan menunjukkan
yang akan diuji juga apakah akan kondisi keuangan yang baik atau
berpengaruh terhadap praktik mengalami non-financial distress
manajemen laba yang diterapkan maka akan berdampak baik pula
di perusahaan atau tidak. bagi manajemen.
Berdasarkan latar belakang dan Fuad (2007) menjelaskan
uraian di atas, tujuan dari bahwa terdapat hubungan antara
penelitian ini adalah untuk kondisi keuangan perusahaan yang
menemukan bukti empiris tentang bermasalah dengan praktik
kondisi keuangan dan manajemen laba menaikkan laba
implementasi IFRS dapat diperusahaan antara kondisi
mempengaruhi manajemen laba . keuangan perusahaan yang
bermasalah dengan praktik
manajemen laba menaikkan laba.
TELAAH LITERATUR Lalu Habib et. al, (2013) juga
Pengaruh Kondisi Keuangan menguji tentang kondisi keuangan
terhadap Manajemen Laba bermasalah, manajemen laba, dan
Laporan keuangan harga pasar saham perusahaan
merupakan hal yang penting dalam pada masa krisis keuangan global.
rangka penilaian kinerja Hasil penelitian ini yaitu
manajemen. Selain itu, laporan perusahaan yang sedang
keuangan juga dapat digunakan mengalami kondisi keuangan
dalam rangka menilai kesehatan bermasalah atau kesulitan
perusahaan. Menurut Rustamadji keuangan cenderung lebih besar
(2008) tingkat kesehatan suatu kemungkinannya melakukan
perusahaan yang telah go public manipulasi laba dibandingkan
penting sekali untuk diketahui dan dengan perusahaan yang tidak
dimonitor oleh pihak-pihak yang mengalami kondisi keuangan
berkepentingan di dalamnya. Hal bermasalah.
ini karena dengan melihat sehat Kemudian terdapat
atau tidaknya keuangan penelitian milik Stubben (2010)
perusahaan maka membuat kita menguji Revenue Discretionary Model
dapat mengetahui bagaimana untuk mengukur manajemen laba.
kondisi keuangan perusahaan. Dan Hasil dari penelitian ini yaitu
salah satu alat yang dapat revenue discretionary model yang
digunakan untuk melihat kondisi terdiri dari revenue model dan
keuangan perusahaan yaitu conditional revenue model memiliki
laporan keuangan. Akibatnya, bias yang lebih kecil dibandingkan
ketika laporan keuangan dapat dengan model lainnya sehingga
menunjukkan kondisi keuangan tingkat keandalannya lebih tinggi.
perusahaan dan pada saat itu Selain itu Mufida (2012) juga
kondisi keuangan perusahaan melakukan pengujian yang mirip
70
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

seperti milik Stubben tetapi yang saat akan memilih metode


diuji hanya conditional revenue model akuntansi sehingga memberi
dibandingkan dengan modified jones peluang kepada manajer untuk
model. Hasil dari penelitian ini memilih atau untuk mengubah
yaitu conditional revenue model metode akuntansi yang digunakan
mendeteksi manajemen laba lebih dalam rangka meningkatkan,
baik dibandingkan dengan modified menurunkan, atau meratakan laba.
jones model. Sedangkan setelah adopsi IFRS
Berdasarkan uraian di atas maka fleksibilitas yang dimiliki
dan penelitian-penelitian terdahulu oleh perusahaan akan menurun
yang sudah ada, maka hipotesis sehingga kemungkinan perusahaan
pertama yang diajukan dalam untuk melakukan manajemen laba
penelitian ini adalah: pun ikut menurun.
H1 : Kondisi keuangan Sudah ada beberapa
perusahaan berpengaruh penelitian terdahulu terkait dengan
negatif terhadap tindakan pengaruh implementasi IFRS
manajemen laba. terhadap praktik manajemen laba
antara lain milik Nastiti (2015)
Pengaruh Implementasi IFRS yang menguji tentang pengaruh
terhadap Manajemen Laba konvergensi IFRS terhadap
Sebuah standar akuntansi manajemen laba dengan corporate
yang bersifat internasional governance sebagai variabel
sebenarnya memiliki tujuan untuk pemoderasi. Hasil dari penelitian
menyederhanakan berbagai ini yaitu konvergensi IFRS
alternatif kebijakan akuntansi yang memberikan pengaruh yang
diperbolehkan dengan harapan signifikan terhadap manajemen
untuk membatasi pertimbangan laba dengan arah positif. Lalu
kebijakan manajemen Rudra & Bhattacharjee (2012) juga
(management’s discretion) terhadap melakukan penelitian tentang
manipulasi laba yang dapat pengaruh pengadopsian IFRS
dilakukan sehingga dapat terhadap manajemen laba
meningkatkan kualitas laba (Cai et khususnya di India. Hasil dari
al, 2008). Manajemen menjadi penelitian ini yaitu adopsi IFRS
lebih terbatas karena dengan berpengaruh secara positif terhadap
adanya standar yang bersifat manajemen laba. Namun, dalam
internasional maka akan semakin penelitian tersebut dijelaskan
sedikit pula pilihan-pilihan metode bahwa penelitian lebih lanjut akan
akuntansi yang dapat diterapkan dilakukan demi mendapatkan bukti
sehingga dapat meminimalisir yang lebih kuat.
praktik kecurangan akuntansi. Dan Berdasarkan penjelasan di
kini sudah ada standar akuntansi atas, maka hipotesis ke-2 yang
yang sifatnya internasional yaitu diajukan dalam penelitian ini
IFRS. adalah:
Seperti kita ketahui bahwa H2: Implementasi IFRS
sebelum ada IFRS, manajemen berpengaruh positif terhadap
memiliki fleksibilitas yang besar tindakan manajemen laba
71
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

Gambar 1
Kerangka Pemikiran

Kondisi Keuangan
(Financial Distress H1
dan
Non-Financial Distress)
Manajemen Laba

Implementasi IFRS H2

METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Populasi dan Sampel Variabel independen
Populasi dalam penelitian pertama yang digunakan dalam
ini adalah perusahaan non- penelitian ini adalah kondisi
keuangan yang terdaftar di Bursa keuangan perusahaan yang akan
Efek Indonesia (BEI). Dalam dibagi menjadi dua yaitu kondisi
pemilihan sampel, penelitian ini keuangan perusahaan bermasalah
menggunakan purposive sampling (financial distress) dengan proksi
dengan kriteria sebagai berikut: laba bersih negatif selama dua
Perusahaan non-keuangan yang tahun berturut-turut dan kondisi
terdaftar di BEI dengan laporan keuangan perusahaan tidak
keuangan yang lengkap selama bermasalah (non-financial distress)
periode 2009-2014. dengan proksi laba bersih positif
1. Perusahaan menerbitkan selama dua tahun berturut-turut
laporan keuangan tahunan Luciana (2006). Kondisi keuangan
(annual report) dari tahun 2009- perusahaan dihitung dengan
2014. persamaan:
2. Perusahaan yang mengalami

net gain dua tahun berturut- Kondisi _ Keuangan  NI1 NI 2
turut untuk perusahaan 2
dengan kondisi keuangan tidak (1)
bermasalah (non-financial Keterangan :
distress). NI1 = laba bersih periode 1 (tahun
3. Perusahaan yang mengalami 2009, 2011, dan 2013)
net loss dua tahun berturut- NI2 = laba bersih periode 2 (tahun
turut untuk perusahaan 2010, 2012, dan 2014)
dengan kondisi keuangan
bermasalah (financial distress). Variabel independen
4. Perusahaan dengan laporan kedua yang digunakan dalam
keuangan yang memiliki akun- penelitian ini adalah implementasi
akun lengkap yang diperlukan IFRSi,t. IFRSi,t diproksikan dengan
dalam proses penelitian.
72
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

variabel dummy, dengan indeks GRR_N = industry median adjusted


sebagai berikut: revenue growth (= 0 if positive),
1 = Periode setelah tahap GRM = industry median adjusted
implementasi IFRS sebagai gross margin at end of fiscal year,
basis standar akuntansi _SQ = square of variable.
keuangan di Indonesia, yakni Ukuran perusahaan (firm
setelah tanggal 1 Januari 2012. size) merupakan proksi dari
Sampel yang digunakan kekuatan finansial. Umur
adalah perusahaan non- perusahaan merupakan proksi
keuangan yang terdaftar pada untuk tahap perusahaan dalam
BEI tahun 2012-2014. siklus bisnis. Sebagai proksi dari
0 = Periode sebelum tahap kinerja operasional dari
implementasi IFRS sebagai perbandingan perusahaan dengan
basis standar akuntansi perusahaan kompetitor, digunakan
keuangan di Indonesia, yakni industry-median-adjusted growth rate
sebelum tanggal 1 Januari in revenue dan industry-median-
2012. Sampel yang digunakan adjusted gross margin (Stubben,
adalah perusahaan non- 2010).
keuangan yang terdaftar pada Kemudian terdapat tiga
BEI tahun 2009-2011. variabel kontrol yang akan
digunakan dalam penelitian ini ada
Variabel dependen yang tiga, anatara lain yaitu:
digunakan dalam penelitian ini Profitabilitas
adalah manajemen laba yang Profitabilitas perusahaan yang di
dihitung dengan conditional revenue ukur dengan return on assets (ROA).
model (Stubben, 2010:705). ROA menunjukkan seberapa
efisien manajemen menggunakan
ΔARit = α + β1 ΔRit + β2 ΔRit × SIZEit aset untuk menghasilkan laba.
+ β3 ΔRit × AGEit + β4 ΔRit Berdasarkan bonus plan hypothesis,
× AGE_SQit + β5ΔRit × insentif manajemen umumnya
GRR_Pit + β6ΔRit × didasarkan pada profitabilitas
GRR_Nit + β7ΔRit perusahaan. Oleh karena itu,
× GRMit + β8 ΔRit × profitabilitas dapat dijadikan
GRM_SQit +ε it indikasi di lakukannya earnings
management.
(2) Net _ Income
ROA  Total _ Asset t

Keterangan:
it
t

Δ AR = annual change receivable, (3)


Δ R = annual change revenue, Ukuran Perusahaan
SIZE = natural log dari total asset Ukuran perusahaan (Size),
akhir tahun, berdasarkan politycal cost hypothesis
AGE = natural log umur maka Watts & Zimmerman (1990)
perusahaan, menyatakan bahwa perusahaan
GRR_P = industry median adjusted dengan ukuran yang lebih besar
revenue growth (= 0 if negative), akan lebih banyak memilih
kebijakan akuntansi yang membuat
73
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

laba perusahaan menjadi turun. yang merupakan ukuran


Ukuran perusahaan diproksikan perusahaan, dan LEV yang
dengan besarnya nilai aset yang merupakan rasio utang
dimiliki oleh perusahaan dan perusahaan, ketiga ukuran tersebut
diukur dengan cara me-logkan total merupakan variabel kontrol.
aset.
Size  Ln _ TotalAsset
it it

(4) HASIL DAN PEMBAHASAN


Leverage Deskripsi Objek Penelitian
Leverage yang diukur dengan rasio Objek penelitian yang
total liabilitas terhadap total aset digunakan dalam penelitian ini
yang dimiliki perusahaan. Dalam adalah perusahaan non-keuangan
hal ini, total liabilitas merupakan yang terdaftar di Bursa Efek
gambaran nilai pembiayaan Indonesia (BEI). Penelitian ini
perusahaan melalui hutang. menguji bagaimana pengaruh
Berdasarkan debt covenant hypothesis kondisi keuangan perusahaan
maka perusahaan akan cenderung terhadap manajemen laba dan
melakukan earning management bagaimana pengaruh implementasi
secara agresif untuk mencegah IFRS terhadap manajemen laba.
pelanggaran perjanjian hutang atau Periode penelitian yang digunakan
gagal bayar (Watts & Zimmerman, yaitu dari tahun 2009-2014. Sistem
1990). penyampelan dalam penelitian ini
Total _ liabilitas
LEV  t
yaitu menggunakan purposive
it
Total _ Asset t
sampling. Berdasarkan proses
(5)
purposive sampling maka diperoleh
990 sampel perusahaan non-
Metode Analisis Data keuangan yang akan menjadi objek
Metode analisis yang penelitian. Proses purposive sampling
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut
adalah analisis regresi berganda ini:
(multiple regressio analysis). Model
regresi yang dikembangkan untuk Tabel 1
menguji hipotesis-hipotesis yang Purposive Sampling Penelitian
telah dirumuskan dalam penelitian
Jumlah
ini adalah: Keterangan
EM = α it + β1 FC it+ β2 IFRS it + β3 Perusahaan
LEV it + β4 Size it + β5 ROA it + ε it Jumlah perusahaan non
(6) keuangan pada tahun 440
Dimana: 2014
EM adalah manajemen Jumlah perusahaan yang
laba yang merupakan variabel tidak memiliki laporan
(131)
dependen, FC adalah kondisi keuangan lengkap sampai
keuangan perusahaan dan IFRS tahun 2014
adalah implementasi IFRS sebagai Jumlah perusahaan yang
variabel independen, dan ROA (98)
tidak mengalami net gain
yang ukuran profitabilitas, Size
74
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

atau net loss dua tahun ada dalam penelitian. Variabel-


berturut-turut variabel yang digunakan dalam
Jumlah perusahaan outlier penelitian ini yaitu:
(46)
1. Variabel dependen: EM
Jumlah perusahaan (manajemen laba).
165
sampel 2. Variabel independen: FC dan
Periode Pengamatan IFRS (kondisi keuangan dan
6 tahun
(2009-2014) implementasi IFRS).
Jumlah data pengamatan 990 3. Variabel kontrol: ROA,
leverage, dan size.
Adapun hasil dari statistik data
Analisis Deskriptif
yang digunakan dalam penelitian
Analisis statistik deskriptif
ini tampak dalam tabel 2 berikut:
dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui gambaran
umum dari variabel-variabel yang

Tabel 2
Statistik Deskriptif
Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max
Manajemen Laba (EM) 990 0,0429 1,1566 -6,1100 6,2527
Kondisi Keuangan
(FC) 990 0,6028 1,2605 -0,5925 7,6157
dalam triliun
Kondisi Keuangan Financial
66 -0,1266 0,1642 -0, 5925 -0,0022
Distress (FC_FD) dalam triliun
Kondisi Keuangan Non-Financial
924 0,6548 1,2884 0,0003 7,6157
Distress (FC_NFD) dalam triliun
ROA 990 7,5354 8,9032 -27,3875 43,9274
Leverage 990 0,4649 0,1984 0,0519 1,1317
Ln Total Asset (Size) 990 28,2797 1,5326 24,2735 32,0853
Total Asset (dalam triliun) 990 5,4349 9,0596 0,0348 86,0773

Uji Asumsi Klasik ini tidak terdistribusi


1. Uji Normalitas Data normal. Untuk mengatasi
Berdasarkan hasil masalah normalitas tersebut
hitung dengan maka peneliti
menggunakan bantuan menghilangkan outlier yang
program komputer STATA ada dalam data penelitian
10.0 diperoleh nilai hasil uji baik outlier dari residual
normalitas Shapiro-Francia maupun outlier dari setiap
dengan sig. (p>z) 0,00000. variabel. Hasil uji
Dengan demikian maka normalitas setelah melalui
residual dari data penelitian proses menghilangkan
75
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

outlier ternyata nilai ditampilkan pada lampiran


signifikansinya (prob > z) 4 maka dapat disimpulkan
0,00001. bahwa model regresi kita
Oleh karena itu, mempunyai variance yang
maka dapat disimpulkan tidak konstan atau terdapat
bahwa data residual dari masalah heteroskedastisitas
penelitian ini tetap tidak untuk tiga variabel yaitu
normal. Namun, menurut variabel kondisi keuangan
Fox (1991) dalam Latan (FC), implementasi IFRS
(2014), hal ini tidak perlu (IFRS), dan ukuran
dikhawatirkan karena jika perusahaan (Size). Masalah
sampel yang kita gunakan heteroskedastisitas dalam
besar, maka pelanggaran model ini dapat diketahui
terhadap asumsi ini tidak dari nilai probabilitas yang
akan berpengaruh terhadap dihasilkan untuk variabel
hasil estimasi karena kondisi keuangan (FC),
berdasarkan pada central implementasi IFRS (IFRS),
limit theorem. Selain itu data dan ukuran perusahaan
sudah dianggap normal (Size) kurang dari 0.05.
karena sudah melalui proses Namun demikian, kita tidak
normalitas data. perlu khawatir. Hal ini
karena, masalah
2. Uji Multikolinieritas heteroskedastisitas yang
Berdasarkan hasil uji terjadi tersebut dapat diatasi
multikolinearitas tidak ada dengan menggunakan uji
satupun dari variabel bebas regresi yang menerapkan
yang mempunyai nilai VIF robust. Perintah robust dalam
lebih besar dari 10. Begitu STATA akan secara
juga untuk nilai tolerance otomatis menghilangkan
tidak ada yang lebih kecil masalah heteroskedastisitas.
dari 0,20. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa 4. Uji Autokorelasi
tidak ada korelasi yang Berdasarkan
sempurna antara variabel pengujian autokorelasi yang
bebas (independent), menggunakan bantuan
sehingga tidak terjadi progam komputer STATA
masalah-masalah untuk 10.0 seperti yang ada di
multikolonieritas di dalam lampiran 5 maka diperoleh
model regresi pada nilai Durbin-Watson sebesar
penelitian ini. 1,98084. Dengan nilai
Durbin-Watson 1,98084
3. Uji Heteroskedastisitas maka jika dibandingkan
Berdasarkan olah dengan tabel maka
data dengan menggunakan keputusannya yaitu dU <
bantuan program komputer 1,98084 < 4-dU ( dL untuk
STATA 10.0 seperti yang n 990 dan k 6 yaitu 1,90612)
76
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

yang berarti data dalam kondisi keuangan (FC),


penelitian ini tidak implementasi IFRS (IFRS), dan
mengandung masalah ukuran perusahaan (Size). Oleh
autokorelasi. karena itu, kita tidak bisa hanya
menggunakan uji regresi linear
Uji Hipotesis berganda biasa tetapi harus
Pengujian hipotesis untuk menambahkan robust. Perintah
penelitian ini dapat dilakukan robust akan secara otomatis
dengan uji regresi linear berganda. menghilangkan masalah
Seperti yang sudah kita ketahui heteroskedastisitas yang ada dalam
sebelumnya bahwa data dalam penelitian. Hasil uji regresi linear
penelitian ini mengandung berganda dari penelitian tampak
masalah heteroskedastisitas untuk seperti pada tabel 3 berikut:
beberapa variabel seperti variabel

Tabel 3
Hasil Regresi

Variabel Dependen
EM
Variabel Koefisien T Signifikansi
Konstanta 2,661 2,84 0,005
FC -0,154 -3,95 0,000
IFRS 0,162 2,15 0,032
Leverage -0,260 -1,16 0,246
Size -0,092 -2,68 0,007
ROA 0,016 2,58 0,010
F = 13,06
Prob > F = 0,0000
Adjusted R2 = 6,63%

EM = manajemen laba dengan Conditional Revenue Model


FC = kondisi keuangan perusahaan (Financial Distress = dua
tahun rugi dan Non-Financial Distress = dua tahun laba)
IFRS = implementasi IFRS dengan variabel dummy (1=
setelah implementasi IFRS yaitu dari tahun 2012-2014 dan 0
= sebelum implementasi IFRS yaitu dari tahun 2009-2014)
Leverage = total liabilitas dibagi dengan total asset
Size= natural log total asset
ROA = net income dibagi dengan total asset

Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda


77
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

dengan menggunakan bantuan kepentingan pihak-pihak tersebut


progam komputer STATA 10.0 sering kali menimbulkan masalah-
seperti yang ada pada tabel di atas masalah yang disebut dengan
maka diperoleh nilai regresi yang masalah keagenan (agency problem)
sudah di beri robust agar contohnya masalah manajemen
meenghilangkan masalah laba. Seorang manajer akan
heteroskedastisitas. melakukan manajemen laba
apabila ia merasa bahwa
Pengujian Hipotesis kepentingannya terancam.
1. Pengaruh Kondisi Contohnya jika kondisi keuangan
Keuangan Perusahaan sedang buruk (financial distress)
terhadap Manajemen Laba maka manajemen berusaha untuk
Seperti yang sudah memanipulasi laporan keuangan
dijelaskan sebelumnya, laporan agar kondisi keuangan perusahaan
keuangan merupakan sarana yang seolah-olah sedang baik. Atau juga
penting untuk apabila perusahaan sedang dalam
mempertanggungjawabkan apa keadaan yang sangat baik (non-
yang dilakukan oleh manajer atas financial distress) maka mereka
sumber daya pemilik. Salah satu seolah-olah menurunkan laba
ukuran penting yang ada dalam mereka agar dapat mengurangi
laporan keuangan untuk mengukur biaya pajak.
kinerja manajemen adalah laba. Berdasarkan hasil
Oleh karena itu, disini peneliti penelitian tentang pengaruh
mengambil parameter untuk kondisi keuangan perusahaan
menentukan perusahaan yang terhadap manajemen laba pada
sedang mengalami financial distress perusahaan non-keuangan yang
atau non-financial distress terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berdasarkan laba perusahaan. diperoleh hasil nilai t hitung > t
Kecenderungan lebih tabel (-3,95 > 1,960) dan nilai
memperhatikannya laba untuk probability kondisi keuangan 0,000
mengukur kinerja manajemen < 0,050. Oleh karena itu, dapat
tersebut sangat disadari oleh pihak dikatakan bahwa terdapat
manajemen sehingga hal ini dapat pengaruh yang signifikan dari
mendorong perilaku menyimpang kondisi keuangan terhadap
dari manajer yaitu dengan manajemen laba dan ditunjukkan
melakukan manajemen laba. dengan tanda negatif maka H1
Dalam teori keagenan yang menyatakan bahwa kondisi
sudah dijelaskan bahwa manajer keuangan perusahaan berpengaruh
mempunyai kewajiban untuk negatif terhadap tindakan
memaksimumkan kesejahteraan manajemen laba diterima
para pemangku kepentingan tetapi kebenarannya.
disisi lain manajer juga Jadi, dapat disimpulkan
mempunyai kepentingan untuk apabila kondisi keuangan suatu
memaksimumkan kesejahteraan perusahaan semakin bagus maka
mereka sendiri (Jensen & praktik manajemen laba yang ada
Meckling, 1976). Penyatuan di perusahaan tersebut juga
78
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

semakin kecil, begitu juga itu diharapkan bahwa dengan


sebaliknya. Oleh karena itu, mengimplementasikan IFRS maka
apabila suatu perusahaan berada dapat menurunkan manajemen
pada kondisi keuangan yang tidak laba.
bermasalah (non-financial distress) Namun demikian, seperti
maka tingkat manajemen laba yang yang sudah dijelaskan sebelumnya
dilakukan akan lebih rendah jika bahwa berdasarkan teori akuntansi
dibandingkan apabila perusahaan dalam buku milik Wolk, et. al
berada pada kondisi keuangan (2008), maka praktik akuntansi
yang bermasalah (financial distress). seperti manajemen laba tidak
Hasil penelitian ini relevan dengan hanya dipengaruhi oleh standar
penelitian milik Habib et. al, (2013) yang sifatnya internasional tetapi
yang menyatakan bahwa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
perusahaan yang sedang lain seperti faktor ekonomi dan
mengalami kondisi keuangan politik. Faktor ekonomi dan politik
bermasalah (financial distress) atau yang ada kan mempengaruhi teori
kesulitan keuangan cenderung akuntasi dan kemudian
lebih besar kemungkinannya membentuk kebijakan atau standar
melakukan manipulasi laba akuntansi. Lalu, kebijakan atau
dibandingkan dengan perusahaan standar akuntansi akan
yang tidak mengalami kondisi diinterpretasikan atau ditafsirkan
keuangan bermasalah (non-financial oleh manajemen untuk
distress). menentukan praktik akuntansi
yang ada di perusahaan. Perbedaan
2. Pengaruh Implementasi dalam penafsiran ini lah yang akan
IFRS terhadap Manajemen membedakan praktik akuntansi di
Laba setiap perusahaan. Oleh karena itu
Implementasi IFRS secara Manzano dan Conesa (2013)
penuh sedikit banyak akan menjelaskan bahwa implementasi
mempengaruhi sistem pelaporan IFRS memang meningkatkan
akuntansi di setiap negara yang kualitas laba tetapi implementasi
mengimplementasikannya. IFRS tidak memiliki hubungan
Menurut Cai et al (2008), sebuah dengan lebih rendahnya level
standar akuntansi yang bersifat discretionary accrual. Hal ini karena
internasional memiliki tujuan pilihan dari standar akuntansi yang
untuk menyederhanakan berbagai di pakai oleh perusahaan lebih
alternatif kebijakan akuntansi yang dipengaruhi oleh perilaku
diperbolehkan dengan harapan manajernya bukan IFRS. Oleh
untuk membatasi pertimbangan karena itu bisa saja setelah
kebijakan manajemen implementasi IFRS justru
(management’s discretion) terhadap manajemen labanya meningkat.
manipulasi laba sehingga dapat Berdasarkan hasil
meningkatkan kualitas laba. Dalam penelitian tentang pengaruh
hal ini maka IFRS dianggap implementasi IFRS terhadap
sebagai sebuah standar yang manajemen laba pada perusahaan
bersifat internasional. Oleh karena non-keuangan yang terdaftar di
79
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

Bursa Efek Indonesia diperoleh hypothesis, Leverage mewakili debt


hasil bahwa nilai t hitung > t tabel covenant hypothesis, dan Size
(2,15 > 1,960) dan nilai probability mewakili political cost hypothesis.
implementasi IFRS 0,032 < 0,05. Berdasarkan hasil
Dengan demikian dapat dikatakan penelitian maka dapat dilihat pada
bahwa pengaruh implementasi bahwa variabel kontrol Size
IFRS terhadap manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap
ditunjukkan dengan tanda positif manajemen laba. Hal ini dapat
maka H2 yang menyatakan bahwa diketahui dari nilai t hitung > t
implementasi IFRS berpengaruh tabel (-2,68 > 1,960) dan nilai
positif terhadap manajemen laba probability Size 0,007 < 0,05.
diterima kebenarannya. Hasil Dengan demikian maka dapat kita
penelitian ini relevan dengan lihat bahwa Size berpengaruh
penelitian milik Rudra & negatif terhadap manajemen laba,
Bhattacharjee (2012) yang jadi semakin besar ukuran
menyatakan bahwa adopsi IFRS perusahaan maka semakin kecil
berpengaruh secara positif terhadap manajemen laba yang dilakukan
manajemen laba yang ada di India perusahaan tersebut dan
pada tahun 2010. Lalu, penelitian sebaliknya.
milik Nastiti (2015) yang Dalam penelitian ini,
menyatakan bahwa konvergensi variabel kontrol ROA juga
IFRS berpengaruh secara berpengaruh signifikan terhadap
signifikan terhadap indikasi manajemen laba. Hal ini dapat
manajemen laba yang dilakukan dilihat dari nilai t hitung > t tabel
oleh pihak manajemen di (2,58 > 1,960) dan nilai probability
perusahaan manufaktur yang ROA 0,010 < 0,05. Dengan
terdaftar di BEI pada tahun 2010- demikian maka dapat kita lihat
2013 dan pengaruhnya tersebut bahwa ROA berpengaruh positif
ditunjukkan dengan tanda positif. terhadap manajemen laba,
Hal tersebut berarti manajemen sehingga dapat dikatakan bahwa
laba justru meningkat setelah ada semakin tinggi tingkat profitabilitas
implementasi IFRS. yang dimiliki oleh perusahaan
maka sebenarnya semakin tinggi
3. Analisis Variabel Kontrol pula praktik manajemen laba yang
Variabel kontrol dalam ada diperusahaan tersebut dan
penelitian ini terdiri dari tiga sebaliknya. Sedangkan untuk
variabel yaitu variabel Size, ROA, variabel kontrol Leverage dalam
dan Leverage. Ketiga variabel penelitian ini tidak berpengaruh
tersebut dipilih berdasarkan pada signifikan terhadap manajemen
tiga hipotesis yang mendorong laba. Hal ini dapat diketahui untuk
terjadinya manajemen laba milik variabel Leverage dari nilai t hitung
Watt dan Zimmerman (1990), < t tabel (-1,16 < 1,960) dan nilai
yaitu bonus plan hypothesis, debt probability Size 0,246 > 0,05.
covenant hypothesis, dan political cost
hypothesis. Dalam penelitian ini
ROA mewakili bonus plan
80
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

KESIMPULAN perusahaan non-keuangan


yang terdaftar di Bursa Efek
Berdasarkan hasil analisis Indonesia (BEI) periode 2009-
dan pembahasan pada penelitian 2014.
yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut : Penelitian ini tidak terlepas
1. Besarnya pengaruh yang dari keterbatasan. Keterbatasan
diberikan oleh kondisi dari penelitian ini diantaranya
keuangan FC dan adalah :
implementasi IFRS (IFRS) 1. Penelitian ini hanya mencakup
terhadap manajemen laba topik pembahasan mengenai
dengan variabel kontrol accrual management saja dan
ukuran perusahaan (size), tidak membahas dua jenis
leverage, dan ROA adalah manajemen laba yang lain
0,0663 atau sebesar 6,63%. yaitu fraudulent accounting dan
Sedangkan sisanya 0,9337 atau real earning management.
93,37 % dipengaruhi oleh 2. Penelitian ini hanya
faktor lain yang tidak menggunakan periode 6 tahun.
dimasukkan dalam penelitian Dengan menggunakan periode
ini. yang lebih panjang atau
2. Secara parsial variabel kondisi pendek dimungkinkan adanya
keuangan (FC) berpengaruh hasil yang berbeda dengan
signifikan terhadap hasil penelitian ini.
manajemen laba dengan arah 3. Penelitian ini hanya
negatif pada perusahaan non- menggunakan enam variabel
keuangan yang terdaftar di penelitian yaitu kondisi
Bursa Efek Indonesia (BEI) keuangan (FC) dan
periode 2009-2014. implementasi IFRS (IFRS)
3. Secara parsial variabel sebagai variabel independen,
implementasi IFRS (IFRS) ukuran perusahaan (size),
berpengaruh signifikan leverage, dan ROA sebagai
terhadap manajemen laba variabel kontrol, dan
dengan arah positif pada manajemen laba sebagai
perusahaan non-keuangan variabel dependen.
yang terdaftar di Bursa Efek 4. Definisi financial distress dan
Indonesia (BEI) periode 2009- non-financial distress dalam
2014. penelitian ini hanya terbatas
4. Secara simultan (bersama- pada keterangan dua tahun
sama) variabel independen berturut-turut mengalami laba
kondisi keuangan (FC) dan negatif atau dua tahun
implementasi IFRS (IFRS) berturut-turut mengalami laba
dengan variabel kontrol yang positif tanpa memperhatikan
terdiri dari ukuran perusahaan periodenya backward atau
(size), leverage, serta ROA forward.
berpengaruh secara signifikan
terhadap manajemen laba pada
81
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

Berdasarkan kesimpulan Gadjah Mada Yogyakarta.


yang ada, maka dapat disampaikan Tidak diterbitkan.
beberapa saran yaitu sebagai Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi
berikut: Analisis Mulivariate dengan
1. Disarankan untuk peneliti Program SPSS. Edisi 5.
berikutnya yang akan Semarang: Badan Penerbit
melakukan penelitian serupa Universitas Diponegoro
dengan menambah variabel Habib, A., Bhuiyan, B.U. Islam,
independen yang lain dengan A. (2013). Financial Distress,
mempertimbangkan faktor Earnings Management and
ekonomi dan politik. Hal ini Market Pricing of Accruals
karena faktor ekonomi dan During the Global Financial
politik memiliki pengaruh Crisis. Managerial Finance,
terhadap manajemen laba Vol. 39 (2), hlm 155 - 180
sehingga lebih mampu Handayani, Y. P. (2014). Analisis
mewakili kondisi BEI secara Perbedaan Manajemen Laba
umum. Sebelum dan Sesudah Penerapan
2. Bagi peneliti lain yang akan Standar Akuntansi Keuangan
melakukan penelitian sejenis (Konvergensi IFRS). Artikel
ini sebelum melakukan Skripsi Fakultas Ekonomi
penelitian diharapkan untuk Universitas Negeri Padang.
melihat kondisi perekonomian Diterbitkan.
pada saat mengambil periode Ikatan Akuntan Indonesia. (2012).
penelitian. Dengan demikian Standar Akuntansi Keuangan.
dapat dipilih periode penelitian Jakarta: Salemba Empat
dengan kondisi perekonomian Ismail, W.A.W., Kamarudin,
yang tidak berfluktuasi K.A., van Zilj, T., &
sehingga bias dalam penelitian Dunstan, K. (2013). Earnings
bisa dikurangi. Quality and the Adoption of
IFRS-based Accounting
Standards: Evidence from an
DAFTAR RUJUKAN Emerging Market. Asian
Cai, L. Rahman, A. and Review of Accounting, Vol.
Courtenay, S. (2008). The 21(1), hlm 53-73.
Effect of IFRS and its Jensen, M. C., & Meckling, W. H.
Enforcement on Earnings (1976). Theory of the Firm:
Management: An Managerial Behavior,
International Comparison. Agency Cost and Ownership
Social Science Research Structure. Journal of Financial
Network. Massey University. Economics, Vol. 3 (4), hlm
New Zealand 305-360
Fuad, J. (2007). Hubungan antara Latan, Henky. (2014). Aplikasi
Kondisi Keuangan Perusahaan Analisis Data Statistik untk
dengan Manajemen Laba. Ilmu Sosial Sains dengan
Skripsi Fakultas Ekonomika STATA. Bandung: Alfabeta
dan Bisnis Universitas
82
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

Luciana, S. A. (2006). Prediksi Rudra, T. & Bhattacharjee, D.


Kondisi Financial Distress (2012). Does IFRS influence
Perusahaan Go-Public earning management?
dengan Menggunakan Evidence from India. Journal
Analisis Multinomial Logit. of Management Research, Vol. 4
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. (1), hlm 1-13.
Vol. 12 (1), hlm. 1-26 Rustamadji. (2008). Analisis
Manzano, M. P., & Conesa. I. M. kesehatan perusahaan dan
(2013). Assessing The Impact pengaruhnya terhadap
of IFRS adaption on koefisien varians, tingkat
Earnings Management: An pengembalian dan resiko
Emerging Market saham. Jurnal Manajemen
Perspective. Transformations Mutu, Vol. 7 (2), hlm 153-
in Business & Economics, Vol. 168.
13, No 1 (31), hlm. 21-40. Sari, N. H. (2014). Revenue
Mauliano, D. A. (2009). Analisis Discretionary Model
Faktor-Faktor yang Pengukuran Manajemen
Mempengaruhi Pergerakan Laba: Berdasarkan
Indeks Harga Saham Gabungan SektorIndustri Manufaktur di
(IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Fakultas Ekonomi, Akuntansi dan Keuangan, Vol.
Universitas Gunadarma. 16 (1), hlm 43-51
Nastiti, A. D. (2015). Analisis Scott, W. R. (2015). Financial
Pengaruh Konvergensi IFRS Accounting Theory. 7th Edition.
terhadap Manajemen Laba Scarborough,
dengan Corporate Governance Ontario:Prentice-Hall
sebagai Variabel Moderating. Canada, Inc.
Skripsi Fakultas Ekonomi Stubben, S. R. (2010).
Universitas Diponegoro Discretionary Revenues as a
Semarang. Diterbitkan. Measure of Earnings
Nur’aini, Mufida. (2012). Studi Management. The Accounting
Perbandingan Model Revenue Review, Vol 85 (02), hlm 695-
dan Model Accrual dalam 717.
Mendeteksi Manajemen Laba. Wang, Y and Michael Campbell.
Skripsi Fakultas Ekonomi (2012). Earnings
Universtas Diponegoro Management Comparison:
Semarang. Diterbitkan. IFRS vs. China GAAP.
Qomariah, R. N. (2013). Dampak International Management
Konvergensi IFRS terhadap Review, Vol. 8 (1), hlm 5-11.
Manajemen Laba dengan Watts, Ross L & J. L.
Struktur Kepemilikan Zimmerman. (1990). Positive
Manajemen Sebagai Variabel Accounting Theory: Ten
Moderating. Skripsi Fakultas Years Perspective. The
Ekonomi Universitas Accounting Review. Vol. 65 (1),
Diponegoro Semarang. hlm 131-156
Diterbitkan.
83
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

Wolk, Harry I., Dodd, James L.


and John J. Rozycki. (2008). Sumber Lain
Accounting Theory: Conceptual www.idx.co.id
Issues in a Political and
Economic Environment. Los
Angeles: SAGE Publication.

LAMPIRAN

1. Analisis Deskriptif

. summarize em fc fc_fd fc_nfd leverage roa size totalasset

Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max

em 990 .0428652 1.156588 -6.11 6.2527


fc 990 .6027945 1.260523 -.5925 7.6157
fc_fd 66 -.1266333 .1641838 -.5925 -.0022
fc_nfd 924 .6548965 1.28836 .0003 7.6157
leverage 990 .4649091 .1983591 .0519 1.1317

roa 990 7.53542 8.903185 -27.3875 43.9274


size 990 28.27968 1.532582 24.2735 32.0863
totalasset 990 5.434921 9.059619 .0348 86.0773

2. Hasil Uji Normalitas Data

. sfrancia res

Shapiro-Francia W' test for normal data


Variable Obs W' V' z Prob>z

res 990 0.84993 99.406 8.924 0.00001

3. Hasil Uji Multikolinearitas


. estat vif

Variable VIF 1/VIF

fc 1.94 0.515530
size 1.69 0.590416
roa 1.42 0.704955
leverage 1.22 0.821132
ifrs 1.03 0.968493

Mean VIF 1.46


84
Ratri Jurnal PETA Vol. 4 No.2 Juli 2019

4. Hasil Uji Heteroskedastisitas


. estat szroeter fc ifrs leverage size roa em

Szroeter's test for homoskedasticity

Ho: variance constant


Ha: variance monotonic in variable

Variable chi2 df p

fc 16.43 1 0.0001 #
ifrs 20.32 1 0.0000 #
leverage 1.07 1 0.3012 #
size 13.65 1 0.0002 #
roa 0.73 1 0.3920 #
em 0.14 1 0.7100 #

# unadjusted p-values

5. Hasil Uji Autokorelasi

. estat dwatson

Durbin-Watson d-statistic( 6, 990) = 1.98084

6. Hasil Regresi Linear Berganda dengan Robust

. regress em fc ifrs leverage size roa, robust

Linear regression Number of obs = 990


F( 5, 984) = 13.06
Prob > F = 0.0000
R-squared = 0.0663
Root MSE = 1.1204

Robust
em Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

fc -.1543608 .0390931 -3.95 0.000 -.2310763 -.0776453


ifrs .1619178 .075321 2.15 0.032 .0141096 .3097261
leverage -.2604711 .224309 -1.16 0.246 -.7006501 .1797078
size -.09206 .0342974 -2.68 0.007 -.1593645 -.0247555
roa .0156906 .0060743 2.58 0.010 .0037705 .0276107
_cons 2.66124 .9378795 2.84 0.005 .8207664 4.501714

Anda mungkin juga menyukai