Anda di halaman 1dari 10

REGRESI PROBIT UNTUK ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG

MEMPENGARUHI PERCERAIAN DI SULAWESI TENGAH

Nur’eni1, Lilies Handayani2


1,2
Program Studi Statistika, Universitas Tadulako
e-mail: 1eniocy@yahoo.com, 2lilies.stath@gmail.com

Abstrak

Sulawesi Tengah adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki permasalahan dalam perceraian.
Tingkat perceraian di Sulawesi Tengah pada tahun 2016 sebesar 2,44%. Persentase tingkat perceraian
di Sulawesi Tengah ini menjadi tingkat perceraian ketiga tertinggi di Indonesia. Pada penelitian ini
diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kasus perceraian di Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan
adalah regresi probit biner dengan variabel respon adalah status perkawinan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel prediktor yang mempengaruhi perceraian secara signifikan di Provinsi
Sulawesi Tengah adalah umur kawin pertama (X2) kategori 1 (18-21 tahun) dan kategori 2 ( >21 tahun),
tingkat pendidikan (X3) kategori 1 (SD) dan kategori 4 (di atas SMA), daerah tempat tinggal (X4)
kategori 1 (kota) dan jumlah pengeluaran rumah tangga (X6) dengan tingkat ketepatan klasifikasi model
sebesar 99,2%.

Kata kunci: regresi probit biner, perceraian, status perkawinan, ketepatan klasifikasi

Abstract

Central Sulawesi is one of province in Indonesia which has divorce trouble. The divorce rate in Central
Sulawesi in 2016 is 2,44%, the third highest divorce rate in Indonesia. This research aimed the influence
factors of divorce cases in Central Sulawesi by using binary probit regression with the respon variable
is marriage status. The result shows that the predictor variable which influence the divorce in Central
Sulawesi are age of first marriage (X2) with age category 18-21 years and over 21 years, education
level (X3) with elementary school and over high school category, habitation (X4) with urban
categoryand household expanditure (X6) with the accuracy rate is 99,2%.

Keywords: binary probit regression, divorce, marriage status, accuracy rate

13
Perceraian merupakan salah satu
PENDAHULUAN masalah yang dihadapi oleh negara. Di
Demografi pertumbuhan penduduk Indonesia perceraian merupakan masalah
Indonesia sangat dipengaruhi oleh adanya yang penting untuk diatasi agar rumah
fertilitas. Perkawinan merupakan salah satu tangga yang dijalani rukun dan damai.
variabel yang mempengaruhi tinggi Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2015;
rendahnya tingkat fertilitas, sehingga secara BPS, 2016) tingkat perceraian di Indonesia
tidak langsung mempengaruhi pada tahun 2015 sebesar 1,91% dan pada
pertumbuhan penduduk. Perkawinan tahun 2016 meningkat sebesar 1,93%.
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria Sulawesi Tengah adalah salah satu
dan seorang wanita sebagai suami istri Provinsi di Indonesia yang juga memiliki
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah permasalahan dengan perceraian. Menurut
tangga) yang bahagia dan kekal Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat
berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa perceraian di Sulawesi Tengah tahun 2016
menurut UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974. sebesar 2,44%, mengalami kenaikan
Perkawinan jika dilakukan pada umur yang dibanding tingkat perceraian pada tahun
“tepat” akan membawa kebahagian bagi 2015 sebesar 1,97%. Persentase perceraian
keluarga dan pasangan (suami dan istri) di Sulawesi Tengah ini menjadi tingkat
yang menjalankan perkawinan tersebut. perceraian ketiga tertinggi setelah Nusa
Perkawinan yang dilakukan pada usia yang Tenggara Barat dan Kalimantan Selatan.
terlalu muda (dini) akan membawa banyak Sehingga perlu dilakukan penelitian
konsekuensi pada pasangan, antara lain mengenai variabel-variabel yang
adalah kesehatan, pendidikan, dan mempengaruhi perceraian di Provinsi
ekonomi. Pada kesehatan khususnya dalam Sulawesi Tengah.
hal kejiwaan, dimana perkawinan yang Analisis regresi dapat digunakan
dilakukan pada usia dini akan lebih mudah untuk menjelaskan variabel yang
berakhir dengan kegagalan karena mempengaruhi perceraian di Provinsi
ketiadaan kesiapan mental menghadapi Sulawesi Tengah. Analisis regresi
dinamika kehidupan berumah tangga merupakan metode analisis data yang
(Dariyo, 2004). menggambarkan hubungan sebab akibat
Perceraian merupakan suatu peristiwa antara variabel respon dan variabel
perpisahan secara resmi antara pasangan prediktor. Jika variabel responnya berskala
suami istri dan mereka berketetapan untuk interval atau ratio, maka digunakan regresi
tidak menjalankan tugas dan kewajiban linear. Analisis statistik yang dapat
sebagai suami istri. Mereka tidak lagi hidup menjelaskan hubungan antara variabel
dan tinggal serumah bersama, karena tidak respon dan variabel prediktor dimana
ada ikatan yang resmi. Mereka yang telah variabel respon berupa data kualitatif atau
bercerai tetapi belum memiliki anak, maka kategori yaitu model logit dan model probit
perpisahan tidak menimbulkan dampak (Gujarati, 2004). Namun terdapat
traumatis terhadap psikologis anak-anak. perbedaan dari kedua metode tersebut yaitu
Namun mereka yang telah memiliki link function dan interpretasi model.
keturunan, tentu saja perceraian Metode regresi probit merupakan metode
menimbulkan masalah psiko-emosional yang menggunakan link function distribusi
bagi anak-anak (Dariyo, 2004). Menurut normal dengan interpretasi model
para ahli, seperti Nakamura (1990), Turner menggunakan nilai efek marginal yang
& Helms (1995), Sudarto & Wirawan merupakan kelebihan dari regresi probit,
(2001), terdapat beberapa faktor penyebab sedangkan metode regresi logistik
perceraian yaitu a) kekerasan verbal, b) menggunakan link function distribusi
masalah ekonomi, c) keterlibatan dalam logistik dan interpretasi model
perjudian, d)keterlibatan dalam menggunakan nilai odds ratio (Masitoh &
penyalahgunaan minuman keras, e) Ratnasari, 2016).
perselingkuhan.
14 |
Penelitian sebelumnya yang berkaitan variabel dependen yang bersifat kualitatif
dengan perceraian dilakukan oleh Tresia dan beberapa variabel independen yang
pada tahun 2006 di wilayah Sumbar. bersifat kualitatif, kuantitatif, atau
Penelitian tersebut menggunakan metode gabungan dari kualitatif dan kuantitatif
regresi logistik. Diperoleh kesimpulan dengan pendekatan CDF (cumulative
bahwa variabel yang berpengaruh distribution function) distribusi normal
signifikan terhadap perceraian adalah (Gujarati, 2004). Model regesi probit biner
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, adalah sebagai berikut :
pendapatan, dan jumlah anak. Penelitian 𝒀 ∗ = 𝜷 𝑻 𝒙𝑖 + 𝜺
yang berkaitan dengan perceraian juga dimana 𝒀∗ merupakan vektor variabel
dilakukan oleh Riduan pada tahun 1998 respon diskrit, 𝜷 merupakan vektor
dengan menggunakan model gabungan parameter koefisien dengan 𝜷=
(logistik dan piecewice proportional 𝑇
[𝛽0 , 𝛽1 , 𝛽2 , … , 𝛽𝑝 ] , 𝒙 merupakan vektor
hazard) diperoleh hasil bahwa variabel
yang berpengaruh secara signifikan variabel prediktor dengan 𝒙 = [1, 𝑥1 ,
𝑇
terhadap perceraian adalah kehadiran anak, 𝑥2 , … , 𝑥𝑝 ] , 𝜺merupakan error yang
umur kawin pertama, selisih umur dan diasumsikan berdistribusi 𝑁(0,1) (Greene,
perbedaan pendidikan. Berdasarkan teori di 2008).
atas maka penelitian ini bertujuan untuk Model probit untuk 𝑌 = 0 adalah
menerapkan metode regresi probit biner probabilitas gagal = 𝑞(𝑥𝑖 ) :
untuk mengetahui variabel apa saja yang 𝑃(𝑌 = 0|𝒙) = Φ(𝛾 − 𝜷𝑻 𝒙𝑖 ) = 𝑞(𝒙𝑖 )
berpengaruh terhadap kasus perceraian di Sedangkan model probit 𝑌 =
Provinsi Sulawesi Tengah. 1 adalah probabilitas sukses = 𝑝(𝑥𝑖 ) :
𝑃(𝑌 = 1|𝒙) = 1 − 𝑞(𝒙𝑖 ) = 𝑝(𝒙𝑖 )
METODOLOGI dimana Φ(𝛾 − 𝜷𝑻 𝒙𝑖 )merupakan
1. Landasan Teori fungsi distribusi kumulatif distribusi normal
dengan rumus sebagai berikut :
Regresi probit biner adalah metode 𝑥
1 𝑥2
regresi yang digunakan untuk menganalisis Φ(𝑥) = ∫ 𝑒𝑥𝑝 (− ) 𝑑𝑥
−∞ √2𝜋 2
Tabel 1. Variabel Respon dan Variabel Prediktor
Simbol Nama Variabel Kategori Skala Data
0 : cerai hidup
Y Status perkawinan Nominal
1 : kawin
0 : tidak bekerja
X1 Status bekerja Nominal
1 : bekerja
0 : < 18 tahun
X2 Umur kawin pertama 1 : 18-21 tahun Ordinal
2 : > 21 tahun
0 : tidak memiliki ijazah
1 : SD
X3 Tingkat pendidikan 2 : SMP Ordinal
3 : SMA
4 : di atas SMA
0 : desa
X4 Daerah tempat tinggal Nominal
1 : kota
0 : belum memiliki anak
X5 Status kepemilikan anak Nominal
1 : memiliki anak
X6 Jumlah pengeluaran rumah tangga - Rasio
15
Interpretasi model regresi probit biner parsial dengan statistik uji Wald pada
tidak berdasarkan nilai koefisien model persamaan :
akan tetapi menggunakan efek marginal. 𝛽̂𝑗
Efek marginal menyatakan besarnya 𝑊𝑗 =
𝑆𝐸(𝛽̂𝑗 )
pengaruh tiap variabel prediktor yang
Uji Wald memiliki daerah penolakan
signifikan terhadap probabilitas tiap
kategori pada variabel respon dengan rumus yaitu nilai 𝑊 dibandingkan dengan Ztabel
sebagai berikut : pada taraf signifikan 𝛼 yang digunakan.
𝜕𝑃 = (𝑌 = 0|𝒙𝑖 ) Jika |𝑊| > 𝑍𝛼/2atau p-value < α. maka
= −𝜙(𝛾 − 𝜷𝑻 𝒙𝑖 )𝜷 diputuskan untuk tolak H0 (Hosmer &
𝜕𝒙𝑖
𝜕𝑃 = (𝑌 = 1|𝒙𝑖 ) Lemeshow, 2000).
= 𝜙(𝛾 − 𝜷𝑻 𝒙𝑖 )𝜷 4. Menguji kesesuaian model regresi probit
𝜕𝒙𝑖 biner dengan statistik uji Deviance yang
(Greene, 2008). ditunjukkan oleh persamaan :
𝑛
2. Metode Analisis 𝑃̂𝑖
𝐷 = −2 ∑ [𝑦𝑖 𝑙𝑛 ( )
Penelitian ini menggunakan data 𝑦𝑖
𝑖=1
sekunder yang berasal dari Survei Sosial ̂𝑖
1−𝑃
Ekonomi Nasional (SUSENAS) Provinsi + (1 − 𝑦𝑖 ) 𝑙𝑛 ( )]
Sulawesi Tengah tahun 2016. Pada Tabel 1 1 − 𝑦𝑖
merupakan variabel-variabel yang Keputusan H0 ditolak yaitu jika nilai
digunakan sebagai variabel respon (Y) dan 𝐷 > 𝜒 2 (𝑑𝑏;𝛼) atau p-value < α (Hosmer
variabel-variabel prediktor (X) yang & Lemeshow, 2000).
digunakan dalam penelitian. 5. Melakukan evaluasi ketepatan
Analisis pada penelitian ini dilakukan klasifikasi model yang dilakukan dengan
dengan menggunakan aplikasi R dan SPSS. melihat peluang kesalahan klasifikasi
Adapun tahapan pemodelan variabel- model atau APER (Apparent Error
variabel yang mempengaruhi kasus Rate), formula untuk menghitung
perceraian menggunakan metode regresi ketepatan klasifikasi model regresi
probit biner dengan langkah-langkah probit biner dengan persamaan :
sebagai berikut : 𝑛12 + 𝑛21
1. Membuat model regresi probit biner 1 − 𝐴𝑃𝐸𝑅 = 1 − ( ) × 100%
𝑁
dengan meregresikan variabel status 6. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian
perkawinan (Y) dengan variabel X1
hingga X6 dimana parameter model HASIL DAN PEMBAHASAN
diestimasi dengan menggunakan metode Model regresi probit biner pada
MLE (Maximum Likelihood Estimation) penelitian ini dibentuk melalui variabel
2. Menguji signifikansi parameter secara respon Y (status perkawinan) yang bersifat
serentak dengan statistik uji 𝐺 2 pada kualitatif dengan dua kategori yaitu cerai
persamaan berikut : hidup dan kawin, sedangkan variabel
𝐿(𝜔̂) prediktor X yang digunakan untuk
𝐺 2 = −2 ln [ ]
̂)
𝐿(Ω pemodelan regresi probit biner adalah status
̂ ) − 2 ln 𝐿(𝜔
= 2 ln 𝐿(Ω ̂) bekerja (X1), umur kawin pertama (X2),
Daerah penolakan dari statistik uji 𝐺 2 tingkat pendidikan (X3), daerah tempat
adalah tolak H0 jika nilai 𝐺 2 > tinggal (X4), status kepemilikan anak (X5)
𝜒 2 (𝑑𝑏;𝛼) dimana db adalah derajat bebas dan jumlah pengeluaran rumah tangga (X6).
Langkah pertama untuk melakukan
atau p-value < α. (Hosmer & Lemeshow, pemodelan dengan metode probit biner
2000). adalah melalukan uji signifikansi parameter
3. Jika didapatkan kesimpulan bahwa secara serentak. Pengujian ini bertujuan
minimal terdapat satu variabel prediktor untuk mengetahui setidaknya terdapat satu
yang signifikan maka dilakukan uji variabel prediktor yang signifikan terhadap

16 |
model dengan hipotesis H0 ∶ 𝛽1 = 𝛽2 = nilai Intraclass Corelation Coefficient
⋯ = 𝛽6 = 0 dan H1 ∶ minimal ada satu (ICC).
𝛽𝑗 ≠ 0. Uji yang digunakan untuk menguji Lalu dilakukan pengujian simultan
signifikansi model secara serentak yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
menggunakan uji rasio likelihood, hasil seluruh variabel penjelas secara bersama-
yang diperoleh adalah sebagai berikut : sama terhadap partisipasi sekolah anak
penyandang disabilitas. Jika pengujian
1. Metode Analisis parameter secara simultan memberikan
Metode analisis yang digunakan kesimpulan bahwa terdapat paling sedikit
dalam penelitian ini adalah analisis satu variabel penjelas yang memengaruhi
deskriptif dan analisis inferensia. Analisis partisipasi sekolah anak penyandang
deskriptif untuk mengetahui gambaran disabilitas, maka tahapan selanjutnya
karakteristik anak penyandang disabilitas menguji variabel penjelas secara parsial.
berdasarkan status partisipasi sekolahnya. Pengujian parsial digunakan untuk
Sedangkan analisis inferensia untuk mengetahui variabel penjelas yang
menganalisis variabel-variabel yang signifikan memengaruhi partisipasi sekolah
memengaruhi dan kecenderungan anak penyandang disabilitas secara parsial.
berpartisipasi sekolah anak penyandang Setelah mengetahui variabel-variabel yang
disabilitas. Analisis inferensia yang signifikan memengaruhi partisipasi sekolah
digunakan dalam penelitian ini adalah anak penyandang disabilitas, tahap
analisis multilevel regresi logistik biner dua selanjutnya adalah menginterpretasikan
level (bilevel regresi logistik biner). Level nilai Odds Ratio (OR).
satu untuk tingkat individu dan level dua
untuk tingkat provinsi. Menurut Hox (2010) HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis multilevel merupakan analisis yang Model regresi probit biner pada
digunakan untuk mengatasi masalah data penelitian ini dibentuk melalui variabel
dengan struktur hirarki. Model multilevel respon Y (status perkawinan) yang bersifat
yang digunakan adalah model multilevel kualitatif dengan dua kategori yaitu cerai
dengan random intercept karena hidup dan kawin, sedangkan variabel
diasumsikan bahwa pengaruh variabel prediktor X yang digunakan untuk
bebas setiap kelompok adalah sama. pemodelan regresi probit biner adalah status
Analisis multilevel regresi logistik biner bekerja (X1), umur kawin pertama (X2),
digunakan karena variabel respons tingkat pendidikan (X3), daerah tempat
memiliki dua kategori yaitu anak tinggal (X4), status kepemilikan anak (X5)
penyandang disabilitas yang tidak dan jumlah pengeluaran rumah tangga (X6).
bersekolah (y = 0) dan anak penyandang Langkah pertama untuk melakukan
disabilitas yang bersekolah (y = 1). pemodelan dengan metode probit biner
Tahapan analisis diawali dengan uji adalah melalukan uji signifikansi parameter
kebebasan Chi-square dan uji U Mann- secara serentak. Pengujian ini bertujuan
Whitney. Uji ini bertujuan untuk untuk mengetahui setidaknya terdapat satu
mengetahui variabel-variabel penjelas yang variabel prediktor yang signifikan terhadap
signifikan berhubungan dengan variabel model dengan hipotesis H0 ∶ 𝛽1 = 𝛽2 =
partisipasi sekolah anak penyandang ⋯ = 𝛽6 = 0 dan H1 ∶ minimal ada satu
disabilitas untuk analisis bilevel regresi 𝛽𝑗 ≠ 0. Uji yang digunakan untuk menguji
logistik biner. Kemudian melakukan signifikansi model secara serentak
pengujian signifikansi random effect menggunakan uji rasio likelihood, hasil
dengan Likelihood Ratio Test untuk yang diperoleh adalah seperti pada Tabel 2.
mengetahui apakah model multilevel Berdasarkan tabel 2, hasil pengujian
regresi logistik biner lebih cocok digunakan signifikansi parameter secara serentak
daripada model regresi logistik biner satu
menunjukkan bahwa nilai 𝐺 2 yang
level. Selanjutnya melakukan penghitungan
dihasilkan sebesar 65,529 dengan p-value
variasi antar unit di level-2 menggunakan
17
Tabel 2. Uji Serentak Model Regresi Probit Linier
Statistik Uji Chi-Square p-value Kesimpulan
𝐺2 65,529 0,000 Tolak H0

Tabel 3. Uji Parsial Model Regresi Probit Linier


Prediktor Koefisien Regresi SE W P-value
Konstanta 0,325339 0,146011 2,23 0,026
X1 (status bekerja)
1 (bekerja) 0,114305 0,0747391 1,53 0,126
X2 (umur kawin pertama)
1 (18-21 tahun) 0,194059 0,0972509 2,00 0,046*
2 (> 21 tahun) 0,264884 0,0989808 2,68 0,007*
X3 (tingkat pendidikan)
1 (SD) 0,360575 0,0989029 3,65 0,000*
2 (SMP) 0,107861 0,140483 0,77 0,443
3 (SMA) 0,204419 0,109184 1,87 0,061
4 (di atas SMA) 0,361750 0,155663 2,32 0,020*
X4 (daerah tempat tinggal)
1 (kota) 0,199568 0,0782641 2,55 0,011*
X5 (status kepemilikan anak)
1 (memiliki anak) -0,0532595 0.0734891 -0,72 0,469
X6 (jumlah pengeluaran rumah tangga) -0,0000003 0,0000001 -4,87 0,016*

sebesar 0,000 dengan 𝛼 yang digunakan pengeluaran rumah tangga) lebih besar dari
sebesar 0,05. Karena p-value (0,000) lebih nilai tabel 𝑍0,05/2 = 1,96 atau dapat dilihat
kecil dari 𝛼 (0,05) sehingga keputusan dari nilai p-value pada masing-masing
yang diambil adalah tolak H0. Dengan prediktor yang nilainya kurang dari
demikian dapat disimpulkan bahwa pada 𝛼(0,05), sehingga keputusan yang diambil
regresi probit biner dengan tingkat adalah tolak H0. Dengan demikian dapat
kepercayaan 95% minimal ada satu disimpulkan bahwa variabel yang
parameter yang signifikan pada model. signifikan terhadap perceraian adalah X2
Selanjutnya dilakukan pengujian parameter (umur kawin pertama) kategori 1 (18-21
secara parsial yang hasilnya dapat dilihat tahun) dan kategori 2 (>21 tahun), X3
pada tabel 3. (tingkat pendidikan) kategori 1 (SD) dan
Pengujian signifikansi parameter kategori 4 (di atas SMA), X4 (daerah tempat
parsial dilakukan untuk mengetahui tinggal) kategori 1 (kota) dan X6 (jumlah
variabel-variabel prediktor mana saja yang pengeluaran rumah tangga).
signifikan terhadap model dengan hipotesis Berdasarkan pengujian signifikansi
H0 ∶ 𝛽𝑗 = 0 dan H1 ∶ 𝛽𝑗 ≠ 0 untuk 𝑗 = parameter secara parsial, maka dibentuk
1, 2, … , 6. Uji parsial dilakukan dengan model regresi probit biner dengan
statistik uji Wald. Dari tabel di atas, menggunakan nilai koefisien regresi yang
diketahui bahwa nilai mutlak statistik uji W signifikan tersebut sebagai berikut :
pada variabel prediktor X2 (umur kawin 𝑦 ∗ = 0,325339 + 0,194059X2(1) +
pertama) kategori 1 (18-21 tahun) dan 0,264884X2(2) + 0,360575X3(1) +
kategori 2 (> 21 tahun), X3 (tingkat 0,361750X3(4) + 0,199568X4(1) −
pendidikan) kategori 1 (SD) dan kategori 4 0,0000003X6
(di atas SMA), X4 (daerah tempat tinggal) Dari model di atas dapat dihitung nilai
kategori 1 (kota) dan X6 (jumlah prediksi probabilitas setiap variabel.
18 |
Sehingga didapatkan persamaan 𝜕𝑃=(𝑌=0|𝒙)
= −𝜙(𝛾 − 𝜷𝑻 𝒙)𝜷𝟑 =
probabilitas respoden yang masuk ke dalam 𝜕𝑋3

kategori bercerai adalah sebagai berikut : 0,8777


P(y = 0 |x) = Φ(0,325339 Jika variabel X3 (tingkat pendidikan)
+ 0,194059X2(1) berkategori 1 atau tingkat pendidikannya
SD, maka variabel tersebut akan
+ 0,264884X2(2)
meningkatkan kecenderungan responden
+ 0,360575X3(1) pertama terklasifikasikan ke dalam
+ 0,361750X3(4) kategori bercerai sebesar 0,8777 atau
+ 0,199568X4(1) 87,77%.
− 0,0000003X6 3. Nilai marginal effect untuk variabel X4
Besar pengaruh variabel umur kawin 𝜕𝑃=(𝑌=0|𝒙)
= −𝜙(𝛾 − 𝜷𝑻 𝒙)𝜷𝟒 =
𝜕𝑋4
pertama (X2), tingkat pendidikan (X3),
daerah tempat tinggal (X4) dan jumlah 0,4858
pengeluaran rumah tangga (X6) dapat Variabel X4 (daerah tempat tinggal)
dilihat melalui nilai marginal effect. Pada yang berkategori 1 atau daerah tempat
responden pertama untuk data perceraian tinggal berada di kota akan
dihitung marginal effect untuk mengetahui meningkatkan kecenderungan
besar pengaruh keempat variabel dalam responden masuk pada ketegori bercerai
menggolongkan responden pertama ke adalah sebesar 0,4858 atau 48,58%.
kategori 𝑦 = 0 atau kategori bercerai. 4. Nilai marginal effect untuk variabel X6
𝜕𝑃=(𝑌 = 0|𝒙)
Sebagai ilustrasi, karakteristik untuk = −𝜙(𝛾 − 𝜷𝑻 𝒙)𝜷𝟔 =
𝜕𝑋 6
responden pertama pada variabel X2 (umur
−0,0000007
kawin pertama) adalah kategori 1 (18-21
Dari perhitungan marginal effect X6
tahun), variabel X3 (tingkat pendidikan)
(jumlah pengeluaran rumah tangga),
yaitu kategori 1 (SD), variabel X4 (daerah
diketahui bahwa dengan kenaikan
tempat tinggal) yaitu kategori 1 (desa) dan
jumlah pengeluaran rumah tangga satu
variabel X6 (jumlah pengeluaran rumah
satuan akan menurunkan responden
tangga) sebesar Rp 754.595. Hasil
pertama masuk ke kategori bercerai
perhitungan marginal effect adalah sebagai
sebesar 0,0000007 atau 0,00007%.
berikut :
Selanjutnya dilakukan pengujian
1. Nilai marginal effect untuk variabel X2
𝜕𝑃=(𝑌=0|𝒙) kesesuaian model guna mengetahui apakah
𝜕𝑋
= −𝜙(𝛾 − 𝜷𝑻 𝒙)𝜷𝟐 = terdapat perbedaan yang signifikan antara
2
0,4724 hasil pengamatan dengan hasil prediksi
Nilai marginal effect variabel X2 model, dengan hipotesis H0 ∶ tidak terdapat
(umur kawin pertama) adalah 0,4724. perbedaan antara hasil observasi dengan
Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel hasil prediksi (model sesuai) dan H1 ∶
X2 (umur kawin pertama) berkategori 1 terdapat perbedaan antara hasil observasi
atau umur perkawinan pertamanya dengan hasil prediksi (model tidak sesuai).
antara 18 sampai 21 tahun maka akan Uji yang digunakan dalam penelitian ini
menaikkan kecenderungan responden adalah uji Deviance. Hasil yang diperoleh
pertama masuk kategori 𝑦 = 0 atau adalah pada tabel 4.
kategori bercerai sebesar 0,4724 atau Berdasarkan tabel 4, hasil pengujian
47,24%. signifikansi kesesuian model menunjukkan
2. Nilai marginal effect untuk variabel X3 bahwa nilai Deviance yang dihasilkan
sebesar 2091,82 dan p-value sebesar 0,004
dengan 𝛼 yang digunakan yaitu 0,05.
Tabel 4. Uji Kesesuaian Model
Statistik Uji Chi-Square p-value Kesimpulan
Deviance 2091,82 0,004 Tolak H0

19
Tabel 5. Klasifikasi Model Regresi Probit Biner
Kelompok Prediksi
Kelompok Aktual Total
𝒚=𝟎 𝒚=𝟏
𝒚=𝟎 459 12 471
𝒚=𝟏 4 1525 1529
Total 463 1537 2000

Karena p-value (0,004) < 𝛼 (0,05) (di atas SMA), X4 (daerah tempat tinggal)
sehingga keputusan yang diambil adalah kategori 1 (kota) dan X6 (jumlah
tolak H0. Dengan demikian dapat pengeluaran rumah tangga). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan menjadi bahan pertimbangan bagi
antara hasil observasi dengan hasil prediksi pemerintah dan masyarakat agar lebih
(model tidak sesuai). memperhatikan faktor-faktor yang
Selanjutnya akan dibentuk tabel berpengaruh tersebut sehingga kasus
ketepatan klasifikasi atau confusion matrix percerain di Provinsi Sulawesi Tengah
yang digunakan untuk menggambarkan dapat diminimalisir.
ukuran ketepatan antara data aktual dan data
prediksi. Berikut adalah hasil DAFTAR PUSTAKA
pengelompokkan data aktual dengan data Badan Pusat Statistik [BPS]. 2015. Statistik
prediksi. Kesejahteraan Rakyat Indonesia.
Berdasarkan tabel 5 dapat dihitung Jakarta: BPS Indonesia.
nilai persentase ketepatan klasifikasi Badan Pusat Statistik [BPS]. 2016. Statistik
dengan nilai APER yaitu : Kesejahteraan Rakyat Indonesia.
12 + 4 Jakarta: BPS Indonesia.
𝐴𝑃𝐸𝑅 = ( ) = 0,008
2000 Dariyo, A. 2004. Memahami Psikologi
Sehingga diperoleh ketepatan Perceraian dalam Kehidupan
klasifikasi : Keluarga. Jurnal Psikologi. Jakarta:
(1 − 𝐴𝑃𝐸𝑅) × 100% = 99,2% Universitas Indonusa Esa Unggul.
Berdasarkan perhitungan yang Greene, W. H. 2008. Econometrics Analysis
diperoleh menunjukkan bahwa model (6th Edition). New Jersey: Pretince
regresi probit biner memiliki kemampuan Hall, Inc.
mengklasifikasikan pengamatan dengan Gujarati, D. 2004. Basic Econometrics (4th
benar sebesar 99,2%. Hal ini menunjukkan Edition). New York: The McGraw-
bahwa model regresi probit yang dibentuk Hill.
sangat baik dalam mengklasifikasikan Hosmer, D and Lemeshow, S. 2000.
kasus perceraian di Provinsi Sulawesi Applied Logistic Regression (2nd
Tengah berdasarkan variable-variabel yang Edition). New Jersey: John Wiley &
berpengaruh. Sons.
Masitoh, F dan Ratnasari, V. 2016.
KESIMPULAN Pemodelan Status Ketahanan Pangan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di Provinsi Jawa Timur dengan
yang telah dilakukan sebelumnya, maka Pendekatan Metode Regresi Probit
dapat diperoleh kesimpulan bahwa Biner. Jurnal Institut Teknologi
berdasarkan model regresi probit biner yang Sepuluh Nopember. Surabaya: ITS.
dibentuk menghasilkan empat variabel yang Nakamura, H. 1990. Perceraian Orang
signifikan terhadap kasus perceraian di Jawa. Yogyakarta: UGM Press.
Provinsi Sulawesi Tengah yaitu : X2 (umur Riduan. 1998. Penerapan Model Gabungan
kawin pertama) kategori 1 (18-21 tahun) (Logistik dan Piecewise Proportional
dan kategori 2 (> 21 tahun), X3 (tingkat Hazard). Tesis.: Bogor: IPB.
pendidikan) kategori 1 (SD) dan kategori 4
20 |
Sudarto, L dan Wirawan, H. E. 2001.
Penghayatan Makna Hidup
Perempuan Bercerai. Jurnal Ilmiah
Psikologi. Jakarta: Universitas
Tarumanegara.
Turner, J. S and Helms, D. B. 1995. Life-
Span Development (5th Edition). New
York: Holt, Rinehart & Winston.
Tresia, D. 2006. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perceraian di
Sumatera Barat. Jurnal Universitas
Andalas. Padang: Universitas
Andalas.

21
22 |

Anda mungkin juga menyukai