OLEH :
FASILITATOR :
Riska Rohmawati,S.Kep.Ns., M.Tr.Kep.
Zahrotul Jannah
NIM 1120020031
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
NPP.
Latar Belakang
Komunikasi dapat berlangsung setiap saat, kapan saja, oleh siapa saja dan
dengan siapa saja. Kelompok pertama yang dialami oleh seorang individu yang
baru lahir adalah keluarga. Hubungan yang dilakukan oleh individu adalah
dengan ibunya, bapaknya dan anggota keluarga lainnya. Karena tanggung
jawab orang tua adalah mendidik anak, maka komunikasi yang berlangsung
dalam keluarga bernilai pendidikan. Dalam komunikasi, ada sejumlah norma
yang ingin diwariskan oleh orang tua kepada anaknya dengan pengandalan
pendidikan. Norma-norma tersebut mencakup norma agama, akhlak, sosial,
etika-etika dan moral.
Kajian Teori
Pola Komunikasi dalam Keluarga
Komunikasi yang terbuka diharapkan dapat menghindari
kesalahpamahan. Sifat keterbukaan dalam komunikasi juga dilaksanakan
dengan anak-anak, apabila anak-anak sudah dapat berpikir secara baik, maka
anak dapat mempertimbangkan mengenai hal-hal yang dihadapinya secara baik
pula. Dengan demikian, akan menimbulkan saling pengertian di antara seluruh
anggota keluarga, dan tercipta tanggung jawab sebagai anggota keluarga. Dalam
komunikasi, kemampuan mendengar merupakan suatu hal yang cukup penting.
Mendengarkan dengan penduh simpati ditandai dengan: (a) Peka akan perasaan
yang menyertai pesan yang disampaikan; (b) Mendengarkan dengan penuh
perhatian; (c) Tidak menyela pembicaraan atau memberikan komentar ditengah-
tengah; (d) Menaruh perhatian pada ‘dunia‛ pembicara; (e) Sendiri tidak
penting, yang penting adalah pembicara (Riyanto, 2002).
Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia, baik individu
maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak,
komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia. Setiap orang yang hidup
dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, senantiasa terlibat
dalam komunikasi. Bahkan sejak dilahirkan, manusia sudah berkomunikasi
dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan
adalah suatu
Subjek Penelitian
Analisis Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data interval.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji beda atau Uji-t
dan teknik yang digunakan adalah paried Sampel t-test (Uji-t dengan sampel
berpasangan). teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan dua
buah mean yang berasal dari dua buah distribusi (Winarsunu, 2002).
(pos tes). Tingkat permasalahan yang didapat setelah intervensi sebesar 2.38.
Hal ini menunjukkan adanya penurunan tingkat permasalahan dalam keluarga,
sehingga intervensi memberikan perubahan dalam komunikasi antar anggota
keluarga.
Kesimpulan
Devi., D., F,. (2016). Mengatasi masalah komunikasi dalam keluarga melalui
strategic family therapy. Jurnal Intervensi Psikologi. 8 (2) : 1
Heath, R.L., & Bryant, J. (2000). Human communication theory and research.
Hillsdale, N.J.: Lawrence Erlbaum Associates.
Liddle, H.A, & Dakof, G. A. (1995). Efficacy of family therapy for drug abuse:
promising but not definitive. Journal of Marital and Family Therapy,
21,511-544.
Szapocznik, J., Hervis, O. E., & Scwartz, S. (2003). Brief strategic family
therapy for adolescent drug abuse. NIDA Therapy Manuals for Drug
Addiction. Rockville: National Institute on Drug Abuse
.
Szapocznik, J., & Kurtines, W. (1989). Breakthrough in Family Therapy with
Drug Abusing and Problem Youth. New York: Springer.
1.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 9 November 2020
a. Identitas Kepala Keluarga
1) Identitas kepala keluarga
a) Nama kepala keluarga (KK) : Tn.A
b) Alamat dan no tlp : Jl. Pendidikan rt/rw11/03
/0817xxxxxxx
2) Komposisi anggota keluarga
N Nam L/ Umu Hubunga Pendidika Pekerjaan Status
o a P r n dengan n kesehata
KK n
1 Tn.A L 42 Kepala S3 Wiraswas Sehat
Th keluarga ta
2 Ny.S P 42 Istri SMA Ibu rumah Sehat
Th tangga
3 An.Z P 22 Anak Mahasis Pelajar Sehat
Th wa
4 An.L L 20 Anak Mahasis Pelajar Sakitr
Th wa
3) Genogram
Keterangan :
1.
2. : Pria
3. : Wanita
4. : : Meninggal
5.
: Menikah
: Berpisah
: Cerai
: Tidak menikah
4) Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.A adalah nuclear family, dimana ayah, ibu dan anak-
anaknya tinggal bersama dan terpisah dari sanak keluarga lainnya.
5) Latar belakang kebudayaan (Etnik)
Keluarga Tn.A berasal dari suku jawa dan lingkungan sekitarnya juga
kebanyakan dari suku jawa. Di dalam rumah maupun diluar rumah,
keluarga Tn.A berkomunikasi menggunakan Bahasa jawa. Dalam hal
berpakaian maupun makan tidak dipengaruhi oleh suku asal, hanya saja
kebiasaan hidup yang digunakan berdasarkan kebiasaan hidup sehari-hari.
6) Agama
Keluarga Tn.A beragama islam. Keluarga Tn.A selalu melaksanakan
sholat lima waktu di rumah. Ny.S juga selalu mengikuti kegiatan
pengajian di lingkungan masyarakat yang diadakan satu bulan sekali dan
Ny.S selalu mengikuti arisan 2 mgg sekali yang diadakan rt rw setempat.
7) Status sosial ekonomi keluarga
Tn.A bekerja menjadi pengasuh pondok pesantren roudlotul hikmah
ujungpangkah gresik, Tn.A sebagai tokoh agama dimasyarakat, dari segi
ekonomi menurut Ny.S penghasilan yang diberikan oleh Tn.A sudah
cukup lebih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
8) Mobilitas kelas sosial
Tn.A bekerja dirumah sedangkan Ny.S Kegiatannya adalah mengajar di
TPQ Ketika sore hari dan Ketika pagi hari berjualan di Kantin sekolah.
Anak Tn.A yang kedua beserkolah dekat rumah dan anak pertamanya
An.Z kuliah di Surabaya.
b. Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga
1. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga Tn.A dan Ny.S saat ini adalah tahap
keluarga dengan anak remaja.
Tugas perkembangan keluarga Tn.A dan Ny.S terhadap An.L saat ini
adalah :
1. Memberikan kebebasan yang seimbang
2. Memelihara komunikasi terbuka (Tugas Nomer 2 belum bisa terlaksana
dengan baik)
3. Memelihara hubungan intim dalam keluarga
4. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga
2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangan yang sesuai dengan
tahap perkembangan saat ini
Ny.S megatakan bahwa anak yang kedua dalam hal komunikasi kurang
terbuka, pendiam, dan Ketika ada permasalahan selalu dipendam sendiri
tidak mau menceritakaknya kepada orang tua. Setelah diklarifikasi An.L
mengatakan bahwa kurang nyaman jika bercerita kepada orangtua karena
menurut An.L jika bercerita ke orang tua tidak menyelesaikan masalah
namun semakin menjadi beban dan bertambahnya masalah sehingga An.L
memilih terbuka dengan dekatnya. Ny.S berusaha untuk mengetahui
penyebabnya melalui teman dari anaknya serta mencegah permasalahan
dengan cara dimusyawarahkan. Meskipun Tn.A dirumah Tn.A kurang
memperhatikan pergaulan dari kedua anaknya.
3. Riwayat keluarga inti
Tn.A mempunyai penyakit diabetes mellitus tipe 2
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Orang tua dari Tn.A sendiri tidak diketahui apakah mempunyai riwayat
penyakit diabetes, sedangkan orang tua dari Ny.S memiliki riwayat
hepatitis B
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah keluarga Tn.A adalah rumah yang dibangun dari hasil kerja keras
Tn.A sendiri ukuran rumah 12x20 m dimana terdapat 3 kamar untuk anak
dan orangtua, terdapat dapur dan juga kamar mandi. Kondisi rumah cukup
rapi, banyak pepohonan, ventilasi cukup, Sumber air yang digunakan
adalah sumur, dimana air tersebut digunakan untuk memasak, mandi dll.
Sedangkan untuk minum menggunakan air mineral yang beli di toko
sebelah. Keluarga Tn.A memiliki tempat pembuangan sampah yang
berada samping rumah dan setiap 1 minggu sekali di lakukan pembakaran
sampah sendiri.
Denah rumah :
12 m
Kamar T
mandi
Dapur U S
Kamar
orangtua B
Kamar anak 20 m
Ruang tamu
Pintu
Pagar
Jalan raya
Keterangan ukuran :
a. Ukuran kamar mandi : 2x4 m
b. Ukuran dapur : 3x5 m
c. Ukuran kamar orang tua : 4x4 m
d. Ukuran kamar anak : 3x4 m
78
2. Ds : Gangguan Interaksi social
1. Ny.S mengatakan bahwa An.L karakter nya pendiam, kurang terbuka kepada Kode : D.0118
orang tuanya.terkait masalah pribadi dan masalah yang lain-nya.2 Kategori : Relasional
2. An.L mengatakan kurang nyaman jika bercerita kepada orangtua, lebih baik Subkategori ; Interaksi sosial
bercerita kepada teman dekatnya.2 Definisi ;
3. Ny.S mengatakan bahwa Tn.A jika melakukan musyawarah keluarga segala Kuantitas dan atau kualitas social yang
keputusan berada di bawah naungan Tn.A, Tn.A bersifat otoriter dalam kurang atau berlebih
mengambil keputusan
Gangguan Interaksi sosial pada Keluarga
Do : An.L tampak diam ketika ditanya mengenai bagaimana komunikasi dengan Tn.A khususnya An.L
keluarganya,
Kepala tampak menunduk kebawah.
3. Ds : Disfungsi Seksual
1. Ny.S mengatakan bahwa Tn.A menginginkan mempunyai anak.3 Kode ; D.00069
2. Ny.S tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun3 Kategori : Fisiologis
3. Ny.S mengatakan bahwa Tn.A tidak bisa ereksi karena efek dari penyakit Subkategori : Reproduksi dan seksualitas
diabetes mellitus yang di deritanya.3 Definisi ; perubahan fungsi seksual selama
fase respon seksual berupa hansrat
Do :Ny.S tampak bingung saat ditanya mengenai masalah seksualitas terangsang, orgasme, dan atau relaksasi
N.S tampak menggaruk-garuk kepala yang dirasa tidak memuaskan tidak
bermakna atau tidak adekuat
79
2.2.2 Skoring dan prioritas masalah
Diagnosa keperawatan :
1. Nyeri akut pada Keluarga Tn.G khususnya An.V
No Kriteria Skor Bobot Nilai Rasional
1. Sifat masalah : 2 1 2/3x1 = 2/3 An.L mengetahui masalah kesehatanya bahwasanya jika
potensial terlalu banyak merokok mengakibatkan masalah pada
Kesehatan dalam jangka panjangnya.
2. Kemungkinan 1 2 1/2x2 = 1 An.L mengerti masalah penyakitnya, Ny.S memberikan
masalah dapat obat Pereda nyeri asam mefenamat sebagai upaya
dirubah : sebagian pengobatan awal
3. Potensi masalah 2 1 2/3x1 =2/3 An.L mengatakan ketika kepalanya terasa sakit maka
dapat dicegah : minum obat yang diberikan Ny.S
cukup
4. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 An.L menganggap sakit kepala adalah masalah yang
masalah : segera serius. Ny.S langsung membawanya ke Puskesmas
terdekat.
Total 2 4/3
80
2. Gangguan Interaksi sosial pada Keluarga Tn.A khususnya An.L
81
3. Disfungsi seksual Pada Keluarga Tn.A khususnya Tn.A dan Ny.S
82
2.3 Intervensi
SLKI SIKI
Keluarga mampu mengenal masalah Kesehatan Keluarga mampu mengenal masalah Kesehatan
Gangguan Interaksi social Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial
Kode : D.0118 Kode : I.13484
Kategori : Relasional Intervensi :
Subkategori ; Interaksi sosial a. Libatkan keluarga selama Latihan keterampilan social
b. Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan social
Hasil : Promosi Sosialisasi
(L.13115) Interaksi Sosial Kode ; I.13498
Indikator : a. Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang
a. Perasaan mudah Menerima atau mengkomunikan lain
perasaan dari cukup memurun 2 menjadi cukup b. Idenfikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
meningkat 4
(L.13115) Keterlibatan sosial Manajemen stress
Indikator : Kode : I.09293
a. Minat interaksi dari cukup menurun 2 menjadi cukup a. Identifikasi stressor
meningkat 4 b. Identifikasi tingkat stress
Terapi Keluarga
Kode ; I.09322
a. Identifikasi pola komunikasi keluarga
b. Identifikasi penengah dalam keluarga
c. Identifikasi ketidakpuasan atau konflik yang terjadi
83
d. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga
Keluarga mampu mengambil keputusan Kesehatan Keluarga mampu mengambil keputusan Kesehatan
Gangguan Interaksi social Promosi Sosialisasi
Kode : D.0118 Kode ; I.13498
Kategori : Relasional e. Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi
Subkategori ; Interaksi sosial dengan orang lain
f. Diskusikan perencanaan kegiatan di masa depan
Hasil : g. Anjurkan meningkatkan diri dan menghormati orang lain
(L.09074) Ketahan keluarga
Indikator : Terapi Keluarga
c. Menggunakan strategi koping yang efektif dari cukup Kode ; I.09322
menurun 2 menjadi sedang 3 a. Identifikasi cara keluarga memecahkan masalah
d. Mencari dukungan emosional dari anggota keluarga b. Identifikasi pembuatan keputusan dalam kelaurga
lqin dari cukup menurun 2 menjadi sedang 3 c. Diskusikan strategi penyelesaian masalah yang kontruktif
Manajemen Pendalian Marah
Kode I.09290
Intervensi
d. Dukung menerapkan startegi pengendalian marah dan
ekspresi marah adaptif
e. Gunakan pendekan yang tenang dan meyakinkan
Promosi Keutuhan Keluarga
Kode ; I.13490
Intervensi
a. Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah
84
b. Fasilitasi komunikasi terbuka antar setiap anggota keluarga
:
Promosi Komunikasi Efektif
Kode I.13491
Intervensi
a. Dukung pasien dan keluarga menggunakan komunikasi efektif
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga mampu merawat
Gangguan Interaksi social Terapi Keluarga
Kode : D.0118 Kode ; I.09322
Kategori : Relasional Intervensi :
Subkategori ; Interaksi sosial a. Diskusikan cara terbaik menangani disfungsi perilaku dalam
Hasil : keluarga
(L.13115) Interaksi sosial b. Diskusikan rencana terapi keluarga
Indikator : c. Anjurkan berkomunikasi lebih efektif
a. Perasaan nyaman dengan situasi social dari cukup Promosi Keutuhan Kleuarga
menurun 2 menjadi 3 sedang Kode ; I.13490
a. Anjurkan angota keluarga mempertahankan keharmonisan
(L.13113) Dukungan Sosial keluarga
a. Kmampuan meminta bantuan keorang lain dari cukup
menurun 2 menjadi sedang 3 Manajemen Pengendalian Marah
Kode ; I.09290
a. Ajarkan strategi untuk mencegah ekspresi marah maladdaptif
85
Hasil : a. Bantu anak usia remaja melihat keluarga sebagai sumber
(L.13115) Keterlibatan sosial untuk (mendapatkan) nasehat dan dukungan.
Indikator : b. Hubungkan anak yang berusia remaja pada orang dewasa yang
a. Verbalisasi ketidakamanan di tempat umum dari ada dikomunitas.
cukup menurun 2 menjadi sedang 3 c. Bantu anak remaja untuk mengembangkan kesadaran sosial
dan global.
(L.13113) Dukungan Sosial d. Informasikan dan libatkan komunitas dalam program anak
h. Jaringan social yang membantu dari cukup menurun remaja.
2 menjadi sedang 3 e. Fasilitas pengembangan dan penggunaan sumber-sumber
dilingkungan.
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
Gangguan Interaksi social Manajemen Pengendalian arah
Kode : D.0118 Kode ; I.09290
Kategori : Relasional Intervensi
Subkategori ; Interaksi social a. Anjurkan meminta bantuan perawat atau keluarga selama
ketegangan meningkat
(L.09074) Ketahanan Keluarga
Indikator Promosi Keutuhan Keluarga
c. Memanfaatkan tenaga Kesehatan untuk mendapat Kode ; I.13490
bantuan dari cukup menurun 2 menjadi sedang 3 a. Rujuk untuk terapi keluarga
d. Memanfaatkan tenaga Kesehatan untuk mendapatkan
informasi dari cukup menurun 2 menjadi sedang 3
86
DAFTAR PUSTAKA
89
Yigbalom, Leisy. (2013). Peranan Interaksi Anggota Keluarga Dalam Upaya
Mempertahankan Harmonisasi Kehidupan Keluarga. Journal Volume II.
No.4.
90
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Pokok Bahasan : Bahaya Merokok
B. Sub pokok bahasan :
i. Definisi Merokok
ii. Bahaya merokok
iii. . Komponen rokok
iv. Penyakit yang timbul akibat rokok
v. Cara menunda rokok, mengurangi dan menghentikan rokok
C. Waktu : Rabu 11 Nov 2020 Pukul 08.00 s.d selesai
D. Tempat : Di rumah Tn.A
E. Sasaran : Tn.A dan anggota keluarganya
F. Penyuluh : Mahasiswa UNUSA
G. Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit.
Tn.A beserta anggota keluarganya khususnya An.L dapat menambah
pengetahuan tentang penatalaksanaan yang tepat bahaya merokok
H. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat penyuluhan, keluarga Tn.P dan anggota keluarganya dapat :
1. Mengetahui definisi merokok
2. Mengetahui bahaya merokok
3. Mengetahui komponen yang ada pada rokok
4. Mengetahui penyakit yang timbul akibat rokok
5. Mengetahui menunda, mengurangi dan berhenti merokok
I. Metode : Ceramah
J. Media : Leflet dan Vidio, laptop
K. Pengorganisasian
91
L. Susunan Acara Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 10 Salam Mendengarkan dan
menit 1. Memperkenalkan diri ikut
2. Membacakan tata mendemonstrasikan
tertib
3. Mendemonstrasikan
prosedur cuci tangan
4. Menyebutkan tujuan
penyuluhan
2. Inti 15 Pelaksanaan: Mendengarkan dan
menit 1. Mengkaji ikut
pengetahuan peserta mendemonstrasikan
tentang bahaya
merokok
2. Menjelaskan materi
tentang:
a. Definisi merokok
b. Bahaya rokok
bagi kesehatan
c. Komponen rokok
d. Penyakit yang
timbul akibat
rokok
e. Cara menunda,
mengurangi dan
berhenti
3. Penutup 5 1. Tanya Jawab Mendengarkan dan
menit 2. Mengevaluasi menjawab
3. Menarik kesimpulan pertanyaan
4. Salam penutup
92
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KIAT
BERHENTI MEROKOK
a. Pengertian
Cara-cara yang bisa dilakukan oleh seorang perokok untuk menghentikan
ketergantungan/ketagihan terhadap rokok baik secara bertahap maupun
secara spontan.
b. Bahaya Rokok Bagi Kesehatan
Nikotin dalam asap rokok yang masuk ke dalam tubuh akan mempercepat
detak jantung, meningkatkan tekanan darah, mengganggu aliran darah juga
udara di dalam paru-paru, dan melumpuhkan bulu-bulu halus dalam aliran
paru-paru yang seharusnya menyekat kotoran dan kuman. Karbon
monoksida dalam asap rokok akan mengurangi jumlah oksigen yang
dibawa dalam darah ke jaringan lain termasuk jantung dan otak. Di
samping itu Tar dan bahan-bahan yang menyebabkan kanker akan
ditinggalkan dalam aliran udara dan paru-paru.
c. Komponen Rokok Yang Berbahaya Bagi Kesehatan
Dalam setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia,
400 diantaranya beracun dan 40 bagian bisa menyebabkan kanker.
a) Nikotin
Bahan kimia ini menyebabkan ketagihan dan toleransi (memerlukan
jumlah yang semakin bertambah). Ia melemahkan kecerdasan otak.
b) Karbon Monoksida
Mengakibatkan sesak nafas dan berkurang daya stamina.
c) Tar
Digunakan untuk mengaspal jalan raya. Bahan ini menyebabkan penyakit
kanker.
d) Aseton
Peluntur cat.
e) DDT
Racun serangga untuk membunuh nyamuk dan semut
f) Arsenik
93
Racun kutu dan racun yang digunakan untuk pembunuh-pembunuh
terkenal.
g) Kadmium
Bahan kimia yang terdapat dalam Accu.
h) Formaldehid
Digunakan untuk mengawetkan mayat
i) Ammonia
Bahan aktif dalam pembersih lantai
j) Hidrogen Sianida
Racun yang digunakan untuk gas
k) Naftalena
Bahan beracun yang terdapat dalam obat serangga
l) Polonium- 210
Merupakan bahan radioaktif
m) Vinil klorida
Bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik
4. Penyakit Akibat Rokok
a. Kanker paru-paru
b. Penyakit jantung
c. Emfisema dan bronkhitis yang kronis
d. Kanker mulut, tekak, kerongkongan, esofagus perut, pankreas, ginjal,
saluran kencing dan pangkal rahim.
e. Masuk angin, tekanan darah tinggi, serta penyakit
pembuluh darah.
5. Sasaran Yang Terkena Dampak Asap Rokok
a. Perokok aktif
b. Perokok pasif
Asap yang disedot oleh perokok pasif mungkin mengandung :
a. 3 kali lebih banyak tar
b. 3 kali lebih banyak nikotin
c. 5 kali lebih banyak karbon monooksida
d. 50 kali lebih banyak bahan-bahan kimia
94
Yang termasuk perokok pasif, diantaranya :
a. Anak-anak
b. Wanita hamil
6. Kiat Untuk Berhenti Merokok
a. Berhenti secara mendadak
d. Cara menunda secara perlahan
Cara ini mengajarkan perokok untuk bertahan satu hari tanpa rokok.
Atau perokok bisa menunda menyalakan batang rokok beberapa menit.
e. Cara mengurangi
Cara ini adalah dengan mengurangi bilangan rokok yang dihisap
setiap hari sehingga tidak merokok sama sekali
f. Cara mengatasi keinginan merokok
a. Minta dukungan anggota keluarga dan rekan-rekan
b. Jauhi orang-orang, tempat dan keadaan yang membuat tertarik untuk
merokok
c. Hindari keinginan untuk merokok
d. Ubah rutinitas
e. Lakukan sesuatu yang memerlukan tangan
f. Cari kesibukan/hobi baru.
g. Kunyah makanan kecil/makanan ringan
h. Sering olah raga
i. Gunakan uang yang biasa dipakai untuk membeli rokok untuk
membeli sesuatu yang lebih bermanfaat.
DOKUMENTASI
95
a. Pengkajian Online dengan Menggunakan Google Form
96
P
rosedur Strategic Family Therapy
T
eknik Strategi family therapy
TERAPI a. Social stage (Menghadirkan anggota
KELUARGA keluarga) setiap anggota keluarga
A. Orang tua
1. Jika anak tampak murung dan
mengungkapkan pendapat.
T erapi keluarga adalah cara baru untuk b. The problem stage (Memberikan
kesempatan keluarga untuk
diam, sebaiknya orangtua
lebih mendekatkan diri, dan
mengetahui permasalahan seseorang,
memahami perilaku, perkembangan simtom berbicara) menanyakan apakah ada
dan cara pemecahannya. Terapi keluarga masalah dan memintanya
c. The interaction stage (meminta
dapat dilakukan sesama anggota keluarga
dan tidak memerlukan orang lain, terapis komentar dari setiap anggota bercerita
keluarga mengusahakan supaya keadaan keluarga yang hadir kemudian B. Anak
dapat menyesuaikan, terutama pada saat
meminta keluarga untuk 1. Usahakan anak bercerita
antara yang satu dengan yang lain berbeda
(Almasitoh, 2012). membicarakan masalah bersama- kepada orangtua disetiap
sama)
Terapi Keluarga yang digunakan adalah masalahnya, meskipun
d. Defining desired changes (terapis
‘’Strategic Family Therapy’’ Berfokus sedikit.
pada pola komunikasi keluarga. menyampaikan permasalahan dari
keluarga)
OLEH
ZAHROTUL JANNAH
90