SURABAYA
OLEH
ZAHROTUL JANNAH
DOSEN PEMBIMBING
A. PENGERTIAN
Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika
perdarahan dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi. Jika
banyaknya hisapan bertambah/berkurang, perhatikan juga secara bersamaan
keadaan pernapasan. Suction harus berjalan efektif :
Pemasangan EKG
A. PENGERTIAN
-Suatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang berawal dari nodus
sinoatrial, yang dikonduksikan melalui jaringan serat-serat (sistem konduksi)
dalam jantung yang menyebabkan jantung berkontraksi, yang dapat direkam
melalui elektroda yang dilekatkan pada kulit.
C. INDIKASI PEMASANGAN
4. Gangguan Elektrolit
5. Adanya Perikarditis
6. Pembesaran Jantung
8. Sesak Nafas
E. PERSIAPAN ALAT
b. Mesin EKG beserta electrode dan kabel listrik (power) dan kabel untuk
ground
f. Kertas tissue
F. PERSIAPAN PASIEN
G. PROSEDUR
4. Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas pasien serta melepas jam
tangan, gelang dan logam lain.
6. Mengoleskan Jelly EKG pada permukaan electrode. Bila tidak ada jelly,
gunakan kapas basah
10. Membuat rekaman EKG secara berurutan sesuai dengan pilihan Lead yang
terdapat pada mesin EKG
H. SIKAP
I. TERMINASI
Gelombang P
Segmen ST
Elevasi segmen ST menandakan infark miokard akut (tentukan
bagian mana dari jantung yang mengalami infark). Depresi segmen ST
menandakan iskemia.
Gelombang T
Gelombang T yang datar (flat 7) menandakan iskemia.
Gelombang T terbalik (T-inverted) menandakan iskemia atau mungkin
suatu aneurisma. Gelombang T yang runcing menandakan
hiperkalemia.
Gelombang U
Gelombang U yang sangat tinggi (> gel. T) menunjukkan
hipokalemi Gelombang U yang terbalik menunjukkan iskemia
miokard yang berat.
KESIMPULAN
Pemeriksaan EKG memegang peranan yang sangat penting
dalam membantu menegakkan diagnosis penyakit jantung. EKG
disamping mampu mendeteksi kelainan jantung secara pasti, juga
keadaan (kelainan) diluar jantung, mis. Adanya gangguan elektrolit
terutama kalium dan kalsium.
Disamping kemampuannyadalam mendeteksi secara pasti dari
kelainan jantung tetapi EKG harus diakui mempunyai banyak
kelemahan juga. EKG tidak dapat mendeteksi keparahan dari
penyakit jantung secara menyeluruh, misalnya tingkat kerusakan otot
jantung dari serangan IMA. EKG juga tidak dapat mendeteksi
gangguan hemodinamik akibat suatu penyakit jantung.
Dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung kita tidak dapat
hanya menggantungkan pemeriksaan EKG saja
RESUME MATERI 3
Pengertian
Tujuan
Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat
dilakukan aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien.
Manfaat
Indikasi
Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
Kelemahan otot
Kontra Indikasi
Klien dengan gangguan pada sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan
Pembengkakan dan peradangan pada sendi
Cedera di sekitar sendi.
Periapan Pasien
Persiapan Alat
Persiapan Perawat
1. Mencuci tangan
2. Menggunakan sarung tangan bersih jika perlu
Prosedur Pelaksanaan
2) Tahap Orientasi
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Menanyakan kesiapan pasien
4. Jaga privasi klien
3) Tahap Kerja
1. Mambaca tasmiyah
2. Mangatur posisi pasien
3. Melatih sendi secara bergantian
a. Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan dagu menempel rentang
ke dada 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke rentang
posisi tegak 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang rentang
sejauh mungkin 40-45°
Fleksi Memiringkan kepala sejauh rentang
lateral mungkin sejauh mungkin 40-45°
kearah setiap bahu
Rotasi Memutar kepala sejauh rentang
mungkin dalam gerakan 180°
sirkuler
Kepala,leher
b. Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di rentang
samping tubuh ke depan ke 1800
posisi di atas kepala
Ekstensi Mengembalikan lengan ke rentang
posisi di samping tubuh 180°
Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang rentang
tubuh, siku tetap lurus 45-60°
Abduksi Menaikan lengan ke posisi rentang
samping di atas kepala dengan 180°
telapak tangan jauh dari
kepala
Adduksi Menurunkan lengan ke rentang
samping dan menyilang tubuh 320°
sejauh mungkin
Rotasi Dengan siku pleksi, memutar rentang
dalam bahu dengan menggerakan 90°
lengan sampai ibu jari
menghadap ke dalam dan ke
belakang
Rotasi luar Dengan siku fleksi, rentang
menggerakan lengan sampai 90°
ibu jari ke atas dan samping
kepala
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan rentang
lingkaran penuh 360°
c. Siku
e. Pergelangan Tangan
f. Jari-Jari Tangan
g. Ibu Jari
f. Panggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan rentang
dan atas 90-120°
Ekstensi Menggerakan kembali ke rentang
samping tungkai yang lain 90-120°
Hiper Mengerakan tungkai ke rentang
ekstensi belakang tubuh 30-50°
Abduksi Menggerakan tungkai ke rentang
samping menjauhi tubuh 30-50°
Adduksi tungkai kembali ke posisi rentang
media dan melebihi jika 30-50°
mungkin
Rotasi Memutar kaki dan tungkai ke rentang
dalam arah tungkai lain 90°
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai rentang
menjauhi tungkai lain 90°
Sirkum Menggerakan tungkai -
duksi melingkar
h. Lutut
4) Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi Tindakan
2. Keluhan Pasien/Respon pasien
3. Berpamitan dengan pasien
5. Mencuci tangan
2. Tongkat
3. Walker Kruk
4. Kursi roda
1. Kruk
Indikasi :
Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.
Pasien dengan postop amputasi ekstremitas bawah. Pasien dengan
kelemahan kaki / post stroke.
Cara menggunakan :
CARA NAIK
CARA BANGUN
Lakukan tiga langkah di atas dalam urutan sebaliknya.
Cuci tangan
Gambar. Kruk
2. Tongkat
Tongkat adalah alat yang ringan, dapat dipindahkan, setinggi pinggang dan
terbuat dari kayu atau logam (Barbara et.a1, 2009).
Tipe Tongkat:
Tongkat standar yang berbentuk lurus, tongkat standar mempunyai panjang 91
Gambar. Tongkat
3. Walker Kruk
Kemudian gerakkan kaki kanan hingga mendekakti walker sementara berat badan
dibebankan pada tungkai kiri dan kedua tangan.
a) Paraplegia
b) Tidak dapat berjalan atau tirah baring
c) Pada pelaksanaan prosedur tindakan, misal klien akan foto
rontgen Pasca amputasi kedua kaki.
PERAWATAN COLOSTOMY