Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

Metode Penelitian Kualitatif


Dosen Pengampu : Petra Johanna, M.Psi., Psikolog

DISUSUN OLEH :
NAMA : JEAN DHEA AMANDA
NIM : 213310010139
KELAS : REGULER 21 MALAM B

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2023
Jurnal Penelitian Kualitatif
PENGARUH PERCERAIAN ORANGTUA BAGI PSIKOLOGIS ANAK

Judul Jurnal Pengaruh Perceraian Orangtua Bagi Psikologis Anak


Nama Reviewer Jean Dhea Amanda
Nama Peneliti Uswatun Hasanah
Asal Peneliti IAIN Metro Lampung
Volume dan Jurnal Agenda, Vol. 2, Nomor I, Juli-Desember 2019
nomor jurnal
Link Jurnal file:///C:/Users/USER/Downloads/1983-5884-1-SM.pdf
Tahun Terbit 2019
Jurnal
Latar Belakang Anak adalah korban yang paling terluka ketika ayah ibunya
memutuskan untuk bercerai. Anak merasakan ketakutan, ketika
orangtua bercerai, anak takut tidak akan mendapatkan kasih sayang
ayah ibunya yang tidak tinggal satu rumah. Prestasi di sekolahnya akan
menurun, dan anak lebih senang menyendiri. Kondisi rumah tangga
yang broken sering anak-anak mengalami depresi mental (tekanan
mental), sehingga tidak jarang anak-anak yang hidup dalam
keluarganya yang demikian cenderung akan berperilaku sosialnya jelek.
Jadi salah satu penyebab anak-anak yang bermasalah di sekolah adalah
karena faktor broken home keluarga mereka. Banyak dari orang tua
yang karena kondisi tertentu mengasuh, membesarkan dan mendidik
anaknya sendiri. Kasus orang tua tunggal karena perceraian maupun
kematian pasangan sangat banyak terjadi diseluruh dunia, termasuk
Indonesia
Metode Penelitian Dalam penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan
kualitatif yang diambil adalah kualitatif dengan jenis studi kasus yaitu
suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau
unit sosial tertentu dalam kurun waktu tertentu. Penelitian Kualitatif
dengan pendekatan studi kasus.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menunjukkan
apakah perceraian orangtua dapat memberikan efek psikologis pada
anak.
Pembahasan Dalam mewujudkan keluarga harmonis bukan perkara yang mudah
seperti membalikkan telapak tangan. Berbagai perselisihan dan masalah
yang timbul antara suami istri dapat memicu pertengkaran yang
berujung pada perceraian. Pada akhirnya, tidak dapat terelakkan, anak
juga ikut menanggung akibatnya. Pasangan yang bercerai berusaha
semaksimal mungkin untuk mengurangi dampak buruk dari perpecahan
rumah tangga mereka dengan berbagai cara agar tidak menimbulkan
permasalahan-permasalahan serius pada anak-anak mereka. Namun
sulit dihindari, perceraian dan perpisahan orang tua menjadi faktor yang
sangat berpengaruh bagi pembentukan perilaku dan kepribadian anak
nantinya. Ketidakharmonisan keluarga memengaruhi perkembangan
kepribadian anak, dan banyak penelitian mengungkapkan banyaknya
dampak buruk perceraian bagi anggota keluarga khususnya bagi
seorang anak. Proses perceraian, bagi anak merupakan masa dimana
sedang mengalami pengalaman transgresi (pengalaman disakiti atau
mendapat perlakuan tidak adil dari diri sendiri ataupun orang lain).
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa perceraian orangtua akan
memberikan efek psikologis pada anak diantaranya anak kurang
mendapat perhatian , perlindungan, dan tentunya kasih sayang penuh
dari ayah dan ibunya.
Kesimpulan Perceraian memiliki pengaruh terhadap psikologis anak. Anak-anak
mengalami kondisi dimana, mereka tidak menerima keberadaan
ayahnya jika sang ayah membawa perempuan lain yang bukan ibunya
sendiri. Dengan demikian, anak mengalami ketidaknyamanan di dalam
berkomunikasi dengan ayahnya. Sehingganya, sang Ibu dari anak-anak
tersebut, harus bisa mengatur waktu dalam berkomunikasi dengan
ayahnya agar anak-anak tidak kekurangan kasih sayang dari kedua
orangtuanya meskipun sudah bercerai. Perceraian memberikan dampak
pada perkembangan anak. Perceraian berpengaruh pada psikologis anak
yang membuat mereka kehilangan cinta dari kedua orang tuanya
sehingga membuat salah satu sebab aspek perkembangan anak akan
terhambat. Orangtua yang bercerai, akan berpengaruh pada psikologis
anak diantaranya yaitu anak kurang mendapat perhatian, perlindungan
dari rasa aman, cinta kasih sayang dari ayah dan ibunya.

Evaluasi apakah penelitian itu cocok dilakukan dengan metode penelitian yang
dilakukan?
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Tentunya metode penelitian ini sangat cocok untuk penelitian ini.
Pendekatan kualitatif yang diambil adalah kualitatif dengan jenis studi kasus yaitu suatu model
penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau unit sosial tertentu dalam kurun
waktu tertentu. Dengan menggunakan metode penelitian ini, peneliti dapat menguak makna
dibalik permasalahan atau suatu fenomena yang diteliti dengan kondisi sesuai fakta yang
diambil dari subjek yang telah dipilih. Metode yang dipilih di penelitian ini juga membuat
peneliti memperhatikan kompleksitas fenomena sosial serta memungkinkan analisis kasus per
kasus sehingga lebih konstektual. Penelitian Kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dengan
studi kasus peneliti dapat mengungkap hal-hal spesifik, detail dan rinci dan bisa dijelaskan
dengan penelitian-penelitian lain. Subjek dalam penelitian ini berjumlah satu pasangan dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling yaitu pengambilan sampel
dimana peneliti telah menentukan kriteria untuk subjek penelitian. Adapun kriteria yang
ditentukan oleh peneliti adalah pasangan suami istri yang bercerai dan memiliki anak.

Menurut Anda, bagaimanakah pengalaman, latar belakang dan karakterisitik peneliti


berdampak negatif & positif pada kedua penelitian itu?
Tentunya pengalaman, latar belakang, serta karakteristik penulis membawa pengaruh positif
bagi penelitian ini. Penelitian ini merupakan salah satu jurnal Analisis Gender dan Agama yang
tentunya sangat berkaitan dengan latar belakang atau pengalaman penulis yaitu penulis
menempuh pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Metro Lampung. Penulis memilih
metode yang tepat dan bijak sehingga memberikan hasil serta dampak penelitian yang baik.
Penulis juga memberi subjek yang tepat untuk penelitian ini. Serta bagaimana penulis
memberikan penjelasan yang baik mulai dari pengertian hingga hubungan yang terdapat
didalamnya. Penulis menyimpulkan bahwa perceraian memiliki pengaruh terhadap psikologis
anak. Penulis memberikan gambaran atau contoh kasus untuk penelitian ini misalnya anak-
anak mengalami kondisi dimana, mereka tidak menerima keberadaan ayahnya jika sang ayah
membawa perempuan lain yang bukan ibunya sendiri. Dengan demikian, anak mengalami
ketidaknyamanan di dalam berkomunikasi dengan ayahnya. Sehingganya, sang Ibu dari anak-
anak tersebut, harus bisa mengatur waktu dalam berkomunikasi dengan ayahnya agar anak-
anak tidak kekurangan kasih sayang dari kedua orangtuanya meskipun sudah bercerai.
Perceraian memberikan dampak pada perkembangan anak. Perceraian berpengaruh pada
psikologis anak yang membuat mereka kehilangan cinta dari kedua orang tuanya sehingga
membuat salah satu sebab aspek perkembangan anak akan terhambat. Orangtua yang bercerai,
akan berpengaruh pada psikologis anak diantaranya yaitu anak kurang mendapat perhatian,
perlindungan dari rasa aman, cinta kasih sayang dari ayah dan ibunya.
Jurnal Metode Penelitian Kuantitatif
Peran Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Bagi Perkembangan
Kecerdasan Moral Anak

Judul Jurnal Peran Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Bagi Perkembangan


Kecerdasan Moral Anak
Nama Reviewer Jean Dhea Amanda
Nama Peneliti Dinda Septiani, Itto Nesyia Nasution
Asal Peneliti Fakultas Psikologi Universitas Abdurrab Pekanbaru
Volume dan Volume 13 Nomor 2, Desember 2017
nomor jurnal
Link Jurnal https://web.archive.org/web/20180412141736id_/http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/psikologi/article/viewFile/4045/pdf_1
Tahun Terbit 2017
Jurnal
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan
skala kepada anak yang berada pada masa kanak-kanak akhir yang
terdiri dari skala peran keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan skala
perkembangan kecerdasan moral. Alat ukur dianalisa secara statistik
untuk melihat hubungan korelasinya.

Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anak yang berada pada masa kanak-
kanak akhir berusia 10-12 tahun yang berjumlah 100 orang yang berada
di Pekanbaru.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan seberapa besar
pengaruh peran keterlibatan ayah dalam pengasuhan terhadap
perkembangan kecerdasan moral anak. Hasil penelitian ini nantinya
bisa membuat para orangtua, terutama ayah dapat menyadari
pentingnya sosok ayah dalam pengasuhan anak sehingga dapat
memperbaiki dan mengembangkan peran ayah sejak anak usia dini agar
dapat mencegah perilaku-perilaku negatif atau menyimpang yang akhir-
akhir ini mulai marak terjadi pada generasi muda serta ayah tidak lagi
hanya sebagai sosok pencari nafkah dalam keluarga.
Hasil penelitian Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara
perkembangan kecerdasan moral anak dengan peran keterlibatan ayah
dalam pengasuhan yang didasarkan pada nilai p = 0,000 (p < 0,05).
Selain itu, sumbangan pengaruh keterlibatan ayah terhadap
perkembangan kecerdasan moral anak sebesar 36 %. Hasil ini
diharapkan bahwa sosok ayah sebaiknya dapat berperan langsung
dalam pengasuhan anak-anak.
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
perkembangan kecerdasan moral anak dengan peran keterlibatan ayah
dalam pengasuhan.. Selain itu, dari hasil penelitian juga terlihat bahwa
subjek yang merasa bahwa peran keterlibatan ayah dalam pengasuhan
tergolong rendah yaitu sebanyak 62 %, sedangkan yang merasa peran
ayah dalam pengasuhan tinggi hanya sekitar 11 %. Saran dalam
penelitian ini adalah dapat menambah kelengkapan data dari pihak
sekolah sehingga data tidak hanya dari anak dan bisa di cross check.
Selain itu dengan hasil yang diperoleh diharapkan kepada para ayah
untuk dapat terlibat dalam pengasuhan, dapat memperhatikan
perkembangan serta menjadi sosok yang dapat dicontoh sehingga moral
anak dapat berkembang dengan baik.

Evaluasi apakah penelitian itu cocok dilakukan dengan metode penelitian yang
dilakukan?
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi untuk melihat hubungan antara peran keterlibatan
ayah dalam pengasuhan bagi perkembangan kecerdasan moral anak. Tentunya pemilihan
metode korelasi sangatlah cocok untuk penelitian ini karena penelitian dapat berjalan
sistematis, mampu memanfaatkan teori yang ada, ukuran penelitian yang besar sehingga
menjadi nilai tambah sendiri, serta penelitian menjadi lebih spesifik, jelas, dan rinci. Variabel
dalam penelitian ini yaitu variabel Y (tergantung) adalah kecerdasan moral dan variabel X
(variabel bebas) adalah keterlibatan ayah dalam pengasuhan. Peneliti juga memilih subjek
dengan baik serta mencantumkan alasan mengapa peneliti memilih subjek tersebut. Subjek
dalam penelitian ini adalah anak yang berada pada masa kanak-kanak akhir berusia 10-12 tahun
yang berjumlah 100 orang yang berada di Pekanbaru. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Piaget, bahwa anak-anak yang berada pada usia 10 hingga 11 tahun telah memiliki suatu
kesadaran akan perasaan-perasaan orang lain dan dapat tersakiti ataupun merasa kecewa atas
apa yang dilakukan oleh individu tersebut. Namun ada saran agar penelitian ini menjadi lebih
baik yaitu peneliti dapat menambah kelengkapan data dari pihak sekolah sehingga data tidak
hanya dari anak dan bisa di cross check. Selain itu dengan hasil yang diperoleh diharapkan
kepada para ayah untuk dapat terlibat dalam pengasuhan, dapat memperhatikan perkembangan
serta menjadi sosok yang dapat dicontoh sehingga moral anak dapat berkembang dengan baik

Menurut Anda, bagaimanakah pengalaman, latar belakang dan karakterisitik peneliti


berdampak negatif & positif pada kedua penelitian itu?
Latar belakang:

Penelitian ini merupakan salah satu jurnal Psikologi yang tentunya sangat berkaitan dengan
latar belakang atau pengalaman penulis yaitu penulis menempuh pendidikan di Fakultas
Psikologi Universitas Abdurrab Pekanbaru. Penulis memilih metode yang tepat dan baik.
Penulis juga mengambil subjek yang tepat untuk penelitian ini yaitu anak-anak berusia 10-12
tahun yang berjumlah 100 orang yang berada di Pekanbaru. Penelitian ini membahas
pentingnya peran ayah dalam mengembangkan kecerdasan moral pada anak seiring dengan
kemampuan kognitifnya. Hal tersebut menyoroti meningkatnya kasus tindak kriminal dan
kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak di Indonesia karena kurangnya penekanan pada
pendidikan karakter dengan alasan tidak adanya peran ayah dalam proses tumbuh kembang
anak. Peneliti berpendapat bahwa peran ayah sangat penting untuk membangun serta
mengembangkan landasan moral yang kuat pada anak-anak. Dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa ada hubungan antara perkembangan kecerdasan moral anak dengan peran
keterlibatan ayah dalam pengasuhan yang didasarkan pada nilai p = 0,000 (p < 0,05). Selain
itu, sumbangan pengaruh keterlibatan ayah terhadap perkembangan kecerdasan moral anak
sebesar 36 %. Hasil ini diharapkan bahwa sosok ayah sebaiknya dapat berperan langsung dalam
pengasuhan anak-anak.
Karakteristik Dampak Negatif:

Penelitian ini menyajikan pandangan bias yang hanya berfokus pada aspek negatif pendidikan
anak dan kegagalan orang tua dalam memberikan pendidikan karakter. Hal ini dapat
menimbulkan rasa bersalah dan menyalahkan di antara orang tua yang tidak mampu membayar
les privat atau yang mungkin memiliki pandangan berbeda tentang pendidikan moral.
Penelitian itu mengkhawatirkan, dan statistik yang disajikan tentang meningkatnya aktivitas
kriminal dapat menyebabkan kepanikan dan kecemasan yang tidak semestinya di antara orang
tua dan masyarakat. Penelitian ini tidak mengeksplorasi akar penyebab kegagalan seorang ayah
dalam mengayomi anaknya serta akar penyebab kenakalan atau kegiatan kriminal yang
dilakukan oleh anak-anak, seperti kemiskinan, kurangnya akses pendidikan, atau paparan
kekerasan.
Karakteristik Dampak Positif:

Penelitian ini meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter dalam


perkembangan anak dan mendorong orang tua untuk memperhatikan pertumbuhan moral anak-
anak mereka di samping prestasi akademik mereka. Penelitian ini memberikan panduan kepada
orang tua dan pendidik tentang bagaimana membangun landasan moral yang kuat pada anak-
anak, yang dapat membawa perubahan positif dalam perilaku dan sikap mereka. Penekanan
jurnal pada pendidikan anak usia dini sejalan dengan penelitian tentang peran penting beberapa
tahun pertama kehidupan dalam membentuk kepribadian dan karakter anak.

Anda mungkin juga menyukai