BELAJAR SISWA
M. Fatich Amrullah
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan
E-mail: fatichazhar@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrisikan secara psikologis betapa
berpengaruhnya broken home terhadap motivasi belajar anak yang berstatus sebagai
siswa. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian studi pustaka dengan metode deskriptif.
Tujuanya untuk mendeskripsikan hasil temuan pustaka yang diambil dari jurnal, artikel,
buku terkait dengan topik yang akan dibahas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
besarnya pengaruh belajar terhadap siswa yang mengalami broken home. karena sejatinya
anak sangat membutuhkan dukungan moral maupun materi dari orang tua baik itu dalam
belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, guna mewujudkan semangat
belajar anak untuk bisa meraih cita-cita dimasa depan orang tua adalah pengaruh utama
dalam memberikan dukungan secara keseluruhan baik itu berupa dukungan moral
maupun materi. Selain itu, dampak dari broken home terhadap pembentukan karakter
seorang anak sangatlah berpengaruh yang nantinya akan merujuk pada sikap extrovert
maupun introvert. Seperti dalam teori behavioral mengatakan bahwa faktor terjadinya
perilaku baik maupun buruk adalah lingkungan. Artinya bahwa terbentuknya karakter
seorang anak juga termasuk faktor dukungan terhadap lingkungan termasuk didalam
lingkungan tersebut adalah orang tua. Oleh karena itu dengan adanya penelitian ini
diharapkan setelahnya bisa membangkitkan kalangan orang tua untuk mendukung total
dalam perkembangan anak. Sehingga hal-hal seperti kenakalan anak tidak terjadi karena
dampak kurangnya kasih saying terhadap anak.
PENDAHULUAN
Keluarga merupakan peran utama dalam memperngaruhi anak. Seperti
yang dikatakan Gooden (1983) “keluarga adalah institusi sosial yang ada dalam
setiap masyarakat”. Lingkungan pertama yang diperoleh anak adalah keluarga.
Keluarga juga merupakan peran paling kuat dalam memotivasi anak untuk belajar.
Tekhusus pada orang tuanya yang paling berpengaruh terhadap perilaku anak dan
menjadi teladan juga panutan untuk bersosisalisasi dengan masyarakat.
Sejalan dengan bergantinya waktu adakalanya sebuah masalah muncul
dalam sebuah keluarga yang bisa mengakibatkan keluarga tersebut tidak harmonis
lagi bahkan lebih parahnya bisa membuat keluarga tersebut tidak utuh. Hal itu
bisa terjadi lantaran antara kedua orang tua mereka sibuk bekerja sehingga
perhatian untuk anak-anaknya menjadi kurang. Akibatnya, hubungan antara
keluarga teresebut menjadi rentan yang berakibat menuju pertengkaran yang bisa
mengakibatkan perceraian. Hal inilah yang biasa disebut dengan broken home.
Menurut (Willis, 2015), ada dua aspek yang mengakibatkan adanya broken home
yaitu, orang tua yang sudah bercerai baik itu dikarenakan salah satunya meninggal
atau karena gugatan atau karena hubungan keluarganya yang tidak baik sehingga
anaknya sering melihat pertengkaran antara ayah dan ibu mereka.
Kondisi tersebut tentunya memberikan dampak yang negatif bagi anak.
Salah satu pengaruh yang bisa dirasakan oleh anak diantaranya anak kurang
mendapatkan dukungan motivasi belajar dari orangtuanya. Selain itu juga
membuat anak kehilangan soesok yang bisa dijadikan panutan dalam masa
perkembangan menuju dewasa tersebut (Hurlock, 2000).
Tak heran jika dampak yang timbul sangatlah berpengaruh dalam motivasi
belajar anak. Diantara dampak broken home yakni jika dilihat dari kelainan
psikologi anak cenderung memiliki sikap agresif, introvert, tidak mau untuk
berkomitmen, labil, tempramen, emosional, sensitif, apatis. Jika dilihat dari sisi
masalah pendidikan anak cenderung menjadi malas dan motivasi untuk belajar
rendah. Dan jika dilihat dari sisi kemanusiaan anak cenderung senang melakukan
perilaku menyimpang seperti bullying, membrontank, bersikap apatis terhadap
lingkungan, bersikap destruktif terhadap diri dan lingkunganya seperti minum-
minuman keras, judi dan seks bebas (Suprapti, 2011:25).
Dari situlah perlunya sebuah layanan Bimbingan dan Konseling. Dalam
pengertian yang luas Bimbingan dan Konseling di sekolah yaitu pelayanan pada
semua siswa dan siswi untuk kemajuan keseluruhan perkembangan mereka
(Prayitno, 2014). Dalam salah satu pelayananya Bimbingan dan Konseling bisa
digunakan untuk mengatasi masalah motivasi belajar ialah dengan menggunakan
pendekatan Rational Emotive Behavior.
Penelitian yang terkait dengan topik ini adalah jurnal Suminah, dkk.
Dengan judul “Peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa melalui
pendekatan behavior modification” yang membahas tentang peningkatan hasil
belajar dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan behavior
modification dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas dan teknik
tes dan observasi yang menunjukan hasil bahwa tingkat hasil belajar siswa melalui
pendekatan behavior modification termasuk dalam kategori cukup baik, tingkat
motivasi belajar siswa dengan pendekatan behavior modification dalam kategori
cukup tinggi, dan ada peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa melalui
pendekayan behavior modification (Suminah, dkk. 2018).
Penelitian selanjutnya yang terkait dengan topik ini adalah jurnal karya
Roy novianto, dkk. Yang berjudul “Analisis dampak broken home terhadap minat
belajar siswa SMA Santun Untan Pontianak” yang juga membahas tentang
dampak dari broken home.
Tujuan penelitian ini adalah guna memenuhi tugas akhir semester dari
mata kuliah bimbingan dan konseling. Selain itu juga untuk mendeskrisikan
secara psikologis betapa berpengaruhnya broken home terhadap motivasi belajar
anak yang berstatus sebagai siswa. memberikan sedikit pengetahuan bagi orang
tua agar lebih memperhatikan masa depan anaknya dan mungkin juga bisa
menambah hasanah pendidikan anak agar bisa lebih termotivasi dalam belajar
sehingga menimbulkan semangat belajar bagi anak-anak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Moeleong, (2017) metode deskriptif adalah, “metode deskriptif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, Tindakan dll, secara
holistik, dan dengan cara deskriptif atau penjabaran masalah dengan
menggunakan kalimat-kalimat”. Pada intinya Jenis penelitian ini adalah jenis
penelitian studi pustaka dengan metode deskriptif. Tujuanya untuk
mendeskripsikan hasil temuan pustaka yang diambil dari jurnal, artikel, buku
terkait dengan topik yang akan dibahas.
KESIMPULAN
Dapat diambil kesimpulan dari hasil yang saya peroleh pada penelitian ini
subjeknya adalah anak yang merupakan salah satu teman saya yang berinisial AN
berusia 21 tahun tentunya merupakan anak korban broken home. Informasi dari
hasil observasi dan wawancara bisa dinyatakan bahwa AN di rawat oleh nenek,
kakek dan tantenya. Tantenya tidak bisa melanjutkan sekolahnya dikarenakan
waktunya di habiskan untuk merawat AN ssejak lahir sedangkan neneknya
lumpuh. Kebutuhan AN ditanggung oleh kakek dan neneknya namun sesekali
orang tuanya mengirimkan uang untuk AN.
Sangat banyak hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar anak, salah
satunya adalah faktor keadaan keluarga anak tersebut. Didalam sebuah keluarga
yang utuh atau masih lengkap strukturnya anak akan lebih banyak mendapatkan
perhatian dari orang tuanya. Hubungan keluarga yang harmonis dan satu paham
antara ayah dan ibunya akan sangat berpengaruh juga pada diri anak. Begitu
sebaliknya, jika dalam sebuah keluarga salah satu orang tuanya sudah bercerai,
meninggal atau meninggalkan keluarganya jelas hal tersebut tidak bisa
memperhatikan anak-anaknya dengan baik. Sehingga hal tersebut berdampak pada
kurangnya kasih sayang terhadap anak hingga mengakibatkan motivasi dan hasil
belajarnya di sekolah.
Dari masalah pokok yang dibahas peneliti mengaitkanya dengan teori
Behaviour karena menurutnya sangat cocok kepada seorang anak yang mengalami
broken home seperti dalam asumsi dasar teori tersebut menyatakan bahwa
manusia dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan sekitar dan individu juga
secara sengaja mempengaruhi orang lain di sekitarnya. Jika dikaitkan dengan anak
yang mengalami broken home tentu saja hal itu terjadi pada kondisi psikologinya.
Kemudian jika dilihat dari proses berfikir bahwa manusia berfikir dalam lingkaran
fakta dan bukti yang terjadi. Oleh karena itu penulis menganggap relevan jika
masalah broken home ini dikaitkan dengan teori behaviouristik.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. (2010). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi.Alih
Bahasa:E. Koswara. Bandung: Refika Aditama.
Suminah, S., Gunawan, I., & Murdiyah, S. (2019). Peningkatan Hasil Belajar dan
Motivasi Belajar Siswa melalui Pendekatan Behavior Modification. Ilmu
Pendidikan: Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan, 3(2), 221–
230. https://doi.org/10.17977/um027v3i22018p221
Wulandari Desi dan Fauziah Nailul (2019). Pengalaman remaja korban broken
home (studi kualitatif Fenomenologis). Jurnal Empati, 8 (1), 2-3.