PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Salah satu hal yang paling ditakuti seorang anak yaitu perceraian orang
tua. Ketika perceraian terjadi, anak akan menjadi korban utama. Orang tua yang
bercerai harus tetap memikirkan bagaimana membantu anak untuk mengatasi
penderitaan akibat perceraian tersebut. Perceraian orang tua dianggap sebagai
salah satu penyebab utama kegagalan masa depan anak. Anak akan kehilangan
orientasi masa depan karena hilangnya kasih sayang dari orang tua. Keluarga
tanpa komunikasi akan menimbulkan rasa frustasi dan rasa jengkel dalam jiwa
anak-anak sehingga tidak sedikit anak-anak meninggalkan rumahnya tanpa pamit
karena mereka merasa tidak nyaman dan tidak betah tinggal dirumahnya sendiri.
Banyak orang tua yang tidak memberikan kesempatan dialog dan komunikasi
dalam arti yang sungguh- sungguh yaitu bukan basa-basi atau sekedar bicara
pada hal-hal yang perlu atau
1
penting saja, seorang anak tidak mungkin mau mempercayakan masalah-
masalahnya dan terbuka. Mereka lebih bnyak berdiam diri saja.
Perilaku anak yang menyimpang dapat berakar pada kurangnya dialog atau
kominikasi pada masa kanak-kanak dan masa berikutnya di dalam keluarga,
karena orang tua terlalu menyibukkan diri sedangkan kebutuhan yang paling
mendasar adalah cinta, kasih sayang, dan perhatian diabaikan. Akibatnya anak
menjadi terlantar dalam kesendiriannya dan kebisuannya. Ternyata perhatian
orang tua dengan memberikan kesenengan material belum mampu menggantikan
kedudukannya dengan benda mahal dan bagus sekalipun. Awal terjadinya
perselisihan keluarga biasanya disebabkan karena suami mau memenangkan
pendapat dan pendiriannya sendiri, sedangkan istri juga ingin mempertahankan
pendapat dan pendiriannya sendiri tanpa ada yang mengalah. Keharmonisan
dalam keluarga sangtlah di idam-idamkan oleh semua anak. Keluarga yang
harmonis adalah keluarga yang rukun yang selalu terjalin cinta kasih antara suami,
istri dan anak yang digambarkan dalam perilaku saling menghargai, saling
menutupi kelemahan dan kekurangan masing-masing. Dari ketidak harmonisan
keluarga tersebut yang mengakibatkan perceraian orang tua terjadi. Anak akan
merekam semua kejadian itu dan akan mulai merasa tidak betah dan berusaha
untuk keluar dari rumah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh perceraian orang tua terhadap perilaku siswa di
sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh perceraian orang tua terhadap perilaku siswa di
sekolah
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah wawasan sekaligus Ilmu Pengetahuan khususnya
pada bidang Psikologi Pendidikan.
b. Sebagai sumber informasi tentang pengaruh perceraian orang tua
terhadap perilaku siswa di sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa mampu melaksanakan assesmen terhadap subjek penilitian
b. Mahasiswa dapat menerapkan teori-teori yang telah didapatkan di kampus.
c. Mahasiswa dapat menyelesaikan dan lulus mata kuliah Praktek Kerja
Nyata.
3
E. Metode Penelitian
1. Tahap-tahap Penelitian
a. Tahap Persiapan
Membuat proposal dan meminta surat pengantar dari fakultas untuk
melakukan Praktek Kerja Nyata dan dikirimkan ke MA Abil Hasan Asy
Syadzily Krembung. Hal ini dilakukan untuk meminta ijin melakukan Praktek
Kerja Nyata, yaitu studi kasus.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pertama berdiskusi dengan guru BK tentang siswa yang bermasalah
dan berpotensi menjadi subyek penelitian. Kemudian melakukan observasi.
Dilanjut dengan wawancara terhadap wali kelas, guru BK, orang tua, teman
sebangku, dan juga subyek itu sendiri. Terakhir mencari tahu hasil belajar
subyek dari nilai rapor.
c. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini peneliti mengetahui pengaruh perceraian orang tua terhadap
perilaku dan keaktifan siswa. Setelah itu peneliti mempertanggung jawabkan dan
merevisi. Setelah itu, laporan akan dijilid dan dikumpulkan untuk memenuhi
mata kuliah Praktek Kerja Nyata.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan
wawancara.
a. Observasi Sistematis
Diawali dengan membuat pedoman observasi yang berisi indikator
perilaku yang akan diteliti. Kemudian melakukan observasi sesuai pedoman dan
mencatat hasil observasi. Pedoman observasi dapat dilihat dalam lembar
lampiran. Observasi dilakukan ketika subyek melakukan kegiatan belajar
mengajar disekolah, sesuai indikator yang diteliti.
b. Wawancara Semi-Terstruktur
Wawancara dilakukan dengan mengacu kepada pedoman wawancara dan
sesuai dengan indikator yang diteliti. Pedoman wawancara dapat dilihat dalam
4
lembar lampiran. Wawancara dilakukan secara langsung terhadap subyek, wali
kelas, guru BK dan teman sebangku subyek.