Anda di halaman 1dari 9

KARYA ILMIAH

ANALISIS DAMPAK PERAN KELUARGA


DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA SMAN 1 LAWANG

Disusun oleh :
Jeremia Temanta Perangin Angin
(12)

XI IPS 2
SMA NEGERI 1 LAWANG
JL Pramuka No. 152 Lawang Telp/Fax (0341) 426265 Malang
Website : smanela.sch.id E-mail : admin.smanela@gmail.com

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam membentuk kepribadian
individu, terutama pada masa remaja yang merupakan fase kritis dalam perkembangan
manusia. Peran keluarga dalam membentuk kepribadian siswa memiliki dampak yang
signifikan pada pembentukan nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang menjadi bagian dari
identitas individu. SMAN 1 Lawang, sebagai salah satu institusi pendidikan menengah di
Jawa Timur, menjadi lingkungan yang penting dalam proses pembentukan kepribadian
siswa. Namun, dalam konteks yang terus berubah dan kompleks seperti saat ini, peran
keluarga dalam membentuk kepribadian siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
eksternal dan internal yang perlu dipahami lebih mendalam.
Interaksi antara anggota keluarga, pola komunikasi, dan nilai-nilai yang diterapkan
dalam lingkungan keluarga turut membentuk pola pikir dan perilaku siswa di sekolah. Oleh
karena itu, pemahaman yang mendalam terhadap dinamika peran keluarga dalam
membentuk kepribadian siswa di SMAN 1 Lawang menjadi penting untuk dikaji guna
memberikan kontribusi dalam pengembangan program pendidikan yang berorientasi pada
pembentukan kepribadian siswa yang berkualitas.
Melalui penelitian ini, diharapkan akan diperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
pengaruh peran keluarga dalam membentuk kepribadian siswa di SMAN 1 Lawang. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan program pendidikan yang
lebih efektif dan berkelanjutan, serta memberikan masukan yang berharga bagi pihak
sekolah dalam meningkatkan intervensi pendidikan yang berfokus pada pembentukan
kepribadian siswa.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari judul karya ilmiah ini adalah sebagai berikut
A. Bagaimana peran keluarga dalam membentuk kepribadian siswa di SMAN 1
Lawang?
B. Bagaimana faktor-faktor seperti perubahan sosial dan dinamika keluarga berperan
dalam pembentukan kepribadian siswa di SMAN 1 Lawang?
C. Bagaimana interaksi antara anggota keluarga mempengaruhi proses pembentukan
kepribadian siswa di SMAN 1 Lawang?
D. Bagaimana dampak peran keluarga terhadap pembentukan nilai-nilai, sikap, dan
perilaku siswa di SMAN 1 Lawang?

2
1.3 Tujuan
Tujuan dari judul karya ilmiah ini adalah sebagai berikut
A. Mengetahui peran keluarga dalam membentuk kepribadian siswa di SMAN 1
Lawang.
B. Mengetahui faktor-faktor seperti perubahan sosial dan dinamika keluarga berperan
dalam pembentukan kepribadian siswa di SMAN 1 Lawang.
C. Mengetahui interaksi antara anggota keluarga mempengaruhi proses pembentukan
kepribadian siswa di SMAN 1 Lawang.
D. Mengetahui dampak peran keluarga terhadap pembentukan nilai-nilai, sikap, dan
perilaku siswa di SMAN 1 Lawang.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada
pihak sekolah, guru, dan orang tua tentang peran penting keluarga dalam membentuk
kepribadian siswa di SMAN 1 Lawang, sehingga dapat menjadi dasar untuk meningkatkan
interaksi dan dukungan keluarga terhadap perkembangan siswa.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Keluarga
Supriyono, dkk, 2015 (24) menyatakan bahwa keluarga merupakan lembaga. Sosial pertama
dimana para anggotanya berinteraksi secara langsung. Anggota-anggotanya terikat bersama oleh
perkawinan, hubungan darah atau karena adopsi.
2.2 Fungsi Keluarga
Supriyono, dkk, 2015 (32) menyatakan bahwa terbentuknya keluarga pada masyarakat
Indonesia setidaknya untuk memenuhi empat norma yang berlaku, yakni norma agama, norma
hukum, norma moral, dan norma sosial. Berkeluarga harus memenuhi syarat dan rukun
sebagaimana ditetapkan ajaran agama masing-masing, memenuhi ketentuan hukum positif UU
No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
2.3 Orang Tua
Orang tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:325) berarti (a) orang yang sudah
tua; (b) ibu bapak; (c) orang yang dianggap tua atau orang yang pandai dan cerdik. Sedangkan
menurut Hery Noer Aly (1999:88) orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah
dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
sebuah keluarga Orang-tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan
membimbing anak- anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk
siap dalam kehidupan bermasyarakat.
2.4 Kepribadian
Yinger, 2004 menyatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang
individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian sistem.
Ungkapan “sistem kecenderungan tertentu” menyatakan bahwa setiap orang memiliki cara
berperilaku yang khas dan bertindak sama setiap hari.
2.5 Anak
Anak menurut World Health Organization (WHO) adalah individu yang berusia di bawah 18
tahun. WHO memandang anak sebagai individu yang rentan dan perlu mendapatkan
perlindungan serta perawatan khusus. Menurut perspektif WHO, masa anak merupakan tahap
penting dalam perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah metode kualitatif, yakni penelitian
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar
fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Menurut Sugiyono (2018) metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat, yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi ilmiah (eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen, teknik
pengumpulan data dan di analisis yang bersifat kualitatif lebih menekan pada makna.
3.2 Data dan Sumber Data
3.2.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber pertama.
Data ini didapatkan dari observasi dan diperoleh langsung melalui pengajuan
pertanyaan secara langsung dengan remaja SMAN 1 LAWANG
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu buku,
karya ilmiah, jurnal, dan internet
3.2 Instrumen Penelitian
3.3.1 Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana penelitian atau kolaboratornya
mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian
3.3.2 Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) wawancara adalah pertemuan yang
dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi mupun suatu ide dengan cara tanya
jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam
topik tertentu.
3.3. Teknik Analisis Data
Salah satu tahapan yang dilakukan oleh peneliti dengan pendekatan kualitatif adalah
analisis data. Sebagian peneliti mengungkapkan bahwa pekerjaan paling berat yang dilakukan
peneliti setelah data terkumpul adalah analisis data. Analisis data merupakan bagian sangat
penting dalam penelitian, karena dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantif
maupun formal. Kesulitan yang sering ditemui dalam analisis data adalah tidak adanya pedoman
baku atau tidak adanya aturan-aturan baku yang sistematis seperti halnya analisis data pada
peneitian kuantitatif.

5
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Peran Keluarga dalam Membentuk Kepribadian Siswa di SMAN 1 Lawang
Keluarga merupakan unit pertama dan terpenting dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Di SMAN 1 Lawang, bagaimana keluarga berperan dalam proses ini menjadi esensial untuk
dipahami. Dalam serangkaian wawancara yang dilakukan dengan siswa-siswa SMAN 1 Lawang,
tema yang dibahas adalah peran penting keluarga dalam membentuk kepribadian mereka. Siswa
SMAN 1 Lawang menekankan bahwa keluarga bukan hanya tempat untuk mendapatkan
dukungan material, tetapi juga sebagai sumber kasih sayang, dukungan emosional, dan
pengajaran nilai-nilai yang mendasar. Seorang siswa bernama Muhammad Arby Haqinanzach
juga menyatakan, “Orang tua saya selalu memberikan dukungan dan memberi saya contoh
tentang bagaimana menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab.”
b. Faktor-faktor seperti Perubahan Sosial dan Dinamika Keluarga dalam
Pembentukan Kepribadian Siswa di SMAN 1 Lawang
Dalam angket yang melibatkan siswa-siswa di SMAN 1 Lawang, banyak dari mereka
mengungkapkan bahwa perubahan sosial, seperti perkembangan teknologi dan globalisasi, telah
memengaruhi kepribadian mereka. Dinamika keluarga, seperti perceraian, kematian, atau
perpindahan anggota keluarga, juga dapat menciptakan ketidakstabilan emosional bagi para
siswa. Perkembangan teknologi yang cepat telah mengubah cara keluarga berinteraksi, dengan
lebih banyak waktu yang dihabiskan di depan layar daripada berinteraksi langsung. Hal ini dapat
menyebabkan kurangnya komunikasi yang efektif antara anggota keluarga dan mengurangi
waktu yang dihabiskan bersama, sehingga berpotensi mempengaruhi pembentukan kepribadian
siswa.
c. Interaksi antara Anggota Keluarga dan Proses Pembentukan Kepribadian Siswa di
SMAN 1 Lawang
Interaksi antara anggota keluarga memainkan peran kunci dalam proses pembentukan
kepribadian siswa. Melalui observasi langsung terhadap interaksi antara anggota keluarga dan
wawancara yang sudah dilakukan, bisa disimpulkan bahwa pola komunikasi dan cara keluarga
menyelesaikan konflik memiliki dampak besar pada pembentukan kepribadian siswa. Keluarga
yang mempromosikan komunikasi terbuka dan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat
cenderung memiliki siswa yang lebih percaya diri dan memiliki kemampuan interpersonal yang
lebih baik. Namun, keluarga yang menghadapi konflik tanpa penyelesaian yang baik atau tidak
memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak mereka dapat menyebabkan
ketidakstabilan emosional yang berdampak negatif pada perkembangan kepribadian siswa.

6
4.4 Dampak Peran Keluarga terhadap Pembentukan Nilai-nilai, Sikap, dan Perilaku Siswa
di SMAN 1 Lawang
Melalui hasil wawancara dengan orang tua siswa di SMAN 1 Lawang, terungkap bahwa
peran keluarga memiliki dampak yang signifikan dalam pembentukan nilai-nilai, sikap, dan
perilaku siswa. Melalui observasi diketahui bahwa siswa yang berasal dari keluarga yang
memberikan dukungan emosional dan mempromosikan nilai-nilai positif cenderung lebih
berprestasi secara akademis dan memiliki sikap yang lebih baik terhadap belajar. Orang tua juga
menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan contoh yang baik
dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak mereka.

7
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara, angket, dan observasi terhadap siswa dan orang tua di SMAN
1 Lawang, dapat disimpulkan bahwa peran keluarga sangatlah penting dalam membentuk
kepribadian siswa. Keluarga bukan hanya tempat untuk mendapatkan dukungan material, tetapi
juga sebagai sumber kasih sayang, dukungan emosional, dan pengajaran nilai-nilai yang
mendasar. Perubahan sosial, seperti perkembangan teknologi dan globalisasi, serta dinamika
keluarga, memengaruhi cara keluarga berinteraksi dan memberikan dampak yang signifikan
terhadap pembentukan kepribadian siswa. Interaksi antara anggota keluarga, pola komunikasi,
dan cara keluarga menyelesaikan konflik memiliki dampak besar pada perkembangan
kepribadian siswa. Dengan demikian, pemahaman dan perhatian terhadap peran keluarga dalam
pendidikan sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan
optimal bagi generasi muda.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian, penulis memiliki beberapa saran untuk siswa dan orang tua agar dapat
meningkatkan lingkungan keluarga yang baik dan erat.
1) Komunikasi Terbuka: Dimulai dengan membangun komunikasi terbuka dengan anggota
keluarga. Ajukan pertanyaan, dengarkan dengan empati, dan berbagi perasaan dan
pengalaman secara terbuka. Hal ini dapat membantu memperkuat hubungan keluarga dan
meningkatkan pemahaman antar anggota keluarga.
2) Waktu Bersama: Sisihkan waktu khusus untuk berkumpul bersama keluarga, bisa untuk
makan malam bersama, menonton film, atau melakukan kegiatan lain yang
menyenangkan. Waktu berkualitas bersama ini membantu mempererat ikatan keluarga
dan menciptakan momen yang berharga untuk saling mengenal dan berbagi cerita.
3) Menyelesaikan Konflik dengan Baik: Ketika terjadi konflik di dalam keluarga, belajar
untuk menyelesaikannya dengan cara yang baik dan damai. Menghindari saling
menyalahkan atau membesar-besarkan masalah. Bicarakan dengan tenang, dengarkan
pandangan masing-masing, dan cari solusi yang saling menguntungkan.
Dengan saran ini, setiap individu dapat berkontribusi secara positif dalam memperkuat ikatan
keluarga dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pembentukan kepribadian yang
baik dan sehat bagi siswa di SMAN 1 Lawang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Supriyono, dkk, 2015. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama

Aly Hery, 1999. Peran orang Tua dalam Optimalisasi tumbuh Kembang Anak Untuk
Membangun Karakter Anak Usia Dini. Jakarta: Bumi Aksara

Yinger, 2004. Peran Keluarga dalam Membangun Kepribadian Anak. Jurnal Psikologi Undip
Vol. 10, No.2

Sugiyono, 2018. Fungsi Penelitian Kualitatif dalam Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Anda mungkin juga menyukai