Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Bisnis

Volume 9 No.2 Desember 2021


ISSN: 2338-0411

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA


PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
1
Ratih Andriani, 2Dewi Widiarti
1
Program Studi D3 Akuntansi STIEB Perdana Mandiri
Email: ratih.andriani@stieb-perdanamandiri.ac.id
2
Program Studi S1 Akuntansi STIEB Perdana Mandiri
Email: dewi.widiarti19@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh good corporate governance
terhadap kinerja perusahaan. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa efektif
pengaruh Good Corvorate Governance terhadap kinerja perusahaan. Mekanisme Good Corporate
Governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Institusional, dan komisaris
independen. Sedangkan Kinerja Perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan Return On
Asset (ROA). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan subsektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2015-2019 yang berjumlah 20
perusahaan. Sampel yang dipilih menggunakan metode puposive sampling. Dengan kriteria yang
telah ditetapkan maka diperoleh sampel sebanyak 6 perusahaan
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda dengan menggunakan SPSS 25. Hasil dari penelitian ini membuktikan good corporate
governance dengan mekanisme kepemilikan institusional dan komisaris independen secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan secara bersama-sama
variabel kepemilikan institusional dan komisaris independen juga tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan dengan indikator ROA sebesar 6,5% dan sisanya sebesar 93,5%
dipengaruhi varibel lain.
Kata kunci: Good Corporate Governance, Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen,
ROA.

1. PENDAHULUAN Good Corporate governance menjadi


Situasi ekonomi yang berkembang saat salah satu unsur yang mempengaruhi tingkat
ini banyak memberikan perubahan dalam kinerja perusahaan. Kinerja menjadi salah satu
perekonomian nasional terutama semakin tolak ukur kemakmuran bagi para pemangku
ketatnya dunia persaingan bisnis. Setiap kepentingan dalam perusahaan khususnya para
perusahaan harus memiliki karakteristik pemegang saham. Berbagai penerapan
tersendiri agar dapat lebih maju dan mekanisme good corporate governance yang
berkembang dibanding perusahaan lainnya. baik tersebut perlu ditegakkan dalam rangka
Ada banyak cara yang harus dilakukan oleh pencapaian kinerja perusahaan yang
suatu perusahaan untuk dapat berkembang dan maksimal.
mendapatkan keuntungan yang maksimal, Penelitian ini didasari dengan adanya
salah satu diantaranya yaitu dengan fenomena-fenomena tentang kurangnya
meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. penerapan GCG dengan baik yang berdampak

52
Jurnal Bisnis
Volume 9 No.2 Desember 2021
ISSN: 2338-0411

pada kinerja perusahaan. Kasus PT Mayora 3. Memonitor dan mengevaluasi kinerja


Indah Tbk. Yang merupakan produsen 4. Menjadikannya sebagai alat komunikasi
makanan dan minuman, pada akhir juli kuartal antara bawahan dan atasan dalam upaya
I tahun 2019, mencatatkan margin bersih memperbaiki kinerja perusahaan
7,75%, kemudian dilaporkan pada kuartal II- 5. Memberikan penghargaan maupun
2019, margin bersih perusahaan berada di hukuman yang objektif atas prestasi
kisaran 6,7%, sehingga margin bersih kurtal I pelaksanaan yang telah diukur dengan
dan kuartal II 2019 mengalami penurunan standar pengukuran yang telah ditetapkan
sebesar 1,05% (Adharsyah, 2019) dalam 6. Mengindentifikasi kepuasan pelanggan
www.cnbcindonesia.com. 7. Untuk memastikan bahwa pengambilan
Penelitian tentang corporate governance keputusan telah dilakukan secara objektif
banyak terdapat perbedaan yaitu penelitian
Irwansyah (2019), Aprianingsih dan Yushita Indikator Kinerja Perusahaan
(2016), sehingga perlu dilakukan pengujian Indikator dalam menganalisis kinerja
ulang terhadap variabel-variabel GCG perusahaan adalah Return On Asset (ROA).
terhadap Kinerja Perusahaan. ROA adalah salah satu bentuk dari Rasio
Rumusan masalah dalam penelitian ini Profitabilitas yang dimaksudkan untuk
adalah : mengukur kemampuan perusahaan atas
1. Apakah Kepemilikan Institusional keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
berpengaruh terhadap kinerja aktivitas yang digunakan untuk aktivitas
perusahaan? operasi perusahaan dengan tujuan
2. Apakah Komisaris Independen menghasilkan laba dengan memanfaatkan
berpengaruh terhadap kinerja aktiva yang dimilikinya.
perusahaan? Return On Asset (ROA) diperoleh dengan
3. Seberapa besar Kepemilikan membandingkan antara laba bersih dengan
Institusional, dan Komisaris Independen total asset. ROA mengukur seberapa efektif
berpengaruh terhadap kinerja asset perusahaan yang dipergunakan dalam
perusahaan? menghasilkan laba bersih. Semakin besar
ROA menunjukkan kinerja semakin baik.
Kajian Pustaka
Pengertian Kinerja Perusahaan Pengertian Good Corporate Governance
Kinerja perusahaan merupakan Good Corporate Governance adalah
kemampuan perusahaan untuk meraih tujuan suatu sistem tata kelola perusahaan yang berisi
dan target yang ditetapkan yang diperoleh dari seperangkat peraturan yang mengatur
kegiatan bisnis yang dipengaruhi oleh hubungan antara pemegang saham, pengurus
aktivitas operasional dalam memanfaatkan (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
sumber daya yang dimiliki. pemerintah, karyawan, serta pemegang
kepentingan intern dan ektern lainnya dalam
Tujuan Pengukuran Kinerja Perusahaan kaitannya dengan hak-hak dan kewajibannya
1. Untuk memastikan pemahaman para masing-masing.
pelaksana dan ukuran yang digunakan
untuk pencapain prestasi Mekanisme Good Corporate Governance
2. Memastikan tercapainya skema prestasi 1. Kepemilikan Institusional
yang dicapai 2. Kepemilikan Manajerial

53
Jurnal Bisnis
Volume 9 No.2 Desember 2021
ISSN: 2338-0411

3. Komisaris Independen efektif sehingga mengurangi tindakan


4. Komite Audit manajemen yang dapat merugikan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rimardhani,
Pengertian Kepemilikan Institusional Hidayat dan Dwiatmanto (2016) dan Intan
Dalam Hasibuan dan Lisa (2018), Candradewi dan Ida Bagus Panji Sedana
kepemilikan institusional adalah persentase (2016) menyatakan bahwa Kepemilikan
saham yang dmiliki oleh institusi (pemerintah, Institusional berpengaruh positif terhadap
perusahaan asing, lembaga keuangan seperti kinerja perusahaan.
bank, asuransi dan dana pension)yang terdapat
pada perusahaan Pengaruh Komisaris Independen Terhadap
Kepemilikan institusional merupakan Kinerja Perusahaan
kepemilikan saham yang dipegang oleh Komisaris Independen merupakan
institusi atau lembaga.perusahaan dengan anggota Dewan Komisaris yang berasal dari
kepemilikan institusional dapat mempengaruhi luar perusahaan dan pembentukan Dewan
profitabilitas perusahaan. Komisaris Independen bertujuan untuk
memberikan perlindungan terhadap pemegang
Pengertian Komisaris Independen saham dalam sebuah perusahaan. Komsaris
Komisaris Independen merupakan independen menjadi salah satu organ penting
anggota Dewan Komisaris yang berasal dari dalam perusahaan karena dinilai paling efektif
luar perusahaan dan pembentukan Dewan dalam melaksanakan pemantauan terhadap
Komisaris Independen bertujuan untuk manajer karena mereka merupakan pihak yang
memberikan perlindungan terhadap pemegang tidak memiliki hubungan dengan internal
saham dalam sebuah perusahaan perusahaan. Penelitian didukung oleh
Salsabila Sarafina dan Muhammad Saifi
Pengukuran Komisaris Independen (2016) menyatakan bahwa Komisaris
Berdasarkan Keputusan Direksi Bursa Independen berpengaruh terhadap kinerja
Efek Indonesia Nomor: KEP-315/bej/06-2000, perusahaan.
rasio komisaris independen pada perusahaan Berdasarkan tinjauan pustaka dan
yang tercatat di BEI wajib memiliki sekurang- penelitian terdahulu yang mempengaruhi
kurangnya 30% dari seluruh jumlah anggota kinerja perusahaan peneliti merumuskan
komisaris. kerangka pemikiran sebagai berikut:

Kerangka Pemikiran
Pengaruh Kepemilikan Institusional Kepemilikan
Institusional (X1)
Terhadap Kinerja Perusahaan H
Kepemilikan institusional merupakan Kinerja
kepemilikan saham yang dipegang oleh Komisaris H Perusahaan (Y)

institusi atau lembaga. Perusahaan dengan Independen (x2)

Kepemilikan Institusional dianggap mampu


mempengaruhi profitabilitas perusahaan H3
karena institusi menjadi pemegang saham Gambar 1 Kerangka Pemikiran
mayoritas. Kepemilikan Institusional memiliki
kemampuan untuk mengendalikan pihak
manajemen melalui proses monitoring secara

54
Jurnal Bisnis
Volume 9 No.2 Desember 2021
ISSN: 2338-0411

Hipotesis setelah pajak dengan total aset. Kepemilikan


Hipotesis penelitian ini adalah : institusional dihitung dengan membagi
H1: Kepemilikan Institusional berpengaruh kepemilikan oleh institusi dengan total saham
terhadap kinerja perusahaan. perusahaan dikali seratus persen. Komisaris
H2: Komisaris Independen berpengaruh independen diukur dengan persentase dengan
terhadap Kinerja Perusahaan. cara membagi jumlah komisaris independen
H3: Kepemilikan Institusional dan Komisaris terhadap total anggota dewan komisaris.
Independen berpengaruh terhadap Kinerja
Perusahaan. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan
Sampel
II. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah
Subjek Penelitian perusahaan subsektor makanan dan minuman
Subjek dalam Penelitian ini adalah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
perusahaan Manufaktur subsektor makanan dalam periode 2015-2019 yang berjumlah 20
dan minuman yang terdaftar di Bursa efek perusahaan. sampel yang digunakan dalam
Indonesia (BEI) dari tahun 2015 sampai penelitian ini dengan menggunakan metode
dengan tahun 2019. purposive sampling, yaitu populasi yang
digunakan sebagai sampel harus memenuhi
Objek Penelitian syarat sebagai berikut :
Menurut Sugiyono (2017;39) objek 1. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau Makanan dan Minuman yang terdaftar di
nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang BEI tahun 2015-2019.
mempunyai variasi tertentu yang diletakan 2. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian Makanan dan Minuman yang
ditarik kesimpulanya. mempublikasikan laporan keuangan pada
Objek penelitian dalam penelitian ini kurun waktu tahun 2015 – 2019.
adalah kepemilikan institusional, komisaris 3. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
independen dan return on asset Makanan dan Minuman yang
memperoleh laba bersih selama periode
Operasional Variabel 2015-2019.
Variabel dalam penelitian ini yaitu Sesuai dengan kriteria yang digunakan
variabel independen yaitu variabel yang dalam pengambilan sampel, maka dari 20
menjadi sebab terjadinya variabel bebas. perusahaan yang digunakan sebagai populasi
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terdapat 6 perusahaan yang memenuhi syarat
Kepemilikan Institusional (X1) dan Komisaris yang digunakan sebagai sampel penelitian.
Independen (X2).
Variabel dependen yaitu variabel terikat Teknik Pengumpulan Data
yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Penelitian ini merupakan penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kuntitatif yang menggunakan data sekunder.
kinerja perusahaan (Y) yang diukur Data sekunder diperoleh dengan cara
menggunakan rasio profitabilitas yaitu Return melakukan riset Studi Pustaka atau
On assets (ROA). ROA adalah variabel dokumentasi. Sumber data diperoleh dari data
dependen untuk mengukur kinerja perusahaan. laporan tahunan perusahaan manufaktur di
ROA merupakan perbandingan antara laba BEI dari kurun waktu 2012 – 2016. Data

55
Jurnal Bisnis
Volume 9 No.2 Desember 2021
ISSN: 2338-0411

diambil dari laporan publikasi perusahaan Tabel 1


manufaktur yang diperoleh dari BEI, idx, Statistik Deskriptif
maupun website perusahaan manufaktur yang Descriptive Statistics
bersangkutan. Std.
N Min Max Mean
Deviation
Teknik Analisis Data Kepemilikan
30 36,29 91,94 69,5483 20,22968
Institusional
Teknik analisis data dalam penelitian
Komisaris
ini berkaitan dengan hubungan antara 30 33,33 50,00 37,3590 6,61058
Independen
variabel-variabel. Dalam melakukan analisis Kinerja
30 2,89 40,39 10,6340 7,05656
terhadap data yang dikumpulkan untuk Perusahaan
mencapai suatu kesimpulan, penulis Valid N
30
(listwise)
melakukan perhitungan, pengolahan dan
penganalisaan dengan bantuan dari program
SPSS (Statistical Product and Service
Uji Hipotesis
Solution). Metode analisis data dalam
Uji Koefisien Determinasi (R2)
penelitian ini menggunakan metode analisis
Uji Determinasi (R²) adalah untuk
regresi linear berganda. Analisis ini digunakan
mengukur seberapa baik kemampuan model
untuk menguji pengaruh keenam variabel
dalam menerangkan variasi variabel
independen terhadap variabel dependen.
dependen. Berdasarkan tabel 2 diperoleh nilai
Berikut adalah persamaan regresi yang
R² sebesar sebesar 0,065. Itu artinya bahwa
digunakan dalam penelitian ini:
keenam variabel independen mempengaruhi
variabel dependen sebesar 6,5%.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
+ b6X6 + b7X7 + b8X8 + e
Tabel 2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Dimana : Model Summaryb
Y = Kinerja Perusahaan Std. Error
a = Konstanta Mode Adjusted of the Durbin-
l R R Square R Square Estimate Watson
b1-b6 = Koefisien regresi
1 ,360 ,129 ,065 6,82372 1,889
X1 = Kepemilikan Institusional (INST) a

X2 = Komisaris Independen (KI) a. Predictors: (Constant), Komisaris Independen, Kepemilikan


Institusional
III. HASIL DAN PEMBAHASAN b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
Statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif berfungsi
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
sebagai gambaran informasi dari variabel
Uji F merupakan uji yang digunakan
independen maupun dependen. Informasi yang untuk menunjukkan apakah semua variabel
disajikan dalam tabel 1 diantaranya dari nilai independen yang dibuat model mempunyai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan pengaruh secara bersama-sama terhadap
nilai standar deviasi. Berikut adalah tabel variabel dependen. Hasil uji ANOVA atau uji
statistik deskriptif dari variabel yang F didapat nilai F hitung sebesar 2,006 (lebih
digunakan: kecil dari 3,33 ) dengan signifikansi 0,154.
Variabel independen tidak berpengaruh

56
Jurnal Bisnis
Volume 9 No.2 Desember 2021
ISSN: 2338-0411

terhadap variabel dependen. Berikut adalah Kepemili -,103 ,063 -,295 - ,112
tabel nilai uji statistik F. kan 1,641
Institusio
nal
tabel 3 Hasil Uji F Komisari ,217 ,192 ,203 1,131 ,268
ANOVAa s
Independ
Sum of Mean
en
Model Squares Df Square F Sig.
a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
1 Regres 186,850 2 93,425 2,00 ,154b
sion 6
Residu 1257,205 27 46,563
al
. Hasil nilai t hitung lebih kecil daripada t
Total 1444,056 29 tabel (-1,641<1,703), dan nilai probabilitas
signifikansi Kepemilikan Institusional sebesar
a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
0,112 (p > 0,05). Komisaris independen juga
b. Predictors: (Constant), Komisaris Independen, tidak memberikan pengaruh yang signifikan
Kepemilikan Institusional
terhadap kinerja perusahaan. Hasil nilai t
hitung lebih kecil daripada ttabel
Berdasarkan kedua variabel yang diujikan
(1,131<1,703), dan nilai probabilitas
nilai F hitung lebih kecil dari Ftabel
signifikansi Komisaris Independen sebesar
(2,006<3,33) dan nilai sig. (0,154>0,05),
0,268 (p > 0,05).
Berarti Kepemilikan Institusional dan
Komisaris Independen tidak berpengaruh
Interpretasi Hasil
terhadap kinerja perusahaan Manufaktur pada
Hipotesis pertama berdasarkan hasil uji
subsektor makanan dan minuman yang
statistik secara parsial (Uji T) menunjukan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
bahwa variabel kepemilikan institusional tidak
periode 2015 sampai 2019.
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis H0
Uji Parsial (Uji t)
diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukan
Uji parsial digunakan untuk mengetahui
bahwa meskipun perusahaan memiliki
pengaruh masing-masing variabel independen
kepemilikan institusional yang tinggi, namun
terhadap variabel dependen. Derajat
tidak berpengaruh terhadap kinerja
kepercayaan yang digunakan pada pengujian
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan ketika
ini adalah 95%. Berdasarkan tabel 4 variabel
calon investor tidak melihat seberapa besar
Kepemilikan Institusional tidak mempunyai
kepemilikan institusionalnya, melainkan
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
melihat manajemen perusahaan. Semakin
perusahaan. Berikut adalah tabel uji statistik t.
besar tingkat kepemilikan saham oleh institusi,
tidak menjamin mekanisme kontrol terhadap
Tabel 4
kinerja manajemen semakin efektif.
Hasil Uji Statistik T
Hasil penelitian ini didukung penelitian
Coefficientsa
Ali dkk. (2017). Kepemilikan institusi yang
Unstandardized Standardized terlalu banyak dalam perusahaan akan
Coefficients Coefficients Sig.
menimbulkan konflik kepentingan yang
Std.
Model B Error Beta T kompleks. Karena masing-masing institusi
1 (Constant 9,684 8,516 1,137 ,265 memiliki visi misinya masing–masing dalam
) menginvestasikan dana perusahaannya.

57
Jurnal Bisnis
Volume 9 No.2 Desember 2021
ISSN: 2338-0411

Adanya konflik tersebut akan menimbulkan IV. KESIMPULAN


biaya. Biaya akan mengurangi laba sehingga Berdasarkan uraian teori, hasil
mengurangi kinerja perusahaan. pengolahan dan analisa data yang telah
Hipotesis kedua yang diajukan dalam dikemukakan sebelumnya, maka penulis
penelitian ini menunjukan bahwa komisaris menarik kesimpulan bahwa variabel
independen juga tidak berpengaruh terhadap kepemilikan institusional tidak berpengaruh
kinerja perusahhaan. maka hipotesis H0 signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Hasil
diterima dan H1 ditolak. Hal ini nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel (-
dimungkinkan terjadi karena penambahan 1,641<1,703), dan nilai probabilitas
anggota komisaris independen pada signifikansi Kepemilikan Institusional sebesar
perusahaan hanya sekedar untuk formalitas, 0,112 (p > 0,05). Komisaris independen juga
sementara pemegang saham sementara tidak memberikan pengaruh yang signifikan
(mayoritas) ikut terlibat langsung dalam terhadap kinerja perusahaan. Hasil nilai t
pengambilan keputusan yang dilakukan pihak hitung lebih kecil daripada ttabel
manajemen yang bisa memicu timbulnya (1,131<1,703), dan nilai probabilitas
konflik kepentingan antara pemilik saham dan signifikansi Komisaris Independen sebesar
manajemen sehingga kinerja komisaris 0,268 (p > 0,05).
independen tidak meningkat dan tidak Berdasarkan kedua variabel yang diujikan
berpengaruh dalam kinerja perusahaan. Hasil nilai F hitung lebih kecil dari Ftabel
ini sesuai dengan penelitian Hasibuan dan (2,006<3,33) dan nilai sig. (0,154>0,05),
Sushanty (2018). Berarti Kepemilikan Institusional dan
Komisaris independen di Indonesia Komisaris Independen tidak berpengaruh
jumlahnya sangat kecil dan perubahannya terhadap kinerja perusahaan Manufaktur pada
hanya berkisar pada angka 1 sampai 3 subsektor makanan dan minuman yang
sepanjang tahun pengamatan. Sehingga hasil terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
didapat tidak berpengaruh signifikan. periode 2015 sampai 2019.
Hipotesis ketiga menunjukan bahwa Nilai Adjusted R Square sebesar 0,065,
Kepemilikan Institusional (X1) dan Komisaris maka dapat diartikan bahwa besarnya
Independen (X2) tidak berpengaruh terhadap pengaruh variabel independen kepemilikan
kinerja perusahaan (Y). maka dapat institusional dan komisaris indepneden
disimpulkan bahwa Hipotesis H0 diterima dan terhadap kinerja perusahaan dengan indikator
H3 ditolak. ROA sebesar 6,5% dan sisanya sebesar 93,5%
Hasil penelitian ini sejalan dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor ini yang tidak
penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan dimasukkan dalam model regresi penelitian
(2018) mengatakan hal ni kemungkinan terjadi ini. Artinya pandangan GCG hanya sebagai
karena dilihat dari jangka waktu manfaat good suatu ketaatan regulasi, perusahaan belum
corporate governance bersifat jangka panjang menyadari manfaat adanya GCG karena
dan kinerja perusahaan bersifat jangka pendek, aturan GCG tersebut belum tegas sehingga
dimana hasil yang dicapai pada periode mekanisme Good Corporate Governance tidak
tersebut merupakan hasil tambah perusahaan. berjalan efektif.
Manfaat dari penerapan good corrporate
governance bersifat jangka panjang dan V. REFERENSI
berkesinambungan. Aprianingsih, dan Amanita Novi Yushita.
(2016) “Pengaruh Penerapan Good

58
Jurnal Bisnis
Volume 9 No.2 Desember 2021
ISSN: 2338-0411

Corporate Governance, Struktur Nugrahayu, dan Retnani. (2015) “Penerapan


Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan Metode Balanced Scorecard Sebagai
Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan”. Tolok Ukur Pengukuran Kinerja
4. (4). 01-16. Perusahaan”. 4. (10) . 01-16.
Candradewi, dan Ida Bagus Panji Sedana. www.idx.co.id
(2016). “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional,
dan Dewan Komisaris Independen
terhadap Return On Asset”. 5. (5). 3163-
3190. ISSN: 2302-8912.
Hasibuan, dan Lisa Sushanty. (2018).
“Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap Kinerja perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada Periode 2013-2014”. 6. (1). 023-
032. ISSN: 2337-7852.
Istiana, Hasiholan, dan Azis Fathoni. (2018).
“Analisis Pengaruh Penerapan Struktur
Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Perusahaan”. 4. (4). 1-18.
Kasmir, (2017). “Analisis Laporan
Keuangan”. Jakarta; PT Rajagrafindo
Persada.
Kelvianto, dan Ronny H. Mustamu. (2018).
“Implementasi Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance Untuk
Keberlanjutan Usaha pada Perusahaan
yang bergerak di Bidang Manufaktur
Pengolahan Kayu”. 6. (2). 1-7.
Kurnianto, Sudarwati, dan Burhanudin.
(2019). “Mekanisme Good Corporate
Governance terhadap Kinerja
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) Tahun 2014-2016”.
8. (1). 12-20.
Kusumaningtyas, dan Andayani. (2015).
“Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan yang
terdaftar pada Indeks Sri-Kehati” 4. (7).
1-15.
Manossoh, Hendrik. (2016). “Good Corporate
Governance Untuk Meningkatkan
Kualitas Laporan Keyuangan”. Bandung:
PT. Norlive Kharisma Indonesia.

59

Anda mungkin juga menyukai