Anda di halaman 1dari 14

ISSN 1858-3202

JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)


DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Muhammad Fahmi 1), Dessy Rahayu2)


1
STIE IBBI
e-mail : aqilmumtazkaffi01@gmail.com
2
STIE IBBI
e-mail : dessy_rahayu_ak1_ypk@yahoo.co.id

Abstrak / Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh good corporate governance dan ukuran
perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Indikator yang digunakan untuk menjelaskan good corporate governance dalam penelitian ini terdiri
dari ukuran dewan direksi dan ukuran dewan komisaris. Untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan digunakan Cash Flow Return On Asset (CFROA). Populasi penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2014. Sampel dipilih
menggunakan metode purposive sampling dan sebanyak 86 perusahaan digunakan sebagai sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dewan direksi dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, dewan komisaris secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan secara simultan good corporate governance dan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.

Kata Kunci : Good Corporate Governance, Ukuran perusahaan, Cash Flow Return On Asset
(CFROA)

This study aimed to examine the effect of good corporate governance and company size on the
financial performance of companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The indicators used to
describe good corporate governance in this study consisted of the size of the board of directors and
board size. To measure the financial performance of companies use Cash Flow Return On Asset
(CFROA). The population of this research is manufacturing companies listed in Indonesia Stock
Exchange 2013-2014. Samples were selected using purposive sampling method and as many as 86
companies are used as a sample. The results showed that the partial board of directors and company
size does not affect the company's financial performance, the board is partially affect the company's
financial performance. While simultaneously good corporate governance and firm size affect the
financial performance of the companies listed in Indonesia Stock Exchange 2013-2014 period.

Keywords : Good Corporate Governance, company size, Cash Flow Return On Asset (CFROA)

Volume 26 No.1 Januari 2017 1


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

1. PENDAHULUAN Indonesia pada tahun 2000 ketika Indonesia


Persaingan ekonomi yang semakin pesat baru pulih dari krisis moneter tahun 1997-
sekarang ini mengakibatkan perusahaan harus 1998. Ada dua hal yang ditekankan dalam
lebih memperhatikan secara langsung kinerja konsep ini, yaitu pemegang saham memiliki
diperusahaannya. Hal ini dilakukan agar hak untuk memperoleh informasi dengan
tujuan perusahaan tercapai yaitu benar tepat pada waktunya dan kewajiban
memaksimalkan laba dan mensejahterakan perusahaan untuk melakukan pengungkapan
stakeholders. Dalam pencapaian kinerja (disclosure) secara akurat, tepat waktu,
keuangan yang baik, perusahaan perlu transparan terhadap semua informasi kinerja
memaksimalkan kegiatan operasi seperti perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
memaksimalkan penjualan dan mengurangi Penerapan good corporate governance
beban. secara benar dan konsisten didalam
Pencapaian kinerja tersebut akan perusahaan dapat meningkatan nilai
manajemen publikasikan dalam laporan perusahaan dalam jangka panjang melalui
keuangan. Laporan keuangan tersebut nantinya peningkatkan kinerja perusahaan. Dalam good
akan digunakan investor dalam membuat corporate governance terdapat agency theory
keputusan berinvestasi, kreditor dalam yang melatarbelakanginya. Selain penerapan
memberikan kredit pinjaman, calon investor good corporate governance yang baik, ukuran
dalam menganalisis saham serta menentukan perusahaan juga berpengaruh dalam
prospek perusahaan dimasa yang akan datang. pencapaian kinerja keuangan perusahaan.
Kinerja adalah pencapaian suatu tujuan Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total
dari kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan asset yang dimiliki perusahaan tersebut.
perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan Semakin besar asset yang dimiliki perusahaan,
diharapkan dapat membantu manajemen maka semakin besar pula kinerja keuangan
melihat kinerja karyawan sesuai dengan perusahaan tersebut.
posisisinya dibandingkan dengan standar yang Penilitian ini merupakan replikasi dari
telah dibuat oleh perusahaan. Pengendalian penelitian Bukhori (2012) yang melakukan
kinerja yang baik didalam manajemen dapat penelitian untuk menguji pengaruh good
meningkatkan profitabilitas perusahaan serta corporate governance dan ukuran perusahaan
menambah kepercayaan publik terhadap terhadap kinerja perusahaan manufaktur di
perusahaan tersebut. Indonesia. Kinerja perusahaan diukur dengan
Namun pada kenyataannya, banyak CFROA. Faktor-faktor yang diuji dalam
kinerja perusahaan tidak berjalan sesuai penelitian Bukhori adalah ukuran dewan
dengan standar dan konsepnya. Hal ini direksi dan ukuran dewan komisaris sebagai
diakibatkan pengendalian internal yang kurang mekanisme internal corporate governance dan
baik, sehingga mengakibatkan terjadinya ukuran perusahaan.
penyimpangan dan skandal-skandal keuangan Metode pengumpulan data yang
yang berdampak buruk terhadap perusahaan digunakan oleh Bukhori yaitu metode random
dalam jangka panjang. sampling terhadap perusahaan manufaktur
Agar hal tersebut tidak terjadi dalam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
perusahaan, perlu adanya tata kelola 2010. Sebanyak 160 perusahaan digunakan
perusahaan (Good Corporate Governance) sebagai sampel. Metode analisis yang
yang baik dan benar. Tata kelola perusahaan digunakan adalah regresi berganda. Hasil
atau Good Corporate Governance sendiri penelitian menunjukkan corporate governance
merupakan sistem yang mengatur, mengelola tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
dan mengawasi proses pengendalian perusahaan. Ukuran perusahaan tidak
perusahaan yang menciptakan nilai tambah berpengaruh signifikan terhadap kinerja
(value added) untuk semua stakeholder dan perusahaan. Bukhori menyimpulkan bahwa
juga sebagai alat pemantau kinerja perusahaan. mekanisme internal corporate governance dan
Tata kelola perusahaan (Good Corporate ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
Governance) mulai sering terdengar di kinerja perusahaan.

Volume 26 No.1 Januari 2017 2


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

Mengingat bahwa penelitian dalam 10 sebagai ukuran dewan direksi dan ukuran
tahun terakhir belum ada batasan yang jelas dewan komisaris) dan ukuran perusahaan.
mengenai variabel kinerja perusahaan non 2. Terdapat identifikasi bahwa kinerja
keuangan, maka penelitian ini mencoba untuk keuangan perusahaan dipengaruhi oleh
meneliti kembali lebih dalam pengaruh Good
Corporate Governance dan ukuran perusahaan jumlah dewan direksi dalam pengambilan
terhadap kinerja keuangan perusahaan pada keputusan dan menentukan arah
Perusahaan Manufaktur yang diukur dengan kebijakan dan strategi baik jangka pendek
Cash Flow Return on Asset (CFROA). maupun jangka panjang perusahaan.
Dalam penelitian ini Good Corporate 3. Terdapat identifikasi bahwa kinerja
Governance di proksi dengan Ukuran Dewan keuangan perusahaan dipengaruhi oleh
Direksi dan Ukuran dewan Komisaris yang
jumlah dewan komisaris dalam
merupakan struktur pengendalian internal
perusahaan. Dengan melihat jumlah anggota melakukan pengawasan tehadap
Dewan Direksi dan Dewan Komisaris, kita kelengkapan dan kualitas informasi
dapat mengetahui kinerja keuangan laporan kinerja dewan direksi dan
perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan ketepatan dalam pengambilan keputusan
perusahaan dalam penelitian ini menggunakan didalam perusahaan.
Cash Flow Return on Asset (CFROA). 4. Terdapat identifikasi bahwa kinerja
CFROA merupakan salah satu rasio keuangan
keuangan perusahaan dipengaruhi oleh
lain yang digunakan dalam pengukuran kinerja
keuangan perusahaan yang menunjukkan ukuran perusahaan dalam menunjang
kemampuan aktiva perusahaan untuk perkembangan perusahaan.
menghasilkan laba dan tidak terikat dengan
harga saham. (Cornett et al 2006:1776). Batasan Masalah
Metode penelitian dalam penelitian ini Agar masalah yang diteliti dalam
adalah statistik deskriptif dengan data penelitian ini terarah dan jelas, maka peneliti
kuantitatif yang berbentuk angka-angka. memberikan batasan masalah sebagai berikut:
Populasi dalam penelitian ini adalah 1. Penelitian ini hanya menggunakan dua
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa variabel bebas yaitu Good Corporate
Efek Indonesia periode 2013-2014 dengan Governance dan ukuran perusahaan
pemilihan sampel menggunakan purposive
2. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel
sampling. Metode analasis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier adalah perusahaan manufaktur yang
berganda. terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan
Berdasarkan latar belakang dan uraian ini, keuangan tahunan yang telah diaudit
maka penelitian ini mengambil judul selama periode pengamatan, yaitu tahun
“Pengaruh Good Corporate Governance 2013 sampai dengan 2014.
(GCG) Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Rumusan Masalah
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan latar belakang masalah
Tahun 2013-2014”. diatas, maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
Identifikasi Masalah 1. Apakah Good Gorporate Governance
Berikut ini merupakan beberapa masalah
yang diproksi sebagai ukuran dewan
yang dapat penulis identifikasi adalah:
1. Terdapat indikasi bahwa kinerja keuangan direksi dan ukuran dewan komisaris
perusahaan dipengaruhi oleh Good berpengaruh terhadap kinerja keuangan
Corporate Governance (yang diproksi pada perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2013-2014?

Volume 26 No.1 Januari 2017 3


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh dengan Cash Flow Return on Asset


terhadap kinerja keuangan pada (CFROA).
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di 2. Bagi manajemen perusahaan
BEI tahun 2013-2014)? Hasil penelitian dapat digunakan oleh
perusahaan manufaktur dalam menilai
3. Apakah variabel Good Corporate
kinerja keuangan serta melihat efektifitas
Governance yang diproksi sebagai ukuran dan efisiensi penggunaan asset dalam
dewan direksi dan ukuran dewan menghasilkan pendapatan.
komisaris dan variabel ukuran perusahaan 3. Bagi akademik
berpengaruh terhadap kinerja keuangan Sebagai dokumen akademik yang berguna
pada perusahaan Manufaktur yang dan bahan referensi bagi peneliti
terdaftar di BEI tahun 2013-2014? selanjutnya pada perpustakaan STIE
IBBI.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, 2. TINJAUAN LITERATUR
penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai Teori Keagenan (Agency Theory)
berikut: Teori keagenan merupakan basis teori
1. Menguji dan menganalisis pengaruh yang mendasari praktik bisnis perusahaan
Good Corporate Governance yang yang dipakai selama ini. Teori agensi
diproksi sebagai ukuran dewan direksi menyatakan adanya hubungan kontraktual
antara pemilik modal (principal) dengan
dan ukuran dewan komisaris terhadap manajer (agent). Inti dari hubungan keagenan
kinerja keuangan pada perusahaan ini adalah terdapat pemisahan antara
Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.
2013-2014. Tujuan utama teori keagenan (agency
2. Menguji dan menganalisis pengaruh theory) adalah untuk menjelaskan bagaimana
ukuran perusahaan terhadap kinerja pihak-pihak yang melakukan hubungan
kontrak dapat mendesain kontrak yang
keuangan pada perusahaan Manufaktur
tujuannya untuk meminimalisir biaya (cost)
yang terdaftar di BEI tahun 2013-2014. sebagai dampak adanya informasi yang tidak
3. Menguji dan menganalisis variabel Good simetris dan kondisi yang mengalami
Corporate Governance yang diproksi ketidakpastian.
sebagai ukuran dewan direksi dan ukuran Teori keagenan ini dikembangkan oleh
dewan komisaris dan variabel ukuran Michael C. Jensen dan William H. Meckling
perusahaan berpengaruh terhadap kinerja tahun 1976. Dalam teori keagenan (agency
theory), hubungan agensi muncul ketika
keuangan pada perusahaan Manufaktur
pemilik modal (principal) mempekerjakan
yang terdaftar di BEI tahun 2013-2014. orang lain (agent) untuk memberikan suatu
jasa dan kemudian melimpahkan tanggung
Kegunaan Penelitian jawab wewenang pengambilan keputusan
Penelitian ini diharapkan dapat operasional perusahaannya kepada agent
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang tersebut sesuai dengan kontrak kerja yang
berkepentingan : telah disepakati.
1. Bagi Peneliti Menurut Jensen dan Meckling (1976),
Diharapkan hasil penelitian membuktikan terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
secara empiris Good Corporate 1. Adverse Selection, yaitu suatu keadaan
Governance dan ukuran perusahaan dimana principal tidak dapat mengetahui
berpengaruh secara parsial dan simultan apakah suatu keputusan yang diambil oleh
terhadap kinerja keuangan yang diukur
agent benar-benar didasarkan atas

Volume 26 No.1 Januari 2017 4


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

informasi yang telah diperolehnya atau melaporkan kinerja, aktivitas dan sumber daya
terjadi sebagai sebuah kelalaian tugas. yang telah dipakai, dicapai dan telah
2. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang dilakukan.
Evaluasi kinerja bisa disebut sebagai
timbul jika agent tidak dapat
penilaian prestasi kerja yang dalam hal ini
melaksanakan hal-hal yang telah merupakan bagian dari fungsi manajemen
disepakati bersama dalam kontrak kerja. yang penting yaitu evaluasi dan pengawasan.
Evaluasi kinerja sekarang ini merupakan
Pengertian dan Konsep Dasar Kinerja keharusan, dan sudah terus menerus dilakukan,
Performance atau kinerja merupakan terutama dengan melibatkan para pelanggan.
suatu pola tindakan yang dilaksanakan untuk Evaluasi kinerja atau yang disebut juga
mencapai tujuan yang diukur dengan sebagai penilaian kinerja yang dilakukan
mendasarkan pada suatu perbandingan dengan dalam suatu perusahaan, mempunyai tujuan
berbagai standar. Kinerja adalah pencapaian sebagai berikut:
suatu tujuan dari suatu kegiatan atau pekerjaan 1. Untuk memperoleh pendapatan wajar atas
tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan penyertaan dalam suatu perusahaan atau
yang diukur dengan standar (Gozali., mewujudkan bahwa perusahaan bernilai
2012:40).
lebih dari apa yang ada didalam neraca.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
(1996), kinerja perusahaan dapat diukur 2. Untuk keperluan merger dan akuisisi yaitu
dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan untuk mengetahui berapa nilai perusahaan
keuangan. Informasi yang digunakan dalam dan nilai ekuitas dari masing-masing
mengukur kinerja keuangan adalah informasi perusahaan.
keuangan (financial information), yaitu 3. Untuk kepentingan usaha, yang bertujuan
informasi akuntansi manajemen dan informasi
untuk mengetahui apakah nilai usaha lebih
akuntansi keuangan.
Kinerja keuangan perusahaan adalah hasil besar dari pada nilai likuiditasnya.
banyak keputusan individual yang dibuat 4. Memperoleh pembelanjaan penetapan
secara terus menerus oleh manajemen besarnya pinjaman atau tambahan modal.
(Trinanda dan Mukodim., 2010:3). Oleh Karena penilaian kinerja keuangan
karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perusahaan berdasarkan laporan keuangan,
perlu melibatkan analisis dampak keuangan maka penelitian ini menggunakan rasio
kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan keuangan yaitu Cash Flow Return On Asset
mempertimbangkannya dengan menggunakan (CFROA). CFROA merupakan salah satu
ukuran komparatif. Kinerja keuangan rasio keuangan lain yang digunakan dalam
merupakan salah satu faktor yang pengukuran kinerja perusahaan yang
menunjukkan efektifitas dan efisien suatu menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan
organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. untuk menghasilkan laba operasi. CFROA
lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja
Evaluasi Kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat
Evaluasi adalah suatu proses untuk dengan harga saham (Cornett et al.,
menyediakan informasi tentang sejauh mana 2006:1776).
suatu kegiatan tertentu telah dicapai, Penggunaan analisis rasio bertujuan untuk
bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan menentukan tingkat kinerja suatu perusahaan.
suatu standar tertentu untuk mengetahui Perhitungan rasio tersebut akan digunakan
apakah ada selisih diantara keduanya, serta untuk menilai posisi kinerja suatu perusahaan,
bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu memberikan gambaran yang jelas tentang baik
bila dibandingkan dengan harapan-harapan atau tidaknya kegiatan operasional suatu
yang ingin diperoleh (Umar., 2003:36). perusahaan, yang dapat dilihat dari posisi
Evaluasi kinerja merupakan suatu bentuk keuangannya dalam neraca dan laba-rugi yang
refleksi kewajiban dan tanggung jawab untuk

Volume 26 No.1 Januari 2017 5


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

terdapat dalam laporan keuangan perusahaan Pelaksanaan corporate governance yang


tersebut. baik merupakan langkah penting dalam
membangun kepercayaan pasar (market
Good Corporate Governance convidence) dan mendorong arus investasi
Komite Nasional Kebijakan Governance internasional yang lebih stabil dan bersifat
(2006:3) mendefinisikan good corporate jangka panjang. Menurut IICG (2000),
governance sebagai suatu proses dan struktur keuntungan yang bisa diambil oleh perusahaan
yang digunakan oleh organ perusahaan guna apabila menerapkan konsep good corporate
memberikan nilai tambah pada perusahaan governance adalah :
secara berkesinambungan dalam jangka 1. Meminimalkan agency cost
panjang bagi pemegang saham, dengan tetap 2. Mengurangi biaya modal (cost of capital)
memperhatikan kepentingan stakeholder 3. Memaksimalkan nilai saham perusahaan
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan
4. Mendorong Dewan Komisaris, anggota
dan norma yang berlaku.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Direksi, pemegang saham dalam membuat
Governance (2006:5), terdapat lima prinsip keputusan dan menjalankan tindakan
dasar yang dapat diterapkan pada setiap aspek dilandasi moral yang tinggi dan kepatuhan
bisnis dan disemua jajaran perusahaan dalam terhadap perundang-undangan yang
good corporate governance. Adapun kelima berlaku.
prinsip tersebut adalah sebagai berikut : 5. Menjaga Going Concern perusahaan.
1. Transparancy (Transparansi)
Struktur good corporate governance
2. Accountability (akuntabilitas) terbentuk dari dua mekanisme berbeda yang
3. Responsibility (pertanggungjawaban) membentuknya. Mekanisme ini merupakan
4. Independency (kemandirian) suatu aturan main, prosedur dan hubungan
5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran) yang jelas antara pihak yang mengambil
Menurut Forum Corporate Governance keputusan dengan pihak yang melakukan
in Indonesia (FCGI) ada beberapa manfaat kontrol terhadap keputusan tersebut. Kedua
yang dapat kita ambil dari penerapan good mekanisme tersebut yaitu:
corporate governance yang baik, antara lain: 1. Struktur mekanisme pengendalian internal
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui perusahaan
terciptanya proses pengambilan keputusan Pihak- pihak yang terlibat dalam
yang lebih baik, meningkatkan efisiensi mekanisme internal adalah agent dan
operasional perusahaan serta lebih principal yang terdiri komposisi board of
directors (Dewan Direksi) dan executive
meningkatkan pelayanan kepada
manajer didalam perusahaan.
stakeholder. 2. Struktur mekanisme pengendalian
2. Mempermudah diperolehnya dana eksternal perusahaan
pembiayaan yang lebih murah yang pada Struktur mekanisme pengendalian
akhirnya akan meningkatkan corporate eksternal terdiri dari stakeholder yang
value. berkepentingan dan berhubungan dengan
3. Mengembalikan kepercayaan investor perusahaan antara lain Pasar Modal, Pasar
untuk kembali menanamkan modalnya di Uang, Auditor, Paralegal dan regulator.
Penelitian ini berfokus pada struktur
Indonesia.
pengendalian internal perusahaan yang terdiri
4. Pemegang saham akan merasa puas dari dewan komisaris dan dewan direksi.
dengan kinerja perusahaan karena 1. Dewan Komisaris
sekaligus akan meningkatkan Forum for Corporate Governance
Shareholders’s value dan deviden. Indonesia (FCGI) mendefinisikan Dewan
Komisaris sebagai inti corporate
governance (tata kelola perusahaan) yang

Volume 26 No.1 Januari 2017 6


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan Ukuran Perusahaan


strategi perusahaan, mengawasi Ukuran perusahaan merupakan salah satu
manajemen dalam mengelola perusahaan variabel penting dalam pengelolaan
serta mewajibkan terlaksananya perusahaan. Ukuran perusahaan
akuntabilitas. mencerminkan seberapa besar total asset yang
Menurut Undang-Undang Perseroan dimiliki dan dikelola perusahaan (Sujianto,
Terbatas Nomor 40 tahun 2007, pada 2001 dalam Bukhori, 2012:34).
pasal 108 ayat (5) dijelaskan bahwa bagi Total asset yang dimiliki perusahaan
perusahaan berbentuk perseroan terbatas, menggambarkan permodalan, serta hak dan
maka wajib memiliki paling sedikitnya 2 kewajiban yang dimilikinya. Semakin besar
(dua) anggota Dewan Komisaris. Oleh ukuran perusahaan, dapat dipastikan semakin
karena itu, jumlah anggota Dewan besar juga dana yang dikelola dan semakin
Komisaris disesuaikan dengan kompleks pula pengelolaannya.
kompleksitas perusahaan dengan tetap Perusahaan besar cenderung mendapat
memperhatikan efektivitas dalam perhatian lebih dari masyarakat luas. Dengan
pengambilan keputusan. demikian, biasanya perusahaan besar memiliki
2. Dewan Direksi kecenderungan untuk selalu menjaga stabilitas
Dewan Direksi merupakan pihak dan kondisi perusahaan. Untuk menjaga
dalam suatu entitas perusahaan yang stabilitas dan kondisi ini, perusahaan tentu saja
bertugas melakukan melaksanakan akan berusaha mempertahankan dan terus
operasi dan kepengurusan perusahaan. meningkatkan kinerjanya.
Anggota Dewan Direksi diangkat oleh
RUPS. 3. KERANGKA BERFIKIR
Menurut Undang-Undang Perseroan
Terbatas, yang dapat diangkat menjadi Ukuran Dewan
anggota Dewan Direksi adalah orang Direksi
perseorangan yang mampu melaksanakan H1
perbuatan hukum dan tidak pernah Ukuran Dewan
Kinerja
dinyatakan pailit atau menjadi anggota Komisaris
Keuangan
Dewan Direksi atau Komisaris yang (CFROA)
H2
dinyatakan bersalah menyebabkan Ukuran
perusahaan dinyatakan pailit, atau orang Perusahaan
yang pernah dihukum karena melakukan
tindak pidana yang merugikan keuangan
negara dalam waktu lima tahun sebelum H3
pengangkatan.
Dewan Direksi bertanggung jawab Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
penuh atas segala bentuk operasional dan
kepengurusan perusahaan dalam rangka Kerangka konseptual di atas menjelaskan
melaksanakan kepentingan-kepentingan variabel good corporate governance yang
dalam pencapaian tujuan perusahaan. diproksikan dengan ukuran dewan direksi dan
Dewan Direksi juga bertanggung jawab ukuran dewan komisaris dan variabel ukuran
terhadap urusan perusahaan dengan perusahaan berpengaruh terhadap kinerja
pihak-pihak eksternal seperti pemasok, keuangan yang ada dalam suatu perusahaana.
konsumen, regulator dan pihak legal. Kinerja keuanga perusahaan diukur dengan
Dengan peran yang begitu besar dalam ukuran keuangan menggunakan CFROA.
pengelolaan perusahaan ini, direksi pada Dewan direksi memiliki peranan yang
dasarnya memiliki hak pengendalian yang sangat penting dalam suatu perusahaan.
signifikan dalam pengelolaan sumber Jumlah dewan direksi sangat berpengaruh
daya perusahaan dan dana dari investor. terhadap kecepatan pengambilan keputusan
untuk meningkatkan kinerja keuangan

Volume 26 No.1 Januari 2017 7


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

perusahaan. Dewan direksi memiliki tugas penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
untuk menentukan arah kebijakan dan strategi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, 2013-2014 yang berjumlah 143 perusahaan.
baik untuk jangka pendek maupun untuk Metode pemilihan sampel menggunakan
jangka panjang. purposive sampling dengan beberapa kriteria,
Dewan komisaris bertugas melakukan dan sebanyak 86 perusahaan terpilih menjadi
pengawasan terhadap kelengkapan dan sampel.
kualitas informasi laporan atas kinerja dewan Teknik analisis data yang digunakan
direksi. Ukuran dewan komisaris juga dalam penelitian ini yaitu regresi linier
berpengaruh terhadap kinerja keuangan berganda (multiple linier regression) dengan
perusahaan. Semakin banyak jumlah dewan persamaan regresi sebagai berikut :
komisaris didalam perusahaan, menyebabkan Y = B0 + B1X1 + B2X2+ B3X3 + e
pengambilan buruknya kinerja perusahaaan. Dimana :
Hal ini terjadi karena kesulitan komunikasi Y : Kinerja Keuangan Perusahaan
dan koordinasi antar anggota dewan komisaris.
(Cash Flow Return on Asset)
Ukuran perusahaan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan perusahaan. Semakin Β0 :Konstanta
besar perusahaan maka semakin besar pua B1, B2, B3 : Koefisisen Regresi
total asset yang dimilikinya dalam menunjang X1 : Dewan Direksi
kinerja keuangan perusahaan. Dalam X2 : Dewan Komisaris
penelitian ini ukuran perusahaan diukur X3 : Ukuran Perusahaan
dengan melihat seberapa besar asset yang e : Error
dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan dengan
Analisis data dilakukan setelah memenuhi
jumlah aset lebih besar biasanya memiliki
asumsi klasik berupa uji normalitas, uji
perhatian lebih dan diharapkan perusahaan
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan
lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan
uji autokorelasi. Penarikan kesimpulan atas
keuangannya.
hipotesis dilakukan dengan cara uji t, uji F
pada level signifikan 5% dan uji koefisien
4. METODOLOGI PENELITIAN
determinasi (R2). Keseluruhan tabulasi dan
Metode yang digunakan dalam penelitian
pengolahan data menggunaka SPSS versi 18.
ini adalah statistik deskriptif. Dalam penelitian
ini variabel dependen yang digunakan adalah
5. HASIL PENELITIAN
kinerja keuangan. Kinerja keuangan dalam
Hasil Statistik Deskriptif
penelitian ini diukur dari laporan keuangan
Analisis statistik deskriptif ini bertujuan
dengan menggunakan rasio keuangan yaitu
untuk mencari kecendrungan terpusat (central
Cash Flow Return On Asset (CFROA).
tendency) seperti, nilai minimum, nilai
CFROA dihitung dari laba sebelum bunga
maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar
dan pajak ditambah depresiasi dibagi dengan
deviasi dari variabel-variabel independen dan
total aktiva. Pengukuran CFROA dilakukan
variabel dependen. Dari hasil pengujian dapat
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
+ disimpulkan sebagai berikut :
= 1. Varibel Dewan Direksi (X1) memiliki nilai
Variabel independen dalam penelitian ini minimum sebesar 0,69 pada tahun 2013-
yaitu good corporate governance (yang 2014 yaitu PT Ever Shine Textile Industry
diproksi dengan ukuran dewan direksi dan Tbk, PT Indorama Synthethics Tbk, PT
ukuran dewan komisaris) dan ukuran Pelangi Indah Canindo Tbk, PT Star
perusahaan yang diukur dengan menggunakan Petrochem Tbk, dan PT Nusantara Inti
jumlah total asset yang ada didalam Corpora Tbk. Nilai maksimum sebesar 2,64
perusahaan. yaitu PT Mandom Indonesia Tbk pada
Data yang digunakan dalam penelitian ini tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) sebesar
adalah data kuantitatif. Populasi pada 1,5740 dan standar deviasi sebesar 0,45661

Volume 26 No.1 Januari 2017 8


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

yang menunjukkan standar deviasi yang Hasil Asumsi Klasik


relatif kecil, karena nilai standar deviasi 1. Hasil Uji Normalitas
lebih kecil dari nilai rata-rata (mean). Dari hasil pengujian diperoleh besarnya
2. Variabel Dewan Komisaris (X2) yang nilai signifikan adalah 0,427 lebih besar dari
memiliki nilai minimum sebesar 0,69 pada nilai taraf signifikan yaitu 0,05. Nilai tersebut
tahun 2013 yaitu PT Betonjaya Manunggal menunjukkan bahwa data berdistribusi normal
Tbk, PT Ekadharma International Tbk, PT dan mendukung uji normalitas, sehingga dapat
Ever Shine Textile Industry Tbk, PT dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
Pelangi Indah Canindo Tbk, PT Star
Petrochem Tbk, PT Siantar Top Tbk, dan 2. Hasil Uji Multikolinearitas
PT Nusantara Inti Corpora Tbk. Berdasarkan hasil pengujian data nilai
Sedangkan untuk tahun 2014 yaitu yaitu PT Tolerance lebih besar dari 0,10 (nilai tolerance
Betonjaya Manunggal Tbk, PT Ekadharma berkisar antara 0,468 sampai 0,479). Begitu
International Tbk, PT Ever Shine Textile juga dengan nilai VIF, lebih kecil 10 (nilai
Industry Tbk, PT Taisho Pharmaceutical VIF berkisar antara 2,090 sampai 2,138). Jadi
Indonesia Tbk, PT Star Petrochem Tbk, PT dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam
Siantar Top Tbk, dan PT Nusantara Inti penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Corpora Tbk. Nilai maksimum sebesar
2,56 yaitu PT Indo Kordsa Tbk. Nilai rata- 3. Hasil Uji Autokorelasi
rata (mean) sebesar 1,3857 dan standar Hasil pengujian autokorelasi dengan nilai
deviasi sebesar 0,42797 yang menunjukkan durbin watson sebesar 1,979. Dengan
standar deviasi yang relatif kecil, karena menggunakan bantuan tabel durbin watson
nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai diperoleh nilai dL (nilai batas bawah) sebesar
rata-rata (mean). 1,7152 dan dU (nilai batas atas) sebesar
3. Variabel Ukuran Perusahaan (X3) memiliki 1,7861.
nilai minimum sebesar 25,30 yaitu PT dL = 1,7152
Kedaung Indah Can Tbk pada tahun 2014, dU = 1,7861
sedangkan untuk tahun 2013 tidak ada. d = 1,983
Nilai maksimum sebesar 33,09 dimiliki 4-dU = 4-1,7861 = 2,2139
oleh PT Asia Internasional Tbk pada tahun 4-dL = 4-1,7152 = 2,2848
2014 saja. Nilai rata-rata (mean) sebesar Penjelasan diatas dapat disimpulkan
28,3600 dan nilai standar deviasi sebesar bahwa nilai durbin watson berada diantara dU
1,63274 ini menunjukkan standar deviasi dan 4-dU, yaitu 1,7861 < 1,983 < 2,2139 yang
yang relatif kecil, karena nilai standar berarti bahwa tidak ada autokorelasi positif
deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata maupun negatif dalam model regresi ini.
(mean).
4. Variabel Kinerja Keuangan (Y) memiliki Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
nilai minimum sebesar -2,49 yaitu PT Steel Persamaan regresi linier berganda yaitu:
Pipe Industry of Indonesia Tbk pada tahun Y = 0,230 – 0,118X1 + 0,438X2 – 0,057X3 + e
2014, sedangkan untuk tahun 2013 tidak Berdasarkan persamaan regresi diatas, dapat
ada. Nilai maksimum sebesar 0,18 dimiliki dijelaskan sebagai berikut:
oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada 1. Nilai konstanta (a) sebesar 0,230
tahun 2014 saja. Nilai rata-rata (mean) Nilai konstanta tersebut menunjukkan
sebesar -0,9726 dan nilai standar deviasi bahwa adanya pengaruh dewan direksi,
sebesar 0,51601 ini menunjukkan standar dewan komisaris, dan ukuran perusahaan
deviasi yang relatif besar, karena nilai sehingga terjadi kenaikan sebesar 0,230
standar deviasi lebih besar dari nilai rata- apabila varibel independen dianggap nol.
rata (mean). 2. Nilai dewan direksi (X1) sebesar -0,118
Nilai tersebut menunjukkan adanya
hubungan negatif antara dewan direksi

Volume 26 No.1 Januari 2017 9


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

dengan kinerja keuangan yang artinya jika 3. Berdasarkan tabel 1.5 variabel ukuran
dewan direksi naik sebesar satu dan perusahaan memiliki nilai thitung sebesar -
variabel lain dianggap nol, maka kinerja 1,678, dengan menggunakan uji t diperoleh
keuangan akan mengalami penurunan
nilai ttabel sebesar 1.653. Hal ini
sebesar 0,118.
3. Nilai dewan komisaris (X2) sebesar 0,438 menunjukkan bahwa nilai thitung lebih kecil
Nilai tersebut menunjukkan adanya dari nilai ttabel sehingga hipotesis ditolak
hubungan positif antara dewan komisaris karena tidak ada pengaruh yang signifikan
dengan kinerja keuangan yang artinya jika antara ukuran perusahaan terhadap kinerja
dewan komisaris naik sebesar satu dan keuangan perusahaan.
variabel lain dianggap nol, maka kinerja
keuangan akan mengalami kenaikan Hasil Uji Regresi Simultan (Uji F)
sebesar 0,438 yang akan meningkatkan Berdasarkan hasil pengujian statistik F
kualitas perusahaan. diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,012.
4. Nilai Ukuran Perusahaan (X3) sebesar - Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat
0,057 signifikan yang telah ditetapkan yaitu α0,05.
Nilai tersebut menunjukkan adanya Selain itu dapat dilihat nilai Fhitung sebesar
hubungan negatif antara ukuran perusahaan 3,753 lebih besar dari nilai Ftabel yaitu sebesar
dengan kinerja keuangan yang artinya jika 2,66 (dapat dilihat pada lampiran 14) yang
ukuran perusahaan naik sebesar satu dan artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat
variabel lain dianggap nol, maka kinerja disimpulkan bahwa dewan direksi, dewan
keuangan akan mengalami penurunan komisaris, dan ukuran perusahaan secara
sebesar 0,057 yang akan menurunkan simultan atau bersama-sama mempunyai
kualitas perusahaan. pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan manufaktur.
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Berdasarkan hasil pengujian statistik t Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
dapat dijelaskan pengaruh variabel independen Nilai koefisien determinasi berkisar
terhadap variabel dependen secara parsial antara nol sampai dengan satu. Nilai yang
sebagai berikut: mendekati satu berarti variabel-variabel
1. Berdasarkan tabel 1.5 variabel dewan independen memberikan hampir semua
direksi memiliki nilai thitung sebesar −0,960, informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
dengan menggunakan uji t diperoleh nilai variabel dependen. Berdasarkan hasil
pengujian diperoleh nilai R2 sebesar 0,063
ttabel sebesar 1.653 (dapat dilihat pada
menunjukan bahwa korelasi dewan direksi,
lampiran 13). Hal ini menunjukkan bahwa dewan komisaris, dan ukuran perusahaan
nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel dengan kinerja keuangan perusahaan
sehingga hipotesis ditolak karena tidak ada mempunyai hubungan yang lemah yaitu
pengaruh yang signifikan antara dewan sebesar 6,3%. Nilai Adjusted R Square sebesar
direksi terhadap kinerja keuangan 0,046 menjelaskan bahwa variabel independen
dalam penelitian ini hanya mampu
perusahaan.
menjelaskan sebesar 4,6% mengenai variabel
2. Berbeda dengan variabel dewan direksi, dependen yaitu kinerja keuangan perusahaan.
variabel dewan komisaris memiliki nilai Sisanya sebesar 95,4% dipengaruhi oleh
thitung sebesar 3,324 lebih besar dari nilai faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
ttabel yaitu 1,653 sehingga hipotesis diterima penelitian ini.
karena ada pengaruh positif antara dewan
komisaris terhadap kinerja keuangan
perusahaan.

Volume 26 No.1 Januari 2017 10


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

6. PEMBAHASAN HIPOTESIS terhadap kinerja keuangan perusahaan.


Berdasarkan hasil penelitian yang telah Berdasarkan hasil pengujian yang telah
diuraikan secara statistik, maka untuk dilakukan, tidak ada pengaruh yang signifikan
memperoleh gambaran yang lebih antara ukuran perusahaan terhadap kinerja
komprehensif akan dijelaskan lebih rinci lagi keuangan perusahaan sehingga hipotesis
sebagai berikut: ditolak. Hal tersebut menunjukan bahwa
1. Hipotesis Pertama (H1) ukuran perusahaan yang besar dengan total
Hipotesis pertama menyatakan bahwa asset yang besar pula belum tentu membuat
ukuran dewan direksi dan ukuran dewan kinerja keuangan perusahaan semakin baik,
komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja bisa jadi dengan terlalu banyak asset yang
keuangan perusahaan. Berdasarkan pengujian- dimiliki suatu perusahaan dapat menyebabkan
pengujian yang dilakukan oleh peneliti, kurangnya pengelolaan aktiva lancarnya.
hipotesis pertama ditolak karena tidak ada Hasil penelitian ini konsisten dengan
pengaruh yang signifikan antara dewan direksi penelitian Bukhori (2012) yang dalam
terhadap kinerja keuangan perusahaan. penelitiannya menjelaskan bahwa ukuran
Hasil penelitian ini konsisten dengan perusahaan yang besar belum tentu
penelitian Bukhori (2012) yang dalam menghasilkan kinerja keuangan yang lebih
penelitiannya menjelaskan bahwa jumlah baik. Semakin besar aset yang dimiliki
dewan yang besar menguntungkan perusahaan perusahaan, semakin kompleks pula masalah
dari sudut pandang pengelolaan sumber daya. agensi yang dihadapi.
Akan tetapi, semakin besar jumlah dewan
direksi juga akan meningkatkan permasalahan 7. KESIMPUAN DAN SARAN
dalam hal komunikasi dan koordinasi. Kesimpulan
Semakin meningkatnya jumlah dewan direksi Berdasarkan hasil pengujian dan
juga membuat pengawasan yang dilakukan pembahasan mengenai pengaruh good
akan semakin sulit, sehingga menimbulkan corporate governance (yang diproksi dengan
permasalahan agensi yang muncul dari ukuran dewan direksi dan ukuran dewan
pemisahan antara manajemen dan control. komisaris) dan ukuran perusahan terhadap
Berbeda dengan variabel dewan direksi, kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang
pengujian yang dilakukan untuk variabel diukur dengan CFROA, adapun hasil
dewan komisaris menunjukkan adanya penelitian dapat dijelaskan secara ringkas
pengaruh positif antara dewan komisaris sebagai berikut:
terhadap kinerja keuangan perusahaan 1. Good Corporate Governance yang diproksi
sehingga hipotesis diterima. Jadi, semakin dengan dewan direksi secara parsial tidak
banyak jumlah anggota dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan
belum tentu memperlambat pengambilan perusahaan, dan dewan komisaris secara
keputusan dan pengendalian manajemen guna
parsial berpengaruh terhadap kinerja
kepentingan kinerja keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil keuangan perusahaan manufaktur yang
penelitian Bukhori (2012) yang meyatakan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
bahwa semakin banyak jumlah anggota dewan periode 2013-2014.
komisaris, maka dewan komisaris akan 2. Ukuran perusahaan secara parsial tidak
semakin kesulitan dalam menjalan peran. berpengaruh terhadap kinerja keuangan
Diantaranya adalah kesulitan dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di
mengawasi dan mengendalikan tindakan
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-
manajemen, serta kesulitan dalam mengambil
keputusan yang berguna bagi perusahaan. 2014.
2. Hipotesis Kedua 3. Dewan direksi, dewan komisaris, dan
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ukuran perusahaan secara simultan
ukuran perusahaan berpengaruh positif berpengaruh terhadap kinerja keuangan

Volume 26 No.1 Januari 2017 11


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

perusahaan manufaktur yang terdaftar di DAFTAR PUSTAKA


Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-
2014. Arifin, H.I., dan Anis Chariri. 2011.
Hubungan Antara Mekanisme Good
Corporate Governance (Komisaris
Keterbatasan Penelitian
Independen, Kepemilikan
Penelitian ini memiliki beberapa
Manajerial, Kepemilikan Asing,
keterbatasan, diantaranya sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini nilai R2 sangat kecil Hutang Dan Kualitas Audit) Dengan
kinerja Saham. Semarang.
yaitu sebesar 6,3% dari nilai ketetapan Universitas Diponegoro.
yaitu 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
kineja keuangan perusahaan dapat Bukhori, I. 2012. Pengaruh Good Corporate
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang Governance dan Ukuran Perusahaan
tidak diteliti dalam penelitian ini. Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi
2. Penelitian ini hanya menggunakan dua empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI
variabel independen dan satu variabel
2010). Semarang. Universitas
dependen. Diponegoro.

Saran Bukhori, I; dan Raharja. 2012. Pengaruh Good


Berdasarkan beberapa keterbatasan yang Corporate Governance dan Ukuran
ada dalam penelitian ini, sehingga peneliti Perusahaan Terhadap Kinerja
menyarankan: Perusahaan (Studi empiris pada
1. Peneliti menyarankan kepada peneliti Perusahaan Manufaktur yang
selanjutnya agar menambah atau terdaftar di BEI 2010). Diponegoro
menggunakan variabel independen dan Journal of Accounting.
variabel dependen yang berbeda dengan
penelitian ini seperti komisaris independen, Cornett, M.M; Alan J. Markus; A. Saunders;
and H. Tehranian. 2006. The Impact of
komite audit, kepemilikan konstitusional,
Institutional Ownership on Corporate
komposisi aktiva, ROI, ROE dan lain-lain Operating Perfomance. Journal of
serta menggunakan populasi dan sampel Banking & Financial. 31:1771-1794
yang berbeda seperti perusahaan di sektor
perbankan, consumer goods, pertambangan Darmawati, D; dan Khomsiyah. 2004.
dan lain sebagainya guna menambah Hubungan Corporate Governance
Dan Kinerja Perusahaan. Universitas
wawasan yang baru.
Trisakti. Jakarta.
2. Peneliti menyarankan bagi peneliti
selanjutnya, laporan keuangan tahunan Forum for Corporate Governance in
yang digunakan sebagai data penelitian Indonesia. 2001. Peranan Dewan
sebaiknya menggunakan periode yang lebih Komisaris dan Komite Audit dalam
panjang agar mampu memberikan Pelaksanaan Corporate Governance.
keefektifan dari kebijakan yang Seri Tata Kelola Perusahaan, Jilid II.
Edisi ke-2. Jakarta.
berhubungan dengan good corporate
governace dan ukuran perusahaan terhadap Ghozali, I, 2006. Aplikasi Analisis
kinerja keuangan perusahaan. Multivariate Dengan Program SPSS.
Universitas Diponegoro. Semarang.

Volume 26 No.1 Januari 2017 12


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

2009. Ekonometrika Teori, Kusdiyanto; dan Dezy Dwi Kusumaningrum.


Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS 2015. Pengaruh Good Corporate
17. Universitas Diponegoro. Governance Dan Leverage Terhadap
Semarang. Kinerja Keuangan (Studi pada
perusahaan Manufaktur yang
Gozali, N. 2012. Dampak Penerapan Prinsip- terdaftar di BEI Tahun 2013-2014).
Prinsip Good Corporate Governance Surakarta. Universitas
Terhadap Kinerja Perusahan. Jurnal Muhammadiyah Surakarta.
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi.
Surabaya. Fakultas Bisnis Unika Pratolo, S. 2007. Good Corporate Governance
Widya Mandala. dan Kinerja BUMN di Indonesia:
Aspek Audit Manajemen dan
Hardikasari, E. 2011. Pengaruh Penerapan Pengendalian Intern sebagai Variabel
Corporate Governance Terhadap Eksogen serta Tinjauannya pada Jenis
Kinerja Keuangan Pada Industri Perusahaan. Simposium Nasional
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Akuntansi X. Makassar.
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-
2008. Universitas Diponegoro. Ross; Stephen; Westerfield, Randolph; dan
Semarang. Jordan, Bradford. 2009. Pengantar
Keuangan Perusahaan. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1996. Standar Salemba Empat.
Akuntansi Keuangan. Jakarta.
Salemba Empat Sam’ani. 2008. Pengaruh Good Corporate
Governance Dan Leverage Terhadap
Indonesian Institute For Corporate Kinerja Keuangan Pada Perbankan
Governance. 2000. Corporate Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Governance Perception Idex. Indonesia Tahun 2004-2007. Tesis.
Semarang. Universitas Diponegoro.
Jensen, M.C; and W.H. Meckling. 1976.
Theory of The Firm: Managerial Sugiharto, T. 2007. Kinerja Bank Devisa Dan
Behavior, Agency Cost and Ownership Bank Non Devisa Dan Faktor-Faktor
Structure. Journal of Financial Yang Mempengaruhinya. E-Journal
Economic. 3:305-360 Ekonomi. Jakarta. Universitas
Gunadarma. 10.
Keiso, E. Donald., dan Weygandt J Jerry.2008.
Akuntansi Intermediate. Jilid Satu, Eisenberg, T; Stefan, Sundgren; and Martin, T.
Edisi Kedua belas. Jakarta. Erlangga. Wells. 1998. Larger Board Size And
Decreasing Firm Value In Small Firm.
Komite Nasional Kebijakan Governance. Journal of Financial Economic. 48
2006. Pedoman Umum Good (1):35-54.
Corporate Governance Indonesia.
http://www.governance- Sriwedari, T. 2009. Mekanisme Good
indonesia.or.id/main.html (diakses Corporate Governance, Manajemen
Juni 2015). Laba dan Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Indonesia. Tesis.
Medan.Universitas Sumatera Utara.

Volume 26 No.1 Januari 2017 13


ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

Trinanda; dan Mukodim D. 2010. Effect of


Application of Corporate Govenance
on the Financial Performance of
Banking Sector Companies. Jakarta.
Universitas Gunadarma.

Umar, Husein. 2005. Evaluasi Kinerja


Perusahaan. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama

Wijayanti, S. (2012). Pengaruh Penerapan


Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-
2011. Semarang. Universitas
Diponegoro.

Yermack, D. 1996. Higher Market Valuation


of Companies With A Small Board of
Directors. Journal of Financial
Economic. 40 (2):185-211

http://www.idx.co.id

Volume 26 No.1 Januari 2017 14

Anda mungkin juga menyukai