Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Distribusi merupakan salah satu keputusan penting yang menentukan keberhasilan


pemasaran global. Akselarasi siklus hidup produk dan meningkatnya kebutuhan
kapital untuk riset dan pengembangan produk menuntut entri pasar global yang
cepat ke sejumlah pasar nasional. Kemampuan memaksimumkan jumlah pasar
yang bisa sukses dimasuki membutuhkan akses pada sistem distribusi dan
koordinasi antara pemasaran dan produksi. Bab ini akan mengupas proses, struktur,
fungsi, dan efektivitas saluran distribusi global. Selain itu, tiga isu utama lainnya
(konflik, pengendalian, dan inovasi) dalam konteks pemasaran global juga dibahas
secara komprehensif.

Keputusan distribusi merupakan keputusan strategik yang berdampak jangka


panjang karena menyangkut komitmen dan biaya yang besar. Dalam konteks
pemasaran global, terdapat trade-off antara meningkatnya kendali dan laba potensial
dari integrasi vertikal dalam saluran distribusi global dibandingkan meningkatnya
risiko dan kurangnya fleksibilitas berkenaan dengan investasi dalam sistem distribusi
terintegrasi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari Latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah ”Bagaimana Saluran


Distribusi tersebut ?”

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui tentang saluran
distribusi tersebut.

1.4 Manfaat penulisan

Manfaat dari peulisan makalah ini adalah kita dapat memahami mengenai saluran
distribusi internasional tersebut.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Saluran Distribusi

Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual
barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara
untuk membawa produk mereka ke pasar. Perantara pemasaran membentuk suatu
saluran distribusi. Perusahaan perlu menerapkan saluran distribusi yang baik dan
benar supaya produk perusahaan bisa sampai ke tangan konsumen dengan tepat
sasaran. Perusahaan membutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai
saluran distribusi untuk dapat dengan sukses membawa produknya ke pasar.

Berikut ini adalah pengertian saluran distribusi menurut para ahli:

1. Menurut Lamb (2001), istilah saluran (channel) berasal dari bahasa latin
canalis, yang berarti kanal. Saluran distribusi adalah serangkaian dari organisasi
yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan
sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau
pelanggan.

2. Menurut Stanton (1993), saluran distribusi (channel of distribution) – kadang-


kadang juga disebut saluran dagang (trade channel) – sebuah produk adalah jalur
yang dipakai untuk perpindahan barang dari produsen ke konsumen akhir atau
pemakai dari kalangan industri.

3. Saluran distribusi merupakan serangkaian partisipan organisasional yang


dilakukan semua fungsi yang dibutuhkan untuk menyampaikan produk/jasa dari
penjual ke pembeli akhir (Tjiptono, 2012).

4. Menurut Kotler (2008), saluran pemasaran (saluran distribusi) adalah


sekelompok organisasi yang saling tergantung yang membantu membuat produk
atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau
pengguna bisnis.

2
5. Saluran distribusi adalah struktur unit organisasi antar perusahaan dan agen
serta penyalur, penjual grosiran dan eceran diluar perusahaan melaluinya sebuah
komoditas, produk atau jasa dipasarkan (Simamora, 2000).

6. Menurut Stanton (1993), saluran distribusi selalu terdiri dari produsen dan
konsumen akhir. Saluran distribusi hanya berlaku bagi orang terakhir yang
membelinya tanpa mengadakan perubahan penting dalam bentuk barang. Bila
bentuknya diubah dan muncul sebuah produk baru maka sebuah saluran baru
akan terbentuk.

2.2 Lembaga Saluran Distribusi

Menurut Gitosudarmo (1999), secara luas terdapat tiga golongan besar pribadi atau
lembaga atau perusahaan yang melakukan kegiatan-kegiatan dalam pemasaran
yang mengambil bagian dalam saluran distribusi. Mereka ini disebut:

1. Pedagang Perantara

Perantara pedagang (merchant middleman) adalah pedagang besar maupun


pedagang eceran yang membeli suatu barang atau jasa (oleh karena itu, sempat
memiliki atau mempunyai hak kepemilikan atas barang tersebut) kemudian
menjualnya kembali. Walaupun mereka membantu produsen, tetapi mereka ini
adalah suatu lembaga yang bebas, jadi tidak dikendalikan oleh produsen.

2. Agen Perantara

Perantara agen (agen middleman) adalah para agen, broker, manufacturers


representatives, pedagang komisioner, salesman, dan sebagainya yang mencari
konsumen yang kemudian melakukan negosiasi atas nama produsen untuk suatu
barang atau jasa yang disalurkannya. Bedanya dengan pedagang perantara
adalah pada hak kepemilikan barang atau jasa, yang mana agen perantara tidak
mempunyai hak atas kepemilikan barang tersebut.

3. Lembaga Pelayanan

Lembaga pelayanan (facilitator) adalah lembaga-lembaga yang bebas. Lembaga


ini bersifat membantu penyaluran, akan tetapi mereka tidak mempunyai hak
kepemilikan barang atau negosiasi pembelian dan penjualan suatu barang atau

3
jasa tertentu. Contohnya adalah lembaga keuangan, biro perjalanan dan
pengiriman barang, perusahaan pergudangan.

2.3 Fungsi-fungsi Saluran Distribusi

Menurut Simamora (2000), fungsi pokok saluran distribusi dapat dibagi ke dalam
lima kelompok, yakni:

1. Mempermudah Proses Pertukaran

Perantara pemasaran pada umumnya mengurangi biaya pengiriman produk


kepada kalangan pelanggan. Disamping mengurangi biaya transaksi, kehadiran
para perantara juga memungkinkan beragam pemain di dalam sistem untuk
mengkhususkan diri.

Hal itu akan meningkatkan efisiensi biaya karena setiap pemain dapat melakukan
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai skala ekonomi.

2. Mengurangi Ketidakcocokan

Ketidakcocokan dalam distribusi mengemuka manakala penawaran produsen


tidak sesuai dengan harapan pelanggan. Ketidakcocokan saluran dapat
dibedakan menurut kuantitas dan keragamannya. Ketidakcocokan kuantitas
terjadi apabila pelanggan tidak sanggup membeli jumlah yang tepat produk yang
diinginkan. Ketidakcocokan keragaman terjadi pada saat kalangan pelanggan
tidak mampu membeli kumpulan barang dan jasa yang tepat. Perantara
pemasaran terlibat dalam aktivitas pengelompokan ulang, mengorganisasi barang
untuk mencapai kuantitas, dan keragaman yang tepat dalam upaya mengurangi
ketidakcocokan tersebut.

3. Standardisasi Transaksi

Standardisasi membantu para perantara dengan memungkinkan mereka


mengotomatisasikan banyak pembelian, penjualan dan distribusi fisik yang
dibutuhkan untuk memindahkan produk melalui saluran.

4. Mempertemukan Pembeli dan Penjual

Perantara pemasaran juga memberikan layanan yang berbobot dalam


mempertemukan para pembeli dan penjual. Perantara melaksanakan proses

4
mempertemukan ini, produsen mampu mengkonsentrasikan diri pada penciptaan
produk.

5. Menyediakan Layanan Pelanggan

Saluran pemasaran menyediakan elemen kritis dukungan dan layanan


pelanggan. Produk yang rusak tidak perlu harus dikirim ke pabriknya, melainkan
dapat dikirimkan kepada agen atau toko penjual produk tersebut.

Sedangkan menurut Lamb (2001), fungsi-fungsi saluran distribusi dapat


dikelompokkan menjadi:

1. Fungsi Transaksi

Fungsi transaksi yang meliputi menghubungi dan mengkomunikasikan dengan


calon pembeli untuk membuat mereka sadar atas produk yang telah ada dan
menjelaskan fitur produk, keunggulan, dan manfaatnya.

2. Fungsi Logistik

Fungsi logistik meliputi mengangkut dan menyortir barang untuk mengatasi


perbedaan sementara dan tempat.

3. Fungsi Fasilitas

Mengumpulkan informasi tentang anggota saluran dan pelanggan lainnya.


Memberikan kredit dan jasa keuangan lainnya guna memudahkan aliran barang
melalui saluran guna menjangkau konsumen akhir.

2.4 Jumlah Tingkat Saluran

Menurut Kotler (2008), tingkat saluran adalah lapisan perantara yang melakukan
sejumlah pekerjaan dalam membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat
dengan pembeli akhir. Jumlah tingkat perantara mengindikasikan panjang saluran.
Ada beberapa saluran distribusi dengan panjang yang berbeda, yaitu: (1) Saluran
pemasaran langsung

(direct marketing channel), saluran pemasaran yang tidak mempunyai tingkat


perantara, (2) Saluran tidak langsung (indirect marketing channel), saluran yang
mengandung satu atau lebih perantara.

5
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Saluran Distribusi

Menurut Lamb (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan saluran


distribusi dikelompokkan sebagai berikut:

1. Faktor Pasar

Diantara faktor pasar yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan saluran
distribusi adalah pertimbangan sasaran pelanggan, lokasi geografis dan ukuran
pasar.

2. Faktor Produk

Produk yang lebih kompleks, dibuat khusus dan mahal cenderung mendapatkan
manfaat dari saluran pemasaran yang lebih pendek dan langsung.

3. Faktor Produsen

Beberapa faktor yang berkenaan dengan produsen adalah penting untuk


pemilihan suatu saluran pemasaran. Secara umum, para produsen dengan
sumber daya keuangan, manajerial dan pemasaran yang besar adalah dapat
lebih baik untuk menggunakan saluran langsung lebih banyak.

Sedangkan menurut Swastha (1991), faktor-faktor yang mempengaruhi saluran


distribusi, yaitu:

1. Pertimbangan Pasar

Pasar merupakan faktor penentu atau faktor kunci yang mempengaruhi dalam
pemilihan saluran oleh manajemen karena saluran distribusi ditentukan oleh pola
pembelian konsumen. Pertimbangan pasar meliputi:

a. Konsumen atau pasar industri

Jika pasarnya berupa pasar industri maka pengecer jarang atau bahkan tidak
pernah digunakan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa konsumen akhir dan
pasar industri maka perusahaan akan menggunakan lebih dari satu saluran.

b. Jumlah konsumen potensial

6
Jika jumlah konsumen relatif kecil dalam pasarnya maka perusahaan dapat
mengadakan penjualan secara langsung kepada pemakai.

c. Konsentrasi geografis

Untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi maka
perusahaan dapat menggunakan distributor industri.

d. Ukuran pesanan

Jika volume yang dibeli oleh pemakai industri adalah kecil, maka perusahaan
dapat menggunakan distributor industri.

e. Kebiasaan membeli dari konsumen

Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri adalah


mempengaruhi politik penyaluran.

2. Pertimbangan Produk

Pertimbangan produk ini meliputi:

a. Nilai unit

Apabila nilai unit daripada produk makin rendah maka saluran distribusinya juga
makin panjang. Sedangkan apabila nilai unitnya relatif tinggi maka saluran
distribusinya pendek atau langsung.

b. Luas dan berat

Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungannya


dengan nilai produk secara keseluruhan. Apabila ongkos angkut terlalu besar
dibandingkan dengan nilai produk secara total sehingga terdapat beban yang
berat bagi produsen, maka produsen dapat membebankan kepada perantara
untuk ikut menanggungnya.

c. Mudahnya rusak

Apabila produk yang dijual mudah rusak maka produsen tidak perlu
menggunakan perantara dalam saluran distribusinya atau kalau ingin
menggunakannya maka harus dipilih perantara yang mempunyai fasilitas
penyimpanan yang baik.

7
d. Sifat teknis

Pada hal ini produsen atau penyedianya harus mempunyai penjual yang dapat
menerangkan masalah teknis penggunaan dan pemeliharaan, serta memberikan
servis baik sebelum maupun sesudah penjualan.

e. Produk standar dan produk pesanan

Jika produk yang dijual berupa produk standar maka perlu diadakan persediaan
pada penyalur dan sebaliknya jika produk yang dijual atas dasar pesanan maka
penyalur tidak perlu mengadakan persediaan.

f. Luasnya product line

Jika produsen hanya membuat satu produk maka dapat menggunakan pedagang
besar sebagai penyalurnya. Jika macam produknya banyak maka perusahaan
bisa menjual langsung ke pengecer.

3. Pertimbangan Perusahaan

Pertimbangan perusahaan ini meliputi:

a. Ukuran perusahaan

Perusahaan besar dapat menggunakan saluran distribusi yang lebih pendek


daripada perusahaan kecil.

b. Sumber keuangan

Sebuah perusahaan yang kuat dari segi financialnya dapat menggunakan


perantara lebih sedikit dibanding dengan perusahaan yang lemah financial nya.

c. Pengalaman dan kemampuan manajemen

Sebuah perusahaan yang menjual produk baru atau ingin memasukkan pasar
baru lebih suka menggunakan perantara agar memperoleh pengalaman dibidang
baru tersebut.

d. Pengawasan saluran

Perusahaan kadang-kadang memilih saluran distribusi yang pendek karena ingin


mengawasi penyaluran produknya walaupun ongkosnya tinggi. Dengan

8
melakukan pengawasan atas saluran distribusinya, produsen akan lebih agresif
dalam promosinya.

e. Service yang diberikan oleh penjual

Apabila produsen bersedia memberikan pelayanan yang lebih baik maka akan
banyak perantara yang bersedia menjadi penyalurnya.

4. Pertimbangan Perantara

Pertimbangan perantara ini meliputi:

a. Service yang diberikan oleh perantara

Jika perantara mau memberikan pelayanan lebih baik maka produsen akan
bersedia menggunakannya sebagai penyalur.

b. Kesediaan perantara

Produsen lebih cenderung menggunakan penyalur yang dapat membawa


produknya dalam persaingan dan bersedia menjualkan lebih banyak macam
produk perusahaan.

c. Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen

Jika perantara bersedia menerima risiko yang dibebankan oleh produsen maka
produsen dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal ini akan menyebabkan
tanggung jawab produsen menjadi lebih ringan dalam menghadapi berbagai
macam risiko.

d. Volume penjualan

Produsen cenderung memilih perantara yang dapat menawarkan produknya


dalam jumlah yang besar untuk jangka waktu lama.

e. Biaya

Apabila penggunaan perantara dapat memperingankan biaya penyaluran maka


hal ini dapat dilaksanakan terus.

9
2.6 Jenis-Jenis Saluran Distribusi

Menurut Kottler (2001), setiap perusahaan harus memutuskan jumlah perantara


yang digunakan pada tiap tingkat saluran pemasaran. Dilihat dari jumlah perantara,
ada tiga jenis saluran distribusi, yaitu:

1. Distribusi Eksklusif

Distribusi eksklusif ini mencakup jumlah perantara yang sangat terbatas yang
menangani barang atau jasa perusahaan. Hal ini akan dilakukan bila produsen
ingin mempertahankan besarnya kontrol terhadap tingkat jasa dan hasil
pelayanan yang ditawarkan oleh perantara itu. Strategi ini membutuhkan
persekutuan yang lebih kuat antara penjual dan perantara. Distribusi eksklusif
cenderung mempertinggi kesan produk dan memungkinkan marjin laba yang lebih
besar.

2. Distribusi Selektif

Distribusi selektif mencakup penggunaan lebih dari beberapa tetapi juga kurang
dari semua perantara yang bersedia menjual produk tertentu. Distribusi selektif
memungkinkan produsen memperoleh cukup banyak cakupan pasar dengan
kontrol yang lebih besar dan biaya yang lebih sedikit dari distribusi intensif.

3. Distribusi Intensif

Strategi distribusi intensif memiliki ciri penempatan barang dan jasa di sebanyak
mungkin toko. Bila konsumen membutuhkan banyak kemudahan lokasi maka
penting sekali untuk menawarkan intensitas distribusinya yang lebih besar.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Saluran Distribusi Pemasaran Internasional

Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling terkait dan terlibat
dalam proses penyampaian atau penyaluran barang dan jasa dari 'point of
origin' ke 'point of consumption' guna memenuhi kebutuhan pelanggan secara
menguntungkan. Dalam konteks pemasaran global, manajemen saluran distribusi
internasional mengacu pada proses menjalin dan mengembangkan relasi dengan
berbagai pihak yang memfasili-tasi transfer produk dan jasa dari produsen di suatu
negara kepada konsumen di negara lainnya.

Distribusi global memiliki karakteristik khusus yang membedakan-nya dengan


distribusi di pasar domestik. Karakteristik tersebut menyangkut kompleksitas
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pilihan aktivitas-aktivitas internasional.
Di satu pihak, misalnya, perusahaan global sering harus melayani setiap pasar
negara asing dengan sistem distribusi tersendiri karena faktor kunci sukses yang
menghasilkan profitabilitas tertentu di satu pasar bisa jadi tidak dapat ditransfer ke
negara lain. Di lain pihak, jaringan distribusi antar negara juga memiliki berbagai
kesamaan. Implikasinya, perancangan distribusi global lebih didasarkan pada
kesamaan-kesamaan yang terpantau daripada perbedaan-perbedaan yang ada.
Beberapa pakar pemasaran menyarankan agar strategi distribusi lebih baik
dimodifikasi agar bisa sesuai dengan suatu negara daripada diubah secara total,
maka salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan secara cermat adalah dampak
sistematis aspek budaya terhadap behavioral relationships dalam saluran distribusi
yang pada gilirannya mempengaruhi biaya distribusi.

3.2 Tujuan Saluran Distribusi

Tujuan pokok saluran distribusi adalah menciptakan utilitas bagi para pelanggan.
Utilitas tersebut terdiri atas 5 kategori:

1. Utilitas tempat (place utility), yaitu ketersediaan produk atau jasa di lokasi


yang nyaman dan mudah diakses pelanggan potensial.

11
2. Utilitas waktu (time utility), yakni ketersediaan produk atau jasa pada saat
yang diinginkan oleh pelanggan tertentu.
3. Utilitas bentuk (form utility), yaitu produk diproses, disiapkan dan siap
dimanfaatkan (ready to use), serta dalam kondisi yang tepat.
4. Utilitas informasi (information utility), yakni jawaban atas per-tanyaan dan
komunikasi umum mengenai fitur dan manfaat produk yang tersedia.
5. Utilitas kepemilikan (ownership utility), menyangkut negosiasi dan peralihan
hak milik atas produk atau jasa yang dipasafkan dari produsen ke konsumen.

Kelima Utilitas dasar ini bisa menjadi sumber keunggulan kompetitif dan nilai
produk (product value). Karena itu, pemilihan strategi distribusi merupakan salah
satu keputusan kunci dalam manajemen pemasaran global. Keputusan saluran
distribusi merupakan keputusan strategik karena menyangkut jumlah, karakteristik,
dan kompleksitas hubungan yang harus dibina dengan berbagai pihak. Selain itu,
keputusan semacam ini juga melibatkan itikad baik, sikap saling percaya, dan
komitmen serta kewajiban hukum berjangka panjang terhadap perusahaan dan
individu lain.

3.3 Strategi Distribusi Internasional

Ada tiga pilihan strategi distribusi internasional (dalam arti luas) yaitu:  

1. Strategi distribusi internasional : pengiriman bahan – bahan mentah, produk-


produk setengah jadi dan atau produk – produk jadi anatara negara – negara
produsen dan negara – negara konsumsi. Strategi ini digunakan terutama
oleh perusahaan – perusahaan tipe internasional yang hanya melakukan
ekspor.
2. Strategi distribusi luar negeri : panjang, margin, efisiensi, efektifitas saluran
distribusi dan peran yang dimainkan oleh perusahaan berbeda dari negara
dengan negara lain. Strategi ini terutama digunakan oleh perusahaan –
perusahaan tipe multinasional.
3. Strategi distribusi global : sumber – sumber pengadaan (sourcing),
persediaan, dan keputusan – keputusan saluran lokal ke dalam sebuah
sistem distribusi global yang terkendali. Strategi ini digunakan oleh
perusahaan – perusahaan global.

12
3.4 Lembaga – lembaga Distribusi Pemasaran Internasional

Saluran distribusi di berbagai negara sangat bervariasi. Sejumlah faktor (seperti


tradisi, budaya, persyaratan hukum dan pabean) mempengaruhi lembaga saluran
distribusi dan fungsi-fungsi yang dilaksanakan dalam sistem tersebut. Kendati
demikian, ada beberapa hal yang bersifat umum pada semua saluran distribusi,
terlepas dari perbedaan kategori produk maupun pasar. Pelaku utama dalam
saluran distribusi biasanya meliputi pemanufaktur, distributor, subdistributor dan
pedagang grosir, dan pengecer. Panjang saluran distribusi mengacu pada jumlah
pedagang perantara yang langsung terlibata dalam saluran distribusi dari produsen
ke pelanggan secara :

1. Keterlibatan   langsung,   melalui   wiraniaga   atau   toko   ritel   milik


perusahaan sendiri.
2. Keterlibatan tidak langsung, melalui agen, distributor, dan pedagang grosir
independen.

3.5 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Desain Saluran Distribusi

Proses pembentukan saluran distribusi global agar bisa sesuai dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dipengaruhi oleh 4 faktor utama:

1. Karakteristik pelanggan (jumlah pelanggan, distribusi geografis, pendapatan,


kebiasaan berbelanja, dan reaksi terhadap berbagai metode penjualan).
2. Karakteristik produk (tingkat standarisasi, perishability, bulk, tuntutan layanan,
dan harga per unit).
3. Karakteristik perantara (tipe, jumlah, tujuan dan kebutuhan perantara,
komitmen, dan loyalitas pada pemasok).
4. Karakteristik lingkungan (politik, ekonomi, sosial-budaya, teknologi, dan
hukum)

3.6 Efektivitas Saluran Distribusi Global

Dalam memilih anggota saluran distribusi, berhati – hatilah dengan para pedagang
perantara yang hanya mencari keuntungan maksimal bagi mereka yang sering kali
menerima pesanan – pesanan hanya dari para produsen dengan permintaan yang
sudah mapan akan produk dan merek mereka. Salah satu rerangka yang terbukti
efektif untuk menganalisis situasi ini adalah kerangka 5C: Coverage, Character,

13
Continuity, Control, dan Cost. Kerangka ini memungkinkan perusahaan menyusun
tujuan strategiknya dengan mempertimbangkan pula manajemen saluran distribusi.

Tabel Kerangka 5C dalam analisis saluran distribusi :

FAKTOR DESKRIPSI

Coverage Kemampuan saluran distribusi untuk rnenjangkau pelanggan sasaran


dalam rangka mewujudkan tujuan pangsa pasar dan pertumbuhan.

Character Kompatibilitas saluran distribusi dengan positioning produk yang


diinginkan perusahaan.

Continuity Loyalitas saluran distribusi kepada perusahaan.

Control Kemampuan perusahaarv untuk mengendalikan program pemasaran


total untuk produk atau jasanya.

Cost Investasi yang dibutuhkan untuk membangun dan mempertahankan


saluran distribusi, termasuk di dalamnya biaya tetap yang dibutuhkan
untuk mengelola saluran distribusi (seperti sediaan, fasilitas, dan
pelatihan wiraniaga).

3.7 Logistik Untuk Pemasaran Internasional

Menurut Terpstra dan Sarathy (2000: 432) logistic mencangkup penentuan jumlah


dan lokasi fasilitas untuk digunakan dan material atau produk yang harus disimpan
atau diangkut dari para pemasok kepada para pelanggan di seluruh pasar
perusahaan. Keputusan-keputusan mengenai logistic internasional mempengaruhi

14
jumlah dan lokasi produksi, fasilitas-fasilitas persediaan, jadwal produksi,
manajemen persediaan dan bahkan tingkat keterlibatan perusahaan dalam pasar-
pasar luar negeri.

Menurut Kotabe dan Helsen (2004: 481) logistic global sebagai desain dan
manajemen dari sebuah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan arus
pergerakan material-material ke dalam, melalui, dan keluar perusahaan melintasi
batas-batas nasional untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan pada sebuah
total biaya yang minimum. Logistic domestic mencangkup manajemen material-
material dan distribusi fisik. Manajemen material mengacu pada arus masuk bahan-
bahan baku, part dan supplies ke dalam melalui perusahaan. Sedangkan distribusi
fisik mengacu pada pergerakan produk-produk akhir perusahaan kepada para
pelanggan, terdiri dari trasportasi, pergudangan, persediaan, pelayanan pelanggan
atau pesanan dan administrasi.

1. Logistic dalam Pasar Asing


Di setiap host country di mana perusahaan memiliki anak perusahaan,
perusahaan harus berupaya untuk mengoptimalkan distribusi fisiknya.
Pendekatannya berbeda-beda tergantung pada, cara memasok pasar, tingkat
urbanisasi, topografi, dan serta fasilitas-fasilitas penyimpanan.
2. Logistic di Multipasar
Pasar dunia dibentuk oleh pasar-pasar nasional, maka manajemen harus
disesuaikan dengan atau mengatasi hambatan-hambatan alam. Maupun yang
diciptakan oleh pemerintah host country. Terpstra dan Sarathy (2000:
433) mengemukakan beberapa hambatan-hambatan oleh pemerintah host
country:
 Hambatan-hambatan tariff
 Kuota impor dan lesensi
 Undang-undang mengenai kandungan local
 Mata uang, sistem moneter, dan pengawasan nilai tukar
 Pembedaan sistem dan tarif  pajak
 Pembedaan kebijakan transportasi
 Pembedaan undang-undang mengenai produk-produk (makanan,obat-
obatan, dll)

15
Kotabe dan Helsen (2004: 484-5) mengemukakan sejumlah faktor-faktor yang
menyebabkan meningkatnya kerumitan dan biaya logistic global, dibandingkan
dengan logistic domestic yaitu:

1. Jarak
Semakin jauh letak Negara tujuan dari Negara pengekspor, maka biasanya
akan semakin tinggi biaya transportasi dan asuransi untuk kerusakan,
penurunan kualitas dan pencurian produk dalam perjalanan serta semakin
tinggi biaya-biaya tidak langsung untuk pergudangan dan persediaan.
2. Fluktuasi nilai tukar
Perusahaan harus menyesuaikan perencanaanya berkaitan dengan
keberadaan mata uang dan perubahan nilai tukarnya.
3. Para pedagang perantara 
Diperlukan tambahan pedagang-pedagang perantara dalam proses logistic
global karena kebutuhan untuk menegoisiasikan batas peraturan-peraturan
Negara dan berhubungan dengan para pejabat pemerintahan setempat
serta para distributor. Bekerja dengan para distributor local telah terbukti
sangat penting dalam membangun koneksi-koneksi awal dengan
komunitas bisnis dan juga para pejabat pemerintahan setempat. Seperti di
Negara Asia seperti jepang, korea dan Cina.
4. Peraturan
Setiap Negara memiliki peraturan-peraturan yang mengatur mengenai
transportasi, kepabeanan dan kepelabuhan.
5. Keamanan Isu mengenai factor
Keamanan ini muncul setelah kejadian “11 September 2001” di Amerika
Serikat dan menyentak serta menyandarkan dunia akan pentingnya
ukuran-ukuran keamanan nasional dan internasional. biaya-biaya
transportasi bagi para eksportir meningkat karena ukuran-ukuran
keamanan yang ekstra yang dihadapi oleh para perusahaan pelayaran dan
operator terminal/pelabuhan.

3.7.1 Taktik optimal untuk logistik internasional

Kegiatan – kegiatan logistic yang diperluas melampaui sebuah batas Negara


mewakili sesuatu yang lebih bagi sebuah perusahaan dari pada sekedar

16
memperpanjang jarak angkutannya. Misalnya, perusahaan harus menentukan
bagaimana barang – barang dikapalkan ke luar negeri. Pertanyaan lain
adalah apakah perusahaan sendiri akan menjadi aktif secara internasional
atau apakah menggunakan sebuah jasa eksternal yang ahli. Pada akhirnya,
semua pertanyaan – pertanyaan dapat dijawab hanya dalam konteks strategi
overarching perusahaan untuk kegiatan – kegiatan internasionalnya. Sebuah
strategi dapat dikembangkan hanya dengan mempertimbangkan semua faktor
– faktor.

3.7.2 Strategi strategi logistik internasional

Strategi logistik internasional adalah sebuah elemen dari strategi


internasionalisasi dari perusahaan manufaktur. Keputusan mengenai strategi
logistik mana yang dipilih dapat dibuat hanya dalam konteks strategi
internasionalisasi overarching.

Kegiatan – kegiatan logistik meningkat seiring dengan berubahnya ekspor


secara tidak langsung menjadi langsung. Kegiatan – kegiatan ini mencapai
puncaknya ketika sebuah perusahaan merakit produk – produk diluar negeri
atau melakukan beberapa bentuk dari produksi internasional. Kegiatan –
kegiatan ini menurun seiring dengan tipe – tipe lain dari produksi internasional
dan manajemen global dilakukan.

Masuknya sebuah perusahaan manufaktur ke pasar internasional digunakan


di sini sebagai sebuah contoh. Table berikut memperlihatkan bagaimana
sebuah strategi logistik internasional dapat dirumuskan dalam pemilihan
sebuah strategi internasional dari sebuah perusahaan manufaktur.

Dampak terhadap logistik selama masuk pasar internasional dari sebuah


perusahaan manufaktur:

Strategi internasionalisasi sebuah Strategi logistik internasional


perusahaan manufaktur

Ekspor tidak langsung oleh sebuah Perusahaan tidak menciptakan


perusahaan ekspor domestik dan sebuah system logistic internasional.

17
atau sebuah perusahaan impor Perusahaan hanya mengelola arus
internasional barang dan informasi dengan system
logistik nasionalnya atau dengan
system logistik eksternal.

Ekspor langsung melalui produksi Perusahaan dapat menghindari


lisensi di luar negeri penciptaan sebuah system logistik
internasional. Tidak seperti ekspor
tidak langsung, walaupun lebih
banyak pengaruh dapat digunakan
atas jasa pemasok yang telah
ditawarkan di luar negeri. Hal ini
karena persyaratan – persyaratan
pemasok yang harus dipenuhi dapat
menjadi bagian dari kontrak lisensi.

Ekspor langsung dengan investasi Sebagai bagian dari ekspor langsung


langsung pada sebuah system perusahaan yang melakukan
logistik internasional investasi dapat mengoperasikan
sebuah system logistic tradisional
dengan satu atau lebih gudang
melayani persediaan atau fungsi –
fungsi distribusi. Para pelanggan
internasional dipasok langsung dari
Negara asal dengan bantuan alat
transportasi yang cepat

Perakitan internasional atau produksi Sebuah contoh yang khas dari


melalui pabrik dari perusahaan perakitan internasional adalah
patungan atau milik perusahaan “produksi terpisah – pisah secara
sendiri total” di industry otomotif. Komponen
– komponen kendaraan dari langkah
– langkah produksi yang ditetapkan
diubah ke dalam bagian – bagian
suku cadang dan diekspor ke Negara

18
– Negara tertentu untuk dirakit.
Operasi pasokan untuk pabrik –
pabrik perakitan CKD menempatkan
permintaan – permintaan khusus
untuk kemasan, baiaya – biaya
angkut dan jadwal pengiriman. Jika
operasi internasional terdiri dari
produksi yang dilakukan di Negara
pelanggan untuk Negara tersebut
maka perusahaan yang melakukan
investasi tidak akan menghadapi
masalah – masalah logistic baru.

Perusahaan – perusahaan global Pasar – pasar global dengan produk


dengan manajemen sentralisasi dan – produk homogeny dapat mengarah
atau desentralisasi ke biaya – biaya unit logistik yang
lebih murah jika biaya – biaya
diasosiasikan dengan pemrosesan
pesanan kemasan, persediaan dan
pergudangan menurun sebagai
sebuah hasil dari standardisasi.
Pasar – pasar global juga dapat
menimbulkan biaya – biaya unit
logistik yang lebih besar bila biaya –
biaya komunikasi dan transportasi
untuk memasok pasar dunia naik

3.8 Moda Transportasi

Menurut Kotabe dan Helsen (2004: 485-6), ada tiga factor yang paling penting dalam
menentukan sebuah moda transportasi yang optimal: (1)Value-to-volume ratio yaitu
seberapa banyak nilai yang ditambahkan pada material-material yang digunakan
dalam produk,. (2) tingkat dapat musnah (perishability) sebuah produk yaitu
menurunnya kualitas dengan berjalannya waktu dan atau keusangan produk

19
sepanjang siklus hidup produk, dan (3) biaya transportasi yang harus
dipertimbangkan berkaitan dengan kedua faktor tersebut.

Moda transportasi yang paling umum dalam logistik internasional, dan juga
domestic, yaitu transportasi melalui laut (ocean shipping), melalui udara (air freight)
dan melalui darat (land transportation). Pilihan – pilihan mode transportasi tersebut
dapat dikombinasikan menjasi intermodal transportation.

Menurut kotabe dan Helsen, ada tiga pilihan transportasi laut yaitu (1) liner service
yang menawarkan jadwal pelayaran yang regular pada rute yang ditetapkan, (2) bulk
shipping yang biasanya menawarkan jasa pengiriman berdasarkan kontrak untuk
jangka waktu tertentu, dan (3) irregular runs. Pilihan transportasi laut banyak
diguanakan untuk produk – produk yang berat, dalam jumlah besar dan tahan lama.
Contoh produk – produk tersebut adalah minyak mentah, baja dan mobil.

Kotabe dan Helsen juga menyebutkan bahwa barang – barang yang bernilai tinggi
dikirim dengan pesawat udara terutama jika memiliki sebuah rasio nilai-terhadap-
volume yang tinggi. Barang – barang yang mudah rusak (misalnya bunga) juga
dikirim melalui transportasi udara.

Dalam transportasi antarmoda (intermodal transportation), Kotabe dan Helsen


mengatakan bahwa jika menggunakan moda – moda transportasi yang berbeda –
beda, dan bahkan jika dengan menggunakan moda yang sama, yaitu truk, melintasi
batas Negara, sangatlah penting untuk dipastikan agar ruang kargo yang tersedia
digunakan sepenuhnya sehingga biaya transportasi per unit menjadi minimal.
Mengelola pengiriman sehingga barang – barang tiba pada saatnya di tujuan yang
dikehendaki merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen logistik modern
saat ini.

20
BAB IV

KESIMPULAN

            Pada dasarnya, sasaran distribusi internasional (dalam arti luas) sama
seperti pada pasar domestik yaitu menyediakan produk sesuai dengan item produk
yang dibutuhkan oleh para pembeli dalam jumlah, pada waktu dan keadaan yang
dibutuhkan dengan biaya seefisien mungkin. Sasaran ini dapat dicapai melalui
pemanfaatan saluran – saluran distribusi dan kegiatan pengelolaan distribusi fisik
atau logistic produk – produk perusahaan.

            Namun, sasaran ini lebih sulit dicapai terutama oleh perusahaan –
perusahaan global karena perkembangan perekonomian yang berbeda – beda di
setiap Negara yang akan mempengaruhi keberadaan lembaga – lembaga dan
system distribusi di masing – masing Negara tersebut. Selanjutnya hal inij akan
berdampak pada strategi distribusi dan biaya – biaya yang ditimbulkan, perilaku –
perilaku konsumen yang berbeda – beda di setiap Negara terutama perilaku
berbelanja, perbedaan jarak anatara satu Negara dengan Negara lainnya yang akan
mempengaruhi biaya logistik dan undang – undang serta peraturan terutama yang
berkaitan dengan arus lalu-lintas barang – barang yang mungkin berbeda – beda
antara satu Negara dengan dengan Negara lainnya. 

21

Anda mungkin juga menyukai