1. Latar Belakang
pertama kali diperkenalkan oleh Cadburry Report pada tahun 1992. Cadburry
Report dianggap sebagai titik tolak praktik GCG di seluruh dunia. Tiga area utama
yang menjadi perhatian komite Cadburry adalah Board of Director (BOD), Audit,
dan Pemegang Saham. Definisi menurut FCGI (2001) GCG sebagai susunan
pemerintah, karyawan dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai
GCG yang baik dapat membantu mencegah skandal, penipuan, potensi sipil dan
dolar AS atau sebesar 40% dari kapitalisasi pasar. Berdasarkan jurnal penelitian
1
Wall Street Journal yang diterbitkan oleh Harry Markopolo secara online.
Persentase sebesar itu menjadikan kasus kecurangan ini lebih serius daripada
penting atas kebangkrutan yang menimpa perusahaan besar dan krisis yang terjadi
di berbagai negara baru-baru ini (Dedy Perdana, 2016). Terjadinya krisis ekonomi
tahun 1999, yang kemudian berubah nama menjadi Komite Nasional Kebijakan
GCG di Indonesia, namun praktik fraud masih terjadi meskipun telah menjauhi
maka Garuda dan Pertamina masuk dalam pusaran pelanggaran good corporate
governance (GCG) yang memperburuk citra Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
PT. Adaro Energy Tbk, merupakan salah satu perusahaan milik Negara
yang menerapkan GCG Melalui Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik
2
Negara (Meneg BUMN) No. Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek
Sejarah Adaro dimulai dari guncangan minyak dunia pada tahun 1970an.
pada saat itu berfokus kepada minyak dan gas, untuk mengikut sertakan batubara
fokus terhadap batu bara pada tahun 1976, Departemen Pertambangan membagi
Kalimantan Timur dan Selatan menjadi 8 blok batubara dan membuka tender
merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan
dalam jangka panjang serta berkompetisi dalam bisnis global terutama bagi
Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE), sedangkan rasio yang
3
dewan komisaris independen dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan positif GCG dengan ROA, namun
terdapat hubungan positif GCG dengan ROE dan tidak terdapat hubungan positif
Kajian ilmiah yang dilakukan oleh Ferial & Handayani (2016) berdasarkan
hasil analisis diperoleh hasil bahwa GCG berpengaruh negatif signifikan terhadap
Tertius & Christiawan (2015) bahwa secara simultan dewan komisaris, komisaris
Hal ini berarti bahwa mekanisme internal corporate governance tidak begitu
4
hasil penelitian menunjukan ukuran perusahaan dan dewan komisaris berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian Aktan et al., (2018) bahwa
persentase direktur independen dan jumlah rapat dewan tahunan memiliki dampak
mekanisme GCG terhadap kinerja keuangan terlihat hasil yang cukup beragam.
Akan tetapi hasil yang beragam tersebut juga dipengaruhi perbedaan variabel
yang digunakan oleh masing-masing peneliti. Oleh Karena itu, pengaruh dewan
pada PT. Adaro Tbk, periode 2014-2018 secara parsial dan simultan.
2. Masalah Penelitian
manajerial terhadap return on asset pada PT. Adaro Energy Tbk, periode
3. Tujuan Penelitian
sebagai berikut ;
5
1. Menganalisis pengaruh dewan komisaris independen terhadap return on
manajerial terhadap return on asset pada PT. Adaro Energy Tbk, periode
2014-2018 ?
4. Manfaat Penelitian
berkepentingan :
1. Bagi Peneliti
pada PT. Adaro Tbk, periode 2014-2018 secara parsial dan simultan.
Selain itu penelitian ini juga sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang
untuk melengkapi tugas sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
6
3. Bagi Akademik
pada PT. Adaro Tbk, periode 2014-2018 secara parsial dan simultan.
5. Studi Kepustakaan
oleh Cadburry Report pada tahun 1992. Cadbury report dianggap sebagai titik
tolak praktik GCG di seluruh dunia. Tiga area utama yang menjadi perhatian
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan esktern lainnya yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau sistem yang mengatur dan
board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan
perusahaan. Tujuan utama dari GCG adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi
semua pihak yang berkepentingan atau stakeholders. GCG sebagai alat untuk
mendorong tercip tanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan
7
5.1.2 Sejarah Good Corporate Governance
di Amerika Serikat. Padahal GCG sudah ada sejak lama namun belum menjadi
topik dalam dunia. Istilah GCG hanya ada di Amerika serikat yang
dewan direksi, eksekutif dan pemegang saham yang telah berevolusi selama
direksi, komisaris serta pemegang saham mengikuti prosedur GCG. Pada tahun
1970-an, banyak hal mulai berubah ketika Securities and Exchange Commission
(SEC) membawa GCG secara resmi. SEC menangkap pembayaran yang meluas
perusahaan. Selama era ini, perusahaan mulai membentuk komite audit dan
kejadian The New York Stock Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober 1987
dimana cukup banyak perusahaan multinasional yang tercatat di bursa efek New
York mengalami kerugian finansial yang cukup besar (Insight, 2018) dikala itu,
8
kerugian perusahaan atau memperindah penampilan kinerja manajemen dan
laporan keuangan.
pemegang saham, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang
sejak krisis ekonomi tahun 1997 krisis yang berkepanjangan yang dinilai karena
mengabaikan regulasi dan sarat dengan praktek korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
yang mendorong terciptanya iklim yang lebih kondusif bagi penerapan GCG
9
5.1.3 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
shareholders).
shareholders).
1. Demokrasi
2. Transparansi
10
dan dunia usaha terhadap penyelenggaraan negara dapat dilakukan secara
informasi dan dokumentasi yang dapat diakses dengan mudah tentang pola
3. Akuntabilitas
4. Budaya hukum
secara tegas tanpa pandang bulu dan ketaatan terhadap hukum oleh
11
terhadap pemangku kepentingan secara bertanggung jawab. Mewujudkan
pola kerja lembaga negara dan penyelenggara negara yang lebih adil dan
kepentingan.
didalam perusahaan.
Penelitian ini berfokus pada struktur pengendalian perusahaan yang terdiri dari
berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik dan memenuhi persyaratan
12
sebagai Komisaris Independen. Dewan Komisaris independen bertugas
efekif dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan salah satu dari
(KNKG, 2008).
perusahaan. Proposional dewan komisaris terdiri lebih dari 2 (dua) orang anggota
dewan komisaris, jumlah komisaris independen wajib paling kurang 30% (tiga
13
persentase total saham dari seluruh direktur eksekutif dibandingkan dengan total
saham.
dengan perbandingan antara saham yang dimiliki oleh direksi, komisaris dan
Indonesia.
14
2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholder.
apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efisiensi
diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan
masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal (Pertiwi dan Pratama, 2011).
Kinerja keuangan perusahaan adalah salah satu faktor yang dapat dilihat oleh para
keuangan (Ujunwa, 2012). Indikator untuk menilai kinerja keuangan adalah rasio
dan Tobin’s Q.
15
Hasil pengukuran terhadap pencapaian kinerja menjadi dasar manajemen
atau pengelola perusahaan untuk perbaikan dan periode berikutnya dan sangat
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2012). Rasio ini
disebut juga dengan rentabilitas ekonomi. Dalam ROA,laba yang dihasilkan ialah
laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT. Semakin besar ROA menunjukan nilai
tidak terdapat hubungan positif antara GCG dengan ROA, namun terdapat
hubungan positif antara dengan ROE, dan tidak terdapat hubungan positif antara
Hasil Penelitian Martsila dan Meiranto (2013) pengaruh GCG pada kinerja
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode
16
pengamatan 2009 hingga 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
terhadap PER. Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, PER
Sukandar (2014) pengaruh ukuran dewan direksi dan dewan komisaris serta
perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdaftar di BEI tahun 2010-
2012). Seperti hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan komisaris dan ukuran
Dedy Perdana (2016) GCG dan kinerja keuangan perusahaan (studi pada
penelitian ini tidak menemukan apa pun pengaruh ukuran dewan pada kinerja
keuangan perusahaan.
17
Ferial dan Handayani (2016) berdasarkan hasil analisis yang diperoleh hasil
Indonesia). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
kinerja perusahaan.
maka semakin kecil peluang terjadinya konflik antara manajer dan pemegang
Keadaan ini dapat terjadi karena kecilnya proporsi dewan komisaris independen
18
Fatimah (2017) pengaruh GCG terhadap nilai perusahaan dengan kinerja
sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017). Hasil penelitian
nilai perusahaan. GCG memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kinerja
perusahaan.
direktur independen dan jumlah rapat dewan tahunan memiliki dampak negatif
dualitas CEO tidak menjadi faktor penentu penting dari kinerja perusahaan,
karena hasilnya menunjukkan bahwa itu menunjukkan efek yang tidak signifikan
pada ROA, ROE dan pengembalian saham (SPR). Selain itu, ukuran dan leverage
kinerja perusahaan.
19
5.4 Kerangka Pemikiran
(Y)
Komisaris Independen
(X2)
Keterangan :
: Secara Parsial
: Secara Simultan
Berdasarkan gambar di atas, maka dalam penelitian ini variabel
ROA.
6. Metodologi Penelitian
20
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari annual report
perusahaan PT. Adaro Energy Tbk, periode 2014-2018. Agar masalah yang diteliti
dalam penelitian ini terarah dan jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah
sebagai berikut :
2. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel adalah perusahaan PT. Adaro Energy
Tbk, yang menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selama
1. Data Cross Section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu.
2. Data Time Series adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data times series,
karena data yang diperoleh dari tahun 2014 sampai tahun 2018 itu berarti data
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
sekunder. Penelitian ini menggunakan data sekunder Penelitian ini bersumber dari
21
6.3 Teknik pengumpulan data
tahunan dan laporan keuangan perusahaan Penelitian ini bersumber dari annual
22
Keterangan :
Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
adalah analisis data yang digunakan untuk mengukur pengaruh dewan komisaris
berikut:
Y =α +β₁X1+ β₁X2+e
Keterangan :
α : konstanta
β1 : Koefisien Regresi
Y : Return on asset
X1 : Dewan Komisaris Independen
X2 : Kepemilikan Saham Manajerial
e : error term
1. Uji Normalitas
apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Seperti
23
regression standardized residual untuk menguji normalitas data dan pendekatan
normal ,maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar
jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram
2. Uji Multikolinearitas
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
matrik korelasi, jika antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi
multikolinieritas. Selain itu dapat juga dilihat nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Batas dari nilai tolerance adalah ≤ 0,10 atau sama dengan
3. Uji Autokorelasi
asumsi klasik yang memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan
menggunakan data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dari suatu
24
model regresi adalah varian populasinya, dan model regresi yang dihasilkan tidak
dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel tidak bebas tertentu. Cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunaka Run Test. Jika antar
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi
4. Uji Heteroskedastisitas
Imam Ghozali (2013:142). Pada uji Glejser, nilai residual absolut diregresi dengan
hubungan linear antara dua variabel. Dalam penelitian ini menghitung korelasi
25
varian (bivariate). Pedoman interprestasi keeratan hubungan antar dua variabel
Tabel 6.2
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk
besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Jika (R2) yang diperoleh mendekati
hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika (R2) makin
variabel terikat.
6.5.4 Uji T
26
hipotesis dengan menggunkan uji statistik t adalah jika nilai signifikansi t ( p-
value) <0.05, maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa suatu
27