Anda di halaman 1dari 2

Imbalan Kerja

Imbalan Kerja (Employee Benefits) adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan oleh Perusahaan atas jasa yang
diberikan oleh Pekerja/Pegawai nya.
Klasifikasi Imbalan Kerja
1. Imbalan Jangka Pendek (short term employee benefits) adalah imbalan kerja (selain dari pesangon
Pemutusan Kontrak Kerja/PKK) yang jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat
pekerja memberikan jasa. Contoh : Gaji, iuran Jaminan Sosial, cuti tahunan, cuti sakit, bagi laba dan bonus
(jika terutang dalam waktu 12 bulan pada periode akhir pelaporan)
2. Imbalan Pasca Kerja (post employment benefits) adalah imbalan kerja yang terhutang setelah pekerja
menyelesaikan masa kerjanya. Contoh : Tunjangan Pensiun, Tunjangan Kesehatan Pensiunan, Asuransi Jiwa
Pasca Kerja.
3. Imbalan Kerja Jangka Panjang (other long term employee benefits) adalah imbalan kerja yang jatuh
tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasanya. Contoh : Cuti
besar/cuti panjang, penghargaan masa kerja (jubilee) berupa sejumlah uang atau berupa pin/cincin terbuat dari
emas dan lain-lain.
4. Pemutusan Kontrak Kerja /PKK (termination benefits) adalah imbalan kerja terhutang sebagai akibat dari
keputusan perusahaan untuk memberhentikan pekerja sebelum usia pensiun normal;
IMBALAN PASCA KERJA
Imbalan Pasca Kerja adalah imbalan yang harus diberikan perusahaan kepada karyawan ketika karyawan sudah berhenti
bekerja. Terdapat dua jenis imbalan pasca kerja sebagai berikut:
1. Iuran Pasti, - Manfaat tergantung dari akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya - Perusahaan tidak
memiliki kewajiban lagi di luar akumulasi iuran dan pengembangannya - Misalnya JHT atau tabungan hari tua
2. Manfaat Pasti, - Manfaat diterima pada saat pensiun dan nilainya sudah ditetapkan terlebih dahulu - Banyak
variabel penentu: gaji dasar Imbalan, asumsi gaji dan melibatkan perhitungan yang kompleks - Misalnya
UUK-13/2003
Imbalan-imbalan Pasca Kerja tersebut secara perhitungan akuntansi harus dicadangkan dari saat ini, karena imbalan-
imbalan pasca kerja tersebut termasuk ke dalam salah satu konsep akuntansi yaitu accrual basis.
Imbalan pasca kerja yang dihitung untuk dicadangkan dalam PSAK 24 yaitu :
 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun

 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan / Cacat

 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia

 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Mengundurkan diri (secara baik-baik)

UU KETENAGAKERJAAN NO. 13/2003


Perusahaan di Indonesia wajib mematuhi Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 (UUK). UUK
mengatur secara umum mengenai tata cara pemberian imbalan-imbalan di perusahaan, mulai dari imbalan istirahat
panjang sampai dengan imbalan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Alasan berhenti bekerja meliputi; karyawan terlibat tindak pidana, melakukan kesalahan berat, memasuki usia pensiun,
meninggal dunia, sakit berkepanjangan, mengundurkan diri, perusahaan pailit, perusahaan mengalami kerugian, alasan
lainnya yang termasuk imbalan yang dibayarkan ketika karyawan sudah tidak aktif lagi bekerja.
Imbalan pasca kerja berdasarkan UUK yang dihitung untuk dicadangkan dalam PSAK 24 yaitu :
 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun

 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan / Cacat

 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia

Imbalan-imbalan di UUK tersebut dapat diatur lebih lanjut di Peraturan Perusahaan (PP) atau di Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) antara Perusahaan dan Serikat Pekerja.
https://www.psak24.com/post/imbalan-kerja-dan-psak-24

Imbalan kerja jangka panjang

lainnya didefenisikan dalam PSAK 24 sebagai Imbalan kerja (selain imbalan pascakerja, pesangon PKK, dan imbalan
berbasis ekuitas) yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat karyawan memberikan
jasanya. Imbalan jangka panjang lainnya mencakup antara lain :

a. Cuti berimbalan jangka panjang seperti cuti Panjang

b. Imbalan jasa jangka panjang lainnya

c. Utang bagi laba dan bonus yang dibayar 12 bulan atau lebih setelah akhir periode pelaporan saat karyawan
memberikan jasanya.

Untuk Imbalan kerja jangka panjang lainnya, PSAK 24 mensyaratkan: Dalam pelaporan laba rugi komprehenshif,
jumlah yang diakui sebagai beban atau pendapatan merupakan jumlah netto dari :

a. Biaya jasa kini

b. Biaya bunga

c. Hasil yang diharapkan dari aset program

d. Keuntungan dan kerugian aktuarial

e. Biaya jasa yang seluruhnya harus langsung diakui

f. Dampak dari kurtailmen atau penyelesaian.

Anda mungkin juga menyukai