Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kristiana Rismayanti

Nim : 170221100157

Apa yang dimaksud Imbalan Kerja?

Imbalan kerja (employee benefits) adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan suatu entitas
dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk pemutusan kontrak kerja.Jika
dilihat dari jenis imbalan kerja yang termasuk kedalam definisi imbalan kerja di PSAK-24 adalah
sebagai berikut:

1. Imbalan Kerja Jangka Pendek: Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya kurang dari 12
bulan. Contoh dari Imbalan Kerja Jangka Pendek ini adalah; Gaji, iuran Jaminan Sosial,
cuti tahunan, cuti sakit, bagi laba dan bonus (jika terutang dalam waktu 12 bulan pada
periode akhir pelaporan), dan imbalan yang tidak berbentuk uang (imbalan kesehatan,
rumah, mobil, barang dan jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau memalui subsidi).
2. Imbalan Pasca Kerja: Yaitu imbalan kerja yang diterima pekerja setelah pekerja sudah tidak
aktif lagi bekerja. Contoh dari Imbalan Pasca Kerja ini adalah : Imbalan Pensiun, Imbalan
asuransi jiwa pasca kerja, imbalan kesehatan pasca kerja. Jika dikaitkan dengan penjelasan
diawal tulisan ini, imbalan pasca kerja yang tercantum di perundangan ketenagakerjaan
adalah; Imbalan Pensiun, Meninggal Dunia, Disability/cacat/medical unfit dan
mengundurkan diri.
3. Imbalan Kerja Jangka Panjang: Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan.
Contoh dari Imbalan Jangka Panjang ini adalah: Cuti besar/cuti panjang, penghargaan
masa kerja (jubilee) berupa sejumlah uang atau berupa pin/cincin terbuat dari emas dan
lain-lain.
4. Imbalan Pemutusan Kontrak Kerja (PKK): Yaitu imbalan kerja yang diberikan karena
perusahan berkomitmen untuk: (1) Memberhentikan seorang atau lebih pekerja sebelum
mencapai usia pensiun normal, atau (2) Menawarkan pesangon PHK untuk pekerja yang
menerima penawaran pengunduran diri secara sukarela (golden shake hand). Imbalan ini
dimasukan kedalam pernyataan PSAK-24, jika dan hanya jika perusahaan sudah memiliki
rencana secara jelas dan detail untuk melakukan PKK dan kecil kemungkinan untuk
membatalkannya.

Salah satu ketentuan di UUK adalah mengenai imbalan pasca kerja, yaitu imbalan yang
harus diberikan perusahaan kepada karyawan ketika karyawan sudah berhenti bekerja (pasca
kerja=setelah kerja).

Imbalan-imbalan Pasca Kerja tersebut secara akuntansi harus di cadangkan dari saat ini,
karena imbalan-imbalan pasca kerja tersebut termasuk ke dalam salah satu konsep akutansi yaitu
accrual basis. Ada 4 (empat) imbalan pasca kerja yang dihitung untuk di cadangkan dalam PSAK-
24, yaitu:

1. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun;


2. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan/Cacat;
3. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia;
4. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Mengundurkan Diri.

Keempat imbalan kerja di atas harus dihitung oleh perusahaan, karena ke-empat imbalan kerja
tersebut termasuk dalam prinsip akutansi imbalan kerja yaitu on going concern (berkelanjutan).
Alasan kenapa perusahaan harus menerapkan PSAK-24 adalah:

1. Adanya prinsip akutansi accrual basis. Penerapan PSAK-24 pada perusahaan adalah
sesuai prinsip akutansi accrual basis, yaitu perusahaan harus mempersiapkan
(mencadangkan/mengakui) utang (liability), untuk imbalan yang akan jatuh tempo nanti.
2. Tidak ada kewajiban yang tersembunyi. Artinya jika didalam laporan keuangan tidak ada
account untuk imbalan pasca kerja (melalui PSAK 24), maka secara tidak langsung
perusahaan sebenarnya “menyembunyikan” kewajiban untuk imbalan pasca kerja.
3. Berkaitan dengan arus kas, jika ada karyawan yang keluar karena pensiun dan perusahaan
memberikan manfaat pesangon pensiun kepada karyawan tersebut, maka pada periode
berjalan perusahaan harus mengeluarkan sejumlah uang yang mengurangi laba
perusahaan. Jika dari awal perusahaan sudah mencadangkan imbalan pensiun ini (imbalan
pasca kerja), maka imbalan pensiun yang dibayarkan tersebut tidak akan secara langsung
mengurangi laba, akan tetapi akan mengurangi pencadangan/accrual/kewajiban atas
imbalan pasca kerja yang telah di catatkan perusahaan di laporan keuangan.

Apa Keterkaitan Profesi Auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan PSAK 24?

Pihak yang terkait dalam proses perhitungan beban imbalan kerja PSAK 24 adalah
auditor, biasanya eksternal auditor (Kantor Akuntan Publik-KAP). Seperti yang telah
diketahui setiap perusahaan akan menyusun laporan keuangan di akhir tahun buku, maka
pihak KAP akan melakukan audit diperusahaan. Pada proses audit tersebut lah hasil laporan
PSAK 24 yang telah dihitung akan di cek validasi nya. Apakah sudah sesuai dengan PSAK 24
yang di keluarkan oleh DSAK-IAI atau belum. Kadang kala mereka juga melakukan cross
check terhadap hasil perhitungan dengan meminta contoh perhitungan.

Oleh karena itu penerapan PSAK 24 dianjurkan kepada perusahaan, Kalau tidak
menerapkan PSAK ini, maka auditor akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
PSAK 24. Artinya, semua akun di laporan keuangan adalah wajar, bebas dari salah saji
material, kecuali salah satu akun sehubungan dengan PSAK 24, karena perusahaan tidak
mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia. Apa yang
dilakukan auditor sudah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

Anda mungkin juga menyukai