1. Pengertian audit berdasarkan pendapat ahli sebagai berikut:
a. Menurut Mulyadi (2002), audit adalah proses memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif dan sistematis atas kegiatan ekonomi dalam menetapkan tingkat kesesuaian antara laporan yang ada dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang selanjutnya akan disampaikan hasilnya kepada pengguna yang bersangkutan. b. Menurut Maurtz dan Sharaf (1961), audit bersifat analitikal, tidak bersifat menyusun atau membangun, bersifat kritikal (mempertanyakan), investigatif (menyelidik), berurusan dengan dasar-dasar pengukuran dan tuntutan akuntansi, berhubungan dengan verifikasi (memeriksa keakuratan atau ketelitian), pemeriksaan data keuangan untuk menilai kejujurannya dalam mencerminkan peristiwa dan kondisi. c. Menurut Hayes (2012), audit adalah suatu proses terstruktur secara objektif untuk mendapatkan dan mengevaluasi bahan bukti mengenai pernyataan tentang kejadian dan kegiatan ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menginformasikan hasilnya kepada pihak- pihak yang berkepentingan. Referensi: https://www.gramedia.com/literasi/audit/ https://www.hestanto.web.id/auditing-menurut-para-cendekiawan/ http://repositori.buddhidharma.ac.id/371/3/BAB%202.pdf
2. Berikut jawaban terhadap soal nomor 2 sebagai berikut.
a. Audit dapat dibagi dalam tiga jenis sebagai berikut: i. Financial audit atau audit laporan keuangan Audit keuangan merupakan evaluasi kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen secara keseluruhan dibandingkan dengan standar akuntansi yang berlaku dan diterima secara umum. Dengan demikian, proses audit ini berkebalikan dengan proses akuntansi keuangan. Dalam akuntansi keuangan, proses berjalan maju sejak adanya transaksi kemudian pencatatan sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Sebaliknya, proses audit dimulai dari laporan keuangan yang kemudian berjalan mundur sampai penelusuran transaksi dengan mengevaluasi bukti atau dokumen yang relevan. Dengan kata lain, akuntansi keuangan merupakan kegiatan pencatatan transaksi yang hasil akhirnya adalah laporan keuangan. Laporan keuangan ini yang kemudian menjadi input dalam proses audit keuangan dan hasil akhirnya adalah opini atas laporan keuangan tersebut, misalnya wajar atau wajar tanpa syarat. ii. Compliance audit atau audit ketaatan Audit ketaatan merupakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah prosedur dan aturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki otoritas sudah dijalankan oleh pihak atau personil yang seharusnya menjalankan prosedur dan aturan tersebut. Prosedur dan aturan tersebut bisa berasal dari luar organisasi atau perusahaan, atau bisa juga merupakan prosedur dan aturan yang merupakan kebijakan internal perusahaan. iii. Operational audit atau audit operasional Audit operasional merupakan pemeriksaan atas semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu organisasi untuk menilai efisiensi, efektivitas dan keekonomiannya. Audit operasional biasanya dilakukan oleh pihak manajemen untuk mencari rekomendasi perbaikan dalam rangka peningkatan kinerja organisasi. Dalam beberapa literatur, audit operasional juga sering disebut dengan management audit. Audit operasional ini merupakan audit dengan ruang lingkup sangat luas yang dapat meliputi seluruh fungsi dalam organisasi, mulai dari pemasaran, produksi atau operasi, organisasi, SDM dan sebagainya. b. Audit kinerja sumber daya manusia termasuk dalam jenis audit operasional dan audit ketaatan. Audit sumber daya manusia masuk dalam jenis audit operasional, sebagai alat untuk mengevaluasi berbagai aktivitas manajemen SDM dalam organisasi atau perusahaan. Audit SDM dilakukan untuk menilai kualitas manajemen SDM dalam perusahaan dan bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut mendukung strategi perusahaan. Audit sumber daya manusia masuk dalam jenis audit ketaatan, sebagai alat untuk menilai ketaatan terhadap prosedur yang terdapat dalam ruang lingkup manajemen SDM, misalnya sejauh mana aturan penilaian kinerja diimplementasikan dan ditaati. Referensi: Buku Materi Pokok Audit SDM, Modul 1
3. Berikut jawaban terhadap soal nomor 3 sebagai berikut.
a. Tujuan audit SDM sebagai berikut: i. Menilai efektivitas dari departemen/unit kerja SDM. Untuk mengetahui apakah departemen SDM sudah menjalankan fungsinya secara efektif atau sudah mencapai tujuan. Secara umum, efektivitas ini berarti apakah departemen/unit kerja SDM sudah berhasil menyediakan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, baik dari sisi jumlah, maupun kualifikasi pada waktu yang tepat. ii. Menilai efisiensi dari departemen/unit kerja SDM. Pencapaian tujuan atau efektivitas departemen SDM bukan berarti dilakukan dengan biaya yang tidak terkontrol, sebaliknya semua program atau aktivitas SDM harus dilakukan secara efisien dan ekonomis dengan tetap mengacu pada sasaran. iii. Menilai ketaatan program atau aktivitas SDM. Program atau aktivitas SDM harus dievaluasi apakah sudah mengikuti berbagai peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku atau tidak. iv. Membantu Manajemen SDM Berbasis Kompetensi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tujuan organisasi. v. Menciptakan nilai tambah sehingga organisasi bertanggung jawab secara sosial, etikal dan mampu unggul dalam persaingan di lingkup industrinya. vi. Mendapatkan umpan balik dari para karyawan dan manajer operasi dalam hal yang berkaitan dengan efektivitas manajemen SDM, diantaranya kondisi lingkungan kerja, kepuasan kerja, ketaatan maupun dalam membangun budaya perusahaan yang tercermin pada peningkatan produktivitas/kontribusi pegawai, kualitas dan keunggulan produk/pelayanan yang tinggi, serta keuntungan perusahaan yang juga tinggi. vii. Memperbaiki fungsi Manajemen SDM Berbasis Kompetensi dengan menyediakan sarana untuk membuat keputusan ketika akan mengurangi atau menambah kegiatan- kegiatan SDM. b. Audit Manajemen SDM Berbasis Kompetensi memberikan manfaat sebagai berikut: i. Mengidentifikasi permasalahan kritis terkait dengan pengelolaan SDM. ii. Melakukan perbaikan dalam pengelolaan SDM. iii. Mengevaluasi dan menstimulasi keseragaman kebijakan serta praktik SDM. iv. Menjadi dasar pengambilan keputusan terkait SDM. v. Mengkomunikasikan isu SDM dengan pihak terkait, seperti manajer lini atau pemerintah. vi. Mengidentifikasi kontribusi departemen/unit kerja SDM bagi organisasi. vii. Mengklarifikasi tugas dan tanggung jawab serta meningkatkan citra profesionalisme departemen/unit kerja SDM. viii. Memastikan kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundangan. ix. Mengurangi biaya SDM melalui prosedur yang lebih efektif. x. Menciptakan penerimaan yang lebih tinggi akan perubahan yang dibutuhkan departemen/unit kerja SDM. xi. Mendorong kajian ulang yang mendalam dan sistematis akan sistem informasi departemen/unit kerja SDM. Referensi: Buku Materi Pokok Audit SDM, Modul 1
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional