Keuangan
dan Laporan Audit
(BAB 4)
KELOMPOK 2
1. 2. 3.
Audit dilakukan untuk memastikan bahwa semua transaksi Memastikan semua transaksi dan saldo perkiraan telah
yang terjadi telah dicatat atau dimasukkan ke dalam jurnal didokumentasikan dengan baik, perhitungannya benar,
dengan segala kelengkapannya. jumlahnya tepat, dan diklasifikasikan berdasarkan jenis
transaksi.
Dengan adanya audit maka pencatatan semua harta dan Memastikan bahwa semua prinsip akuntansi yang berlaku
kewajiban atau semua transaksi sesuai dengan kejadian umum telah diaplikasikan dengan benar.
yang sebenarnya.
Membuat Klasifikasi
05 (Classification)
1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan 1. Preventive Control : Tenaga akuntansi akan bekerja lebih berhati-
2. Meningkatkan efisiensi dan kejujuran hati dan akurat bila mereka menyadari akan diaudit.
3. Meningkatkan efisiensi operasional 2. Detective Control : Suatu penyimpangan atau kesalahan yang
perusahaan terjadi lazimnya akan dapat diketahui dan dikoreksi melalui suatu
4. Mendorong efisiensi pasar modal proses audit.
3. Reporting Control : Setiap kesalahan perhitungan, penyajian atau
pengungkapan yang tidak dikoreksi dalam keuangan akan
disebutkan dalam laporan pemeriksaan, sehingga pembaca laporan
keuangan terhindar dari informasi yang keliru.
Perlunya Audit Atas Laporan Keuangan
a. Perbedaan Kepentingan
Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara manajemen sebagai pembuat dan penyaji
laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan.
b. Konsekuensi
Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi pemakai. Investor, kreditor, dan para pembuat
keputusan ekonomi lainnya sangat mengandalkan laporan keuangan yang dipublikasikan. Mereka menginginkan
agar laporan keuangan berisi sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan.
c. Kompleksitas
Dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan permasalahan akuntansi dan proses penyajian laporan
keuangan semakin kompleks. Peningkatan kompleksitas ini mengakibatkan semakin tingginya resiko kesalahan
interpretasi dan penyajian laporan keuangan.
d. Keterbatasan Akses (Remoteness)
Pemakai laporan keuangan pada umumnya mempunyai keterbatasan akses terhadap data akuntansi. Jika para
pemakai ingin mengakses data secara langsung, maka mereka menghadapi kendala waktu, biaya, ketelitian, dan
tenaga. Oleh karena itu, mereka mempercayakan pemeriksaan kepada pihak ketiga yaitu auditor independen.
Pemisahan Tanggung Jawab Manajemen dan Auditor
Ada perbedaan tanggung jawab antara auditor independen dengan manajemen Tanggung jawab utama mereka adalah
sebagai berikut :
1. Manajemen bertanggung jawab atas pembuatan dan isi laporan keuangan yang dimuat dalam asersi atau pernyatan
manajemen.
2. Auditor independen bertanggung jawab untuk memberikan pendapat mengenai kewajiban laporan keuangan yang
dihasilkan manajemen.
Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manajemen wajib membuat struktur pengendalian internal yang mampu
menjaga harta perusahaan, dan manjamin penyusunan laporan keuangan yang handal. Kriteria yang harus dipatuhi
manajemen adalah prinsip akuntansi yang berterima umum terutama Standar Akuntansi Keuangan yang disahkan IAI.
Laporan keuangan yang dihasilkan manajemen perusahaan inilah yang menjadi obyek audit. Auditor wajib mematuhi
Standar Auditing dalam menjalankan tanggung jawabnya. Setelah auditor melaksanakan audit, auditor harus
mengeluarkan laporan audit yang berjudul Laporan Keuangan Independen.
Pemisahan tanggung jawab manajemen dengan auditor independen dapat dilihat pada tabel berikut.
Auditor merupakan perantara untuk mengkomunikasikan data dari manajemen, sebagai pembuat laporan
keuangan, kepada pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor harus menjaga hubungan professional
yang baik dengan :
1. Manajemen
2. Dewan komisaris (board of directors)
3. Auditor internal
4. Pemegang saham
• Manajemen
Untuk melaksanakan audit dan membuat laporan audit, auditor perlu data yang berpaut dan handal dari
manajemen. Auditor perlu mengembangkan hubungan yang saling pecaya dan saling menghargai dengan
manajemen. Dengan demikian, auditor dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan. Hubungan
tersebut tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan audit, tetapi juga untuk masa yang akan datang.
Auditor harus menjaga hubungan baik dengan direktur, staf kantor, controller, dan personel kunsi lain.
Meskipun demikiaan, auditor tetap harus menjaga independensi dan obyektivitasnya.
• Dewan komisaris
Hubungan auditor independen dengan dewan komisaris tergantung pada komposisi dewan komisaris.
Apabila dewan komisaris sebagian besar terdiri atas direktur, atau staf manajemen lain, maka
hubungannya seperti antara auditor dengan manajemen.
Apabila dewan komisaris terdiri atas beberapa anggota di luar manajemen perusahaan, maka terdapat
hubungan yang berbeda. Dewan komisaris sering berperan penting pada rapat umum pemegang saham
untuk pemegang saham untuk menentukan kantor akuntan public yang dipilih.
Komite audit kadang dibentuk dalam suatu perusahaan. Dalam keadaan seperti itu, dewan komisaris
maupun komite audit dapat berperan sebagai penghubung auditor dan manajemen. Fungsi komite audit
antara lain :
1. Membantu dewan komisaris dalam memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya.
2. Mengawasi kebijakan dan praktik akuntansi, dan pelaporan keuangan perusahaan.
3. Memperkuat idependensi akuntan publik.
4. Menentukan kantor akuntan publik yang ditunjuk untuk melaksanakan audit.
5. Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor.
6. Melakukan komunikasi dengan auditor mengenai masalah-masalah tertentu yang berkaitan dengan
pelaksanaan audit seperti pembatasan lingkup audit oleh manajemen.
7. Menelaah laporan keuangan dan laporan audit bersama auditor independen.
• Auditor Internal
Auditor independen pada umumnya mempunyai hubungan yang erat dengan auditor internal
perusahaan yang diaudit. Auditor independen kadang diminta untuk menelaah dan menilai kualitas
kinerja auditor internal. Di samping itu, auditor internal dapat membantu auditor independen pada saat
penilaian struktur pengendalian internal perusahaan klien. Meskipun demikian, pekerjaan auditor internal
tidak dapat menggantikan pekerjaan auditor independen.
Auditor independen perlu menentukan pengaruh pekerjaan auditor internal terhadap pekerjaannya.
Oleh karena itu, auditor independen harus :
- menentukan kompetensi dan obyektivitas auditor internal,
- memeriksa kualitas pekerjaan auditor internal.
Auditing dan akuntansi berhubungan erat. Seorang auditor harus seorang akuntan, tetapi bukan berarti
harus belajar akuntansi terlebih dahulu daripada auditing. Ada perbedaan signifikan antara proses akunatansi
keuangan yang menghasilkan laporan keuangan dengan auditing. Perbedaan itu dapat dilihat dalam hal metode
maupun tujuan.
Metode akuntansi mencakup pengindentifikasi transaksi atau kejadian yang mempengaruhi entitas. Hasil
proses ini adalah laporan keuangan maupun bentuk laporan lainnya. Metode auditing mencakup penghimpunan
dan pengevaluasian bukti yang berhubungan dengan asersi manajemen. Hasil akhir proses auditing adalah laporan
auditor independen. Tujuan akuntansi adalah mengkomunikasikan data keuangan yang relevan dan dapat
diandalkan yang berguna bagi pengambilan keputusan. Auditing menguraikan informasi yang ada dalam laporan
keuangan untuk mencari pembuktian yang dapat mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran penyajian
informasi tersebut. Jadi, akuntansi mempunyai struktur yang bersifat konstruktif, sedang auditing mempunyai
struktur yang bersifat analisis.
Laporan Audit
Laporan audit merupakan alat formal auditor untuk mengkomunikasikan suatu kesimpulan yang
diperoleh mengenai laporan keuangan auditan kepada pihak yang berkepentingan. Auditor harus memenuhi
keempat standar pelaporan di dalam membuat dan mengeluarkan laporan audit.
6. Nama KAP, tanda tangan Akuntan Publik, nama Akuntan Publik, nomor registrasi Akuntan Publik, tanggal
pelaporan.
Ada lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion)
Tahapan Audit Laporan Keuangan
Auditor independen harus menempuh empat tahap pada saat melaksanakan audit laporan
keuangan. Keempat tahap tersebut adalah :