Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pengantar Akuntansi ll
Yang Dibina Oleh Ibu Hj. NINIK A. SE., MSA., Ak., CA
Disusun Oleh
1. Alvina Wahyu Sukmaningtias (20130310021)
2. Nur Fadlilah (20130310024)
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANATAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASA ( Pengakuan Piutang Usaha )
2.1 Piutang Dagang
2.2 Pengakuan Piutang Usaha
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Piutang Usaha
2.4 Fungsi Piutang yang Perlu Diketahui
2.5 Tujuan Dilakukannya Piutang Oleh Perusahaan
2.4 Ilustrasi Penagkuan Piutang Usaha
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Piutang dalam suatu lingkup usaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Piutang
terjadi sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara kredit kepada
pelanggan.Pemberian jangka waktu kepada pelanggan untuk melunasi kewajibannya
merupakan kebijakan tersendiri dari setiap perusahaan.
Pemberian kelonggaran pembayaran kewajiban kepada pelanggan ini dapat
menguntungkan dan merugikan perusahaan. Pemberian piutang akan meningkatkan aktivitas
dalam suatu perusahaan karena pelanggan diberikan kemudahan atau keringanan dalam
membayar kewajibannya kendati sudah mendapatkan barang atau sudah menikmati jasanya.
Pemberian piutang ini bisa juga semakin memperbanyak cakupan bisnis suatu perusahaan.
Namun disisi lain piutang dapat menimbulakam kerugian. Hal ini berkaitan dengan
ketidakpastian dalam pembayaran piutang. Piutang dapat menimbulkan kerugian bagi
perusahaan karena untuk masa kedepan akan ada kemungkinan debitur tidak sanggup
membayar kewajibannya.
Oleh karena itu dalam memberikan piutang kepada pelanggan perusahaan juga harus
mempunyai bebarapa pertimbangan tersendiri. Selain itu perusahaan juga harus
mempertimbangkan untuk membuat penyisihan jika terjadi kemungkinan debitur tidak
sanggup untuk membayar utangnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian piutang dagang
2. Apa pengakuan piutang usaha
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi piutang usaha
4. Apa fungsi piutang yang perlu diketahui
5. Apa tujuan dilakukannya piutang oleh perusahaan
6. Bagaimana ilustrasi pengakuan piutang usaha
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian piutang dagang
2. Utuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi piutang usaha
3. Untuk mengetahui pengakuan piutang usaha
4. Untuk mengetahui fungsi piutang
5. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya piutang oleh perusahaan
6. Untuk mengetahui ilustrasi pengakuan piutang usaha
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Bambang Riyanto, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi piutang usaha adalah
sebagai berikut:
a. Volume Penjualan Kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan maka jumlah investasi
dalam piutang juga demikian. Artinya, perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih
besar dalam piutang dan meski berisiko semakin besar, profitabilitasnya juga akan
meningkat.
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila
perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat artinya keselamatan kredit lebih
diutamakan dari profitabilitasnya. Syarat pembayaran yang ketat antara lain tampak dari batas
waktu pembayaran yang pendek atau pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran
piutang terlambat. Umumnya, syarat pembayaran penjualan kredit dinyatakan dengan term
tertentu, misalnya 2/10 net 30. Ini berarti apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari
sesudah waktu penyerahan barang, si pembeli akan mendapatkan potongan tunai sebesar 2%
dari harga penjualan, dan pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari
sesudah waktu penyerahan barang.
Dalam penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal bagi
kredit yang diberikan kepada para pelanggan. Makin tinggi batas waktu yang diberikan
kepada pelanggan, makin besar pula dana yang diinvestasikan kedalam piutang.
Kebijakan dalam menagih piutang, secara aktif ataupun pasif, dapat dilakukan oleh
perusahaan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan
mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas ini, namun dapat
memperkecil resiko tidak tertagihnya piutang. Perusahaan juga berharap agar pelanggan
menyetor pembayaran hutang tepat waktu. Kebijakan ini ditempuh dengan cara:
Kegiatan piutang dalam perusahaan dilakukan oleh perusahaan tentu saja bukan tanpa
maksud. Dengan kata lain, ada tujuan tersendiri yang kemudian menjadi landasan mengapa
perusahaan berkenan untuk terlibat dalam suatu piutang. Seperti yang disebutkan sebelumnya
bahwa piutang itu sendiri tidak serta merta memberikan dampak negatif atas perkembangan
perusahaan.
Menyikapi hal tersebut, berikut ini beberapa tujuan piutang yang perlu diketahui.
1 April 2011, PT Merdeka menjual barang secara kredit kepada CV Mulia seharga Rp.
1.000.000,00 dengan syarat 2/10,n/30. Pada tanggal 5 April 2011, CV mulia mengembalikan
barang yang dibelinya seharga Rp. 1.000.000,00 kepada PT Merdeka, karena cacat. Pada
Tanggal 11 April 2011, PT Merdeka menerima pelunasan dari CV Mulia sebesar saldo
tagihannya. Jurnal untuk mencatat transaksi transaksi di atas dalam pembukuan PT Merdeka
adalah sebagai berikut.
Setelah ayat-ayat jurnal di atas dibukukab ke buku besar, makaakun Piutang Usaha di buku
besar akan nampak sebagai berikut :
Kesempatan untuk mendapat potongan tunai biasanya terjadi ketika produsen (pabrikan)
melakukan penjualan kepada pedagang besar (grossir) atau dari grossir ke pedagang
pengecer. Pada umumnya potongan diberikan dengan maksud untuk mendorong agar
pembayaran dilakukan lebih cepat atau lebih tepat waktu, atau karena alasan persaingan.
Potonganjarang diberikan oleh oedagang pengecer kepada konsumen langsung.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Piutang dagang (Account Receivables) adalah piutang atau tagihan yang timbul dari
penjualan kredit barang atau jasa dalam suatu perusahaan atau organisasi yang merupakan
usaha pokok perusahaan, atau semua pelanggan untuk barang atau layanan jasa yang
disampaikan secara kredit. Pengakuan atau recognition adalah penentuan tentang kapan
piutang harus dicatat/diakui sebagai asset atau harta. Pengendalian interen atas penerimaan
piutang, Agar tercipta pengendalian interen yang baik atas penerimaan kas dari piutang,
bagian kredit tidak boleh merangkap sebagai penerima pelunasan piutang. Sebaliknya,
petugas penerimaan kas tidak berwenang untuk memberi persetujuan kredit. Jika hal ini
terjadi, maka peluang terjadinya penyelewengan menjadi terbuka. Faktor-faktor yang
mempengaruhi piutang usaha antara lain volume penjualan kredit, syarat pembayaran
penjualan kredit, ketentuan tentang pembatasan kredit, kebijakan dalam penagihan piutang,
dan kebiasaan pembayaran pelanggan. Fungsi piutang yaitu piutang dalam perusahaan
difungsikan untuk mendatangkan suatu keuntungan, maka perusahaan tersebut nantinya akan
mendapatkan bunga yang telah disepakati bersama. Akan tetapi, keberadaan piutang juga bisa
berpotensi menyebabkan kerugian ketika pihak pengelola perusahaan tidak bisa mengelola
aset perusahaan yang diberikan kepada orang lain sebagai bentuk piutang. Tujuan piutang
antara lain membantu dalam meningkatkan jumlah penjualan atas produk perusahaan, kondisi
ini nantinya akan memberikan dampak positif atas peningkatan keuntungan perusahaan, dan
terciptanya hubungan yang jauh lebih erat antara perusahaan dengan semua pembeli karena
kemudahan yang ditawarkan perusahaan atas barang yang diproduksinya.
3.2 SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia yang pasti nya
mmiliki kesalahan. Oleh karena Itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis
bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ini untuk kedepannya bisa menjadi lebih baik
lagi, dan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://aktkeu.blogspot.com/2013/10/piutang-usaha-dan-piutang- wesel.html
https://idcloudhost.com/apa-itu-piutang-pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenisnya/
Buku Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2 Oleh Al.Haryono Jusup Universitas Gadjah Mada