Anda di halaman 1dari 5

Akuntansi Penghimpunan Dana

Ketentuan Syariah

Penghimpunan dana masyarakat diperbankan syariah menggunakan instrumen yang sama


dengan penghimpunan dana pada bank konvensional. Perbedaan mendasar mekanisme kerja
instrumen penghimpunan dana syariah terletak pada tidak adanya bunga yang lazim digunakan
oleh bank konvensional. Ketentuan tentang larangan haramnya menggunakan mekanisme bunga
bagi bank syariah difatwakan oleh DSN dalam fatwa DSN nomor 1 tentang giro, nomer 2
tentang tabungan dan nomor 3 tentang deposito.

Tabungan

Tabungan menurut UU nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan adalagh simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Dalam praktik
perbankan syariah di Indonesia, sebagian besar bank syariah menggunakan skema tabungan
mudharabah.

Akuntansi Tabungan Mudharabah

Akuntansi untuk tabungan ini dan penghimpunan dana bentuk lainnya yang menggunakan
akad mudharabah pada dasarnya mengacu pada PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah.

Transaksi Penambahan Tabungan Mudharabah

Beberapa transaksi terkait tabungan mudharabah dapat mengakibatkan bertambahnya saldo


tabungan mudharabah. Transaksi tersebut antara lain adalah setoran tnai nasabah, transfer dari
kantor cabang lain ke rekening nasabah, transfer dari bank lain ke rekening nasabah, dan
penerimaan bagi hasil mudharabah ke rekening nasabah.

Contoh Transaksi Penambahan Saldo Rekening Tabungan Mudharabah

02 Jun 20XA Bank murni syariah (BMS) cabang Yogyakarta menerima setoran tunai pembukuan
tabungan mudharabah atas nama Ursila sebesar Rp 3.500.000
08 Jun 20XA Ursila menerima transfer dari nasabah BMS cabang solo sebesar Rp 500.000
17 Jun 20XA Ursila menerima kiriman dari nasabah Bank Peduli Syariah BPS sebesar Rp
1.500.000
31 Jun 20XA Ursila menerima bagi hasil tabungan mudharabah dari BMS sebesar Rp 20.000
Jurnal untuk transaksi diatas

Tanggal Rekening Debit Kredit


02/06/XA Db Kas 3.500.000
Kr Tab.mudharabah-ursila 3.500.000
08.06/XA Db RAK cabang Solo* 500.000

Kr Tab.mudharabah-ursila 500.000
17/06/XA Db giro bank indonesia 1.500.000
Kr Tab.mudharabah-ursila 1.500.000
31/06/XA Db hak pihak ketiga atas bagi hasil 20.000
Kr Tab.mudharabah-ursila 20.000
Adapun untuk transaksi yang melibatkan transaksi antar bank yang berbeda biasanya di
selesaikan dalam mekanisme yang di fasilitasi oleh Bank Indonesia atau pihak yang ditunjuk
oleh BI.
Transaksi Pengurangan Tabungan Mudharabah

Beberapa transaksi yang dapat mengakibatkan berkurangnya saldo tabungan mudharabah


adalah penarikan tunai oleh nasabah, transfer ke rekening lain pada bank yang sama, transfer
kepada nasabah bank lain, serta penarikan biaya administrasi tabungan, pajak, dan lainnya oleh
bank.

Ilustrasi transaksi yang mengakibatkan berkurangnya saldo rekening tabungan mudharabah


nasabah.

Contoh Transaksi Penambahan Saldo Rekening Tabungan Mudharabah

02 Jun 20XA Bank murni syariah (BMS) cabang Yogyakarta menerima setoran tunai pembukuan
tabungan mudharabah atas nama Ursila sebesar Rp 3.500.000
08 Jun 20XA Ursila menerima transfer dari nasabah BMS cabang solo sebesar Rp 500.000
17 Jun 20XA Ursila menerima kiriman dari nasabah Bank Peduli Syariah BPS sebesar Rp
1.500.000
31 Jun 20XA Ursila menerima bagi hasil tabungan mudharabah dari BMS sebesar Rp 20.000
Jurnal untuk transaksi diatas

Tanggal Rekening Debit Kredit


02/06/XA Db Kas 3.500.000
Kr Kas 3.500.000
08.06/XA Db RAK cabang Solo* 500.000

Kr RAK cabang Solo 500.000


17/06/XA Db giro bank indonesia 1.500.000
Kr Tab.mudharabah-ursila 1.500.000
31/06/XA Db hak pihak ketiga atas bagi hasil 20.000
Pendapatan administrasi tab. mudharabah 20.000
Db Tab. Mudharabah-ursila 4.000
Titipan kas negara-pajak tabungan 4.000
Akuntansi Tabungan Wadiah

Pada prinsipnya sdama dengan akuntansi tabungan mudharabah. Berdasarkan PAPSI 2013,
tabungan wadiah diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang dilakukan oleh pemilik
rekening. Insentif yang diberikan kepada nasabah tabungan mudharabah disebut dengan hak
pihak ketiga atas bagi hasil yang dihitung dalam presentase tertentu yang harus dibayar oleh
bank secara periodik sesuai dengan tingkat keuntungan bank syariah. Akan tetapi dalam praktik
bank cenderung menunjukan jumlah total bonus yang diberikan dalam buku tabungan.

Misalnya pada tanggal 5 maret 20XA haniya nasabah tabungan wadiah Bank Peduli Syariah
BPS menerima bonus wadiah sebesar Rp 20.000 dan dipotong pajak Rp 4.000 maka jurnalnya
adalah

Tanggal Rekening Debit Kredit


05/03/XA Db beban bonus tabungan wadiah 20.000
Kr tabungan wadiah-Haniya 20.000
Db Tabungan wadiah 4.000
Kr titipan kas negara-pajak tabungan 4.000
Giro

Adalah simpanan yang penarikannya dapart dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet, giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindah bukuan.

Giro Wadiah
Adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad wadiah adalah akad
penitipan dana dengan ketentuan penitip dana mengizinkan kepada bank untuk memanfaatkan
dana yang dititipkan dan bank wajib menegmbalikan sewaktu-waktu penitip mengambil dana
tersebut.

Transaksi Penambahan Rekening Giro Wadiah

Dapat bertambah melalui penyetoran tunai, transfer dari tabungan maupun giro cabang lain
dari bank yang sama, penerimaan cek dari nasabah bank lain yang di uangkan oleh nasabah suatu
bank, dan penerimaan bonus giro wadiah dari bank syariah.

Untuk transaksi yang bersift transfer antar kantor, dalam prakti perbankan biasa digunakan
rekening sementara dengan nama RAK, seperti dapat dilihat pada jurnal transaksi tanggal 5
Maret.

Transaksi Pengurangan Giro Wadiah

Beberapa transaksi yang berakibat terjadinya berkurangnya saldo giro wadiah antara lain
adalah penarikan cek oleh nasabah giro wadih untuk ditukar secara tunai, penarikan bilyet giro
untuk ditransfer ke cabang lain bank yang sama atau ke nasabah bank lain serta potongan
administrasi dan pajak tabungan.

Giro Mudharabah

Merupakan instrumen penghimpunan dana melalui produk giro yang menggunakan akad
mudharabah. Giro mudharabah harus mengikuti fatwa DSN tentang mudharabah. Akad
Mudharabah adalah akad yang digunakan dalam perjanjian antara pihak penanam dana dan
puhak pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu. Akuntansi giro mudharabah
pada prinsipnya sama dengan akuntansi giro wadiah. Pembedanya adalah dalam hal insentif yang
diterima oleh nasabah.

Deposito Mudharabah

Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah deposito adalah investasi dana
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah
penyimpan dan bank syariah dan atau UUS.

Contoh transaksi terkait deposito mudharabah

01 Sept 20XA BMS menerima setoran atas nama Bunda Dolly Rp 5.000.000 sebagai investasi deposito
mudharabah untuk jangka waktu satu bulan dengan nisbah 60% untuk nasabah sisanya
untuk BMS
30 Sept 20XA Berdasar perhitungan distribusi pendapatan bagi hasil yang akan dibayar untuk kelompok
deposito mudharabah adalah Rp 15.000.000
04 Okt 20XA Dibayarkan bagi hasil deosito mudharabah kepada Bunda Dolly sebesar Rp 40.000 dan
dipotong pajak 20%. Pembayaran bagi hasil dilakukan ke rekening tabungan mudharabah
atas nama pemilik yang sama.
05 Okt 20XA Bunda Dolly mencairkan deposito mudharabah secara tunai
Jurnalnya adalah sebagai berikut

Tanggal Rekening Debit Kredit


01/09/XA Db.Kas 5.000.000
Kr.Deposito mudharabah-bunda Dolly 5.000.000
30/09/XA Db.Hak pihak ketiga atas bagi hasil-deposito 15.000.000
mudharabah*
Kr.Bagi hasil belum dibagikan-deposito 15.000.000
04/09/XA Db. Bagi hasil belum dibagikan-deposito 40.000
Kr. Tabungan mudharabah-bunda dolly** 32.000
Kr. Titipan kas negara-pajak deposito 8.000
05/09/XA Db. Deposito mudharabah-bunda dolly 5.000.000
Kr. kas 5.000.000
*Hak pihak ketiga atas bagi hasil dicadangkan sebagai beban yang masih harus dibayar setiap bulan. Besar
pencadangan ini mempunyai dua alternatif. Pertama,dicadangkan sebesar total bagi hasil yang akan dibayarkan
selama 1 bulan penuh pada bulan jatuh tempo. Kedua, dicadangkan sebesar porsi bagi hasil yang hanya
menjadi beban pada akhir bulan pencatatan. Kemudian saat pembayaran bagi hasil pada saat jatuh
tempo,mengakui adanya tambahan hak pihak ketiga (biaya bagi hasil)
*Terdapat sedikit perbedaan dalam mekanisme penyaluran bagi hasil tabungan dengan bagi hasil deposito.
Pada tabungan, bank memasukkan semua bagi hasil untuk tabungan terlebih dahulu sebelum memotong pajak
PPh pasal 4 (2) agar nasabah bisa melihat besar masing-masing bagi hasil dan pajak. Adapun bagi hasil
deposito yang disalurkan kepada nasabah bersifat neto karena sudah dipotong langsung.

Penyajian Transaksi Penghimpunan Dana

Terdapat beberapa aakun yang berkaitan dengan penghimpunan dana dengan akad
mudharabah sebagai berikut :

1. Dana mudharabah disajikan sebagai dana syirkah temporer dengan memisahkan antara
dana mudharabah yang berasal dari bank dan bukan bank.
2. Bagi hasil dana mudharabah yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh tempo tetapi
belum diserahklan kepada nasabah disajikan dalam pos kewajiban segera.
3. Bagi hasil dana mudharabah yang sudah diperhitungkan pada akhir periode tetapi belum
jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang belum dibagikan.

Pengungkapan Transaksi Penghimpunan Dana

Berdasarkan PAPSI 2013, untuk dana yang dihimpun dengan skema mudharabah harus
mengungkap antara lain :

1. Isi kesepakatan utama akad mudharabah berupa porsi dana dan pembagian hasil usaha.
2. Rincian dana mudharabah yang diiterima berdasarkan:
a. Jenis mudharabah
b. Pemilik dana mudarabah
c. Jenis mata uang dana mudharabah
3. Rincian dana mudharabah yang disalurkan berdasarkan :
a. Sumber dana mudharabah
b. Penerima dana mudharabah
c. Jenis mata uang yang digunakan
4. Pihak pihak yang berelasi, baik nasabah atau nasabah penerima penyaluran dana
mudharabah.
5. Jumlah simpanan yang diblokir untuk tujuan tertentu sebagai jaminan pembiayaan atau
transaski perbankan syariah.

Anda mungkin juga menyukai