Anda di halaman 1dari 3

PERBEDAAN USURY DAN INTEREST

RIBA (USURY) Adalah pengambilan bunga atas pinjaman uang dengan berlebihan,
sehingga cenderung mengarah kepada eksploitasi atau pemerasan. BUNGA (INTEREST)
Adalah tanggungan pada pinjaman uang,yang biasanya di nyatakan dengan persentase dari uang
yang dipinjamkan.

1. Riba (Usury)
a. Riba Qard
b. Riba Jahiliyah
c. Riba fadhl Riba nasiah
2. Bunga (Interest)
a. Bunga Tetap (Fixed Interest)
b. Bunga Mengambang (Floating Interest)
c. Bunga Flat (Flat Interest)
d. Bunga Efektif (Effective Interest)
e. Bunga Anuitas (Anuity Interest)

Kemudhoratan system bunga sehingga dikategorikan sebagai riba, antara lain adalah :

1. Mengakumulasi dana untuk keuntungannya sendiri


2. Bunga adalah konsep biaya yang digeserkan kepada penanggung berikutnya
3. Menyalurkan hanya kepada mereka yang mampu
4. Penanggung terakhir adalah masyarakat
5. Memandulkan kebijakan stabilitas ekonomi dan investasi
6. Terjadi kesenjangan yang tidak akan ada habisnya

Menurut Muhammadiyah Bunga Bank dikatakan haram apabila mengarah kepada


pemerasan (dlulm) terhadap debitur. Kalaulah bunga bank milik negara adalah halal karena tidak
terdapat illat (sebab) dlulm, maka bank milik swastapun, selama praktik operasionalnya tidak ada
illat tersebut dapat dinyatakan hukumnya halal (Rozie, 1996:4).
Ketika uang dipinjamkan untuk keperluan konsumsi. Memang kejam bahwa uang yang
dipinjamkan kepada orang-orang yang membutuhkannya untuk biaya hidup mereka sehari-hari,
harus dijadikan sumber keuntungan, keuntungan yang diambil ini bisa dikategorikan sebagai
RIBA.

Bunga, di pihak lain merupakan beban yang wajar untuk penggunaan uang didalam
proses produktif industri atau perdagangan. Peminjam menggunakan uang itu dan memperoleh
keuntungan, maka wajarlah baginya untuk memberikan sejumlah bunga kepada si pemberi
pinjaman, yang pinjamannya memungkinkan dia membuat keuntungan itu (Bagi hasil)

Kriteria atau batasan yang dimaksud dengan RIBA adalah dititik beratkan pada
penentuan sebelumnya, kelebihan yang diperoleh dari modal dasar yang dihitungkan atau di
investasikan pada orang lain, sedikit atau banyak. Jadi, kelebihan dari modal dasar yang tidak
ditentukan sebelumnya atau berdasarkan untung dan rugi (produktif) tidak dikategorikan
riba.Tetapi yang dikategorikan riba adalah penentuan jumlah kelebihan yang harus diberikan
atau didapat tanpa mengindahkan apakah si peminjam itu untung atau rugi dalam usahanya.

Kalau kita melihat sejenak dari praktik bunga (tambahan) yang dilakukan oleh bank-
bank konvensional yang ada sekarang ini atau obligasi-obligasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan, kemudian kita konfirmasikan dengan definisi serta Kriteria riba tersebut diatas,
maka jelaslah bahwa bunga bank atau obligasi yang beredar merupakan bentuk dari praktik
ribawi, karena jumlah kelebihan telah ditentukan sebelumnya.

Dalam keadaan-keadaan darurat bunga halal haramnya. Hanya bunga yang berlipat ganda
saja yang dilarang, adapun suku bunga yang “wajar” dan tidak mendzolimi diperkenankan.
Lembaga keuangan bank,demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank sebagai lembaga
“hukum” tidak termasuk dalam teritorial hukum taklif. Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja
yang pengambilan bunganya dilarang,adapun yang produktif tidak demikian.

Bunga diberikan sebagai ganti rugi atas hilangnya kesempatan untuk memperoleh
keuntungan dari pengelola tersebut. Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barang-
barang lainnya sehingga dapat disewakan atau diambil upah atas penggunanya. 6.Bunga
diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang mengakibatkan menyusutnya nilai uang atau daya
beli uang itu.
Jumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih tinggi dari jumlah yang sama
pada suatu nanti,oleh karena itu bunga diberikan untuk mengimbangi penurunan nilai atau daya
beli uang ini. Bunga diberikan sebagai imbalan atas pengorbanan tidak atau berpantang
menggunakan pendapatan yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai