Disusun Oleh :
- Lutfi Ubaidillah
INDONESIA PURWAKARTA
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq, hidayah
serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini tanpa
adanya hambatan yang di luar kemampuan.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung kita
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah dari Allah terutama nabi yang telah
membawa mu’jizat-Nya yang berupa Al-Qur’an, yang dengannya bisa kita peroleh petunjuk
dan segala macam ilmu.
Untuk yang selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada segenap rekan-rekan
kami, terutama kepada dosen kami yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada kami,
sehingga dapat tersusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah kami masih banyak terdapat kesalahan yang
itu memang kelemahan dari kami. untuk itu, kami mohon untuk diberikan kritik dan saran
untuk kemajuan kami khususnya dan rekan-rekan umumnya.
Akhirnya saya berharap, makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amiin.
Penyusun
2
Daftar ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
BAB II ISI..................................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN.................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, sukuk hadir untuk membantu para kaum muslim yang ingin ikut serta
dalam kegiatan investasi agar tidak terjerumus kedalam praktik-praktik yang diharamkan oleh
hukum syara’. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai sukuk, mekanisme sukuk,
aplikasi sukuk, risiko serta perkembangannya di Indonesia.
4
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN
Sukuk, shikâk atau ashukk berasal dari kata shakk ( )صكyang pada mulanya
berarti lembar pernyataan/kesaksian yang digunakan orang Arab kuno untuk keperluan
keamanan, jaminan imbalan dan perdagangan. Sukuk dapat pula diartikan dengan Efek
Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian
penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas1:
1. Kepemilikan aset berwujud tertentu;
2. Nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau
3. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Sementara itu, menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia, sukuk adalah suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang . Sukuk mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Sedangkan menurut Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan No. KEP-130/BL/2006 tahun 2006 Peraturan No. IX .A. 13, sukuk ádalah efek
syariah berupa sertufikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian
penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas kepemilikan aset berwujud tertentu
nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, dan
kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Sesungguhnya, sukuk / ini bukan merupakan istilah yang baru dalam sejarah Islam.
Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan, dimana umat Islam menggunakannya
dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk. Ia
dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan
kewajiban finansial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya
(Ayub, 2005). Namun demikian, sejumlah penulis Barat yang memiliki concern terhadap
1
Achsien, Inggi H, 2000, Investasi Syariah di Pasar Modal, Menggagas Tuntas Konsep dan Praktek Manajemen
Portofolio syariah, Gramedia, Jakarta.
5
sejarah Islam dan bangsa Arab, menyatakan bahwa sakk inilah yang menjadi akar kata
“cheque” dalam bahasa latin, yang saat ini telah menjadi sesuatu yang lazim dipergunakan
dalam transaksi dunia perbankan kontemporer (Adam, 2005).
Karakteristik sukuk merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat
(benefical title).
· Pendapatan berupa bagi hasil sesuai perjanjian kontrak kerja dan jenis akad yang digunakan.
· Terbebas dari riba, gharar, dan maysir.
· Penerbitannya melalui special purpose vechicle (SPV)
· Memerlukan underlying asset.
· Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip syariah.
6
2.4 TIPE-TIPE SUKUK
Tipe sukuk berdasarkan akadnya terdapat berbagai jenis sukuk tetapi yang dikenal secara
international dan telah mendapatkan endorsement dari The Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) adalah 2:
Sukuk Ijarah : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah,
dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menyewakan hak manfaat
atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati,
tanpa diikuti perpindahan kepemilikan aset itu sendiri.
Sukuk Mudharabah: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
mudharabah, dimana satu pihak menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan
pihak lain menydiakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama
tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan (nisbah) yang disepakati
sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia
modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard (niat tidak baik dari
mudharib).
Sukuk Musyarakah : Sukuk yang diterbitkan berdasarka perjanjian atau akad
musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk
membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai
kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai
dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.
Sukuk Istishna : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istishna,
dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau
barang. Adapun harga, waktu penyerahan dan spesifikasi proyek/barang ditentukan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.
Sedangkan berdasarkan institusi yang menerbitkannya maka sukuk terdiri atas dua
macam yaitu sukuk Negara dan sukuk korporasi.
2
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada buku “ Bank dan Lembaga Keuangan syariah” Penerbit Ekonisia,
Karangan Heri Sudarsono
7
Sukuk korporasi ini di terbitkan oleh swastaDalam operasionalnya peritel menjalankan
beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan
jasa, menjalankan fungsi memecah (bulk breaking), maupun menambah nilai produk. Secara
keseluruhan, pengelolaan binis ritel membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen
secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, maupun
operasional.
Pasar keuangan di Indonesia baru saja mencatat sejarah baru. Meski terlambat, Pada
Mei 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No. 19/2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk Negara (sovereign sukuk). kita patut
memberikan apresiasi tinggi atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU
Sukuk Negara ini. Dikatakan terlambat, karena perkembangan sukuk di Indonesia,
sesungguhnya sudah dimulai oleh swasta, meskipun pangsanya masih kecil.
Pada tahun ini, pemerintah berencana menerbitkan sukuk hingga Rp18 triliun. Bila
dibandingkan dengan obligasi negara konvensional, rencana penerbitan sukuk ini memang
8
masih kecil. Namun, dimulainya penerbitan sukuk ini oleh pemerintah ini akan dapat menjadi
trigger bagi penerbitan sukuk lainnya. Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara dan
adanya rencana penerbitan sukuk oleh pemerintah, itu berarti sukuk kini menjadi instrumen
pembiayaan yang diakui sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap sukuk
kita, baik sukuk negara maupun sukuk korporasi.
Menurut S&P saat ini Malaysia dan UEA akan tetap memegang posisinya sebagai
penguasa pasar, karena ditopang oleh regulator dan status UEA sebagai pintu masuk
(gateway) para investor global. Selain dukungan yang kuat dari pemerintah setempat,
perkembangan pesat tersebut juga tidak terlepas dari kinerja sukuk itu sendiri. Berdasarkan
data dari Dowjones terlihat bahwa di seluruh dunia indeks surat berharga yang berbasis
syariah (saham dan sukuk), kinerjanya lebih baik dibandingkan indeks konvensional. Hal
yang sama juga terjadi di Malaysia, sebagai negara terbesar dalam hal pangsa pasar
penerbitan sukuk di dunia.
3
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Buku “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah” Hal 305-315, edisi ke 3,
Karangan Heri Sudarsono, Penerbit Ekonisia 2003
9
2.6 PERANAN SUKUK DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sukuk didefinisikan sebagai suatu dokumen sah yang menjadi bukti penyerahan
modal terhadap kepemilikan suatu harta yang boleh dipindahmilikkan dan bersifat kekal atau
4
Manajemen Syariah di Departemen Manajemen dan Bisnis Unpad LMFE Unpad
10
jangka panjang. Mekanisme pembentukan sukuk hampir sama dengan mekanisme
pembentukan Islamic bonds, hanya terdapat perbedaan-perbedaan kecil.
DAFTAR PUSTAKA
S, Burhanuddin. 2009. Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum). Yogyakarta: UII Press.
11
Sutedi, Adrian. 2009. Aspek Hukum Obligasi Dan Sukuk. Jakarta: Sinar Gratika.
Ayyub, Muhammad 2007. Understanding Islamic Finance London: John Wiley and Sonsh .
Direktorat Pembiayaan Syariah dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang. 2009. “Sukuk
Ritel Investasi Rakyat Penuh Manfaat”. Jakarta.
Huda, Nurul & Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, Jakarta,
Prenadamedia Group, 2014.
Wahid, Nazaruddin Abdul, SUKUK: Memahami & Membedah Obligasi pada Perbankan
Syariah, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2010.
Majelis Ulama Indonesia. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor
32/DSN-MUI/IX/2002
12