Anda di halaman 1dari 15

SUKUK DALAM PERSPEKTIF KEUANGAN SYARIAH

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Syari'ah yang
diampu oleh Uly Mabruroh Halida, M.E.

OLEH :
Kelompok 8
Karimullah (19383041107)
Nur Faiqoh (19383042015)
Sherly Octavia Putri (19383042042)
Thean Derine Sabdarillah (19383042113)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAMNEGRI MADURA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarokatuh

Puji syukur, Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya kepada penulis sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “SUKUK DALAM PERSPEKTIF
KEUANGAN SYARIAH” Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kehadirat baginda nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari
kegelapan menujujalan yang terang benderang. Yakni agama Islam.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesain makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis juga menyadari bahwa terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca agar kami dapat memberikan yang lebih baik untuk yang
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat yang berkelanjutan bagi
pembaca ataupun penulis.

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Pamekasan, 13 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii


DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................
A. Pengertian Sukuk ...........................................................................................5
B. Dasar Hukum Sukuk ......................................................................................6
C. Perbedaan Sukuk Dengan Obligasi ................................................................8
D. Jenis-jenis Sukuk............................................................................................9
BAB III PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................................14
B. Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
.Pada saat ini perkembangan pasar modal sangat di soroti oleh para pembisnis
dikarenakan lebih efisiennya kinerja pasar modal, baik pasar modal konvensional
maupun pasar modal syariah. Tak jarang dari hampir seluruh perusahaan mendaftarkan
diri tuk ikut andil didalam kegiatan jual beli di pasar modal, yang mana salah satu
didalamnya adalah obligasi dan sukuk atau obligasi syariah.
Obligasi syariah atau sukuk adalah surat berharga sebagai instrumen investasi yang
diterbitkan atas dasar suatu transaksi atau kas syariah yang melandasinya (underlying
transaction), yang berupa akad musyarakah, ijarah, mudharabah, dan lain sebagainya.
Sukuk yang saat ini banyak diterbitkan adalah berdasar akad ijarah atau sewa, dimana
hasil investasi berasal dan dikaitkan dengan arus pembayaran sewa aset tersebut. Sukuk
juga dapat diterbitkan berdasar akad syariah lain (Huda & Edwin, 2008).
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal tersebut, penulis membantu mengulas
materi tentang pengertian sukuk, landasan hukum sukuk, perbedaan antara obligasi
dengan sukuk serta berbagai jenis sukuk.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa rumusan masalah yang akan
dikembangkan pada makalah adalah, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sukuk?
2. Apa landasan hukum sukuk?
3. Apa perbedaan antara sukuk dengan obligasi?
4. Apasaja jenis-jenis sukuk?
C. Tujuan
Berdasarkan ulasan rumusan masalah di atas dapat diketahui bahwa tujuan penulisan
makalah, sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Sukuk.
2. Untuk Megetahui Landasan Hukum Sukuk.
3. Untuk Mengetahui Perbedaan Sukuk dengan Obligasi.
4. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Sukuk.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sukuk
Sukuk adalah akar kata dari bahasa Arab “sakk” , jamaknya “sukuk atau sakaik”
yang berarti memukul atau membentur , dan juga bermakna percetakan atau menempa
sehingga kalu dikatakan sakak nukud bermakna percetakan atau penempaha uang (
majmaj’ al-lughah al-Arabiyah,1980: 648 dan lisan AL-Arab, 1985:172). istilah sakk
bermula dari tindakan membubuhkan cap angan oleh seseorang atas suatu dokumen
yang mewkili sutu kontrak pembentukan hak, obligasi, dan uang. Dalam konsep
modern disebutkan sebagai pengamanan pembiayaan yang memberikan hak atas
kekayaan dan tanggungan serta bentuk-bentuk hak milik lainnya (Natif J.Adam dan
Abdulkader Thomas, 2004:43).Sukuk didefinisikan sebagai suatu dokumen sah yang
menjadi bukti penyertaan modal atau bukti utang terhadap pemilika suatu harta yang
bleh dipindahmilikkan dan bersifat kekal atau jangka panjang.1
Kata-kata sakk, sukuk dan sakaik dapat ditelusuri dengan mudah pada literature
islam komersil klasik. Kata-kata tersebut terutama secara umum digunakn untuk
perdagangan internasional di wilayah musim pada abad pertengahan, bersamaan
dengan kata hawalah (menggambarkan transfer/pengiriman uang) dan mudarabah
(kegiatan bisnis persekutuan) akan tetapi, sejumlah penulis barat tentang sejarah
perdagangan islam / arab abad pertengahan memerikan kesimpiln bahwa kata sakk
merupakan kata dari suar ltin “chegue” atau “check” yang biasanya digunakan pada
perbankan kontemporer.
Suatu kenyataan dari keseluruhan system islam bahwa alternative yang
berlandaskan syriah keberadaanya seharusnya merupakan slternatif terhadap aktivitas
yang tidak berlandaskan syariah, yang selalu berlanjut sepanjang masa dan diakui,
yang dipraktikkan oleh umat manusia pada seluruh aspek kehidupandalamhal ini, para
sarjana muslim selama bertahun-tahun telah memberikan pemikiran mendasar, untuk
mencari aternatif islam terhadap instrument keuangan konvesional yang dapat
diperdagangkan.
Penerbitan instrument investasi ini dapat dipandang sebagai inovasi baru dalam
keuangan syariah sukuk bukan instrument utang piutang dengan bunga (riba), seperti

1
Nazaruddin Abdul WahidI,(sukuk:memahami dan membedah obligasi pada perbankan syariah),AR-RUZZ
MEDIA jl. Anggrek126 sambilegi, manguwoharjodepok, sleman, Yogyakarta 55282.hlm 92.

5
obligasi yang kita kenal dalm keuangan konvensional, tetapi sebagi instrument
investasi.Sukuk diterbitkan dengan suatu underlying asset dengan prinsipsyariah yang
jelas.
Sukuk (jamak dari kata sak) secara luas digunakan oleh masyarakat muslim di era
pertengahan sebagai surat berharga yang merupakan obligasi keuangan yang berasal
dari perdagangan atau kegiatan lainnya. Bagimanapun, struktur sukuk saai ini berbed
dari sukuk yng mula-mula digunakan dan mirip dengan konsep sekuritisasi
konvensional;suatu proses dimana kepemilikan asset-aset utama dipindahkan kepada
sejumlah besar investor melalui surat berharga yang umumnya diketahui sebagai
sanat,sertifikat, sukuk, atau instrument lain yang menggambarkan proporsi nilai dri
set yang relevan.2
Mazhab syafii menyebtkan hawalah tidak berbeda dengan sakk (keller, 1994:12).
Dimaksudkan denan hawalahberhubungan dengan penyelesaian utang yang dilakukan
dalam bentuk dan jumlah serta ukuran yang sama, sedangkan penyelesaian utn yang
dilkukan bukan atas dasar pertolongan termasuk dalam kategori riba. Demikian juga
dipahami, peranan hawalah berhubungan dekat dengan pengurusan bonds meskipun
secara mendasar yng digunakan ekarang dengan pertukaran mata uang.
Sukuk juga disebutkan sebagai aktiitas perniagan sertifikat atas set bersama yang
tidk dibagikan (pool asset), tetapi dijadikan sebagai objek kontrak jual beli atau objek
sewa dan lain-lain bentuk sesuai kontrak yang dibuat. Ia juga hamper sama dengan
Islamic bonds yang selama ini dimalkan oleh sebagian Negara islam. Perbedaannya
hanyalah pada pengamanan dan penggunaan akad serta pada perniagaansertifikat pada
pasaran sekunder.3
B. Landasan Hukum Sukuk
Menurut pandangan ekonomi syariah sukuk pada dasarnya bentuk penyertaan
modal sebagaimana musyarakah (kerjasama bisnis) pada umumnya, sehingga
menerbitkan kepemilikan atas aset, bukan meminjamkan uang (modal) sebagaimana
dalam obligasi. Perbedaan prinsip antara “meminjamkan uang/modal” yang dianut
dalam ekonomi konvensional dengan “kerjasama bisnis” dalam ekonomi syariah,
merupakan pokok perbedaan antara obligasi dan sukuk. Kerjasama binis
menempatkan para pihak dalam hak dan tanggung jawab yang sama dalam
2
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution,(investasi pada pasar modal syariah), kencana prenada media group
jln. Tambra raya no.23 rawamangun-jakarta 13220. 136.
3
Nazaruddin Abdul WahidI, sukuk:memahami dan membedah obligasi pada perbankan syariah,AR-RUZZ
MEDIA jl. Anggrek126 sambilegi, manguwoharjo depok, sleman, Yogyakarta 55282.98-101.

6
pengelolaan bisnisnya, termasuk berbagi untung dan resiko, sesuatu yang tidak ada di
dalam obligasi.4
Adapun landasan hukum sukuk dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat
5
25. Dimana Allah menegaskan bahwa Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.
ِّۗ ‫َّط ُه ال َّشٌ ْٰطنُ م َِن ا ْل َم‬
‫سِّ ٰذل َِك ِبا َ َّن ُه ْم َقالُ ْْٓوا ِا َّن َما‬ ُ ‫اَلَّ ِذٌ َْن ٌَأْ ُكلُ ْو َن الرِّ ٰبوا ََل ٌَقُ ْوم ُْو َن ا ََِّل َك َما ٌَقُ ْو ُم الَّ ِذيْ ٌَ َت َخب‬
‫ف‬َ ِّۗ ‫وا َف َمنْ َج ۤا َءهٗ َم ْو ِع َظ ٌة مِّنْ رَّ بِّهٖ َفا ْن َت ٰهى َف َل ٗه َما َس َل‬ ِّۗ ‫ّللاُ ا ْل َبٌ َْع َو َحرَّ َم الرِّ ٰب‬ّ ٰ ‫وا َواَ َح َّل‬
ۘ ‫ا ْل َب ٌْ ُع م ِْث ُل الرِّ ٰب‬
ٰۤ ُ ٰ
‫ار ۚ ُ ْم فِ ٌْ َها ٰخلِ ُا ْو َن‬
ِ ‫ك اَ ْ ٰح ُ ال َّن‬ َ ‫ول ِِٕى‬ ِ ّ ‫َواَمْرُ هٗ ْٓ ِا َلى‬
‫ّللا ِّۗ َو َمنْ َعااَ َفا‬
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya”.
Dalil Al-Qur‟an tentang sukuk bisa juga dilihat dalam surat Al-Maidah ayat 1
:6yang memerintahkan orang-orang beriman untuk memenuhi janjinya.
ِ ‫ت َل ُك ْم َب ِه ٌْ َم ُة ْاَلَ ْن َع ِام ا ََِّل َما ٌُ ْت ٰلى َع َل ٌْ ُك ْم َغٌ َْر ُم‬
‫حلِّى ال َّ ٌْ ِا َواَ ْن ُت ْم‬ ِ ُ‫ٰ ٌْٓا َ ٌُّ َها الَّ ِذٌ َْن ٰا َم ُن ْْٓوا اَ ْوفُ ْوا ِب ْال ُعقُ ْو ِّۗ ِا ا‬
ْ َّ‫حل‬
ٰ
‫ّللا ٌَحْ ُك ُم َما ٌ ُِر ٌْ ُا‬ َ ّ َّ‫ُح ُر ِّۗ ٌم اِن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji”
Perjanjian disini mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian
yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya. Adapun dalil sukuk tercantum
dalam Al-Qur‟an surat Al-Isra‟ ayat 34 :7yang memerintahkan untuk memenuhi janji
karena janji akan diminta pertanggung jawabannya.
‫ان َمسْ ُٔـ ُْو ًلل‬ ُ َ‫ًِ اَحْ َسنُ َح ٰ ّتى ٌَ ْبلُ َ ا‬
َ ‫شاَّهٗ َواَ ْوفُ ْوا ِب ْال َع ْه ِا اِنَّ ْال َعهْاَ َك‬ َ ًْ‫َو ََل َت ْق َرب ُْوا َما َل ْال ٌَ ِتٌ ِْم ا ََِّل ِبالَّ ِت‬
Artinya: “dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya”

4
Hapil Hanapi, “Penerapan Sukuk Dan Obligasi Syariah Di Indonesia”, Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah
Vol. I No. 02(Juli 2019)
5
QS. Al-Baqarah : 275
6
QS. Al-Maidah : 1
7
QS. Al-Isra’ : 34

7
Begitu pula dalam sebuah hadis yang menjadi dasar sukuk seperti yang
diriwayatkan oleh adalah hadits Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dari „Amr bin „Auf
al-Muzani.8
َّ‫شرُوطِ ِه ْم إَِل‬ َ ‫ُ ْلحًل ا َحرَّ َم َحالََلًل أَ ْو أَ َح َّل َح َرامًلا َوا ْلمُسْ لِم‬
ُ ‫ُون َع َلى‬ َ ‫ال ُّ ْل ُح َجا ِئ ٌز َبٌ َْن ا ْلمُسْ لِم‬
َّ‫ٌِن إَِل‬
‫ َشرْ ًلطا َحرَّ َم َحالََلًل أَ ْو أَ َح َّل َح َرامًلا‬.
Artinya: “Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”
Kemudian kaidah fiqih tentang sukuk yang digunakan adalah9

Artinya: “Pada dasarnya, semua bentuk mu‟amalah boleh dilakukan, kecuali ada dalil
yang mengharamkannya”.
Dengan mempertimbangkan beberapa dalil diatas, akhirnya dikeluarkanlah Fatwa
dewan syari‟ah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, tentang Sukuk (Obligasi
syari‟ah) adalah surat berharga berjangka panjang berdasarkan prinsip syari‟ah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syari‟ah, tersebut berupa bagi hasil,
margin atau fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. 10
C. Perbedaan Sukuk dengan Obligasi
Adapun perbedaan antara sukuk dengan obligasi adalah sebgai berikut:
1. Obligasi merupakan surat berharga yang berupa pernyataan utang dan penerbit
kepada investor sedangkan sukuk merupakan surat berharga yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah mereprosentasikan kepemilikan investor atas aset
yang menjadi dasar penerbitan sukuk (underlying).
2. Penerbitan obligasi tidak memerlukan adanya Underlying asset sedangkan
penerbitan sukuk memerlukan keberaaan Underlyingasset sebagai dasar
penerbitan dan sumber pembayaran, imbalan, yang distruktur melalui suatu
skema transaksi dengan menggunakan akad syariah.
3. Penerbitan obligasi tidak memerlukan landasan syariah sedangkan penerbitan
sukuk memerlukan landasan syariah baik berupa fatwa atau peryataan

8
Maula Nasrifah, “Sukuk (Obligasi Syariah) Dalam Perspektif Keuangan Islam”, Jurnal Asy-Syari’ah Vol. 5 No. 2,
(Juni 2019)
9
Ibid.
10
Dewan Syariah Nasional MUI, “Obligasi Syariah”

8
kesesuaian sukuk terhadap prinsip-prinsip syarah (dikeluarkan oleh lembaga
atau pihak yang berwenang di bidang syariah.
4. Tidak ada pembatasan secara syariah terkait penggunaan dana hasil penerbitan
obligasi. Sedangkan penggunaan dana hasil penerbitan sukuk hanya boleh
digunakan untuk hal-hal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah (halal).
5. Return atau imbalan bagi pemegang obligasi adalah berupa bunga (interest)
yang tidak terkait secara langsung dengan tujuan pendanaanya. Sedangkan
dalam sukuk, return yang diberikan terkait dengan asset, akad dan tujuan
pendanaanya return tersebut dapat berupa imbalan yang berasal dari uag sewa
(ujrah), fee, margin, bagi hasil atau sumber lainnya sesuai dengan
akad/kontrak yang digunakan dalam transaksi underlying.
6. Pandangan obligasi di pasar sekunder mencerminkan penjualan atas surat
utang, sedangkan penjualan sukuk di pasar sekunder mencerminkan
penjualanatas kepemilikan aset yang menjadi dasarpenerbitan.
7. Sebagai instrument berbasis syariah, sukuk memiliki basisinvestor yang lebih
luas mencakup investor konvensional dan investor syariah. Sedangkan
obligasi harga bisa meraih investor konvensional dan tidak dapat dipilih
sebagai instrument.11
D. Jenis-jenis Sukuk
Sukuk dapat dibedakan menjadi bebeapa jenis berdasarkan bentuk syariah
sebagai kontrak atau subkontrak utama, yang paling penting adalah shirakah, ijarah,
dan istisna‟.Menurut aturan dsar syariah, investasi sukuk harus distruktur, pada satu
sisi berdasarkan prinsip mudarabah. Pada sisi lain, bisnis dapat ilaksanakan melalui
bentuk/instrument partisipatory (keikutsertaan) atau fixed return. Jadi, tingkat return
pada sukuk akan berupa variabel atau quasi-fixed (pada kasus dalam bentuk fixed
return). Sukuk pada kategori kedua dapat dibuat sukuk dengan fied eturn melalui
prvisi berupa jaminan pihak ketiga (Islamic fiqh Academy,1985-2000: 65).
Dalam istilah penggunaan dana-dana yang dimobilisasi oleh institusi keuangan,
berikut ini merupakan kategori dari sukuk: sukuk mudarabah, sukuk musyarakah,
sukuku kepemilikan pada asset yang disewa jual, sukuk kepemilikan usufructs, sukuk

11
http://www.google.co.id./m. republika.co.id. diakses 14 November 2021 pada jam 18.40 WIB.

9
salam, sukuk istsna‟, dan sukuk murabahah. Karena prinsip mudarabah adalah dasar
untuk sema sukuk, kategori lain dari sukuk.12
1. Sukuk Mudharabah
Sukuk atau sertifikat mudharobah dapt menjadi instrument dalam
meningkatkan partisipasi publik pada kegiatan investasi dalam suatu
perekonomian. Jenis ini merupakan sertifikat yang mewakili proyek atau
kegiatan yang dikelola berdasarkan prinsip mudharobah dengan menunjuk
partner atau pihak lain sebagai mudharib untuk manajemen bisnis.
Berdasarkan islamic fiqh academy dari OIC (2000:61-65).
“Surat Berharga” yang mewakili obligasi moneter, yang dikeluarkan untuk
transaksi penjualan kredit oleh bank, tidak dapat menciptakan instrument yang
dapat diperjual belikan. Sementara tagihan murabahah tidak dapat mengambil
return tertentu, perjanjian mereka juga harus berdasarkan nilai yang tercantum.
Sukuk murabahah lebih memungkinkan digunakan untuk hal yang
berhubungan dengan pembelian barang untuk sector publik.Dalam kasus
pemerintah membutuhkan barang-barang dengan harga yang tinggi, maka
dimungkinkan untuk membelinya melalui penjualn kreditdengan membayar
angsuran. Penjual akan melakukan amortisasi biaya dan return-nya (margin
keuntungan) untuk keseluruhan periode angsuran. Pemerintah akan
menerbitkan sertifikat berdasarkan jumlah angsuran. Setiap sertifikat memiliki
tanggal jatuh tempo, yang mewakili hak kepemikikan dari penjual yang tidak
dapat dipindah tangankan dan sejumlah klaim yang tidak dapat di ubah.
Penjual atau pemegang sertifikat pertama dapat memindahkan hak
kepemilikannya kepada pihak lain, di mana pembayaran akan sama dengan
nilai yang tercantum dalam sertifikat dikurangi biaya pengumpulan.
2. Sukuk Musyarakah
Ini merupakan sertifikat nilai yang sama yang diterbitkan untuk memobilisasi
dana, yang digunakan berdasarkan persekutuan/firma sehingga pemegang-
pemegangnya menjadi pemilik dari proyek yang relevan atau memilii aset
berdasarkan bagian masing-masing yang merupakan bagian portopolio aset
mereka. Sukuk musyarakah dapat diterbitkan sebagai sertifikat yang dapat di
tebus oleh, atau, untuk sektor perusahaan atau untuk individu-invidu untuk

12
Nazaruddin Abdul WahidI, sukuk:memahami dan membedah obligasi pada perbankan syariah, AR-RUZZ
MEDIA jl. Anggrek126 sambilegi, manguwoharjodepok, sleman, Yogyakarta 55282.. hlm 140-141

10
rehabilisasi/kepegawaian mereka, untuk pembelian kendaraan bermotor untuk
penggunaan komersial mereka atau untuk pengembengan klinik, rumah sakit,
pabrik, pusat perdagangan dengan standart tinggi.
Sukuk musyarakah yang dapat ditebus relatif sama dengan sukuk mudharabah.
Untuk itu aturan dasar syariat yang berhubungan dengan mudharabah juga
akan diterapkan untuk sertifikat musyarakah. Perbedaan utamanya hanyalah
pihak perantara yang akan menjadi partner dari kelom-pok yang melakukan
perjanjian, yang diwakili oleh badan pemegang sertifikat musyarakah
sebagaimana cara yang sama pada perusahaan saham gabungan.
3. Sukuk Ijarah
Sukuk ijarah adalah sekuritas yang mewakilikepemilikan aset yang
keberadaannya jelas dan diketahui, yang melekat pada suatu kontrak sewa beli
(lease), sewa dimana pembayaran return pada pemegang sukuk. Berkat
fleksibilitas pada aturan ijarah, pelaksanaan sekuritasi kontrak ijarah
merupakan factor kunci dalam mengatasi masalah-masalah menajemen
likuiditas dan untuk pembiyaan kebutuhan-kebutuhan sector public di Negara-
negara berkembang.Pembayaran dari sewa ijarah dapat tidak berhubungan
dengan periode pengambilan manfaatoleh penyewa.hal ini bisa dibuat sebelum
memulai periode sewa beli, selama periode atau setelah periode sesuai
keputusan yang saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat.13
4. Sukuk Istisna'
Istisna‟ adalah perjanjian konrak untuk barang-barang industri yang
memperbolehkan pembayaran tunai dn pengiriman di masa depan atau
pembayaran di masa depan dan pengiriman di masa depan dari barang-barang
yang dibuat berdasarkan kontrak tertentu. Hal ini dapat digunakan untuk
menghasilkan fasilitas pembiayaan pembuatan atau pembangunan rumah,
pabrik, proyek, jembatan, jalan, dan jalan tol. Disamping kontrak istisna‟yag
paralel dengan sub kontraktor, bank-bank islam dapat melakukan pembangnan
aset tertentu dan menjualnya untuk harga yang ditunda, dan melakukan
subkontrak pemangunan aktual kepada perusahaan khusus.
Pada istisna‟, kepemilikan penuh dari bagian yang dibangun segera
dipindahkan kepada pembeli dengan harga jual yang ditunda yang secara

13
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution,(investasi pada pasar modal syariah), kencana prenada media
group jln. Tambra raya no.23 rawamangun-jakarta 13220.hlm. 144-145.

11
normal tidak hanya menutupi biaya pembangunan tetapi juga keuntungan yang
dapat disahkan, termasuk hal-hal lain, biaya pengikatan dana untuk jangka
waktu periode pembayaran kembali. Pembayaran harga yang ditunda
dapatdidokumentasikan dalam form sukuk (sertifikat dalam bentuk utang)
yang dikenal sebagai sukuk istisna‟.
5. Sekuritas / Sukuk Salam
Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga di muka, yang dibuat untuk
barang-barang yang dikirim kemudian.Tidak diperbolehkan menjual
komoditas yang diurus sebelum menerimanya. Untuk itu, penerima tidak boleh
menjual kembali komoditas salam sebelum menrimanya. Akan tetapi ia boleh
menjual kembali komoditas tersebut dengan kontrak yang lain yang paralel
dengan kontrak pertama. Dalam kasus ini, kontrak pertama dan kedua harus
independen satu sama lain. Spesifikasi dari barang dan jadwal pengiriman dari
kedua kontrak harus sesuai satu sama lain, tetapi kedua kontrak dapat
dilakukan secara independen.
Kemungkinan untuk memiliki sertifikat salam yang diperjual belikan belum
dapat diputuskan. Sejauh ini, para pakar cenderung belum dapat menerimanya.
Diperlukan analisis tentang penjualan kembali barang yang dibeli dengan
meggunakan salamsebelum dimiliki oleh pembeli pertama, khususnya pada
situsi di man ia arus memelihara persediaan dari barang tersebut.14
Selain berjangka pendek, sukuk salamjuga memiliki karakteristik khusus lain.
Berkaitan dengan fakta bahwa sukuk menghasilkan kalim finansial murni dan
terputus dari resiko/pengembalian underlingasset, syariah memperlakukannya
sebagai sekuritas utang murni, yang tidak dapat diperdagangkan di pasar
sekunder baik dengan harga diskon atau premium. Sebab, jika tidak demikian,
akan muncul mekanisme riba atau bunga dalam transaksi tersebut. Fitur ini
amat mempengaruhi tranferabilitas dan negosialitas sertifikat ini di pasar
sekunder.Akibatnya, investor tidak punya pilihan selain memegang sukuk
salam sesuai masa jatuh tempo serifikat tersebut. 15
6. Sukuk Murabahah

14
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution,(investasi pada pasar modal syariah), kencana prenada media
group jln. Tambra raya no.23 rawamangun-jakarta 13220.hlm. 145-148.
15
Zamir iqbal dan Abbas Mirakhor.(pengantar keuangan islam),.kencana prenada media group., hlm 233-234.

12
“Surat Berharga” yang mewakili obligasi moneter, yang dikeluarkan untuk
transaksi penjualan kredit oleh bank, tidak dapat menciptakan instrumen yang
dapat diperjual belikan. Sementara tagihan murabahahtidak dapat mengambil
return tertentu, perjanjian mereka juga harus berdasarkan nilai yang
tercantum. Sukuk murabahah lebih memungkinkan digunakan untuk hal yang
berhubungan dengan pembelian barang atau sektor publik.
7. Sukuk Partopolio Gabungan
Bank dapat membuat sekuritas gabungan dari kontrak musyarakah, ijarah dan
beberapa murabahah, salam istisna‟, dan ju‟alah (kontrak untuk melaksanakan
tugas tetentu dengan menetapkan pembayaran pada periode tertentu). Return /
resiko pada sekuritas tersebut akan bergantung pada gabungan kontrak yang
dipilih.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan keilmuan pada masa ini mengharuskan kita untuk selalu
memperbaharui sistem. Kegigihan penerus bangsa yang di monitori oleh semakin
canggihnya teknologi mengharuskan kita untuk terus berupaya untuk berinovasi dan
mengikuti perkembangan sistem. Sukuk (jamak dari kata sak) secara luas digunakan
oleh masyarakat muslim di era pertengahan sebagai surat berharga yang merupakan
obligasi keuangan yang berasal dari perdagangan atau kegiatan lainnya.
Bagimanapun, struktur sukuk saat ini berbeda dari sukuk yang mula-mula digunakan
dan mirip dengan konsep sekuritisasi konvensional;suatu proses dimana kepemilikan
asset-aset utama dipindahkan kepada sejumlah besar investor melalui surat berharga
yang umumnya diketahui sebagai surat, sertifikat, sukuk, atau instrument lain yang
menggambarkan proporsi nilai dari set yang relevan.
Adapun salah satu perbedaan antara obligasi dengan sukuk, obligasi merupakan
surat berharga yang berupa pernyataan utang dan penerbit kepada investor sedangkan
sukuk merupakan surat berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah
mereprosentasikan kepemilikan investor atas aset yang menjadi dasar penerbitan
sukuk (underlying). Sedangkan jenis-jenis sukuk yaitu sebagai berikut; Sukuk
Mudharabah, Sukuk Musyarakah, Sukuk Ijarah, Sukuk Istisna', Sekuritas / Sukuk
Salam, Sukuk Murabahah, Sukuk Partopolio Gabungan.
B. Saran
Demikian makalah Sukuk Perspektif Manajemen Keuangan Syariah yang ditulis
oleh penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah yang
diampu oleh Ibu Uly Mabruroh Halida, M.E. Penulis meyadari bahwa dalam makalah
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan masukan yang membangun
sangat diharapkan oleh penulis dalam rangaka penyempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hapil Hanapi, “Penerapan Sukuk Dan Obligasi Syariah Di Indonesia”, Jurnal Ilmu
Akuntansi dan Bisnis Syariah Vol. I No. 02 (Juli 2019).

Maula Nasrifah, “Sukuk (Obligasi Syariah) Dalam Perspektif Keuangan Islam”, Jurnal
Asy-Syari‟ah Vol. 5 No. 2, (Juni 2019).

Dewan Syariah Nasional MUI, “Obligasi Syariah”

http://www.google.co.id./m. republika.co.id. diakses 14 November 2021 pada jam 18.40


WIB.

Nazaruddin Abdul WahidI, sukuk:memahami dan membedah obligasi pada perbankan


syariah, AR-RUZZ MEDIA jl. Anggrek126 sambilegi, manguwoharjodepok, sleman,
(Yogyakarta).

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution,(investasi pada pasar modal syariah).

Zamir iqbal dan Abbas Mirakhor.(pengantar keuangan islam),.kencana prenada media


group.

15

Anda mungkin juga menyukai