Anda di halaman 1dari 3

KONSOLIDASI DENGAN AKUISISI MELEBIHI NILAI TERCATAT EKUITAS

   
KARAKTERISTIK KONSOLIDASI DENGAN AKUISISI MELEBIHI NILAI
TERCATAT

1. Prosedur Konsolidasi
Pada praktiknya, transaksi akuisisi suatu perusahaan oleh perusahaan lain sebesar nilai
buku sangatlah jarang dilakukan. Perusahaan pengakuisisi (investor) biasanya akan
melakukan uji kelayakan (due diligence) atas bisnis yang akan diakuisisi. Hasil akurat dari
uji kelayakan tersebut dapat menunjukkan apakah bisnis yang akan diakuisisi memiliki
nilai lebih atau lebih rendah dari nilai bukunya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses penilaian kelayakan bisnis saat proses kombinasi bisnis antara lain prospek bisnis
perusahaan yang akan diakuisisi terutama dalam menciptakan penghasilan tambahan bagi
perusahaan pengakuisisi, kondisi industri secara umum, nilai strategis bisnis, kualitas
manajemen, dan tentunya nilai wajar dari asset maupun liabilitas yang dilaporkan oleh
perusahaan yang akan diakuisisi.

2. Diferensial
Berdasarkan PSAK 22 (Revisi 2010), diferensial harus dialokasikan pada asset
teridentifikasi yang diperoleh dan/atau liabilitas yang diambil alih yang dianggap
menyebabkan nilai wajar dari entitas anak yang dikonsolidasikan melebihi nilai bukunya
atau dialokasikan sebagai goodwill.

ASET TERIDENTIFIKASI DAN LIABILITAS DIAMBIL ALIH

Menurut PSAK 22 (2010) asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil
alih haruslah memenuhi definisi asset dan liabilitas menurut kerangka dasar penyusunan
penyajian laporan keuangan pada tanggal akuisisi serta merupakan bagian yang dipertukarkan
dalam proses akuisisi. Selain itu, PSAK 22 (2010) juga menyatakan bahwa dimungkinkan
untuk memunculkan suatu asset atau liabilitas baru yang sebelumnya tidak diakui oleh pihak
yang diakuisisi.
Pengklasifikasian dan penentuan asset teridentifikasi dan liabilitas yang diambil alih
perlu didasarkan pada hal-hal seperti:
1) persyaratan kontraktual,
2) kondisi ekonomi,
3) kebijakan operasional dan akuntansinya, serta
4) kondisi terkait lainnya yang ada pada tanggal terjadinya akuisisi.

Perusahaan yang melakukan akuisisi mengukur asset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi, kecuali untuk
komponen-komponen berikut ini: liabilitas kontijensi, pajak penghasilan (PSAK 46), imbalan
kerja (PSAK 24), asset idemnifikasi, hak yang diperoleh kembali atas asset tak berwujud,
pembayaran berbasis saham (PSAK 53), dan asset tersedia untuk dijual (PSAK 58).
 Goodwill
PSAK 22 (2010) mendefinisikan goodwill sebagai selisih antara nilai agregat dari (1)
imbalan yang dialihkan, (2) jumlah kepentingan nonpengendali, (3) nilai wajar kepentingan
ekuitas yang sebelumnya diakuisisi jika kombinasi bisnis dilakukan bertahap, dan jumlah
neto dari asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Dapat dikatakan
pula bahwa goodwill mencerminkan pandangan investor (pihak pengakuisisi) atas potensi
atau nilai lebih yang dimiliki investee (pihak diakuisisi) sehingga pihak pengakuisisi mau
membayar lebih atas nilai bersih asset yang dimiliki pihak diakuisisi.
         jika suatu kombinasi bisnis memunculkan pengakuan
terhadap goodwill,maka goodwill yang diakui merupakan subjek pengujian penurunan nilai
sesuai PSAK 48 dan tidak dapat diamortisasi. Penurunan nilai goodwill terjadi ketika nilai
tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan nilai yang dapat diperoleh kembali(recoverable
amount), yakni nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai
pakai atau hasil investasi di masa mendatang.

 Pembelian dengan Diskon


Selain melakukan pembelian yang dapat menyebabkan terjadinya goodwill, dapat juga
terjadi akuisisi dengan konsiderasi nilai wajar yang ditukarkan oleh investor lebih rendah
dibandingkan nilai wajar dari seluruh asset bersih yang dimiliki investee. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa saat dilakukan akuisisi terdapat “goodwill negative” , pembelian
yang dilakukan investor atas investee terjadi pada harga diskon (bargain
purchase). Pembelian dengan diskon mungkin terjadi , misalnya dalam kondisi penjualan
yang dilakukan dengan terpaksa.
PSAK 22 (revisi 2010) mengindikasikan bahwa investor (pengakuisisi) harus
mengakui keuntungan yang dihasilkan dari pembelian dengan diskon ini melalui laba atau
rugi pada tanggal akuisisi.Namun sebelum mengakui keuntungan tersebut, perlu dipastikan
apakah investor telah mengidentifikasi secara tepat dan menyeluruh asset yang diperoleh
maupun liabilitas yang diambil alih dari pihak yang diakuisisi.

AKUISISI DENGAN KEPEMILIKAN PENUH

1. Konsolidasi Sesaat Setelah Akuisisi


Sebagai ilustrasi konsolidasi atas akuisisi dengan kepemilikan penuh untuk kombinasi
bisnis yang dilakukan di atas nilai tercatat.

2. Konsolidasi pada Periode Setelah Akuisisi


Untuk periode setelah terjadinya akuisisi atas akuisisi yang dilakukan di atas nilai
tercatat, tidak terdapat perbedaan mendasar dibandingkan konsolidasi ketika akuisisi
dilakukan pada nilai tercatat.

3. Konsolidasi pada Periode Setelah Terjadinya Akuisisi


Pada periode setelah periode terjadinya akuisisi, beberapa hal harus diperhatikan
ketika menyiapkan laporan keuangan konsolidasian untuk entitas anak yang diakuisisi
tidak pada nilai tercatatnya.Karena pada pengakuisisian yang tidak dilakukan pada
nilai tercatatat menimbulkan diferensial yang perlu dialokasikan terhadap aset
diperoleh atau liabilitas diambil alih, atau bahkan goodwill.Maka, entitas induk perlu
memastikan bahwa diferensial tersebut telah diukur secara tepat.PSAK 22 (2010)
mensyaratkan entitas untuk mengukur dan mencatat aset yang diperoleh maupun
liabilitas yang diambil alih telah sesuai standar terkait untuk akunakun tersebut.

Misalkan diferensial diaolkasikan terhadap aset tetap yang diukur


menggunakan metode biaya historis, maka perusahaan perlu memastikan apalah
penyusutan yang dicatat telah sesuai atau membutuhkan tambahan(pengurangan)
penyusutan untuk tujuan konsolidasian. Bila diferensial kemudian disebabkan karena
munculnya goodwill, maka sesuai PSAK 22 (Revisi 2010), entitas perlu melakukan
pengujian penurunan nilai (impairment) setiap periode pelaporan.

AKUISISI DENGAN KEPEMILIKAN SEBAGIAN

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian tidak pada nilai tercatat


kepemilikan sebagian, hal yang perlu diperhatikan adalah keberadaan kepentingan
nonpengendali.Karena keberadaan kepentingan nonpengendali, PSAK 65 (Revisi 2014)
mensyaratkan entitas induk untuk menyajikan secara terpisah bagian dari kepentingan
nonpengendali pada ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.Hal ini
dimaksudkan untuk menunjukkan kepada pengguna laporan keuangan seberapa besar
bagian dari asset bersih yang dimiliki entitas anak yang tidak dikuasai oleh entitas induk.
Dalam hal ini yang di atribusikan kepada kepentingan nonpengendali termasuk bagian
laba rugi dan setiap komponen yang diakui sebagai bagian penghasilan komprehensif lain.

   ISU LAIN SEPUTAR KONSOLIDASIAN

Biaya Transaksi Terkait Akuisisi

Biaya transaksi yang terkait proses pengakuisisian suatu perusahaan sangat besar
kemungkinannya untuk dikeluarkan oleh pihak pengakuisisi. Biaya transaksi terkait
akuisisi dapat berupa biaya makelar, biaya hukum dan konsultasi, biaya terkait
akuntansi, biaya penilaian dan jasa professional lainnya, biaya administrasi umum,
serta biaya pendaftaran maupun penerbitan efek jika pengakuisisian menggunakan
instrument utang atau ekuitas. Menurut PSAK 22, seluruh biaya transaksi terkait
akuisisi harus dibebankan pada periode ketika biaya tersebut terjadi atau jasa diterima
kecuali biaya untuk menerbitkan efek baik berupa utang atau ekuitas yang
perlakuannya mengikuti PSAK 55 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai